PROTEIN
• Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya
dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis
besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan
struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular.
Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu ;
1. Secara kualitatif terdiri atas ; reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-
Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi.
2. Secara kuantitatif terdiri dari ; metode Kjeldahl, metode titrasi
formol, metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), dan
metode spektrofotometri UV
(Sudarmadji, 1989).
Analisa Kualitatif
• 1. Reaksi Xantoprotein
• Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam
larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah
nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi
ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan
triptofan.
Reaksi Hopkins-Cole
• 5. Reaksi Sakaguchi
• Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini
memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang
mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.
• 6. Metode Biuret
• Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen
teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan
berubah menjadi (NH4)SO4. Untuk mempercepat proses destruksi
sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4 dan HgO.
b. Tahap Destilasi
(Sudarmadji, 1989).
5. Metode Dumas
• Pada metode ini sampel dioksidasi pada suhu sangat tinggi (700-
900°C). Hasil oksidasi menghasilkan gas O2, N2 dan CO2. Gas nitrogen
yang dilepaskan dikuantitasi menggunakan kromatografi gas dengan
detektor konduktivitas termal (Thermal Detector Conductivity/TDC)
kemudian jumlah nitrogen yang diperoleh dikonversi. Jumlah nitrogen
dalam sampel sebanding dengan kadar proteinnya.
• Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan zat kimia
berbahaya, analisis dapat diselesaikan dalam waktu 3 menit,
instrumen otomatis terbaru dapat menganalisis 150 sampel secara
bersamaan. Adapun kekurangan metode ini adalah membutuhkan
instrumen analisis yang mahal, mengukur total nitrogen, bukan hanya
mengukur nitrogen yang berasal dari protein (Sudarmadji, 1989).