Skor Nilai :
EPIDERMIS
Dosen Pengampu :
Dra. Cicik Suriani, M.Si
OLEH : KELOMPOK 6
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kelompok 6 dapat menyelesaikan Critical Book Report ini sebagai tugas mata kuliah
anatomi tumbuhan . Serta terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata
kuliah anatomi tumbuhan , terima kasih kepada Ibu Dosen Pengampu yang telah mencurahkan
ilmunya pada kelas C Pendidikan Biologi 2018.
Dalam memenuhi tugas ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang
mungkin tidak penulis sadari secara langsung. Maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat diharapkan sebagai bentuk perubahan yang lebih baik kepada
kelompok 6.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi mahasiswa di
perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang bukan hanya
membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi mahasiswa juga diharapkan
mampu untuk menambah wawasan dan kajian keilmuannya dari buku yang di kritiknya.
Berangkat dari hal tersebut, dalam Critical Book Report ini berisi mengenai hasil rangkuman,
kritik, kelemahan dan kelebihan buku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ciri – ciri jaringan meristem?
2. Apa itu teori histogen hanstein ,teori haberlandt teori tunika korpus Schmidt ?
3. Apa klasifikasi meristem ?
C.Tujuan
IDENTITAS BUKU
Buku 1
ISBN :
Jumlah Halaman :
Buku 2
Edisi :1
ISBN :
Jumlah Halaman :
BAB III
RINGKASAN BUKU
Buku 1
MERISTEM
Wetmore, 1954, 1956; Steward, 1970; Sachs, 19 Dalam tahap-tahap awal perkembangan
embrio, semua sel mengalami pembelahan, tetapi dengan pertumbuhan dan perkembangan
pembelahan sel selanjutnya dan penggandaan menjadi terbatas pada bagian-bagian khusus dari
tanaman yang memperlihatkan diferensiasi yang sangat sedikit dan di mana jaringan tetap
embrionik karakter dan sel mempertahankan kemampuan untuk membelah. Jaringan embrionik
ini dalam tubuh tanaman dewasa disebut meristem. Pembelahan sel juga dapat terjadi pada
jaringan selain meristem, misalnya di korteks batang dan pada anak muda, mengembangkan
jaringan pembuluh darah.
A. KLASIFIKASI MERISTEM
Klasifikasi meristem dibuat atas dasar berbagai kriteria - posisi mereka dalam tubuh plas, asal-
usulnya dan jaringan yang mereka hasilkan, strukturnya, tahap perkembangannya dan fungsinya.
Menurut posisi meristem dalam tubuh tumbuhan, mereka mengetik: (a) meristem apikal, yang
ditemukan dalam apeks pucuk utama dan lateral dan akar i meristem interkarial, yang ditemukan
di antara jaringan dewasa, seperti, misalnya, di dasar ruas rumput; (c) meristem lateral, yang
terletak sejajar dengan keliling organ tempat mereka ditemukan, seperti, misalnya kambium
vaskular dan felogen. Merupakan kebiasaan untuk membedakan antara priner dan meristem
sekunder - suatu klasifikasi yang merupakan asal mula dari meristem. Dengan demikian,
meristem primer adalah mereka yang sel-selnya mengembangkan direc dari sel-sel embrionik
dan karenanya merupakan kelanjutan yang diresepkan dari embrio, sementara batang-batang
sekunder adalah yang berkembang dari tisus matang yang telah mengalami diferensiasi.
Sel meristematik biasanya berdinding tipis, lebih baik bentuk isodiametrik daripada sel
jaringan dewasa, dan relatif lebih kaya dalam protoplasma. Namun tidak mungkin untuk
menemukan kriteria morfologi gencral dimana meristematik dapat dibedakan dari sel dewasa
yang tidak terspesifikasi. Biasanya protoplas sel meristematik tidak memiliki bahan cadangan
dan kristal, dan plastid berada pada tahap proplastid. Akan tetapi, proto-plasis phellogen,
meristem sekunder, dapat mengandung benda-benda ini. Di sebagian besar sel tanaman saya
berasal dari sejumlah besar tanaman, dan terutama di antara angiospermae, vakuola sangat kecil,
tidak jelas, dan tersebar di seluruh protoplas. Namun, pada pteridofit dan spermatofit mary,
setidaknya beberapa sel meristem apikal mengandung vakuola yang mencolok. Sel-sel kambium
vaskular juga sangat vakuolat (Bailey, 1930). Secara umum, adalah mungkin untuk menyatakan
bahwa semakin besar meristematik bahkan jika itu adalah sel awal atau yang dekat dengan
inisial, semakin besar derajat vakuolisasi.
Meristem sekunder, mis. kambium dan phellogen, adalah jaringan homogen di mana
tahapan yang berbeda tidak dapat dibedakan secara morfologis. Namun, dalam meristem primer,
berbagai daerah yang berbeda, berbagai tahap diferensiasi dapat dibedakan. Dalam meristem
apikal primer kita membedakan promeristem dan zona meristematik di bawahnya di mana
kelompok sel telah mengalami derajat diferensiasi tertentu. Promeristem terdiri dari inisial apikal
bersama-sama dengan sel-sel yang berasal dari mereka dan masih dekat dengan inisial.
1. APICAL MERISTEM
Pada abad ke 19 pekerja penelitian terutama berurusan dengan masalah jumlah inisial dalam
apeks dan penentuan jaringan yang berasal dari mereka.Jadi, teori Histogen Hanstein (1868) dan
teori sel apikal Nägeli ( 1878) dikembangkan.Penelitian modern tentang penawaran
spermatophytes, di samping masalah inisial, juga dengan pemberian sitotologis dari puncak ke
zona dan kegiatan sel-sel dari berbagai zona
2. MERISTEM INTERCALER
Pertumbuhan ekstensi disebabkan oleh meristem primer. Pemanjangan sumbu tunas dapat
disebabkan oleh aktivitas meristematik yang seragam dalam ruas atau dapat terjadi sebagai
gelombang pertumbuhan yang memanjang secara progresif dari pangkal simpul dalam arah
acropetal, seperti, misalnya, pada Helianthus annus.
BUKU 2
Pada perkembangan awal dari embrio ,semua sel membelah . namun ,pada pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya , pembelahan serta penggandaan sel terjadi hanya beberapa bagian
khusus pada tumbuhan yakni ditempat jaringan yang bersifat embrionik dan pada sel tetap
mempertahankan kemampuan untuk membelah .Jaringan embrionik dalam tumbuhan semacam
ini dinamakan meristem. Proses terjadi perbedaan morfologi serta fisiologi sel jaringan disebut
deferensiasi .
A. Klasifikasi meristem
Klasifikasi meristem dibuat berdasarkan beberapa ciri ,yakni menurut tempatnya dalam
tumbuhan ,asalnya , jaringan yang dihasilkannya ,strukturnya ,stadium perkembangannya dan
fungsinya.Menurut tempatnya dalam tumbuhan dikenal a.meristem apikal yang terdapat pada
ujung batang dan ujung akar ,b.meristem interkalar yang terdapat di antara jaringan dewasa
seperti misalnya pangkal ruas batang rumput rumputan . c.meristem lateral yang terdapat sejajar
dengan keliling organ tempat jaringan ini misalnya kambium pembukuh dan kambium gabus.
Menurut asalnya ,dibedakan meristem primer dan meristem sekunder . meristem primer adalah
meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik dan sebab itu merupakan
kesinambungan kegiatan embrio itu. Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari
jaringan yang telah mengalami deferensiasi .
Meristem seperti kambium pembuluh serta felogen ( kambium gabus) adalah jaringan homogen
dan didalamnya tidak dikenali adanya tahapan .Dalam meristem apikal dibedakan promeristem
dari daerah meristematik dibawahnya ,tempat sel mengalami deferensiasi taraf tertentu . Daerah
meristematik dibawahnya yang selnya telah separuh terdeferensiasi terdiri dari tiga meristem a.
Protoderm yang mengahsilkan epidermis ,prokambium yang membentuk jaringan pembuluh
primer ,dan meristem dasar yang membentuk jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkim
dan sklerenkim.
Dinding sel meristem biasanya tipis dan bentuk sel lebih isodiametrik dibanding dengan sel
dewasa serta jumah protoplasmanya lebih banyak. Biasanya protoplasmanya meristen tidak
memiliki cadangan makanan dan kristal sedang kan plastida masih dalam stadium
protoplastidanya . Dinding sel meristematik biasanya sangat tipis ,namun sel kambium pembuluh
amat tebal pada saat tertentu..
1. Meristem apikal
Sudah sejak tahun 1759 Wolff menyadari bahwa daun dan jaringan baru pada batang dibentuk
dibagian paling ujung dari batang yang merupakan titik tumbuh. Apeks pucuk yang menjelaskan
daerah awal pembentukan organisasi primer dalam pucuk ,yaitu tempat terjadinya proses tumbuh
yang terbatas pada ujung itu saja. Apeks pucuk yang sebenarnya adalah bagian yang terdapat
teoat diatas primordium daun yang paling muda .Bentuk meristem apeka pucuk ,dilihat dalam
penampang memanjang biasanya sedikit cembung.
Pada pteridophyta tedapat pada sebuah atau beberapa sel pemula yang dapat dibedakan dengan
mudah dari sel dikelilingnya ,disebut sel apeks . pada psilotales ,equisetum dan paku terdapat
satu sel apeks ,sel apeks membelah sedemikian rupa sehingga sel baru di bentuk disemua sisinya
kecuali permukaan luar nya .pada paku sel apeks berisi empaf namun oada salvinia dan azolla
hanya tiga sisi .sedangkan pada azolla dua sisi.
Pada tahun 1868 , Hanstein mengemukakan histogennya .Menurut teori itu dapat dibedakan 3
daerah apeks angiospermae daerah paling luar atau dermatogen ,daerah tengah atau sentral
disebut plerom .dan suatu daerah silindris diantara dermatogen dan plerom yang tebal nya
beberapa sel disebut periblem.Meristem sejak awal ditetapkan untuk menghasilkan jaringan
tertentu yakni epidermis yang berkembang dari dermatogen korteks serta sel didalam daun dari
periblem dan silinder pusat dari plerom.Pada tahun 1924 ,teori tunika korpus diajukan oleh
Schmidt .Menurut teori ini tak dapat dirunut hubungan yang tetap diantara pemula dalam
promeristem dengan jaringan meristem apeks yang letaknya lebih kedalam .Kedua daerah itu
dibedakan atas dasar arah bidang pembelahan selnya .Tunika terdiri dari lapisan terluar yang
menyelubungi kelompok sel dibawahnya yakni korpus .
d. Apeks reproduktif
Yang menghasilkan bunga dan brakte biasanya berkembang dari apeks vegetatif yakni
menghasilkan daun dan tunas vegetatif. Fungsi apeks vegetatif adalah mengahsilkan
pertumbuhan sumbu dalam arah panjang ,Sedangkan fungsi apeks reproduktif adalah
membentuk daerah meristematik yang lebih luas tempat perkembangannya berbagai bagian
bunga .
e. Apeks akar
Pada embrio buji hanya terlihat promeristem akar atau kadang kadang radikula embrionik
didasar hipokotil .Hanya setelah biji berkecambah dan akar primer berkembang dapat dilihat
organisasi sel dalam promeristem.pada beberapa pterydophita seperti equisetum seluruh akar
berkembang sebagai hasil pembelahan satu sel .pada beberapa paku lain seperti marattiaceae
terdapat sel pemula .
2. Meristem interkalar
Adalah turunan dari meristem apeks yang sewaktu tumbuhan tumbuh dipisahkan dari
apeks oleh daerah sel yang lebih dewasa. Pada yang memiliki meristem interkalar daerah
buku akan menjadi dewasa .
3. Meristem lateral
Kedalam Meristem lateral tercakup kambium pembuluh dan kambium gabus yang masing
masing menghasilkan jaringan pembuluh sekunder dan periderm.
f. Deferensiasi
Pada taraf sel ,deferensiasi siartikan sebagai perkembangan turunan meristen kedalam unsur
berbagai sistem jaringan tubuh tumbuhan dewasa. Pada saat deferensiasi jaringan
keanekaragaman histologis terjadi karena adanya perubahan dalam sifat sel dan karena
penyesuaian dalam hubungan antar sel.penambahan tebal dinding primer atau sekunder sering
mengahsilkan perbedaan besar diantara sel .sifat kimia sel berubah dengan adanya lignifikasi
,suberinasi ,dan silifikasi .perbedaan ukuran antara sel yang berdekatan dapat merupakan akibat
pembelahan yang tak sama .rambut akar sering berkembang dari sel yang merupakan sel anak
kecil diantara dua sel kecil anak.penambalan ukuran sel seragam ,namun sering ukuran satu sel
bertambah lebih banyak .
g. Penyebab deferensiasi
Pertumbuhan dan deferensiasi pada masa ontogeni perkembangan individu dikoordinasi dan
diatur dengan cara tertentu sehingga tumbuhan yang dihasilkan memperoleh bentuk sel.
Beberapa sel dapat terspesialisasi sehingga kemampuannya untuk tumbuh hilang .contohnya
adalah sel yang diwaktu dewasa kehilangan protoplasmanya .Adanya protoplas yang aktif tidak
menjamin bahwa suatu sel tidak akan mengalami perubahan ,meskipun untuk berubah memang
diperlukan kondisi dan rangsangan.
j. faktor deferensiasi internal
Faktor internal memodifikasi kemampuan sel sewaktu terdeferensiasi dan modifikasi dapat
diinduksi oleh sel yang berlokasi jauh dan dekat dari sel .baik rangsangan induktif atau maupun
diketahui dan efek internal sulit dipisahkan.
BAB IV
HASIL LITERASI
Teori Haberlandt
Meristem apikal dibagi menjadi 4 daerah, yaitu :
Promeristem
Daerah terujung, sel-selnya selalu membelah, membentuk meristem baru.
Protoderm
Terdiri dari beberapa lapis sel terluar di sebelah bawah promeristem, yang kelak akan
tumbuh menjadi epidermis dan sebagai korteks.
Prokambium
Beberapa lapis sel di sebelah dalam protoderm yang akan tumbuh
menjadi kambium pembentuk floem skunder dan xylem sekunder.
Meristem Dasar
Beberapa lapis sel paling dalam yang akan tumbuh menjadi stele.
c. Klasifikasi meristem berdasarkan :
Berdasarkan tempat atau lokasinya
o Meristem apical (meristem ujung) terdapat di ujung batang dan di ujung
akar.
o Iterkalar (meristem antara) terdapat di antara jaringan dewasa.
o lateral (meristem samping) terdapat di kambium dan kambium gabus.
Berdasarkan asal pembentukannya
o Promeristem merupakan jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan
masih berada dalam masa embrional.
o Primer merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio,
meristem primer terdapat di ujung batang, dan ujung akar.
o Sekunder merupakan meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang
telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Fanh ,A. 1982 .Plant Anatomy.Third edition. Oxford New York-Toronto –sydney-paris
prankrut :Pergamon press