Anda di halaman 1dari 18

MINI RISET

“Sistem Pencernaan : Pisces,Amphibia,Reptilian,Aves dan


Mamalia”

DOSEN PENGAMPU :

Dra.Meida Nugrahalia,M.Sc

DISUSUN OLEH :

JOHANNES SAHAT MARTUA SIHITE

4172141024

PENDIDIKAN BIOLOGI B 2017

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis masih
dapat membuat tugas Mini Riset (MR) ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
Sistem Pencernaan : Pisces,Amphibia,Reptilian,Aves dan Mamalia”. Adapun tugas ini dibuat
untuk memenuhi tugas Mini Riset (MR) mata kuliah Praktikum Struktur Hewan.

Penulis sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu penulis
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan
saran dalam tugas ini agar di lain waktu bisa membuat tugas dengan lebih baik lagi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis dan juga orang lain.

Medan, 30 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................ 2

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN

I.1 LatarBelakang......................................................................... 3

I.2 Rumusan masalah........................................................................ 3

I.3 Tujuan.................................................................................... 3

BAB II : DASAR TEORI

I.Dasar Teori Struktur Organ Pencernaan ..................................

BAB III : Metode

III.Metode .........................................................................................

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

IV.Hasil dan Pembahasan.................................................................

BAB V : KESIMPULAN

V.Kesimpulan .............................................................................

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mini Riset (MR) adalah tugas yang berisi deskripsi dan analisis tentang riset yang telah di
lakukan dalam paraktikum , kesimpulan yang terdiri dari satu per satu hasil praktikum.
Praktikum Struktur Hewan adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diterima oleh
mahasiswa dalam lingkup kependidikan Bidang Biologi.

Rasionalisasi pentingnya Mini Riset (MR) ini adalah sering kali kita bingung untuk
menuangkan hasil riset ,penelitian , ataupun hasil praktikum kita agar mudah di baca dan
pahami.Maka dari itu, makalah ini disajikan untuk mengetahui penyajian isi materi tentang
Struktur Hewan : Pencernaan Ruminansia dalam beberapa buku. Diharapkan Mini Riset (MR)
ini dapat dijadikan sebagai acuan yang tepat dan benar dalam bidang profesi keguruan dalam
lingkup Biologi.

Setiap makhluk hidup pasti memerlukan makan karena makanan merupakan sumber
energi pada makhluk hidup. Makhluk hidup memerlukan energi untuk mrlakukan aktifitas seperti
belajar, jalan, berbicara, tidur dan lain sebagainya. Sistem pencernaan setiap makhluk berbeda-
beda, pada manusia saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut,faring,esofagus, lambung,
usus halus dan usus besar. Saluran pencernaan perlu dijaga agar sistem pencernaan berjalan
dengan semestinya, menjaganya dengan makan secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang
berserat.
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang dapat
digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh tenaga atau
energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan
dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang
terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus dan
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya.
Agar makan itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai
pada sel-sel di seluruh tubuh Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran
cerna yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan yang
letaknya di luar saluran.

B. Rumusan Masalah

1.pengamatan perbedaan anatomi saluran organ pencernaan pada hewan :


Pisces,Amphibia,Reptilian,Aves dan Mamalia
2. Apa itu system pencernaan ?
3. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?
4. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
5. Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?

C. Tujuan
1. agar mahasiwa dapat memahami tentang Sistem pencernaan (digestive system)
2. agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perbedaan saluran organ pencernaan pada
hewan : Pisces,Amphibia,Reptilian,Aves dan Mamalia
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian

Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya
bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia
terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran
sisa - sisa makanan melalui anus. (Gibson John. 2003)

B. Proses Pencernaan

Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses


tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong oleh gigi
seri dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi
belum dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah menjadi sari
makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim pencernaan yang
dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap oleh
jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya dapat diserap
dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan tersebut
didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya. (Gibson John. 2003)
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti
berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi
di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses
pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi
hal-hal berikut. (Syaifuddin. 2012)
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

C. Alat Pencernaan

Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir
pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar
usus, hati, dan pankreas.

1. Rongga Mulut
Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: gigi,
lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami
pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.

a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat
di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham
belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher
gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-
beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris
dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang berbentuk seperti pahat
runcing berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang
lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi
merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin.
Sum-sum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut
gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi
taring, dan 8 gigi geraham.

b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap
yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.

c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah dalam rongga
mulut ada 3 pasang, yaitu:
Ø Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
Ø Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah
Ø Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga
melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Rangsang untuk
pembentukan saliva (air liur) adalah: adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium dan
memikirkan makanan. Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu pembentukan bolus
makanan dan berperan sebagai pelumas untuk mempermudah menelan. (Syaifuddin. 2012)
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana (
maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekeja
dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.
2. Tekak (pharynk)
Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan antara rongga hidung dengan
tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang
menuju tenggorokan disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu
proses menelan.

3. Kerongkongan (esophagus)
Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang panjangnya 25 cm,
dimulai dari farink sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Esophagus memiliki fungsi
sebagai pen ghantar makanan dari farynk ke lambung.
Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung,
jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong
makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak
peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam
lambung.

4. Lambung
Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga
perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat
( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan
dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian
ujung kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan keluarnya makanan
ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong.
Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung,
makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir ( musin ),
asam lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena
banyak mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama
makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang
berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan
protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin
menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain menghasilkan
enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin
berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya
dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar
menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.

5. Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk menetralkan
racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan penting pada
metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi oleh tubuh
dari usus, bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

6. Usus Halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar
25 mm dengan banyaklipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat
bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan saluran pankreas
masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula hepatopankreatika
atau ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh
hati. Getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat di bawah
lambung menghasilkan getah pankreas, getah pankreas menghasilkan enzim pencernaan seperti
amilase, tritsin, dan lipase

b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,


Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan secara
kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang dihasilkan
pankreas.

c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.


Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan diserap
oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut oleh kapiler
darah, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil (pembuluh getah
bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar bawah selangka.

Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju, lumeu usus.
Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan mengandung berbagai enzim misalnya
peptidase, maltase, sukrase, ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada
permukaan sel epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau di dalam
sel-sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek otonom, hormon sekretin, dan
kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari lambung. Isinya yang
cair digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Di samping gerakan peristaltik
ada juga gerakan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus
satu dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus duabelas jari (duodenum) melalui
saluran-saluran, empedu dan getah pangkreas (dari pangkreas). Empedu digunakan untuk
pencernaan lemak yang dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu
kerja lipase. Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang keluar dari lambung yang
asam menjadi netral. Garam empedu mengurangi ketegangan permukaan isi usus dan membantu
membentuk emulsi dari lemak yang dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai
macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang
berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung
enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada
dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali.
Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan
lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh
yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu,
tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah
rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu
tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam
proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak
dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu
berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein,
dan merangsang gerak peristaltik usus.

b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel
berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula
darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus
halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase membantu dalam
pemecahan pati.

c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah
usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1. Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
2. Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul
glukosa.
3. Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
4. Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam
amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus
halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan
ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air
penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam
villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan
glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui
sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam
empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke
dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat
gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke
dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke
dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat
diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

7. Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens,
kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi
massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir
akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia
coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di
pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan
adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu
rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum
dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini
semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Diare : feces encer karena adanya gangguan absorbsi air
2. Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar sehingga nmenimbulkan rasa
sakit pada perut .
3. Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi peradangan selaput perut
(peritonium).
4. Apendisitas : terjadinya peradangan appendiks (umbai cacing)
5. Kolik : timbulnya perasaan nyeri karena salah cerna
6. Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih sehingga bila kena
gesekan menimbulkan rasa nyeri.
BAB III
METODE
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran
pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya,
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu
pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses
kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir
pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar
usus, hati, dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh system pencernaan
adalah: diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.

DAFTAR PUSTAKA
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002
Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.

Gibson John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta : EGC
Pearce Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia
Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tambayong Jan. 2001. Anatomi & Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai