Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE BIOKIOMIA

METABOLISME LIPID

“Penggunaan Ektrak Minyak Biji Moringa oleifera Sebagai Obat Luka Luar”

Dosen Pengampu : Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si., Apt.

Disusun oleh:

NAMA : Novita Ruli Fransiska (4183141049)

KELAS : Biologi Dik B 2018

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahanNya Rekayasa Ide ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Rekayasa Ide ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Biokimia. Kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si., Apt..sebagai
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam
menyusun Rekayasa Ide ini.

Dan kami sadar Rekayasa Ide ini memiliki banyak kekurangan. Saya mohon kritik
dan sarannya terlebih dari dosen pengampu kami. Semoga Rekayasaide ini memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Medan, 10 April 2020

Novita Ruli Fransiska Marpaumg

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Tujuan..........................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................1
BAB II Originalitas Ide & Konteks Sosialnya....................................................2

BAB III Perangkat Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Inovasi...................4

BAB IV Ide Turunan Dan Konteks Sosialnya....................................................5

4.1 Peluang Keterwujudan.................................................................................5


4.2 Nilai-nilai Inovasi........................................................................................5
4.3 Perkiraan Dampak Sosial.............................................................................6
BAB V Kesimpulan & Saran................................................................................7

5.1 Kesimpulan .................................................................................................7


5.2 Saran............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan keanekaragamannya, baik itu suku,
bahasa, dan keanekaragman tumbuhannya.Banyak sekali tumbuhan yang ada di Indonesia
sepeerti tanaman kelor.
Tanaman kelor merupakan meruapakan tanaman yang banyak dijumpai diberbagai daerah
dan cenderung tanaman yang mudah tumbuh serta perawatannya tidak sulit. Banyak sekali
manfaat yang bisa dimanfaatkan dari tanaman ini, baik daun, kulit batang, buah sampai
kebijinya.
Pengobatan yang alami banyak sekali memanfaatkan tanaman yang sudah ada dialam,
dan salah satunya pada tanaman kelor.Biji pada tanaman kelor dimanfaatkan sebagai minyak
yang dapat membantu meringankan luka pada bagian luar.Minyak hasil ekstrak daun kelor
diyakini memiliki kandungan vitamin E yang bermanfaat menahan radikal bebas.
Dengan adanya peluang yang jelas, maka kelompok kami ingi mengajukan membuat ide
dengan judul “Pemanfaatan Minyak Biji Kelor Sebagai Obat Luka Luar ” yakni suatu
terobosan ide yang lebih memnafaatkan dari alam dan mengelolah SDA dengan baik.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa kandungan dari biji kelor sehingga dijadikan sebagai obat luka luar?
2. Bagaimana memanfatkan biji dari kelor menjadi minyak sebagai obat luka luar?

1.3 Tujuan Kegiatan

Memberikan ide agar bisa lebih memanfaatkan sumber daya alam yang ternyata memiliki
sejuta manfaat jika kita mengetahuinya dan pengolahannya dengan tepat salah satunya
temasuk biji dari tumbuhan kelor yang banyak dibuang-buang oleh masyarakat sekitar.

1.4 Manfaat Kegiatan

Dengan adanya ide ini, diharapakan bahwa bahan alam itu lebih baik dibandingkan
dengan bahan kimia yang tentunya memiliki biaya yang relatif sedikit.Diharapkan pula ide
ini bisa menjadikan peluang usaha bagi masyarakat sekita yang dilimgkungannyan bnyak
tumbuhan kelor dan tidak tau dalam pemanfaatnya.

1
BAB II

ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIALNYA

Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan pohon dengan ketinggian 7 – 11 meter


yang berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan.Di Indonesia sendiri tanaman
kelor dapat dijumpai hampir disemua daerah.Mayarakat Indonesia mengenal tanaman kelor
sebagai tanaman multiguna.Banyak masyarakat Indonesia memanfaatkan tanaman kelor
mulai dari daun hingga akarnya sebagai obat herbal dan juga bahan pangan. Namun
pemakaian obat – obatan herbal ini hanya terbatas akan kebutuhan kecil. Masyarakat
biasanya menggunakan tanaman kelor hanya saat dibutuhkan, sehingga banyak sumber daya
dari tamanan kelor yang tidak digunakan seperti buah dan biji keringnya, mengingat tanaman
kelor dapat berbunga sepanjang tahun.

Dunia sendiri mengenal kelor karena dapat menghasilkan minyak yang diekstrak dari
bijinya yang dikenal dengan Ben Oil.Ben oil telah dikenal sebagai bahan campuran dari
berbagai jenis kosmetik dan farfum dalam industri dunia.Dengan melimpahnya sumber daya
biji kelor, hal ini harusnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak nabati potensial untuk
pemakaian skala kecil maupun skala besar.

Biji kelor mengandung minyak sebesar 40 %.Minyak kelor mengandung asam lemak
sebesar 34.7 %. Asam lemak yang terdapat dalam biji kelor yaitu asam palmitat sebanyak 9.3
%, asam stearat sebanyak 7.4 %, asam behenat 8.6 %, dan asam oleat 65.7 %. Selain itu
dalam minyak biji kelor juga di temukan miristat dan lignoserat (Salimi, dkk, 2019).Dalam
sebuah penelitan juga disebutkan bahwa minyak biji kelor mengandung α −tokoferol atau
biasa disebut dengan Vitamin E (Fithriyah, 2013).

Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.Vitamin


E murni sangat membantu untuk penyembuhan luka dan pencegahan karena masuk di bawah
permukaan kulit untuk memblokir radikal bebas.Radikal bebas sangat berbahaya untuk
jaringan luka karena dapat mempersulit dan memperlambat penyembuhan.Vitamin E juga
membantu dalam produksi kolagen, yang memberikan elastisitas kulit yang tidak ada di
jaringan luka dan mempercepat regenerasi sel. Karena minyak biji kelor mengandung vitamin
E dengan kadar yang cukup besar, maka minyak biji kelor dapat dimanfaatkan sebagai obat
untuk luka luar.

2
Dalam konteks sosialnya, ide untuk membuat minyak nabati dari biji kelor sebagi
obat luka luar memiliki beberapa dampak baik, antara lain:

1. Biji dari tanaman kelor yang tadinya banyak terbuang karena hanya dipakai seperlunya,
dapat dimanfaatkan secara lebih optimal sehingga tidak menjadi limbah organik.
2. Pemakaian dari biji kelor dapat menjadi lebih efisien karena telah diekstrak menjadi
minyak dan dapat digunakan beberapa kali, juga dapat disimpan dalam kurun waktu
tertentu.
3. Membuat spesies dari tanaman kelor menjadi lebih dijaga, karena dianggap memiliki
manfaat yang lebih luas.
4. Dapat mengurangi pemakaian obat – obatan kimia untuk luka kecil dan bekas luka, namun
jika luka cenderung parah maka harus tetap konsultasi dengan dokter.
5. Dapat menjadi matapencaharian baru bagi masyarakat karena minyak biji kelor memiliki
pasar yang relatif luas.

3
BAB III

PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI

Dalam mengolah biji kelor menjadi minyak diperlukan beberapa langkah dan alat –
alat tertentu. Adapun langkah – langkah tersebut yaitu:

1. Biji kelor dipisahkan dari kulit buahnya. Biji kelor harus berasal dari buah yang sudah
kering. Hal ini dikarenakan kandungan air dalam biji cenderung lebih sedikit. Biji kelor
yang dapat digunakan mempunyai kulit luar bewarna hitam atau kecoklatan.
2. Biji kelor kemudian dioven pada suhu 120°C selama 2 jam. Menurut penelitian dari
Fithriyah (2013), pemanasan biji kelor pada suhu 120°C menghasilkan minyak yang lebih
sedikit namun lebih murni daripada pemanasan pada suhu 40°C dan 80°C, perbedaan suhu
pemanasan juga tidak memiliki dampak speifik terhadap kandungan lemak dan vitamin E
dalam minyak yang dihasilkan. Tujuan pemanasan ini adalah untuk menghilangkan sisa
air dari sampel biji kelor dan untuk memecahkan sel – sel sehingga memudahkan
pengeluaran minyak pada tahap berikutnya.
3. Selanjutnya biji kelor yang telah kering dipress menggunakan alat kempa hidrolit manual
untuk mengeluarkan minyaknya.
4. Minyak hasil pengepressan tersebut selanjutnya disaring menggunakan kertas saring agar
terbebas dari kotoran yang mungkin terikut.

4
BAB IV

IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

4.1 PELUANG KETERWUJUDAN


Menurut Saya peluang keterwujudan ide yang saya berikan sangat dapat membantu
dalam penyembuhan luka bakar, karena minyak biji kelor banyak mengandung vitamin E.
Vitamin E inilah yang akan sangat membantu dalam produksi kolagen, yang memberikan
elastisitas kulit yang tidak ada di jaringan luka dan mempercepat regenarasi sel sehingga
mempercepat penyembuhan luka bakar.Vitamin E yang terdapat pada minyak biji kelor juga
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas sangat
berbahaya karena dapat mempersulit dan memperlambat proses penyembuhan luka. Dengan
itu Vitamin E yang terdapat pada kandungan minyak kelor ini dapat menangkal radikal bebas
pada luka untuk mempercepat penyembuhan luka.Tanaman kelor juga banyak ditemukan
hampir disemua daerah di Indonesia sehingga dalam pembuatan minyak biji kelor untuk luka
bakar sangat muda didapatkan.

4.2 NILAI – NILAI INOVASI


Adapun hal – hal yang menjadi inovasi saya dalam membuat minyak biji kelor
sebagai obat luka luar yaitu :
 Biji dari tanaman kelor yang tadinya banyak terbuang karena hanya dipakai
seperlunya, dapat dimanfaatkan secara lebih optimal jika biji dari tanaman kelor
tersebut diolah sehingga memiliki nilai ekonomis dan fungsional. Dalam hal ini kami
berinovasi untuk mengolah biji tanaman kelor menjadi minyak sebagai obat luka luar.
 Pada biji kelor mengandung minyak sebesar 40 %. Minyak kelor mengandung asam
lemak sebesar 34.7 %. Asam lemak yang terdapat dalam biji kelor yaitu asam palmitat
sebanyak 9.3 %, asam stearat sebanyak 7.4 %, asam behenat 8.6 %, dan asam oleat
65.7 %. Selain itu dalam minyak biji kelor juga di temukan miristat dan lignoserat
(Salimi, dkk, 2019).Dalam sebuah penelitan juga disebutkan bahwa minyak biji kelor
mengandung α −tokoferol atau biasa disebut dengan Vitamin E (Fithriyah, 2013).
Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
Vitamin E murni sangat membantu untuk penyembuhan luka dan pencegahan karena
masuk di bawah permukaan kulit untuk memblokir radikal bebas.

5
Karena fungsi yang dimiliki biji kelor itulah maka biji kelor cocok untuk diajadikan
sebagai obat luka luar.

4.3 PERKIRAAN DAMPAK SOSIAL


Minyak yang akan kami gunakan berasal dari biji kelor yang tadinya banyak terbuang
karena hanya dipakai seperlunya. Penggunaan biji kelor tersebut tentunya memiliki beberapa
dampak sosial yaitu :
 Biji dari tanaman kelor yang tadinya banyak terbuang karena hanya dipakai
seperlunya, dapat dimanfaatkan secara lebih optimal jika biji dari tanaman kelor
tersebut diolah menjadi minyak sebagai obat luka luar.
 Penggunaan biji kelor sebagai bahan baku pada minyak ini berjumlah tidak sedikit
untuk produksi besar, maka hal ini dapat menguntungkan petani atau pembudidaya
untuk membudidayakan tanaman ini.
 Berkaitan dengan point kedua, Pembudidayaan tanaman kelor dapat menjadi salah
satu cara pelestarian tanaman kelor agar tidak mengalami kepunahan. Tidak hanya itu
pembudidayaan tanaman kelor juga dapat menjadi metapencaharian baru bagi petani
maupun masyarakat.
 Penggunaan minyak dari biji kelor ini juga dapat mengurangi penggunaan obat-obatan
kimia untuk mengobati luka luar yang ringan.
 Dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat yang ingin memproduksi minyak dari
biji kelor sebagai obat luka luar kemudian dijual dipasaran.

6
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan pohon dengan ketinggian 7 – 11 meter
yang berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan.Dunia sendiri mengenal
kelor karena dapat menghasilkan minyak yang diekstrak dari bijinya yang dikenal
dengan Ben Oil. Asam lemak yang terdapat dalam biji kelor yaitu asam palmitat ,
asam stearat, asam behenat, dan asam oleat. Selain itu dalam minyak biji kelor juga di
temukan miristat dan lignoserat (Salimi, dkk, 2019).Vitamin E berfungsi sebagai
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.Vitamin E murni sangat membantu
untuk penyembuhan luka dan pencegahan karena masuk di bawah permukaan kulit
untuk memblokir radikal bebas.Dalam mengolah biji kelor menjadi minyak
diperlukan beberapa langkah dan alat – alat tertentu.Hal ini dikarenakan kandungan
air dalam biji cenderung lebih sedikit. Radikal bebas sangat berbahaya karena dapat
mempersulit dan memperlambat proses penyembuhan luka. Dengan itu Vitamin E
yang terdapat pada kandungan minyak kelor ini dapat menangkal radikal bebas pada
luka untuk mempercepat penyembuhan luka.Biji dari tanaman kelor yang tadinya
banyak terbuang karena hanya dipakai seperlunya, dapat dimanfaatkan secara lebih
optimal jika biji dari tanaman kelor tersebut diolah sehingga memiliki nilai ekonomis
dan fungsional.
5.2 SARAN
Untuk pembuatan minyak biji kelor sebagai obat luka luar dibutuhkan alat-alat khusus
dan cara tertentu maka dari itu sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Dan
sebaiknya pemanfaataan biji kelor ini juga diiringi dengan merawat atau menanam
lagi tanamannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Salimi,Y, Netty, I,Yusni, I. 2019. Karakterisasi Asam Lemak Hasil Hidrolisis Pada Minyak
Biji Kelor (Moringa Oleifera) Dengan Metode Kromatografi Gas-Spektroskopi
Massa.Jamb.J.Chem. Vol.1(1). Hal.6-14.

Fithriyah, N. 2013.“Analisis α −tokofe rol (Vitamin E) pada Minyak Biji Kelor (Moringa
oleifera.Lam) Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi”.Skipsi.Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Farmasi, UIN Syarif Hidayatullaah, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai