JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Berkat dan
Anugerah Kasihnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas “Critical Journal Review” mata
kuliah Biologi molekuler yang membahas tentang “ Isolasi DNA Pada Hewan Eukariotik”.
Berkat bantuan dan dorongan dari Bapak dosen yang mengajar pada mata kuliah Biologi
molekuler , sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari bahwa baik isi maupun teknik penyajian tulisan masih jauh dari
sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberi
tanggapan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk meningkatkan mutu
penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga tugas makalah ini bermanfaan tuntuk kalangan
umum maupun pendidikan.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL.........................................................................3
A. Jurnal 1 ...................................................................................................................3
B. Jurnal 2....................................................................................................................
C. Jurnal 3....................................................................................................................11
D. Jurnal 4....................................................................................................................11
E. Jurnal 5....................................................................................................................11
F. Jurnal 6....................................................................................................................11
G. Jurnal 7....................................................................................................................11
H. Jurnal 8....................................................................................................................11
I. Jurnal 9....................................................................................................................11
J. Jurnal 10..................................................................................................................11
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................24
B. Saran ......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deoxyribonucleic acid atau DNA merupakan senyawa kimia yang paling penting
dalam makhluk hidup.DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik
makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Keseluruhan DNA dalam suatu sel
akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen yang fungsional maupun non-
fungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi gen danintergen (Suryo, 2004).
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk
mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat
pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya adalah DNA nukleus
berbentuk linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA
mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon.
Selain itu DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-
sifat yang berasal dari garis ibu. Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari
kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein
histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki protein
histon (Kirsman, 2010).
Pada sel eukariotik termasuk tanaman dan hewan bagian terbesar dari DNA berada
pada nukleus yaitu organel yang dipisahkan dari sitoplasma dengan membran. Nukleus terdiri
dari 90 % keseluruhan DNA seluler. Sisa DNA adalah organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Karena DNA terdapat pada nukleus, maka perlu adanya metode pelisisan sel
sampai pemanenan sel. Dimana metode tersebut merupakan bagian dari metode isolasi DNA
(Elrod, 2007).
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsipisolasi DNA
yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untukmemisahkan campuran
berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar
akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung
. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada
bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Rachmat, 2012).
B. Tujuan CJR
1). Mengetahui cara dan macam-macam teknik isolasi DNA pada hewan eukariotik.
2). Penyelesaian tugas CJR biologi molekuler.
3). Membahas isi dari 10 jurnal yang membahas teknik isolasi DNA pada hewan eukariotik.
4). Menguatkan pengetahuan tentang biologi molekuler khususnya teknik isolasi DNA pada
hewan eukariotik.
5).Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam Jurnal.
6). Meningkatkan atau melatih diri untuk berpikir kritis dan baik mencari informasi yang
diberikan pada jurnal, agar dapat menambah ilmu kita dalam melaporkan hasil bandingan
dari 10 Jurnal.
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
1.1 Tujuan
ISOLASI DNA TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp) DAN IKAN LELE (Clarias sp)
SEBAGAI KAJIAN DALAM BIOLOGI MOLEKULER ( JUNAL 1 )
Salah satu rangkaian teknik rekayasa genetika adalah isolasi DNA, yang melibatkan
suatu proses memindahkan DNA dari suatu organisme ke organisme lain dengan tujuan
tertentu. Melalui isolasi DNA kita dapat memeroleh DNA murni, yaitu tanpa protein maupun
RNA dari suatu sel dalam jaringan. DNA murni yang sudah diperoleh dapat digunakan sebagai
bahan pengayaan pokok bahasan sel yaitu DNA berada di sel tumbuhan maupun hewan,
sebagai kajian genetika bahwa gen merupakan bagian dari DNA (terdapat sebagai lokus-
lokus) yang berfungsi untuk mengontrol perkembangan fisik maupun perilaku dari setiap
mahluk hidup, sebagai kajian bioteknologi yang jika kita kaji lebih lanjut salah satu
kemanfaatannya yaitu sebagai tanaman transgenik.
AMPLIFIKASI DNA GEN MEAT TENDERNES PADA SAPI BALI (Bos sondaicus)
( JURNAL 10 )
Tujuan bagimanakah profil hasil amplifikasi DNA untuk komposisi karkas yang
diinginkan dan sifat kualitas daging pada sapi Bali. Profil hasil amplifikasi DNA pada meat
tenderness dijadikan sebagai langkah awal untuk analisis polimorfisme gen tersebut pada sapi
Bali.
1.2 Alat dan Bahan
ISOLASI DNA TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp) DAN IKAN LELE (Clarias sp)
SEBAGAI KAJIAN DALAM BIOLOGI MOLEKULER ( JUNAL 1 )
Sebanyak 5 gram daging ikan lele dicuci, larutan NACl 80% , mortar dan pistel, 2,5
ml aquadest, kertas saring atau kain bersih, beaker glass 250 ml, 2 ml laurutan (1 sendok
detergent + 1 sendok garam dalam 50 ml aquadest), dalam tabung reaksi, 2 ml ekstrak buah
papaya yang telah digerus (20 gram tanpa ditambah aquadest) dan 5 ml ethanol 96%.
AMPLIFIKASI DNA GEN MEAT TENDERNES PADA SAPI BALI (Bos sondaicus)
( JURNAL 10 )
Sebanyak 3 ml darah dicampur dengan 3 ml PBS pH 7,4 dan disentrifugasi dan
dimasukkan di atas larutan 3 ml ficoli histopaque 10077 (Sigma Diagnostic) dalam tabung
sentrifuse dan disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Lapisan
mononuklearnya dipipet menggunakan mikropipet. Sel yang diperoleh dicuci dua klai dalam
1 ml PBS dan disentrifuse sekalilagi dengan waktu dan kecepatan yang sama. Sel limfosit
yang telah dipiashkan ditambah 30 ul K buffer (20 ul PBS-Tween + 10 ul proteinase K 300
ug/ml). kemudian diinkubasi pada suhu 56 0C dan pada suhu 95 0Cselama 10 menit.
Ditambahkan ke dalamnya etanol : kloroform (1 : 24) dengan volume yang sama,
dihomogenkan dan dibiarkan sampai membentuk 3 lapisan. Lapisan teratas dalam (DNA)
dipipet dan ditambahkan satu kali volume etanol dingin, kemudian disentrifuse dan diambil
isolat DNA nya.
1.3 Prosedure Kerja
Prinsip dasar isolasi DNA umumnya terdiri atas perbanyakan atau kultivasi sel
sehingga diperoleh DNA dalam jumlah besar. Kultivasi sel kemudian diakhiri dengan panen
sel pada saat usia sel mencapat tingkat pembelahan tertinggi dan kepadatan sel terbesar.
Selanjutnya dilakukan pemecahan dinding sel dengan bantuan enzim. Pada saat itu,
dibutuhkan detergen untuk membantu lisis inti sel dan melepaskan DNA. Sel biasanya akan
lisis dalam larutan SDS yang mengandung sukrosa. Sukrosa dibutuhkan untuk meningkatkan
viskositas sel dan membantu mengeluarkan DNA. Setelah DNA diperoleh maka harus
dilindungi dari nuklease dan dibebaskan dari kontaminasi protein lain. Kontaminasi protein
akan menghambat reaksi enzimatik pada tahap manipulasi berikutnya. Aktivitas nuklease
akan dihambat oleh EDTA sedangkan degradasi protein akan dilakukan oleh Protease K.
Selanjutnya DNA akan dimurnikan menggunakan ekstraksi fenol dan dipresipitasi
menggunakan etanol. Penentuan kemurnian dan konsentrasi DNA dilakukan dengan cara
mengukur absorbansi DNA dengan spektrofotometer (OD) pada panjang gelombang 260 nm
dan OD 280 nm. Kemurnian DNA diperoleh dari rasio antara absorbansi pada OD260 dan
OD280. Kemurnian kurang dari 1.8 menunjukkan bahwa DNA telah terkontaminasi dengan
fenol dan protein. Nilai kemurnian diatas 1.8 menunjukkan DNA telah terkontaminasi RNA.
Kemurnian DNA dikatakan baik aoabila perbandingan absorbansi pada panjang gelombang
260 nm dibandingkan dengan panjang gelombang 280 nm adalah 1.8.
Konsentrasi DNA dihitung dengan rumus:
Konsentrasi DNA (g/ml) = Abs OD260 x 50 g/ml x pengenceran Konsentrasi DNA aktual
(g) = Konstr DNA (g/ml) x volume aktual (l) 100.
ISOLASI DNA TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp) DAN IKAN LELE (Clarias sp)
SEBAGAI KAJIAN DALAM BIOLOGI MOLEKULER ( JUNAL 1 )
Prosedur Kerja Isolasi DNA Ikan Lele
Sebanyak 5 gram daging ikan lele dicuci lalu direndam dalam larutan NACl 80%
selama 2 menit. Daging lele ditiriskan lalu direbus menggunakan mortar dan pistel dan
ditambahkan 2,5 ml aquadest. Ekstrak daging ikan lele disaring menggunakan kertas saring
atau kain bersih dan ditampung di beaker glass 250 ml. larutan hasil saringan ditambahkan 2
ml laurutan (1 sendok detergent + 1 sendok garam dalam 50 ml aquadest). Larutan
dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 2 ml ekstrak buah papaya yang
telah digerus (20 gram tanpa ditambah aquadest). Ditambahkan 5 ml ethanol 96% dingin
perlahan-lahan melewati dinding tabung reaksi. Diamati DNA yang terbentuk.
Data yang dihasilakn berupa gumpalan DNA yang berwana putih keruh yang berasal
dari atas permukaan larutan. Dimana akan terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan bawah filtrat,
tengah ethanol dan lapisang paling atas adalah gumpalan DNA. Data akan dianalisis secara
deskriptif isolasi DNA pada ikan lele.
PERBANDINGAN METODE ISOLASI DNA PADA PRODUK PERIKANAN SEGAR
DAN OLAHAN ( JURNAL 2 )
Prosedur Kerja Isolasi DNA Pada Produk Perikanan Segar Dan Olahan
Isolasi DNA sampel dengan metode CTAB
Isolasi DNA menggunakan metode CTAB mengacu pada metode Hseih et al. (2005)
menggunakan larutan CTAB 2% yang memiliki komposisi 100 mL Tris HCl 1M pH 8, 280
mL NaCl 5M, 40 mL asam etilenadiaminatetraasetat (EDTA) 0,5 M, 20 g CTAB, dan 1 L
akuades. Isolasi diawali dengan penimbangan masing-masing sampel sebanyak 0,1-0,5 g.
Sampel ditambah 500 μL larutan CTAB 2% dan 14 μL proteinase K, selanjutnya dilakukan
inkubasi pada suhu 55 °C selama 2 jam. Cairan kemudian disentrifugasi pada kecepatan
13.000 g selama 10 menit. Endapan yang diperoleh ditambahkan larutan PCI (fenol,
kloroform, isomilalkohol) sebanyak 500 μL. Campuran tersebut dihomogenisasi dan
disentrifugasi 13.000 g selama 5 menit. Langkah selanjutnya natan dibuang dan ditambahkan
400 μL larutan CIA (kloroform dan isoamil alkohol). Campuran tersebut dihomogenisasi dan
disentrifugasi dengan kecepatan 13.000 g selama 5 menit, kemudian natan dibuang dan
ditambahkan 400 μL larutan CIA. Campuran tersebut kembali dihomogenisasi dan
disentrifugasi 13.000 g selama 5 menit. Supernatan sebanyak 1,5 ml dipindahkan ke
microtube baru. Campuran tersebut ditambah 600 μL isopropanol lalu dipresipitasi semalam
pada suhu -4°C dan disentrifugasi 13.000 g selama 10 menit. Larutan isopropanol dibuang
dan ditambah 500 μL etanol 70% kemudian disentrifugasi 13.000 g selama 10 menit.
Supernatan yang dihasilkan dibuang. Pelet yang diperoleh dikeringkan selama 1 jam,
kemudian ditambahkan 100 μL buffer TE. Pelet DNA yang telah larut kemudian disimpan
sebagai DNA stok pada suhu -20 °C.
Isolasi DNA sampel dengan kit isolasi DNAzol® Genomic DNA Isolation Reagent
Proses isolasi DNA menggunakan kit komersial DNAzol® Genomic DNA Isolation
Reagent pada ikan segar dan produk olahan dimulai dengan menimbang 25 mg sampel
kemudian dipindahkan ke dalam microtube. Sampel tersebut ditambahkan 1 mL DNAzol
genomic. Suspensi selanjutnya diaduk sebanyak 10× di dalam microtube dan disimpan pada
suhu ruang selama 10 menit. Sampel disentrifugasi pada kecepatan 10.000 g selama 10 menit.
Supernatan yang diperoleh lalu dipindahkan ke dalam microtube baru. Supernatan
ditambahkan 0,5 mL etanol 100%, lalu diaduk dengan cara microtube dibolak-balik sebanyak
8 kali, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 3 menit. Apabila terbentuk serabut putih
(DNA) maka dilakukan penempelan DNA pada dinding microtube dengan tip, namun apabila
tidak terbentuk serabut putih (DNA) maka akan dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 5.000
g selama 5 menit, lalu supernatan dibuang. Campuran DNAzol dan etanol dengan rasio 7:3
ditambahkan sebanyak 1 mL, microtube dibolak-balik sebanyak 6 kali, dan selanjutnya
disentrifugasi pada kecepatan 1.000 g selama 2 menit. Supernatan kembali dibuang. Proses
mulai dari penambahan DNAzol dan etanol hingga pembuangan supernatan ini dilakukan
sebanyak 2 kali, kemudian DNA dilarutkan pada 300 µL 8 mM NaOH. Isolat DNA yang
diperoleh disimpan pada -20 o C untuk dianalisis lebih lanjut.
Isolasi DNA sampel dengan kit isolasi TIANamp Genomic DNA Kit (TianGen)
Isolasi DNA menggunakan kit komersial TIANamp Genomic DNA Kit, TianGen
diawali dengan menimbang sampel sebanyak 10- 25 mg diletakkan dalam microtube. Sampel
tersebut ditambahkan dengan 200 µL bufer GA dan 20 µL proteinase-K, kemudian
dihomogenisasi dengan vortex dan di-spin down. Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 56
°C selama 2 jam. Sampel kemudian ditambahkan dengan 200 µL bufer GB, lalu
dihomogenisasi dengan vortex dan di-spin down kemudian diinkubasi kembali pada suhu 70
°C selama 10 menit. Sampel selanjutnya ditambahkan dengan 200 µL etanol (96-100%),
kemudian dihomogenisasi dengan vortex dan di-spin down. Filtrat dipindahkan ke dalam spin
column dan disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 g selama 30 detik. Supernatan yang
dihasilkan dibuang kemudian ditambahkan 700 µL bufer PW dan disentrifugasi dengan
kecepatan 12.000 g selama 30 detik. Supernatan yang dihasilkan dibuang, kemudian
ditambahkan 500 µL bufer PW dan disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 g selama 30
detik, selanjutnya dilakukan pemindahan kolom ke microtube baru. Cairan tersebut kemudian
ditambahkan 100 µL bufer TE, lalu diinkubasi pada suhu 15-25 o C selama 2-5 menit dan
disentrifugasi 12.000 g selama 2 menit. Isolat DNA disimpan pada suhu -20 o C untuk
dianalisis lebih lanjut.
AMPLIFIKASI DNA GEN MEAT TENDERNES PADA SAPI BALI (Bos sondaicus)
( JURNAL 10 )
Prosedur Kerja Isolasi Dna Pada Gen Meat Tendernes Pada Sapi Bali (Bos Sondaicus)
*Isolasi dan Uji Kemurnian DNA DNA diisolasi dari sel limfosit darah (Robyt and White,
1987). Sebanyak 3 ml darah dicampur dengan 3 ml PBS pH 7,4 dan disentrifugasi dan
dimasukkan di atas larutan 3 ml ficoli histopaque 10077 (Sigma Diagnostic) dalam tabung
sentrifuse dan disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Lapisan
mononuklearnya dipipet menggunakan mikropipet. Sel yang diperoleh dicuci dua klai dalam
1 ml PBS dan disentrifuse sekalilagi dengan waktu dan kecepatan yang sama. Sel limfosit
yang telah dipiashkan ditambah 30 ul K buffer (20 ul PBS-Tween + 10 ul proteinase K 300
ug/ml). kemudian diinkubasi pada suhu 56 0C dan pada suhu 95 0Cselama 10 menit.
Ditambahkan ke dalamnya etanol : kloroform (1 : 24) dengan volume yang sama,
dihomogenkan dan dibiarkan sampai membentuk 3 lapisan. Lapisan teratas dalam (DNA)
dipipet dan ditambahkan satu kali volume etanol dingin, kemudian disentrifuse dan diambil
isolat DNA nya. Untuk menguji kemurnia DNA digunakan metode Fritsh. Sample isolate
DNA dipipet 10 ul, ditambah TE sampai 20 ml, dimasukkan dalam cuvet quart dan diukur
serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 260
nm dan 280 nm dan sebagai blanko digunakan TE.
*Amplifikasi DNA Pengambilan sampel sebagaimana yang telah dirancang sebelumnya
bertujuan untuk memilih marka yang polimorforfis diantara kelompok-kelompok ternak.
Untuk melacak gen pertumbuhan marka digunakan PCR (plimerase chain reaction). Dengan
menggunakan primer yang menggunakan kepada daerah promoter dan exons 9, fragmen
DNA dari gen pengendali meat tenderness diamplifikasi dari DNA genom yang diperoleh
dari 81 ekor sapi Bali dengan umur yang berbeda. Primer untuk gen pengendali gen
pengemdali meat tenderness yang digunakan berturut-turut sebanyak 2 buah (Casas et al.,
2005). Jumlah ini merupakan hasil screening yang telah dilakukan sebelumnya dari jumlah
sekitar 35 buah (Page et al., 2002). Empat macam SNP pada gen CAPN1 sapi (Gen Bank
accession AF 248054 dan AF252504) dianalisis untuk genotipnya. Marka CAOPN316
merupakan poimorfisme cystidin/guanosin (C/G) pada exon 9 dari gen yang menghasilkan
sustitusi asam amino (alel C mengkodekan alanin, dan G untuk glisin (Page et al., 2002).
Marka CAPN530 merupakan polimorfisme adenosine/guanosin (A/G) pada exon 14 dalam
gen yang menghasilkan subtitusi asam amino (kode alel A untuk isoleusin, alel G untuk
valin). Marka CAPN475 merupakan polimorfisme adenosine/cystidin yang terletak pada
interon /timidin (A/T) yang terdapat pada interon 1 dari gen (Page et al., 2004).
1.3 Hasil dan Pembahasan
1. Isolasi DNA menggunakan metode yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda
pada tingkat konsentrasi dan kemurnian isolat DNA. Isolat DNA yang diisolasi
menggunakan metode konvensional CTAB relatif murni, begitu pula dengan metode
kit The DNeasy Mericon Food (Qiagen) pada sampel crab stick dan metode kit
TianGen pada sampel steik tuna dan ikan segar (ikan cakalang dan nila). Isolat DNA
produk perikanan segar memiliki kandungan konsentrasi DNA yang lebih tinggi
dibandingkan dengan isolat DNA pada produk perikanan olahan.
2. Proses lisis yang baik dalam proses isolasi DNA hewan adalah dengan menggunakan
inkubasi selama overnight (12 jam) dengan suhu 55 derajat. Apabila mendadak, lisis
dapat dilakukan dengan inkubasi selama 2 jam dengan suhu 65 derajat. Penggerusan
dapat pula mempercepat dalam proses lisis akan tetapi hasil yang diperoleh tidak
maksimal. Inkubasi dengan suhu 80 derajat selama 10 menit dapat mempercepat
proses lisis akan tetapi akan merusak DNA sehingga DNA tidak muncul saat proses
elektroforesis.
3. Teknik isolasi DNA tradisional dapat dilakukan untuk mengisolasi DNA dari hati
meskipun tidak dapat dibuktikan secara meyakin bahwa DNA yang diisolasi itu murni
hanya berasal dari DNA inti ayam.
4. Primer terbaik hasil pengujian in silico digunakan pada proses amplifikasi, yakni
primer forward F1 (Euk-18SRG-F) dengan sekuen
5’CTGCCCTATCAACTTTCGATGGTA-3’ dan primer reverse R1 (Euk-18SRG-R)
dengan sekuen 5’TTGGATGTGGTAGCCGTTTCTCA-3’. Ukuran amplikon
diperoleh sekitar 100 pb dengan kondisi optimum amplifikasi sebagai berikut:
denaturasi awal pada 95°C selama 3 menit, dilanjutkan dengan 30 siklus amplifikasi
(denaturasi pada suhu 95°C selama 1 menit, annealing pada 55°C selama 1 menit dan
elongasi pada 72°C selama 2 menit), dan diakhiri dengan extension pada 72°C selama
5 menit.
4.2. Saran
Dalam mereview sebuah jurnal, kita harus membaca jurnal tersebut dengan teliti
terlebih dahulu agar kita dapat memahami apa yang dipaparkan di dalam jurnal tersebut dan
dapat mereview nya dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, N., Ayuningsih, E., Farajallah, D., & Pamungkas, J. (2009). Analisis Dna
Mikrosatelit Untuk Identifikasi Paternitas Pada Beruk (Macaca Nemestrina) Di
Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata Ipb. Jurnal Primatologi Indonesia, 6(2), 32–39.
Hariyadi, S., Narulita, E., & Rais, M. A. (2018). Perbandingan Metode Lisis Jaringan Hewan
dalam Proses Isolasi DNA Genom pada Organ Liver Tikus Putih ( Rattus norvegicus )
The Comparison Lysis Methods of Animal Tissue in Genomic DNA Isolation Process in
Liver Organ of White Rat ( Rattus Norvegicus ). Biology Education Conference, 15(1),
689–692.
Jessica, S., Larasati, H., Sabdono, A., & Sibero, M. T. (2021). Identifikasi Molekuler Kapang
Asosiasi Spons menggunakan Metode DNA Barcoding. Journal of Marine Research,
10(1), 48–54.
Lukistyowati, I., & Kurniasih, K. (2012). Pelacakan gen aerolysin dari Aeromonas
hydrophila pada ikan Mas yang diberi pakan ekstrak bawang putih. Jurnal Veteriner,
13(1), 43–50. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/2137
Mardiyyaningsih, A. N. (2013). Teknik Isolasi DNA Sel Hati Ayam Secara Tradisional.
Jurnal Pendidikan Matematika Dan IPA, 2(1), 23–28.
https://doi.org/10.26418/jpmipa.v2i1.2175
Prakoso, S. P., Wirajana, I. N., & Suarsa, I. W. (2017). AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN
18S rRNA PADA DNA METAGENOMIK MADU DENGAN TEKNIK PCR
(POLYMERASE CHAIN REACTION). Indonesian Journal of Legal and Forensic
Sciences (IJLFS), 7(3), 1. https://doi.org/10.24843/ijlfs.2017.v07.i01.p03
Setiaputri, A. A., Barokah, G. R., Arbajayanti, R. D., Fabella, N., Pertiwi, R. M., Nurilmala,
M., … Abdullah, A. (2020). Perbandingan Metode Isolasi DNA pada Produk Perikanan
Segar dan Olahan: Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 23(3), 447–458.
https://doi.org/10.17844/jphpi.v23i3.32314
Susilo, A., Soeparno, Hartatik, T., & Artama, W. T. (2012). Amplifikasi Dna Gen Meat
Tendernes Pada Sapi Bali. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak, 7(1), 19–23.
Tiara, S., Arziani, A., Siti, N., Aprilia, E., Retalia, S., Yunus, D., … Alkahfi, M. (2014).
Laporan Praktikum m . k Bioteknologi Akuakultur Isolasi dan Kuantifikasi RNA pada
organ usus ikan betok ( Anabas testudineus ) dengan menggunakan metode Isogen /
Genezol Material dan Prosedur Pembahasan, 1–4.