Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

“METABOLISME KARBOHIDRAT”

DOSEN PENGAMPU: Nanda Pratiwi S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1

KHARISMA DOLI SITINJAK (4193141015)


KUMARET RIZKY SILALAHI (4192441014)
MORI HAPOSAN SIMAMORA (4193341013)
WIDYA SARI (4193141011)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas dalam pembuatan critical book review sebagai pemenuhan tugas dalam
mengikuti perkuliahan mata kuliah biokimia.

Kami menyadari sepenuhnya dalam pembuatan tugas ini masih belum sempurna dan
masih banyak kekurangan, dan harus lebih belajar lagi. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas-tugas selanjutnya.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membimbing dan membantu kami dalam pembuatan critical book review ini
hingga berjalan dengan sangat baik. Apabila ada kesalahan dari segi bahasa, pembahasan,
dan juga penulisan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca. Semoga
critical book review ini dapat memberikan wawasan yang luas, ilmu pengetahuan yang
semakin meningkat, dan juga pedoman di dalam proses belajar mengajar.

Medan, APRIL 2021

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 1
a. Latar Belakang ............................................................................................. 1
b. Tujuan .......................................................................................................... 2
c. Manfaat ........................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan ................................................................................................ 3
Ringkasan Isi Buku ................................................................................................ 6
Bab III keungglan dan Kelemahan Buku .......................................................... 13
a. Keunggulan buku ....................................................................................... 13
b. Kelemahan buku ........................................................................................ 13
Bab IV Implikasi Terhadap ................................................................................ 14
a. Teori ........................................................................................................... 14
b. Program Pembangunan di indonesia..........................................................14
c. Analisis Mahasiswa....................................................................................15
Bab V Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 16
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang pembuatan CBR ini adalah untuk memenuhi salah satu dari
6tugas wajib terkaitpenerapan KKNI dalam lingkungan dan kegiatan
perkuliahan di Universitas Negeri Medan. Sehingga diharapkan dengan
menyelesaikan tugas CBR Biokimia ini penulis mampu memperoleh nilai yang
baik sehingga dapat mempermudah kelancaran studi para penulis untuk
kedepannya. Selain itu dengan pengerjaan CBR Biokimia ini diharapkan
penulismampu meningkatkan kemampuan membaca dan memahami bacaannya
dengan baik.
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat
di definisikan sebagai polimer gula. Metabolisme karbohidrat yaitu
metabolisme mencakup sintesis (anabolisme ) dan penguraian
(katabolisme)molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas
tahapan-tahapanyang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai
jalurmetabolisme. Metabolisme total merupakan semua proes biokimia didalam
organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia did alam sel.

B. Tujuan
Mengkritisi satu topik materi dalam 3 buku dengan membandingkan isi dari
ketiga buku tersebut serta untuk dapat memahami isi dari materi metabolisme
karbohidrat.
C. Manfaat
1) Mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap buku
2) Mengetahui buku yang mana yang lebih lengkap dan lebih
direkomendasikan pada setiap pmbaca
3) Enmbah wawasan pembaca

1
BAB II
PEMBAHASAN
Ringkasan Buku Isi Buku
Ringkasan Buku 1
Identitas Buku 1
Judul buku : Metabolisme kimia
Penulis : Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes.
Tahun terbit : 2013
Penerbit : UDAYANA UNIVERSITY PRESS
Jumlah halaman : 102 halaman
ISBN : 978-602-7776-60-9

BAB I
METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati dilambangkan bagian utama kalori total
yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan hewan, seperti berbagai
mikroorganisme. Karbohidrat juga merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan
organisme fotosintesis lainnya yang menggunakan energi matahari untuk melakukan
sintesis karbohidrat dan CO2 dan H2O.Sejumlah besar pati dan karbohidrat lainnya
yang dibuat dalam fotosintesis menjadi energi pokok dan sumber karbon bagi sel
nonfotosmtetis pada hewan, tanaman dan dunia mikrobial (Albert L.Lehninger, 2000).
Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya, Pati dan glikogen
berperan sebagai penyedia sementara glukosa.Polimer karbohidrat yang tidak larut
berperan sebagai unsur struktural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri dan ta
naman dan pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme. Karbohidrat lain
berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai perekat di antara sel, dan senyawa
pemberi spesifi sitas biologi pada permukaan sel hewan (Murray,K.,2002).
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim.
Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:
1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi dari
lingkungan atau dari energi solar.
2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makro
molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun makro molekul sel.

2
3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipid,
polisakarida, dan komponen sel lainnya.
4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungsi
khusus sel.

Lintas metabolik dijalankan oleh sistem enzim yang bertahap (ingat kuliah enzim
pada Biokimia) (AlbertL.Lehninger, 2000).Ada lintas katabolik (penguraian) dan
lintasan anabolik (pembentukkan) ditunjukkan pada Gambar. 1.1. Katabolisme
(penguraian) Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrien untuk
menghasilkan energi utama (karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung secara
bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik yang berurutan.
Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobik seperti Gambar 1.2 halaman
berikut.Tahap 1.Makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun
utamanya.Jadi, polisakarida dipecah menjadi heksosa atau pentosa; Lipid dipecah
menjadi asam lemak, gliserol, dan komponen lainnya, dan protein terhidrolisis menjadi
20 komponen asam aminonya. (Albert L.Lehninger, 2000). Pada tahap katabolisme II:
berbagai produk yang terbentuk di dalam tahap I dikumpulkan dan diubah menjadi
sejumlah (lebih kecil) molekul-molekul yang lebih sederhana. Jadi heksosa, pentosa,
dan gliserol dari tahap I diuraikan menjadi satu jenis senyawa antara 3-karbon : piruvat,
yang kemudian diubah menjadi satu jenis 2-karbon yaitu gugus asctil dari asetil-
koenzim A. Dengan cara yang sama, asam lemak dan kerangka karbon dari hampir
semua asam amino juga dipecah membentuk gugus asetilKoA Asctil-KoA merupakan
produk akhir yang bersifat umurn dari tahap II katabolisme. Pada tahap III, gugusan
asetil dari asetil KoA diberikan pada siklus asam sitrat, vaitu, lintas aklur \ang beiMtat
unrum yang dilalui oleh nutrien pengjiasil energi. l). Di sini, terjadi oksidasi nutrien,
menghasiikan karbon dioksida, air dan amonia (I produk nitrogen lain). Lintas akhir
katabolisme karenanya menycrupai sungai yang luas, yang dialiri dari berbagai cabang
anak sungai (Gambar 1.3) (Albert L.Lehninger, 2000)

Anabolisme (biosintesis)
merupakan kebalikan dari katabolisma, yang harus memenuhi tiga tahapan seperti

3
keterangan di atas. Metabolisme juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu: x Metabolisme
Primer: melibatkan ratusan enzim, tetapi jika dicermati lebih lanjut, sebenarnya
memiliki lintasan tertentu umumnya sama dengan pada semua makhluk hidup. Contoh :
lintasan glikolisis yang memecah molekul glukosa menjadi asetil koenzim A. x
Metabolisme sekunder: lintasan/jalur yang terjadi bukan dalam kehidupan tertentu
misal: mikroba dan tanaman. Contoh: pembentuk alkaloid pada tanaman dan
pembentukkan molekul karbohidrat khusus pada Inulin (polimer fruktosa
linear),dengan pada semiia makhluk hidup. Contoh : lintasan glikolisis yang memecah

molekul glukosa menjadi asetil koenzim A.

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton. Nama karbohidrat berasal


dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa golongan ini mempunyai rumus empiris,
yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki
nisbah karbon terhadap oksigen sebagai 1: 2: 1. Sebagai contoh rumus eimpiris D-
glukosa adalah C6H12O0. (Murray,K.,2002). Terdapat tiga golongan utama
karbohidrat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (lihat diktat biokimia ).
Monosakarida adalah gula sederhana memiliki satu unit aldehide atau keton.Golongan
ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik, karenanya terdapat dalam
bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak di alam adalah: ribosa, fruktosa, dan
manosa adalah rangkaian gula-D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon
dapat barada dalam bentuk cincin-tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cincin
beranggota-lima) atau piranosa (cincin beranggota-enam) (Murray, K., 2002). Furanosa
dan piranosa terdapat dalam bentuk anomer a dan yang dapat saling bertukar dalam
proses mutarotasi. Gula yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang

4
dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula pereduksi.Disakarida terdiri atas dua
monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen.Maltosa mengandung dua
residu D-glukosa.dalam ikatan Į-(1o4) glikosida.Laktosa mengandung D-galaktosa dan
D-glukosa.Sukrosa, suatu gula nonpereduksi, mengandung unit D-galaktosa dan D-
fruktosa yang digabungkan oleh atom karbon anomernya.(Murray, 2002).Polisakarida
(glikan) mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan glikosida.Beberapa
berfungsi sebagai bentuk penyimpan karbohidrat. Polisakarida penyimpan paling
banyak pati dan glikogen, polimer glukosa bercabang dengan berat molekul tinggi
berikatan Į(1ol) pada rantai utamanya, dan ikatan Į(2o 6) pada titik cabangnya. Ikatan Į
(lo4) dapat dihidrolisis oleh a-amilase dan ikatan Į(1o4) dapat dihidrolisis
glukosidase(Gb 1.3 ), polisakarida lain memegang peranan struktural pada dinding sel,
selulosa. Polisakarida struktural pada tumbuh-tumbuhan mempunyai unit D-glukosa
yang berikatan E(1o4). (Murray,K., 2002). Sel hewan memiliki kulit luar atau
glikokaliks fl eksibel yang mengandung rantai oligosakarida yang berikatan dengan
lipid dan protein.Kebanyakan permukaan sel atau protein ekstraselular adalah
glikoprotein.Jaringan pengikat hewan mengandung beberapa mukopolisakarida asam,
yang terdiri atas unit gula secara berganti-ganti, satu di antaranya memikili gugus
asam.Struktur tersebut dengan polisakarida sebagai komponen utama, disebut
proteoglikan. (Albert L.Lehninger., 2000). Glikolisis dan Glukoneogenesis Glikolisis
Kebutuhan akan glukosa di dalam semua jaringan tubuh adalah minimal, dan sebagian
(misal otak serta eritrosit) memang memerlukan glukosa dalam jumlah besar. Glikolisis
mcrupakan pemecahan glukosa. Pada periode awal, dalam proses penyelidikan terhadap
glikolisis disadari bahwa peristiwa fermentasi di dalam ragi adalah serupa dengan
peristivva pemecahan glukogen di dalam otot. Kalau suatu otot mengadakan kontraksi
dalam media anaerob, yaitu media yang kandungan oksigennya di kosongkan, maka
glikogen akan menghilang dan muncul laktat sebagai produk akhir yang utama (Albert
L.Lehninger., 2000). Kalau oksigen diambil, maka proses aerob terjadi kembali, dan
glikogen kembali muncul, sedangkan laktat menghilang. Namun, jika kontraksi otot
tersebut berlangsung dalam keadaan aerob, laktat tidak akan menumpuk dan piruvat
menjadi produk glikolisis (Gb.1.4 ). Sebagai hasil pengamatan metabolisme karhohidrat
lazim dipisahkan monjadi fase anerob dan aerob.(Murray,K., 2000). Walaupun begitu,
pembedaan ini hanya berupa kesepakatan saja, karena reaksi yang terjadi dalam
glikolisis, dalam keadaan dengan atau tanpa oksigen tetap sama, yang berbeda hanya
taraf reaksi dan produk akhirnya. Kalau pasokan oksigen kurang maka oksidasi kembali

5
NADH yang terbentuk dari NAD saat glikolisis terganggu. Dalam keadaan ini, NADH
akan dioksidasi kembali melalui perangkaian dengan proses reduksi piruvat menjadi
laktat, dan NAD yang terbentuk secara demikian memungkinkan berlangsungnya
glikolisis (Murray,K.,2002)

Jadi, glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, tetapi hal ini akan
membawa akibat jumlah energi yang dibebaskan permol glukosa yang teroksidasi
terbatas. Sebagai konsekuensinya, untuk menghasilkan energi dalam suatu jumlah
tartentu, lebih baik glukosa harus mengalami glikolisis di bawah keadaan aerob
(Murray,K.,2002). Glikolisis Aerobik Sebagian besar otot manusia menghasilkan laktat
bila bekerja berat, walaupun peredaran darahnya tidak terganggu dan penggunaan
oksigen sangat besar.Sejauh mana hal ini berlangsung tergantung pada keadaan enzim
dan tenaga yang dihasilkan. Serat otot merah yang mengandung banyak mitokondria
membentuk sedikit sekali laktat sedang serat otot putih yang mengandung sedikit
mitokondria akan membentuk banyak laktat (Stryer L.,1996). Serat putih menggunakan
oksigen dan imbangan antara oksidasi dan glikolisis tergantung pada tenaga yang
dikeluarkan. Otot mempunyai nilai ambang anaerobik, yaitu batas beban kerja, yang
bila dilampaui akan mengaktbatkan peningkatan kadar laktat yang tajam. Hasil ATP,
dari gugusan glikogen yang merupakan hasil metabolisme glukosa untuk memperoleh
hasil akhir laktat, dimana ATP hanya terbentuk dari jalur Embden-Meyerhof. Tidak ada
ATP terbentuk pada penggunaan NADH untuk reduksi piruvat menjadi laktat:
Glukosa dalam glikogen + 3 (ADP + P1) + 2 NAD –––>
2 piruvat + 3 ATP + 2 NADH + 4 H'
2 piruvat + 2 NADH - 2 H ----------------------> 2 laktat + 2 NAD
Jumlah: glukosa + 3 (ADP – p1)-----------------> 2 laktat + 2 H + 3 ATP*

Ini sangat berbeda dengan jumlah ATP yang dihasilkan pada pembakaran lengkap
glukosa : Glukosa dalam glikogen +6 O2 --- -> 6 O2 t 36,5 - 38 ATP.

6
Persamaan ini tidak mengikut sertakan stoikiometri pengambilan H selama
pembentukkan ATP, yang sudah berimbang dengan pembebasan H pada penggunaan
ATP.Pemakaian ATP mendahului pembentukkannya. Kadar ADP meningkat,
mitokondria bekerja penuh tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan ATP, kadar ADP
akan meningkat terus dan menigkatkan jalur Embden Meyerhof sampai kecepatan
pembentukkan dapat mengimbangi penggunaannya Peningkatan tajam pembentukkan
piruvat dan NADH adalah sebab dari peningkatan laktat. Bila berawal dari 12 sampai
13 gugusan glikosa harus diubah menjadi laktat untuk menghasilkan jumlah ATP yang
sama dengan oksidasi satu gugusan glukosa menjadi CO2 dan H2O (Stryer L., 1996).
Untuk menghasilkan sejumlah ATP yang sama, lebih banyak piruvat harus
dibentuk, bila laktat merupakan hasil akhir dibandingkan bila piruvat dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O. Hal ini merupakan sebab mengapa laktat meningkat dengan
cepat setelah batas ambang anaerobik tercapai (Murry,K., 2002). Keuntungan glikolisis
aerobik adalah besarnya energi yang dapat dihasilkan. Karena pembentukkan piruvat 25
kali lebih cepat dari oksidasinya berarti pembentukan ATP dapat dibuat 2 kali lebih
cepat dengan mengubah glikogen menjadi laktat, daripada oksidasi glikogen sccara
lengkap: 25 x 3 = 75 ATP dibandingkan dengan 16,5 sampai 38 ATP selama waktu
yang sama. Kerugian glikolisis adalah penggunaan yang besar dari glikogen; untuk
sejumlah energi yang sama, proses glikolisis hanya dapat bertahan selama
seperduabelasnya daripada pambakaran sempurna sejumlah glikogen (Murray,K.,
2002).
Glikogen merupakan penimbunan glukosa sebagai cadangan energi bila
dibutuhkan oleh tubuh, jumlah glikogen berbeda dalam berbagai jaringan dan bahkan
dalam satu jaringan pun jumlahnya dapat berbeda, tergantung pada penyediaan glukosa
dan kebutuhan energinya. Sebagian besar glikogen terdapat di hati dan otot (Murray,K.,
2002). Jumlah glikogen orang normal berkisar 400mM gugusan glikosil (65 gram berat
kering) per kilogram berat jaringan.Jumlah ini berkurang waktu puasa dan bertambah
pada diit tinggikarbohidrat.Otot mengandung 85 mM gugusan glikosil (14 gram) per
kilogram jaringan, yang tidak berubah banyak pada saat puasa dan diit tinggi-
karbohidrat.Tetapi jumlah menurun sampai 1 mM per kilogram jaringan atau bahkan
lebih rendah, pada kerja berat selama satu atau dua jam. Setelah penurunan ini, diit
tinggi karbohidrat selama beberapa hari dapat meningkatkan kadar glikogen 300 mM
per kilogram(Murray,K., 2002). Walaupun kadar glikogen hati lebih besar dari otot,
jumlah glikogen seluruhnya lebih banyak pada otot karena massa otot lebih banyak.

7
Mekanisme terjadinya penimbunan glikogen yaitu glikogen dibentuk dengan
setiap kali penambahan satu gugus glukosa pada molekul ini, untuk membentuk rantai
amilosa yang kemudian diatur kembali membentuk percabangan. Keseluruhan proses
ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan ialah:
1. Perubahan glukosa 6-phospat menjadi uridin diphospat glukosa (UDP-glukosa).
2. Pemindahan satuan glikosil dari UDP-glukosa ke rantai glikogen. sehingga terjadi
perpanjangan rantai amilosadengan ikatan Į-1.4.
3. Terjadinya percabangan dengan memindahkan sebagian rantai ke gugus hidroksil G6
rantai didekatnya. Pembentukan UDP-glukosa terjadi karena pemindahan dari glukosa
6-phospat menjadi glukosa l-phospat (di sini glukosa terikat pada glikogcn melalui
atom C1), reaksinya reversibel dan dikatalisis oleh fosfoglukomutase, yang
menggunakan glukosa l,6- bi phospat, dalam kadar rendah sebagian senyawa-antara.
Glukosa l-phospat selanjutnya bereaksi dengan UTP membentuk UDPglukosa dan
pirophospat anorganik (di sini UTP yang digunakan hasil reaksi nukleotida
disfosfokinase) (Murry,K., 2002).

UDP-glukosa mengalihkan gugusan glikosilnya pada ujung percabangan


glikogen, yang dikatalisis oleh glukogen sintetase.Karena reaksi ini khusus untuk gugus
hidroksil atom 1o4 ujung yang terdapat glikogen, maka terjadi pemanjangan rantai lo4,
lihat kembali.Karena sifat rantai tidak berubah pada pemanjangan ini, reaksi yang
dikatalisis enzim ini terjadi terus menerus, bila dibiarkan akibatnya membentuk rantai
amilosa 1o ^4 yang sangat panjang. Tetapi, dalam sel penimbun glikogen terdapat pula
enzim glikosil -4 : 6-transferase (enzim percabangan), yang memindahkan sebagian
rantai amilosa ke gugus hidroksil C6 pada rantai yang berdekatan (Murray,K., 2002).
Enzim ini memindahkan tujuh satuan glukosa yang terdapat pada ujung rantai yang
mengandung sekurang-kurangnya 11 satuan glukosa, ke cabang di dekatnya pada
glukosa yang terletak sekurang-kurangnya empat satuan glukosa dari percabangan yang
terdekat (umunnya yang dipindahkan 7, tetapi tidak mutlak). Rantai cabang yang baru
terbentuk dengan demikian terdiri atas 7 satuan glukosa, sedangkan sisa cabang lama
terdiri 4, namun lebih lazim, sisa cabang tersebut terdiri antara enam sampai sembilan
satuan. Energi bebas standar pada ikatan 1-6 glikosidik 4.800 joules/mol lebih rendah

8
daripada ikatan 1-4 ulikosidik, sehingga keseimbangan reaksi lebih menguntungkan

percabangan (Murray,K., 2002).


Glukoneogenesis Glukoneogenesis merupakan senyawa-senyawa bukan karbon
menjadi glukosa atau glikogen di bawah ini Glukosa dibentuk dari glukosa-6 phospat
dengan bantuan enzim glukosa 6-phospatase, enzim ini terdapat pada hati dan
ginjal.Tetapi tidak ditemukan pada jaringan adiposa serta otot atau dengan enzim
heksokinase dan glukokinase membentuk glukosa 6-phospat dari glukosa. Jadi, enzim-
enzim ini merupakan proses kebalikan glikolisis. Subtrat utamanya adalah asam-asam
amino glukogenik, membentuk piruvat atau anggota siklus asam trikarboksilat (TCA)
masuki mitokondria sebelum konversi menjadi oksaloasetat serta konversi terakhir
menjadi glukosa. Tropionat merupakan glukosa pada hewan pemamah biak, dan
memasuki lintasan glukoneogenesis utama lewat siklus asam trikarboksilat setelah
proses konversi menjadi suksinil-KoA. (Murray,K., 2002). Glukoneogenesis memenuhi
kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dengan jumlah
mencukupi di dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus sangat diperlukan
sebagai sumber energi, khususnya bagi jaringan sistem syaraf dan eritrosit. Glukosa
juga dibutuhkan untuk jaringan adiposa sebagai sumber gliserol-gliserol, dan mungkin
mempunyai peranan dalam mempertahankan kadar senyawa-senyawa antara pada
siklus asam sitrat di dalam jaringan tubuh. (Murray,K., 2002). Mekanisme
glukoneogenesis dipakai untuk membersihkan berbagai produk metabolisme jaringan
lainnya dari dalam darah, misal laktat yang dihasilkan oleh otot serta eritrosit dan
gliserol dihasilkan oleh adiposa serta propionat yang merupakan asam glukogenik dari
hewan pemamah-biak. Hanya sebagian dari laktat yang terbentuk pada kerja yang berat
akan dioksidasi dalam jaringan yang lain. Sebagian sisanya akan diubah kembali
menjadi glukosa atau kadang-kadang kalau persediaan glukosa masih cukup, akan
diubah menjadi lemak.

9
Ringkasan Buku 2
Identitas Buku 2
Judul : Panduan Pembelajaran Biologi XII
Penulis : Suwarno
Tebal buku : 228 halaman
Penerbit : CV Karya Mandiri Nusantara
ISBN : 978-979-068-139-2
Tahun terbit : 2009

Katabolisme dan Anabolisme Karbohidrat


Di dalam setiap sel hidup terjadi proses metabolisme. Salah satu proses tersebut
adalah katabolisme. Katabolisme disebut pula disimilasi, karena dalam proses ini energi
yang tersimpan ditimbulkan kembali atau dibongkar untuk menyelenggarakan proses-
proses kehidupan. Katabolisme merupakan reaksi pemecahan senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana disertai dengan pembebasan energi dalam
bentuk ATP. Contoh katabolisme, yaitu proses respirasi. Di siang hari, pembuatan gula
glukosa dalam daun lebih cepat daripada yang dapat digunakan atau diangkut menuju
jaringan lainnya.Glukosa yang berlebihan diubah menjadi pati, yang disimpan dalam
daun untuk beberapa lama.Kemudian bahan ini diubah menjadi gula terlarut, yang
bergerak dari daun.
tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Monosakarida : fruktosa, glukosa, dan galaktosa.
2. Disakarida : maltosa, sukrosa, dan laktosa.
3. Polisakarida : tepung (amilum), selulosa, dan glikogen.

1. Fungsi Karbohidrat
Sumber kalori (1 gram = 4,1 kalori)
a. Membentuk senyawa-senyawa organik seperti lemak dan protein.
b. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
2. Sumber Karbohidrat
Beras, gandum, jagung, kentang, umbi-umbian, dan gula.
3. Metabolisme Karbohidrat

10
Di dalam sistem pencernaan, karbohidrat mengalami degradasi dengan bantuan
enzim, seperti:
a. Enzim amilase, menguraikan molekul amilum (pati) menjadi maltosa.
b. Enzim maltase, menguraikan molekul maltosa menjadi glukosa.
c. Enzim sukrase, mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
d. Enzim laktase, menguraikan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
e. Enzim selulose, menguraikan selulosa menjadi selobiosa.
f. Enzim pektinase, menguraikan pektin menjadi asam pektin.
g. Enzim dektrase, menguraikan amilum menjadi dektrin.
Proses metabolisme karbohidrat, yaitu:
Molekul karbohidrat ~ degradasi ~ molekul glukosa diabsorbsi ~ dalam jonjot-
jonjot usus, masuk pembuluh darah lewat vena porta dialirkan ~ ke hati diubah ~
glikogen.Bila jumlah glukosa yang dikonsumsi melebihi keperluan tubuh, sebagian
glukosa ditimbun di hati dan otot sebagai glikogen.Hal ini disebabkan kapasitas
pembentukan glikogen terbatas dan pola penimbunan glikogen telah mencapai
batasnya. Kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam
jaringan dan lemak.

1. Tahap-Tahap Proses Katabolisme


Dalam bab ini proses katabolisme karbohidrat yang dimaksud adalah respirasi sel.
Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria melalui proses glikolisis, dilanjutkan
dengan proses dekarboksilasi oksidatif kemudian siklus Krebs, di mana pada setiap
tingkatan proses ini dihasilkan energi berupa ATP (Adenosin Tri Phosphat) dan
hidrogen. Hidrogen yang berenergi bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa
ke transfer elektron, energinya dilepaskan dan hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O.
Adapun pengubahan fruktosa - 1, 6 difosfat hingga akhirnya menjadi CO2 dan H2O
dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu glikolisis, (dekarboksilasi oksidatif), siklus krebs,
dan transfer elektron.
a. Glikolisis
Glikolisis merupakan rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam
piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP.
Sifat-sifat glikolisis ialah:
1) Berlangsung secara anaerob.

11
2) Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis dan ATP serta ADP (Adenosin
Diphosfat).
3) ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke molekul
yang lain.
b. Dekarboksilasi oksidatif (reaksi transisi atau reaksi antara)
Setiap asam piruvat hasil glikolisis akan bereaksi dengan Nikotinamide Adenin
Dinukleotida (NAD+ ) dan koenzim A (Ko-A) membentuk Asetil Ko-A dalam reaksi
yang berlangsung dalam mitokondria ini akan terjadi pengurangan satu atom C dalam
bentuk CO2. Piruvat hanya akan berlanjut ke daur Kerbs jika di dalam sel cukup
oksigen.
c. Daur asam sitrat (siklus Krebs)
Dikenal dengan nama siklus TCA (trikarboksilat) karena asam sitrat merupakan
salah satu senyawa intermediet yang terdiri dari 3 gugus asam karboksilat.

2. Respirasi Aerob dan Respirasi Anaerob


Respirasi aerob merupakan suatu proses pernapasan yang membutuhkan oksigen
dari udara. Respirasi anaerob disebut pula fermentasi atau respirasi intramolekul
merupakan reaksi yang tidak memerlukan oksigen bebas dari udara. Tujuan fermentasi
sama dengan respirasi aerob, yaitu mendapatkan energi. Hanya saja energi yang
dihasilkan dalam respirasi anaerob jauh lebih sedikit daripada respirasi aerob.
Perhatikan reaksi berikut!
Respirasi aerob:
C6H12O6 + 6 CO2 ~ 6 CO2 + 6 H2O + 675 kal + 38ATP
Respirasi anaerob:
C6H12O6 ~ 2 C2H5OH + 2 CO2 + 28 kkal + 2 ATP
Respirasi anaerob dapat berlangsung di dalam udara bebas, tetapi proses ini tidak
menggunakan O2 yang tersedia di udara. Fermentasi sering pula disebut sebagai
peragian alkohol atau alkoholisasi. Pada respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat
hasil proses glikolisis merupakan substrat. Asam piruvat yang dihasilkan pada proses
glikolisis dapat dimetabolisasi menjadi senyawa yang berbeda bergantung pada tersedia
atau tidaknya oksigen. Pada kondisi aerob (ada oksigen) sistem enzim mitokondria
mampu mengatalisis oksidasi asam piruvat menjadi CO2 dan H2O serta membebaskan
energi.Pada kondisi anaerob, sel dan jaringan tumbuhan dapat mengubah asam piruvat
menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi.Dapat juga asam piruvat di

12
dalam sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta, membebaskan energi.Bentuk
respirasi ini lazim dikenal dengan fermentasi.
Pada respirasi anaerob, jalur yang ditempuh meliputi:
a. Lintasan glikolisis.
b. Pembentukan alkohol (fermentasi alkohol) atau pembentukan asam
laktat (fermentasi asam laktat).
c. Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi molekul alkohol dan
atau asam laktat.
d. Energi dihasilkan hanya 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Anabolisme merupakan penyusunan senyawa kompleks (organik) dari senyawa


sederhana dengan menggunakan energi. Contohnya adalah proses fotosintesis.
1. Fotosintesis
Robert Meyer (1845) mengemukakan bahwa fotosintesis merupakan proses
biokimia yang sangat penting karena selama proses tersebut energi radiasi dikonversi
menjadi energi kimia yang bermanfaat bagi proses kehidupan.
Proses fotosintesis = proses anabolisme karbohidrat

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis


a. Faktor eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar tumbuhan, terdiri dari
1) Karbondioksida (CO2) diambil dari udara.
2) Air (H2O) diambil dari dalam tanah.
3) Spektrum cahaya.
4) Suhu, pada umumnya fotosintesis dapat berlangsung pada suhu 5°C – 42°C,
pada suhu 35°C kecepatan fotosintesis meningkat dan pada suhu di atas 40°C kecepatan
fotosintesis menurun.
b. Faktor internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri, terdiri dari
1) Pigmen, klorofil merupakan komponen terpenting dari tumbuhan yang
melakukan fotosintesis.
2) Enzim, berfungsi sebagai biokatalisator.
Berdasarkan peranannya dalam membantu reaksi kimia anabolisme.

13
3. Tahap Reaksi Fotosintesis
Fotosintesis terjadi di kloroplas.
Struktur kloroplas:
a. Pipih, panjang rata-rata 7 milimikron dan lebar 3 – 4 milimikron.
b. Terdiri 2 membran, yaitu stroma dan lamela.
c. Pada membran terdapat lapisan lipid bilayer yang mengandung protein intrinsik
dan enzim. Stroma (membran luar) melingkupi fluida.Lamela (membran dalam) terlipat
berpasangan. Lamela akan membesar, membentuk gelembung pipih yang terbungkus
membran yang disebut tilakoid, tumpukan tilakoid disebut grana.
d. Mengandung klorofil dan beberapa karotenoid.
e. Terdiri dari 2 fraksi, yaitu grana yang mengandung pigmen fotosintetik dan
stroma yang tidak mengandung pigmen tetapi mengandung enzim-enzim. Metabolisme
Karbohidrat

Ringkasan Buku 3
Identitas Buku 3
Judul : Metabolisme Karbohidrat
Penulis : Dr. Novi khila firani, M.Kes.,Sp.PK
Tebal buku : halaman
Penerbit : UB press
ISBN : 978-602-432-381-3
Tahun terbit : 2017
Kimia Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu jenis senyawa organik di samping lemak protein
dan vitamin karbohidrat merupakan senyawa organik yang mengandung atom karbon
hidrogen dan oksigen formula umum molekul karbohidrat yaitu Cx(H2O)y•¹²³.
Karbohidrat diklasifikasikan dalam 4 golongan yaitu monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lebih kecil
lagi. Disakarida merupakan gabungan dari dua unit monosakarida yang dihubungkan
dengan ikatan glikosidik contoh karbohidrat yang merupakan golongan disakarida yaitu
laktosa (gabungan glukosa dan laktosa), maltosa (gabungan dari dua unit glukosa), dan
sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa). Oligosakarida merupakan gabungan dari 3
unit hingga 10 unit monosakarida. Polisakarida adalah gabungan lebih dari 10 unit

14
monosakarida contohnya amilum glikogen dan dekstrin. Dalam bahan makanan tertentu
juga mengandung jenis polisakarida lainnya yang secara kolektif dikenal sebagai
polisakarida non amilum yang tidak dapat dicerna oleh enzim manusia dan merupakan
komponen utama dari serat makanan. Contoh polisakarida jenis ini adalah selulosa dan
inulin selulosa merupakan komponen dinding sel tumbuhan atau polimer glukosa
sedangkan inulin merupakan cadangan karbohidrat pada beberapa tanaman atau
polimer fruktosa
Isomer Gkukosa. Glukosa mempunyai 4 atom karbon asimetrik yang dapat
membentuk 16 isomer isomer yang penting ditemukan pada glukosa adalah sebagai
berikut :
isomer D dan L, penunjukan isomer glukosa sebagai bentuk di atau bayangan
cermin nya sebagai bentuk L ditentukan oleh hubungan spasial terhadap induk senyawa
karbohidrat berupa 3 atom karbon atau gliseraldehid. Orientasi gugus -H dan -OH di
sekitar atom karbon yang bersebelahan dengan karbon alkohol primer terminal (karbon
ke-5 pada glukosa) menentukan apakah glukosa bentuk D atau L apabila gugus -OH
berada di sebelah kanan maka dinamakan D-glukosa sebaliknya bila gugus -OH berada
di sebelah kiri disebut L-glukosa.
Struktur cincin piranosa dan furanosa. Struktur cincin yang stabil dari
monosakarida monosakarida adalah sama dengan struktur cincin piranosa yang terdiri
dari 6 cincin maupun cincin Frozen yang terdiri dari 5 cincin
Anomer Alfa (α) dan Beta (β). Struktur cincin dari aldosa adalah hemiasetal karena
terbentuk dari kombinasi gugus aldehid dan alkohol demikian pula struktur cincin dari
ketosa adalah hemiketal. Kristal glukosa merupakan bentuk α-D-glukopiranosa.
Epimer. Isomerisasi yang berbeda akibat variasi dalam konfigurasi Oh dan pada
atom karbon 2 3 dan 4 dari glukosa secara biologis Mr Glukosa yang paling penting
adalah manosa yang dibentuk dari epimerisasi pada atom karbon 2 serta galak tosa yang
dibentuk dari epimerisasi pada atom karbon 4
Isomerisasi aldosa-ketosa. Fruktosa memiliki rumus molekul yang sama dengan
glukosa tetapi berbeda rumus strukturnya Hal ini disebabkan adanya gugus keton
potensial pada posisi 2 dari karbon anomerik fruktosa Serta adanya gugus aldehid
potensial dari 1 dari karbon anomerik glukosa
Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat
Pencernaan Karbohidrat. Polisakarida yang terkandung dalam makanan sebagian
besar berupa amilum amilum akan dicerna oleh enzim-enzim dalam saluran pencernaan

15
enzim enzim yang berperan dalam proses pencernaan karbohidrat antara lain Alfa
amilase yang disekresikan oleh kelenjar ludah atau saliva enzim Alfa amilase yang
disekresi oleh pankreas serta enzim maltase iso maltase laktase dan sukrase yang
terdapat pada usus halus. Pencernaan amilum pertama kali terjadi di rongga mulut yang
dikatalisis oleh enzim Alfa amilase saliva menjadi polisakarida yang lebih kecil yakni
Alfa dekstrin. Enzim Alfa amilase saliva mempunyai tingkat keasaman atau PH
optimum sekitar 7 sehingga ketika Makanan masuk ke dalam lambung Aktivitas enzim
ini akan terhenti karena mengalami denaturasi disebabkan PH lambung sangat rendah
PH sekitar 1 sampai 4 akibat asam klorida HCL yang dihasilkan oleh sel parietal
lambung pencernaan karbohidrat dilanjutkan di duodenum yang mana terjadi
pencernaan Alfa dekstrin oleh enzim Alfa amilase yang disekresi oleh pankreas yang
menghidrolisis Alfa dekstrin menjadi disakarida atau maltosa trisakarida atau
maltotriosa dan oligosakarida yang mengandung 4 sampai 9 unit glukosa dan cabang
isomaltosa yang terdiri atas 2 unit Glukosa yang diletakkan melalui ikatan Alfa 1,6
glikosidik sekresi enzim Alfa amilase pankreas disertai dengan sekresi bikarbonat dari
pankreas ke dalam lumen usus halus bikarbonat merupakan suatu basa yang akan
menetralkan asam klorida dari lambung di dalam mukosa usus halus terdapat kompleks
enzim glukosidase yang menempel pada permukaan membran dari mikrovili sel epitel
usus enzim tersebut akan melanjutkan proses pencernaan oligosakarida trisakarida dan
disakarida menjadi monosakarida monosakarida yakni glukosa fruktosa dan laktosa.
Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan laktosa yang dihubungkan
dengan ikatan Alfa 1,4 glikosidik sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari glukosa
dan fruktosa yang dihubungkan melalui ikatan Alfa 1,2 glikosidik proses pencernaan
laktosa dan sukrosa terjadi di usus halus laktosa dihidrolisis oleh enzim laktase
menghasilkan monosakarida glukosa dan laktosa sedangkan sukrosa dihidrolisis oleh
enzim sukrase yang menghasilkan monosakarida glukosa dan fruktosa
Penyerapan Karbohidrat . Hasil pencernaan makanan yang mengandung
karbohidrat di dalam usus halus akan menghasilkan monosakarida monosakarida antara
lain glukosa fruktosa dan laktosa selanjutnya monosakarida monosakarida tersebut akan
diserap oleh sel epitel usus halus dan masuk ke dalam aliran darah. Glukosa galaktose
dan fruktosa dialirkan kedalam sel-sel epitel absorbtif di usus halus melalui dua cara
yang pertama yaitu melalui protein yang memediasi proses transpor aktif yang
bergantung natrium yaitu SGLT dan yang kedua melalui protein yang memfasilitasi
proses difusi atau proses transportasi fasilitatif. Transportasi fasilitatif glukosa melalui

16
sel-sel epitel usus diperantarai oleh protein pembawa glukosa atau glukose Transporter
(GLUT). Hasil penyerapan monosakarida selanjutnya akan dibawa menuju aliran darah
melalui Vena porta menuju hati dan disebar ke organ-organ tubuh lainnya yang
selanjutnya mengalami proses metabolisme.
Glikolisis
Glukosa merupakan bahan bakar universal yang digunakan untuk menghasilkan
energi berupa adenosine triphosphate (ATP) di semua jenis sel di dalam tubuh manusia.
Jalur pertama metabolisme karbohidrat yang berperan dalam memproduksi ATP reaksi
glikolisis terjadi di dalam sitosol pada semua sel. Reaksi glikolisis unik karena bisa
berlangsung dalam kondisi aerobik maupun anaerobik. Dalam keadaan cukup oksigen
terjadi glikolisis aerobik sedangkan pada keadaan kurang oksigen di dalam sel akan
terjadi glikolisis anaerobik. Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang miskin
mitokondria. Peranan utama jalur glikolisis dalam proses oksidasi glukosa yaitu untuk
menghasilkan energi berupa ATP melalui dua mekanisme yaitu fosforilasi tingkat
substrat maupun melalui oksidasu pada rantai respirasi. Dalam reaksi glikolisis aerobik
satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul piruvat dan 2 molekul NADH oleh
enzim sitosolik. Sejumlah energi berupa ATP dihasilkan saat jalur energi tinggi
Intermedia mentransfer gugus fosfat ke adenosine diphosphate(ADP), dalam proses
yang disebut fosforilasi tingkat substrat. NADH yang dihasilkan dari reaksi glikolisis
aerobik akan dioksidasi melalui rantai respirasi di mitokondria menghasilkan 3 molekul
ATP. Pada kondisi anaerobik NADH dari proses glikolisis dioksidasi kembali melalui
jalur reaksi konversi piruvat menjadi laktat oleh enzim laktat dehydrogenase. Pada
kondisi anaerobik energi yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan kondisi aerobik
dan produk akhir yang dihasilkan berupa laktat
Reaksi Glikolisis
Reaksi glikolisis dimulai dari fosforilasi α-D-glukosa menjadi α-D-glukosa 6-P,
yang dikatalisis oleh enzim glukokinase dan heksokinase reaksi Ini Membutuhkan satu
molekul ATP sebagai donor fosfat. Selanjutnya α-D-glukosa 6-P terjadi proses
isomerisasi menjadi molekul D-fruktosa 6-P akibat aksi enzim fosforsosa isomerase.
D-fruktosa 6-P mengalami kemudian kemudian mengalami fosfor relasi oleh enzim
fosfofruktokinase menghasilkan D-ftuktosa 1,6 bisfosfat. Reaksi Ini Membutuhkan satu
molekul ATP sebagai donor fosfat maka dari satu kali reaksi glikolisis membutuhkan
total 2 molekul ATP untuk fosforilasi
A. Glikolisis Aerob

17
Produk ATP yang dihasilkan pada tingkat substrat adalah reaksi yang dikatalisis
fosfogliserokinase 2 * 1 = 2 ATP reaksi yang dikatalisis piruvat kinase 2 * 1 = 2
sehingga jumlah ATP yang dihasilkan pada tingkat substrat adalah 4 ATP produk ATP
pada tingkat oksidasi respirasi adalah 2 * 3 ATP = 6 ATP
Pengendalian reaksi glikolisis
Terdapat tiga enzim kunci atau enzim pengendali utama yang berperan dalam
pengendalian reaksi glikolisis yaitu enzim glukokinase fosfofruktokinase dan piruvat
kinase. Glukokinase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi fosforilasi α-
Dglukosa menjadi α-Dglukosa 6-P. Fosfofruktokinase adalah enzim yang mengkatalisis
reaksi fosforilasi D-fruktosa 6-P menjadi D-fruktosa 1,6-Bifosfat. Piruvat kinase adalah
enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan fosfoenol piruvat menjadi piruvat.
Oksidasi Piruvat
Pengendalian reaksi glikolisis
Terdapat tiga enzim kunci atau enzim pengendali utama yang berperan dalam
pengendalian reaksi glikolisis yaitu enzim glukokinase fosfofruktokinase dan piruvat
kinase. Glukokinase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi fosforilasi α-
Dglukosa menjadi α-Dglukosa 6-P. Fosfofruktokinase adalah enzim yang mengkatalisis
reaksi fosforilasi D-fruktosa 6-P menjadi D-fruktosa 1,6-Bifosfat. Piruvat kinase adalah
enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan fosfoenol piruvat menjadi piruvat. Peranan
jalur oksidasi piruvat. Produk dari reaksi oksidasi 1 molekul piruvat yaitu 1 molekul
asetil koA. Pada tingkat oksidasi respirasi akan menghasilkan 3 molekul ATP dari
oksidasi satu molekul NADH Selain sebagai jalur penghasil energi oksidasi piruvat
merupakan jalur metabolisme karbohidrat yang menghasilkan asetil koa asetil koA
merupakan penghubung antara jalur glikolisis dengan siklus asam sitrat yang
berlangsung didalam mitokondria oksidasi piruvat juga berperan sebagai jalur
konservasi senyawa karbohidrat menjadi lemak karena asetil koA merupakan bahan
baku untuk sintesis asam lemak dan kolesterol. Reaksi oksidasi piruvat reaksi oksidasi
piruvat dikatalisis oleh sekumpulan enzim piruvat dehidrogenase kompleks yang terdiri
dari tiga enzim yaitu enzim piruvat dehidrogenase enzim dihidrolipoil Transetilase dan
enzim dehidrolipoil dehidrogenase. Untuk aktivitasnya enzim piruvat dehidrogenase
membutuhkan koenzim tiamin difosfat sedangkan enzim dihidrolipoil transasetilase
membutuhkanku enzim asam lipoat dan koenzim A koA serta enzim dihidrolipoil
dehidrogenase memerlukan koenzim flavin adenin dinukleotida dan nikotinamid adenin
dinukleotida.

18
Pengendalian Reaksi Oksidasi Piruvat. Pengendalian terletak pada pengendalian
enzim piruvat dehidrogenase kompleks enzim piruvat dehidrogenase Kompleks
dihambat bila terjadi fosforilasi enzim reaksi fosforilasi dikatalisis oleh enzim piruvat
dehidrogenase kinase sebaliknya enzim piruvat dehidrogenase Kompleks diaktifkan
melalui reaksi defosforilasi yang dikatalisis oleh enzim piruvat dehidrogenase fosfatase
Siklus Asam Sitrat
Reaksi Siklus Asam Sitrat
Pada reaksi siklus asam sitrat asetil koa dan oksaloasetat pertama kali dibentuk
menjadi sitrat yang dikatalisis oleh enzim sitrat sintase enzim sitrat sintase
mengkatalisis pembentukan ikatan karbon karbon antara karbon gugus metil dari asetil
koa dengan karbon gugus karbonil dari senyawa oksaloasetat selanjutnya setelah
dibentuk menjadi c akonitat dan isositrat oleh Aktivitas enzim akonitase enzim isositrat
dehidrogenase kemudian mengoksidasi isositrat menjadi oksalosuksinat dan
menghasilkan 1 molekul NADH. NADH ini nantinya akan dioksidasi melalui rantai
oksidasi respirasi menghasilkan 3 molekul ATP inilah reaksi penghasil energi pada
tingkat oksidasi respirasi yang pertama dari jalur siklus asam nitrat.
Sebagai jalur reaksi yang menghasilkan energi oksidasi satu molekul asetil koa
dalam siklus asam sitrat akan menghasilkan 12 molekul ATP perhitungan hasil 12 ATP
Pada siklus asam sitrat berdasarkan pembentukan energi pada tingkat substrat yang
menghasilkan 1 molekul GTP yang setara dengan 1 ATP, pada reaksi pembentukan
suksinat yang dikatalisis oleh enzim suksinat tiokinase dan 11 molekul ATP yang
berasal dari reaksi fosforilasi oksidatif 3 molekul NADH yang menghasilkan 9 molekul
ATP dan 1 mol molekul FADH2 yang menghasilkan 2 molekul ATP pada rantai
respirasi di mitokondria maka Apabila dibandingkan dengan jalur reaksi glikolisis dan
oksidasi piruvat jalur reaksi siklus asam sitrat merupakan penghasil energi yang paling
banyak pada metabolisme karbohidrat.
Glukoneogenesis
Adalah jalur metabolisme karbohidrat yang membentuk glukosa dari senyawa non
karbohidrat peran fisiologis Glikoneogenesis adalah untuk mempertahankan kadar
glukosa darah pada saat asupan glukosa rendah misalnya pada keadaan puasa dan
kelaparan. Reaksi pada jalur glukoneogenesis merupakan kebalikan dari reaksi jalur
glikolisis sebagai bahan baku untuk pembentukan glukosa adalah asam laktat gliserol
asam lemak propionat maupun asam asam amino glukogenik seperti asam amino alanin
dan glutamat.

19
Pembentukan Glukosa dari asam laktat
Sebagai salah satu bahan baku sintesis glukosa laktat diubah terlebih dahulu oleh
enzim laktat dehidrogenase menjadi piruvat piruvat kemudian masuk ke dalam
mitokondria dan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim piruvat karboksilase
oksaloasetat tidak permeabel sehingga tidak dapat melewati membran mitokondria
Maka oksaloasetat selanjutnya masuk ke dalam reaksi siklus asam sitrat untuk diubah
menjadi malat selanjutnya malat dikeluarkan dari mitokondria ke sitosol dan diubah
kembali menjadi oksaloasetat dengan cara direaksikan dengan NAD+.16,17 di sitosol
oksaloasetat mengalami fosforilasi oleh enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase
menghasilkan fosfofenol piruvat. Fosfofenolpiruvat memgalami reaksi berkebalikan
dengan glikolisis. Fisfofenolpiruvat diubah menjadi 2 fosfogliserat 3 fosfogliserat dan
1,3 bifosfogliserat secara berurutan selanjutnya 1,3 bifosfogliserat bereaksi dengan
NaOH menghasilkan gliseraldehid 3 fosfat gliseraldehid 3 fosfat kemudian diubah
menjadi fruktosa 1,6 bifosfat dan mengalami defosforilasi oleh Aktivitas enzim
fruktosa 1,6 bisfosfatase mengalami fruktosa 6fosfat. Fruktosa 6-fosfat selanjutnya
diubah menjadi glukosa 6-fosfat akhirnya molekul glukosa 6-fosfat mengalami
defosforilasi oleh enzim glukosa 6-fosfatase menghasilkan glukosa.
Glikogenesis dan Glikogenolisis
Tubuh manusia mempertahankan kadar glukosa darah puasa sekitar 80 mg/dL
untuk sumber energi terutama bagi otak yang sangat tergantung pada glukosa reaksi
glikogenesis dan glikogenolisis di hati diregulasi oleh sistem hormonal hormon yang
mengendalikan reaksi glikogenesis dan glikogenolisis yaitu hormon insulin glukagon
dan epinefrin hormon insulin mengaktifkan glikogenesis dan menghambat glikogen
glikogenolisis sebaliknya hormon glukagon dan epinefrin menghambat glikogenesis
dan mengaktifkan glikogenolisis. Mekanisme hormon dalam meregulasi glikogenesis
dan glikogenolisis yaitu melalui reaksi fosforilasi enzim glikogen sintase yang berperan
pada glikogenesis dan enzim glikogen fosforilase yang berperan pada reaksi
glikogenolisis bila enzim glikogen sintase mengalami fosforilasi enzim tersebut
menjadi tidak aktif sebaliknya enzim glikogen fosforilase menjadi aktif
Jalur Pentosa Phosphat (Hexose Monophosphate Shunt)
Kedua enzim dehidrogenase pada jalur pentosa fosfat yaitu enzim glukosa 6-fosfat
dehidrogenase dan enzim 6 fosfoglukonat dehidrogenase berperan penting dalam
meregulasi jalur pentosa fosfat kedua enzim tersebut aktivitasnya distimulasi oleh
hormon insulin pada waktu setelah makan Aktivitas enzim ini meningkat akibat

20
rangsangan insulin yang meningkat sedangkan saat puasa aktivitasnya menurun pada
penderita diabetes melitus dan kondisi kelaparan aktivitas jalur pentosa fosfat akan
menurun
Jalur Uronat
Jalur uronat adalah jalur oksidatif glukosa namun tidak berfungsi untuk
menghasilkan energi sama seperti pada jalur pentosa fosfat jalur uronat berperan untuk
sintesis asam glukoronat dan pentosa jalur uronat berlangsung di hati. Jalur uronat
sebagai sumber pentosa karena produknya adalah xilulosa yang akan diubah menjadi
ribosa melalui jalur pentosa fosfat pada binatang tertentu glukoronat dapat dibentuk
menjadi asam akrobat atau vitamin C namun manusia dan binatang golongan primata
tidak dapat mensintesis asam akrobat sendiri karena tidak memiliki enzim l
glukonolakton oksidase.
Metabolisme Galaktosa dan Fruktosa
Fruktosa metode metabolisme di hati melalui reaksi fosforilasi membentuk
fruktosa 1 fosfat yang dikatalisis oleh enzim fruktokinase yang selanjutnya diikuti
pembentukan senyawa Intermedia jalur glikolisis sehingga produk utama metabolisme
fruktosa di hati adalah sama dengan metabolisme glukosa termasuk glukosa darah
laktat dan glikogen enzim trombokinase tidak dapat bereaksi dengan glukosa seperti
enzim glukokinase enzim enterokinase juga tidak dipengaruhi oleh hormon insulin
sehingga metabolisme fruktosa merupakan jalur alternatif untuk oksidasi glukosa pada
penderita diabetes melitus. Fruktosa dapat disintesis dari glukosa melalui jalur polyol
melalui pembentukan sorbitol terlebih dahulu enzim aldosa reduktase Mengubah
glukosa menjadi sorbitol yang kemudian dioksidasi menjadi fruktosa sorbitol
merupakan senyawa polyol yang bersifat toksik bagi jaringan pada lensa mata dapat
menyebabkan timbulnya penyakit katarak hal ini yang mendasari komplikasi katarak
diabetikum pada penderita diabetes melitus

21
BAB III
KEUNGULAN DAN KELEMAHAN BUKU
Jenis Buku 1 Buku 2 Buku 3
Keunggulan Menjelaskan apa itu Menjelaskan Tahap - Semua tahap
metabolism tahap glikolosis, metabolisme
karbohidrat, siklus asam sitrat, kabohidrat di tulis
memberikan fungsi proses anabolisme dan disajikan lengkap
dari metabolism dan dan katabolisme, mulai dari glikolisis
membuat mekanisme menyertakan gambar sampai glikogenesis,
terjadinya dan beberapa enzim buku ini serta
penimbunan yang berperan di memuat gambar
glikogen. dalamnya. pendukung sehingga
dapat memudahkan
dalam memahami
tahapan-tahapan
glikolisis.
kekurangan Tidak di sertai Bahasa buku lebih Sudah bagus dan
gambar dalam kaku sehingga lebih tidak ditemukan
beberapa tahap susah untuk di kekurangan.
metabolisme pahami.
kabohidrat.
kemukhtahira buku ini mengambil Buku ini mengambil Buku ini mengambil
referensi dari ilmu2 referensi dari ilmu referensi ilmu di
yang sudah yang belum di tahun yang lebih
diperbaharui dan perbaharui,buku ini tinggi yaitu tahun
cocok dengan kodisi terbit pada tahun 2017
saat ini.Buku ini 2009
terbit pada tahun
2013

22
BAB IV
IMPLIKASI TERHADAP

A. Teori
Karbohidrat merupakan contoh polimer alami yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan terdiri atas unsur C, H, dan O. Karbohidrat memiliki rumus
molekul Cn(H2O)n. Istilah karbohidrat sendiri awalnya diambil dari kata karbon
dan hidrat (air). Selain itu, karbohidrat juga dikenal dengan nama sakarida
(Saccharum =gula). Senyawa karbohidrat mudah ditemukan di dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya di dalam gula pasir, buah-buahan, gula tebu, air susu, beras,
jagung, gandum, ubi jalar, kentang, singkong, dan kapas. Apakah yang
membedakan bahan-bahan tersebut? Berdasarkan jumlah sakarida yang
dikandungnya, karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida,
dan polisakarida. Gula pasir dan buah-buahan mengandung monosakarida, gula
tebu dan air susu mengandung disakarida, sedangkan beras, jagung, gandum, ubi
jalar, kentang, singkong, dan kapas mengandung polisakarida. Karbohidrat adalah
suatu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang berfungsi untuk
menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat dalam ilmu gizi dibagi
menjadi dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana terdiri dari monosakarida, merupakan molekul dasar dari
karbohidrat itu sendiri, dan disakarida yang terbentuk dari dua monosakarida
yang saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula berantai pendek yang dibentuk
oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Karbohidrat sederhana tersusun dari ikatan
gula sederhana oleh sebab itu sangat cepat bagi tubuh untuk mencerna jenis
karbohidrat tersebut sehingga memberikan pengaruh peningkatan glukosa pada
tubuh.. Sedangkan karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terbentuk
dari dua ikatan monosakarida dan ada juga serat yang dinamakan polisakarida
nonpati.

B. Terhadap pembanguan indonesia


Secara umum gizi buruk disebabkan karena asupan makanan yang tidak
mencukupi dan penyakit infeksi. Terdapat dua kelompok utama zat gizi yaitu zat

23
gizi makro dan zat gizi mikro (Admin, 2008). Zat gizi makro merupakan zat gizi
yang menyediakan energi bagi tubuh dan diperlukan dalam pertumbuhan,
termasuk di dalamnya adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan zat gizi
mikro merupakan zat gizi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi tubuh
lainnya, misalnya dalam memproduksi sel darah merah, tubuh memerlukan zat
besi. Termasuk di dalamnya adalah vitamin dan mineral. Kurang energi dan
protein berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Protein sebagai zat
pembangun memiliki peranan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika
seseorang kekurangan protein yang dikhawatirkan mudah terserang penyakit,
gagal pertumbuhan dan mempengaruhi kecerdasan pada anak.

C. Analisis mahasiswa
Mahasiswa sangat penting untuk mempelajari metabolism karbohidrat karena
banyak sekali pelajaran dan manfaat yang akan didapat. Dengan mempelajarinya
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya metabolism
karbohidrat dan tahapannya menuju siklus krebs. Kemudian mahasiswa juga bias
mengevaluasi seberapa pentingnya metabolism karbodrat didalam pertumbuhan.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam setiap sel hidup terjadi proses metabolisme. Salah satu proses tersebut adalah
katabolisme. Katabolisme disebut pula disimilasi, karena dalam proses ini energi yang
tersimpan ditimbulkan kembali atau dibongkar untuk menyelenggarakan proses-proses
kehidupan. Katabolisme merupakan reaksi pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana disertai dengan pembebasan energi dalam bentuk ATP. Contoh
katabolisme, yaitu proses respirasi. Di siang hari, pembuatan gula glukosa dalam daun lebih
cepat daripada yang dapat digunakan atau diangkut menuju jaringan lainnya.Glukosa yang
berlebihan diubah menjadi pati, yang disimpan dalam daun untuk beberapa lama.Kemudian
bahan ini diubah menjadi gula terlarut, yang bergerak dari daun.tersusun atas unsur karbon
(C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Monosakarida : fruktosa, glukosa, dan galaktosa.
2. Disakarida : maltosa, sukrosa, dan laktosa.
3. Polisakarida : tepung (amilum), selulosa, dan glikogen.
Fungsi KarbohidratSumber kalori (1 gram = 4,1 kalori)
a. Membentuk senyawa-senyawa organik seperti lemak dan protein.
b. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Dalam bab ini proses katabolisme karbohidrat yang dimaksud adalah respirasi sel.
Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria melalui proses glikolisis, dilanjutkan dengan
proses dekarboksilasi oksidatif kemudian siklus Krebs, di mana pada setiap tingkatan proses
ini dihasilkan energi berupa ATP (Adenosin Tri Phosphat) dan hidrogen. Hidrogen yang
berenergi bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa ke transfer elektron, energinya
dilepaskan dan hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O. Adapun pengubahan fruktosa - 1, 6
difosfat hingga akhirnya menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu
glikolisis, (dekarboksilasi oksidatif), siklus krebs, dan transfer elektron.

B. Saran
Setelah pembaca membaca buku dan menganalisisnya di dapatkan bahwa buku yang paling
direkomendasikan yaitu buku 1, karena tidak hanya penjelasannya yang rinci namun juga

25
dapat di pertanggung jawabkan karena diambil dari pendapat para ahli,serta penjelasa
mengenai metabolism dan tahap katabolisme di jelaskan secara terperinci dan disertakan
dengan gambar, walau bahasa yang di gunakan cukup baku namun masih bisa diphamai apa
yang dimaksud dari isi buku.

26
DAFTAR PUSTAKA
Firani, Novi Khila.2017.Metabolisme Karbohidrat Tinjauan Biokimia dan patologis
.Malang:UB Press
Suwarno,2009.Panduan belajar biologi XII.Jakarta:CV Karya Mandiri Nusantara
Wahyuni Sri. 2013. Metabolisme Kimia. Udayana University Press. Denpasar

27

Anda mungkin juga menyukai