Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRATIKUM CIRI MORFOLOGI DAUN

MORFOLOGI TUMBUHAN

Dosen Pengampu:

Wina Dyah Puspita Sari, S.Si, M.Si

DISUSUN OLEH :

Nama : Cindy Pitaloka

NIM : 4203220037

Kelas : PSB 2020 D

Kelompok : 4

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
CIRI MORFOLOGI DAUN

A. TUJUAN
1. Mengamati bangun (bentuk) daun pada tumbuhan.
2. Mengamati bentuk ujung daun (apex folii) tumbuhan.
3. Mengamati pangkal daun (basis folii) tumbuhan.
4. Mengamati tepi daun (margo folii) tumbuhan.
5. Mengamati permukaan daun tumbuhan.
6. Mengamati susunan pertulangan daun tumbuhan.

B. TEORI
Daun merupakan suatu tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun
dinamakan buku-buku atau (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan
sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis
melebar, kaya akan suatu zat warna iau yan dinamakan klorofil, ole karena itu daun
biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Fungsi daun bagi tumbuhan yaitu sebaai alat untuk
:
1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi) terutama yang berupa zat gas (CO2)
2. Pengolahan zat- zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernapasan (respirasi)
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari linkungannya dan zat yang diambil
(diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik. Air beserta garam-garam diambil
dari tanah oleh akar tumbuhan, sedangkan gas asam arang (CO 2) yang merupakan zat
makanan pula dari tumbuhan yang diambil dari udara melalui celah-celah yang halus
yang disebut dengan stomata (mulut daun) masuk ke dalam daun. Pengolahan zat organik
ini dilakukan oleh zat hijau daun (klorofil) dengan bantuan sinar mataari. Pekerjaan ini
disebut dengan asimilasi, jadi daun dapat disamakan dengan dapur tumbuhan.
Daun-daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :
1. upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina)

Mengenai susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan :

a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja, lazimnya disebut daun bertangkai.
b. Daun terdiri atas upih daun dan helaian daun yang demikian ini disebut daun berupih
c. Daun hanya tediri dari elaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga helaian lansung
melekat atau duduk pada batang. Disebut dengan daun mememeluk batang
d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu
menjadi pipih sehingga menyerupai suatu helaian daun semu atau palsu.

C. BAHAN

NO. BAHAN
1 Daun sirih (Piper betle)
2 Daun keladi hias (Sagittaria sagitifolia)
3 Daun mawar (Rosa sp.)
4 Daun mangga (Mangifera indica)
5 Daun papaya (Carica papaya)
6 Daun pandan (Pandanus sp.)
7 Daun ubi kayu (Manihot utilisima)

D. PROSEDUR KERJA

NO. PROSEDUR KERJA


1 Amati ciri/sifat morfologi daun meliputi bangun(bentuk) daun, bentuk ujung
daun(apex folii), bentuk pangkal daun(basis folii), bentuk tepi daun(margo folii),
permukaan daun dan susunan pertulangan daun pada semua specimen yang
diamati.
2 Inventarisasilah bangun (bentuk) daun dari pengamatan specimen dan catatlah
kedalam tabel yang tersedia.
3 Inventarisasilah bentuk ujung daun(apex folii) tumbuhan dari pengamatan
spesimen dan catatlah ke dalam tabel yang tersedia.
4 Inventarisasilah bentuk pangkal daun(basis folii) tumbuhan dari pengamatan
spesimen dan catatlah ke dalam tabel yang tersedia.
5 Inventarisasilah bentuk tepi daun(margo folii) tumbuhan dari pengamatan
spesimen dan catatlah ke dalam tabel yang tersedia.
6 Inventarisasilah kondisi permukaan daun tumbuhan dari pengamatan spesimen dan
catatlah ke dalam tabel yang tersedia.
7 Inventarisasilah susunan pertulangan daun tumbuhan dari pengamatan spesimen
dan catatlah ke dalam tabel yang tersedia.
8 Diskusikan hasil pengamatan (diskusi dalam kelompok)
9 Buatlah catatan ciri morfologi daun tumbuhan dalam bentuk peta konsep
10 Komunikasikan hasil pengamatan pada saat responsi

E. LAPORAN LKM

Morfologi Daun
Bangun Ujung Pangkal Tepi Permuka Pertulan
No Jenis
daun daun daun daun an daun gan daun
Tumbuhan
1. Daun sirih Bangun Merunci- Berlekuk Rata Licin Meleng-
(Piper jantung ng(acum (emargin (integer) (laevis) kung(cer
betle) (cordatus) inatus) atus) vinervis)
2. Daun keladi Bangun Merunci Berlekuk Berlekuk Licin Menjari
hias Perisai ng(acum (emargin (lobatus) (laevis) (palmi
(Sagittaria (peltatus) inatus) atus) nervis)
sagitafolia)
3. Daun Bulat telur Merunci Membu- Bergerigi Berkerut Menyi-
mawar (ovatus) ng(acum lat(rotun (serra- rugosus rip(penn
(Rosa sp.) inatus) datus) tus) inervis)
4. Daun Jorong Merunci Membu- Rata Licin Menyi-
mangga (ovalis) ng(acum lat (integer) (laevis) rip(penn
(Mangifera inatus) (rotunda inervis)
indica) tus)
5. Daun Bulat(orbi Merunci Merunci- Berca- Kasap Menjari
pepaya cularis) ng(acum ng(acum ngap (scaber) (palmi
(Carica inatus) inatus) menyirip nervis)
papaya) (fissus)
6. Daun Bangun Runcing Rata Rata Licin(lae Sejajar
pandan garis (aculus) (integer) (integer) vis) (rectiner
(Pandanus (lienaris) vis)
sp.)
7. Daun Bulat(orbi Runcing Merunci Berbagi Kasap Menjari
ubi kayu cularis) (aculus) ng(acum menjari (scaber) (palmi
(Manihot inatus) (palmati nervis)
utilisima) rpatilus)

1. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel diatas, maka ciri/sifat morfologi daun sbb :
A. Bangun (bentuk) daun yang ditemukan dari spesimen yang diamati :
 Bangun jantung (cordatus)
Bangun jantung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur, tetapi pangkal daun
memperlihatkan suatu lekukan. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk bangun
jantung saat pengamatan adalah daun sirih (Piper betle).
 Bangun Perisai (peltatus)
Bangun Perisai (peltatus), yaitu daun yang biasanya bangun bulat, mempunyai tangkai
daun yang tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian
daun. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk bangun perisai saat pengamatan
adalah daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia).

 Bulat telur (ovatus)


Bulat telur (ovatus), yaitu daun yang bentuk bangunnya bulat seperti telur. Spesimen
daun yang termasuk dalam bentuk bangun perisai saat pengamatan adalah daun mawar
(Rosa sp.)
 Jorong (ovalis)
Jorong (ovalis), yaitu jika bentukan daunnya memiliki perbandingan panjang = lebar 1 ½
-2 : 1. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk bangun jorong saat pengamatan
adalah daun mangga (Mangifera indica).
 Bulat(orbicularis)
Bulat(orbicularis), yaitu jika panjang lebar = 1:1. Spesimen daun yang termasuk dalam
bentuk bangun bulat saat pengamatan adalah daun pepaya (Carica papaya) dan daun ubi
kayu (Manihot utilisima)
 Bangun garis (lienaris)
Bangun garis (lienaris), yaitu pada penampang melintangnya pipih dan daun amat
panjang. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk bangun garis saat pengamatan
adalah daun pandan (Pandanus sp.)

B. Bentuk ujung daun yang ditemukan dari spesimen yang diamati :


 Meruncing (acuminatus)
Meruncing(acuminatus), seperti ujung yang runcing tetapi pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dugaan, hingga ujung daunnya nampak sempit dan runcing. Spesimen
daun yang termasuk dalam bentuk ujung daun meruncing saat pengamatan adalah daun
sirih (Piper betle), daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), daun mawar (Rosa sp.), daun
mangga (Mangifera indica), dan daun pepaya (Carica papaya).
 Runcing (aculus)
Runcing (aculus), jika kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip
(lebih kecil dari 90o). Ujung daun yang runcing lazim kita ditemukan pada daun-daun
bangun: bulat memanjang, lanset, segi tiga, delta, bela ketupat, dan lain-lain. Spesimen
daun yang termasuk dalam bentuk ujung daun runcing saat pengamatan adalah daun
pandan (Pandanus sp.), daun ubi kayu (Manihot utilisima)
C. Bentuk pangkal daun yang ditemukan dari spesimen yang diamati :
 Berlekuk (emarginatus)
Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bangun jantung dan bangun perisai. Spesimen
daun yang termasuk dalam bentuk pangkal daun berlekuk saat pengamatan adalah daun
sirih (Piper betle), dan daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia)
 Membulat (rotundatus)
Membulat (rotundatus), pada daun-daun yang bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk pangkal daun membulat saat pengamatan
adalah daun mawar (Rosa sp.) dan daun mangga (Mangifera indica)
 Meruncing(acuminatus)
Meruncing(acuminatus), biasanya pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun
bangun sudip. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk pangkal daun meruncing saat
pengamatan adalah daun pepaya (Carica papaya) dan daun ubi kayu (Manihot utilisima).
 Rata (integer)
Rata (integer), biasanya pada daun bangun garis. Spesimen daun yang termasuk dalam
bentuk pangkal daun yang rata saat pengamatan adalah daun pandan (Pandanus sp.)

D. Bentuk tepi daun yang ditemukan dari spesimen yang diamati :


 Rata (integer)
Rata (integer), yaitu tepi daun yang tidak mempunyai toreh (sinus) dan tepi daun yang
tidak menonjol keluar. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk tepi daun rata saat
pengamatan adalah daun sirih (Piper betle), daun mangga (Mangifera indica), daun
pandan (Pandanus sp.)
 Berlekuk (lobatus)
Berlekuk (lobatus), yaitu jika didalamnya toreh kurang dari setengah panjangnya tulang-
tulang yang terdapat di kanan kirinya. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk tepi
daun berlekuk saat pengamatan adalah daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia)
 Bergerigi (serratus)
Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan anulus sama lancipnya. Spesimen daun yang
termasuk dalam bentuk tepi daun bergerigi saat pengamatan adalah daun mawar (Rosa
sp.)
 Bercangap menyirip (fissus)
Bercangap menyirip (fissus), yaitu jika didalam toreh kurang lebih sampai tengah-tengah
panjang tulang-tulangnya daun di kanan kirinya. Tepi bercangap, sedangkan daunnya
mempunyai susunan tulang yang menyirip. Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk
tepi daun bercangap menyirip saat pengamatan adalah daun pepaya (Carica papaya).
 Berbagi menjari (palmatirpatilus)
Berbagi menjari (palmatirpatilus), yaitu tepi berlekuk dan susunan tulang menjari.
Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk tepi daun berbagi menjari saat pengamatan
adalah daun ubi kayu(Manihot utilisima)

E. Kondisi permukaan daun yang ditemukan dari spesimen yang diamati :


 Licin (laevis)
Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk permukaan daun yang licin adalah daun
sirih (Piper betle), daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), daun mangga (Mangifera
indica), daun pandan (Pandanus sp.)
 Berkerut (rugosus)
Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk permukaan daun yang berkerut adalah daun
mawar (Rosa sp.)
 Kasap (scaber)
Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk permukaan daun yang kasap adalah daun
pepaya (Carica papaya), daun ubi kayu (Manihot utilisima)

F. Susunan pertulangan daun yang ditemukan dari specimen yang diamati :


 Melengkung(cervinervis)
Daun ini mempunyai beberapa tulang yang besar, satu ditengah, yaitu yang paling besar,
sedang lainnya mengikuti jalannya tepi daun, jadi semula memencar kemudian kembali
menuju ke satu arah yaitu keujung daun, hingga selain tulang yang ditengah semua tulang
– tulangnya kelihatan melengkung. Daun dengan susunan tulang ini biasanya hanya
terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal (monocotyledoneae). Spesimen daun yang
termasuk dalam bentuk pertulangan daun yang melengkung adalah daun sirih (Piper
betle).
 Menjari (palminervis)
Yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulan yang memencar,
memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini lazimnya gasal,
yan ditengah paling besar dan paling panjang, sedang kesamping semakin pendek. Daun
dengan susunan tulang demikian umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji belah
(dicotyledoneae). Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk pertulangan daun yang
menjari adalah daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), daun pepaya (Carica papaya),
dan daun ubi kayu (Manihot utilisima).
 Sejajar (rectinervis)
Biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, yang mempunyai satu
tulang ditengah yang membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan
nampaknya semua mempunyai arah yan sejajar dengan ibu tulang. Karena daun sempit
dan panjang, tulang-tulang tidak kelihatan melengkung, tetapi lurus sejajar satu sama
lain. Lazimnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae).
Spesimen daun yang termasuk dalam bentuk pertulangan daun yang sejajar adalah Daun
pandan (Pandanus sp.

2. Catatan ciri morfologi daun tumbuhan dalam bentuk peta konsep.


BENTUK BENTUK UJUNG PERMUKAAN
DAUN DAUN DAUN DAUN

ANAK
BULAT RUNCING LICIN
PANAH

MERUN-
PERISAI TOMBAK MENGKILAT
CING

BERTELI-
JORONG TUMPUL SURAM
NGA

MEMAN- TELUR
BULAT GUNDUL
JANG SUNGSANG

BANGUN JANTUNG
TUMPUL KASAP
LANSET SUNGSANG

BULAT SEGITIGA
ROMPANG BERKERUT
TELUR TERBALIK

BERBING-
SEGITIGA SUDIP TERBELAH
KUL

BERBULU
DELTA GARIS BERDURI
JARANG

BELAH BERBULU
PITA
KETUPAT HALUS

BANGUN BERBULU
PEDANG
JANTUNG KASAR

BANGUN PAKU BERSISIK


GINJAL
PANGKAL TULANG
TEPI DAUN TEPI DAUN
DAUN DAUN

BERLEKUK
RUNCING MENYIRIP RATA
MENYIRIP

BERCANGAP
MERUNCING MENJARI BERTOREH
MENYIRIP

MELENG- BERBAGI
TUMPUL BERGERIGI
KUNG MENYIRIP

BERBAGI
MEMBULAT SEJAJAR BERGIGI
MENJARI

ROMPANG/ BERGERIGI BERCANGAP


RATA GANDA MENJARI

BERLEKUK
BERLEKUK BERINGGIT
MENJARI

BEROMBAK

BERLEKUK

BERCANGAP

BERBAGI
3. Gambarkan morfologi daun dari spesimen yang diamati pada buku laporan praktikum
dan beri keterangan pada gambar!
4. Kesimpulan

 bangun (bentuk) daun pada tumbuhan yang saya amati adalah bangun jantung (cordatus) pada
daun sirih (Piper betle), bangun perisai (peltatus) pada daun keladi hias (Sagittaria
sagitafolia), bulat telur (ovatus) pada daun mawar (Rosa sp.), jorong (ovalis) pada daun
mangga (Mangifera indica), bulat (orbicularis) pada daun pepaya (Carica papaya) dan daun
ubi kayu (Manihot utilisima), bangun garis (lienaris) pada daun pandan (Pandanus sp.)
 Bentuk ujung daun yang diamati adalah meruncing (acuminatus) pada daun sirih (Piper betle),
daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), daun mawar (Rosa sp.), daun mangga (Mangifera
indica), dan daun pepaya (Carica papaya). Dan Runcing (aculus) pada daun pandan
(Pandanus sp.), daun ubi kayu (Manihot utilisima)
 Bentuk pangkal daun yang diamati adalah berlekuk (emarginatus) pada daun sirih (Piper betle),
dan daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), Membulat (rotundatus) pada daun mawar (Rosa
sp.) dan daun mangga (Mangifera indica), Meruncing(acuminatus) pada daun pepaya (Carica
papaya) dan daun ubi kayu (Manihot utilisima), Rata (integer) pada daun pandan (Pandanus
sp.)
 Bentuk tepi daun yang ditemukan dari spesimen yang diamati adalah Rata (integer) pada daun
sirih (Piper betle), daun mangga (Mangifera indica), dan daun pandan (Pandanus sp.),
berlekuk (lobatus) pada daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), bergerigi (serratus) pada
daun mawar (Rosa sp.), Bercangap menyirip (fissus) pada daun pepaya (Carica papaya), dan
berbagi menjari (palmatirpatilus) pada daun ubi kayu (Manihot utilisima)
 Kondisi permukaan daun yang ditemukan dari spesimen yang diamati adalah Licin (laevis) yaitu
pada daun sirih (Piper betle), daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), daun mangga
(Mangifera indica), dan daun pandan (Pandanus sp.), berkerut (rugosus) pada daun mawar
(Rosa sp.), kasap (scaber) pada daun pepaya (Carica papaya), daun ubi kayu (Manihot
utilisima)
 Susunan pertulangan daun yang diamati adalah melengkung (cervinervis) pada daun sirih (Piper
betle), menjari (palminervis) pada daun keladi hias (Sagittaria sagitafolia), daun pepaya
(Carica papaya), dan daun ubi kayu (Manihot utilisima). Sejajar (rectinervis) pada daun
pandan (Pandanus sp.)
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yoyakarta : Gadjah Mada University


Press

Anda mungkin juga menyukai