Anda di halaman 1dari 14

Makalah Rekayasa Ide Biologi Umum

“PENGEMBANGAN PERTANIAN PADA INDUSTRI PUPUK HAYATI ORGANIK


BERBASIS REKAYASA HAYATI”
Dosen Pengampu : Friends Silaban S.i.,M.Si

DISUSUN OLEH:

SYHARLA FINANDA

NIM : 4203220039

KELAS : BIOLOGI B 2020

MATA KULIAH : BIOLOGI UMUM

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Rahmat dan
Karunia-NYA maka Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Rekayasa Ide Biologi
Umum khususnya tentang Materi Inovasi dan Teknologi Reproduksi. Penyusunan Rekayasa
Ide ini adalah merupakan salah satu tugas agar mahasiswa terlatih guna meningkatkan
motifasi belajar mahasiswa.

Dalam penyusunan Rekayasa Ide ini kami merasa masih banyak kekurangan baik teknis
penyusunan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik
dan saran sangat saya harapkan demi penyempurnaan penyusunan Rekayasa Ide ini.Dalam
penyusunan Rekayasa Ide ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada “Bapak
Friends Silaban S.i.,M.Si" selaku dosen pembawa mata kuliah Biologi Umum .

Secara khusus kami juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman yang sedikit
ikut membantu saya.Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi yang membutuhkan, khususnya bagi saya sendiri sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.

Medan, 16 Desembermber 2020

Syharla finanda
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
2.1 Ringkasan Kajian...................................................................................................................7
2.2 Metode Penelian..........................................................................................................................8
2.2 Pembahasan.........................................................................................................................10
A. Pupuk Hayati Organik Sebagai Penunjang Kualitas Pertanian.............................................10
B. Cara Pembuatan Pupuk Hayati Organik...............................................................................10
C. Penggunaan Pupuk Hayati Organik dan Dosis yang Tepat Terhadap Tanaman...................11
D. Kekurangan dan Kelebihan dari Pupuk Hayati Organik......................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang ini semakin pesatnya perkembangan teknologi dan sangat
berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat tidak terkecuali pula pada bidang rekayasa
hayati dan bioindustri dengan berkembang nya teknologi dan inovasi yang diciptakan para
ilmuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin banyak, salah
satunya untuk memenuhi kebutuhan manusia dibidang pangan yang disokong dengan
kemajuan teknologi pertanian, contohnya penggunan tanaman transgenik dan kultur jaringan,
namun disamping peningkatan kualitas tanaman diperlukan juga peningkatan kualitas lahan,
oleh karena itu saya melakukan inovasi peningkatan kualitas lahan dengan menggunakan
kombinasi pupuk hayati (bio-fertilizers) dan pupuk organik atau pupuk hayati organik.

Pupuk hayati adalah inokulan berbahan aktif organisme hidup atau laten dalam bentuk
cair atau padat yang memiliki kemampuan untuk
memobilisasi,memfasilitasi,dan,meningkatkan ketersediaan hara yang tidak tersedia (N2,Hara
terikat dalam mineral atau terikat dalam bentuk senyawa organik) menjadi bentuk tersedia
melalui proses biologis. Dekomposer atau mikroba perombak dikategorikan sebagai pupuk
hayati karena berperan aktif dalam mengubah hara tidak tersedia atau terikat dalam bentuk
senyawa organik menjadi hara tersedia melalui proses mineralisasi atau dekomposisi.
Kelompok pupuk hayati (Bio-fertilizers) yang sangat potensial untuk pertanian terpadu
berbasis organik antara lain meliputi: penambat N (simbiotik dan non-simbiotik), mikroba
pelarut P,mikroba pelarut K, mikroba penghasil fitohormon (hormon pemacu tumbuh
tanaman), mikroba perombak bahan organik dan mikroba yang berperan sebagai agen hayati.
Pupuk hayati ini sangat bermanfaat dalam: 1) meningkatkan dan memfasilitasi ketersediaan
hara, 2) menghasilkan pupuk organik beragen hayati,3) mengurangi penggunaan pupuk
anorganik dan bahan energi berbahan fosil, 4) memperbaiki kesehatan tanah, dan
meningkatkan produktivitas tanah maupun tanaman. Berdasarkan manfaat pupuk hayati
tersebutlah yang memotivasi kami untuk melakukan inovasi tersebut untuk mendukung
pertanian terpadu berkelanjutan.

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau
cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik
mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.Sumber bahan organik dapat
berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol
jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan
bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah


pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal
bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk
dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran
sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin.Lahan-lahan pertanian yang
terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur
yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah
lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum
diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih
suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih
sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan mudah diperoleh. Kebanyakan
petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif
terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak
negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan
telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Namun
dengan cara yang sederhana, keduanya bisa dikombinasikan sehingga menghasilkan pupuk
tanaman yang berkualitas tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen.

Pupuk hayati organik ini lebih menguntungkan dari segi pembiayaan, ketahanan
terhadap penyebab penyakit tanaman, bebas dari mikroorganisme patogen, dan dari segi
keramahan terhadap lingkungan, dibandingkan dengan pupuk kimiawi buatan.

Sisa atau residu pupuk kimiawi buatan yang terbuang ke aliran sistem perairan adalah
penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem diantaranya adalah terjadinya eutrofikasi

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah pupuk hayati organik dapat dijadikan sebagai penunjang kualitas pertanian?
2) Bagaimana cara pembuatan pupuk hayati organik yang berfungsi sebagai pengganti pupuk
anorganik?
3) Bagaimana penggunaan pupuk hayati organik serta dosis yang tepat terhadap tanaman?
4) Apa kekurangan dan kelebihan dari pupuk hayati organik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apasaja agen mikroba yang berperan dalam pembuatan pupuk hayati organik
2. Mengetahui bahan yang diperlukan untuk membuat pupuk hayati organik
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan pupuk hayati organik
4. Mengetahui dosis dan cara penggunaan pupuk hayati organik yang tepat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Kajian


Pengembangan pertanian menjadi suatu keharusan ,baik melalui program
ektensifikasi maupun intensifikasi untuk memenuhi kebutuhan pangan,sandang dan papan
yang terus meningkat sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk akibatnyakebutuhan akan
pangan dan produk pertanian, serta lahan permukiman akan meningkat. Dilain pihak konversi
lahan ke non pertanian terus meningkat, konsekuensinya pertanian intensif yang bertumpu
pada penggunaan pupuk anorganik dan berbahan kimia.

Menurut ElHabbashaet al. (2007) aplikasi pupuk hayati untukmenurunkan pemakaian


pupuk anorganik penting dilakukan untuk melindungi lingkungan dari dampak buruk pupuk
anorganik yang digunakan berlebihan. Pupuk organik hayati adalah kombinasi antara pupuk
mikrob dan pupuk organik. Pupuk ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti pupuk kandang,
kompos dan kascing yang diperkaya dengan mikrob hidup yang memiliki peranan positif bagi
tanaman. Pupuk hayati merupakan mikrob hidup yang diberikan kedalam tanah sebagai
inokulan menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Beberapa mikrob tanah seperti
Rhizobium, Azospirillum, Azotobacter, mikrob pelarut fosfat, mikrob penambat N2adalah
contoh mikrob yang sering digunakan untuk pupuk hayati dan sudah banyak tersedia di
pasaran.

Komunitas mikrob dapat berperan dalam pertumbuhan tanaman melalui beberapa


mekanisme antara lain meningkatkan ketersediaan unsur hara didalam tanah, meningkatkan
kemampuan bersaing terhadap hama dan penyakit yang ditularkan melalui perakaran (Smith
dan Read, 1997). Pemakaian pupuk organik hayati yang diaplikasikan dengan tepat dan benar
akan berpengaruh positif terhadap ketersediaan unsur hara, ketahanan terhadap serangan
penyakit dan meningkatkan kesehatan tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik
dan hasil produksi dapat ditingkatkan. Pupuk organik hayati mampu meningkatkan efisiensi
serapan hara, memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan komponen hasil produksi
tanaman kedelai serta dapat meningkatkan ketahanan fisik tanaman kedelai terhadap serangan
hama dan penyakit (Agung dan Rahayu, 2004).
Peranan pengembangan dan penelitan sangat menentukan dalam membangun
industri pupuk hayati organik dengan karakteristik yang dinamis dan spesifik baik sebagai
inokulen tunggal maupun pupuk hayati majemuk yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan ketersediaan hara dan produktifitas tanah maupun tanaman. Terobosan
tekhnologi untuk meningkatkan efektifitas maupun teknik produksi pupuk hayati dengan
kualitas baik dan stabil sangat diperlukan dalam menunjang pengembangan pupuk hayati.
Sebaliknya, pengembangan industri pupuk hayati diperlukan untuk menunjang
pengembangan dan penelitian.

Aplikasi pupuk hayati penambat N simbiotik (bradyrhizobium japonicum) pada


tanaman kedelai sangat efektif untuk meningkatkan ketersediaan hara dan dapat
mensubstitusi penggunaan pupuk anorganik hingga 75%

Oleh karena itu , industri pupuk hayati penghasil inokulen bakteri penambat N tersebut
telah berkembang dengan baik dan penggunaan inokulen penambat N pada pertanaman
legum menjadi sangat diperlukan untuk menekan biaya produksi.

Pupuk hayati cendawan mikoriza arbuskula (endomikoriza) dapat meningkatkan


pertumbuhan dan hasil tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Sedangkan ektomikoriza
umumnya hanya terdapat pada tanaman tahunan

2.2 Metode Penelian


Menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) yang terdiri dari dua faktor:

• Mikoriza arbuskula sebagai petak utama terdiri dari 3 taraf yaitu

1. tanpa mikoriza arbuskula(m0)

2. mikoriza dari pupuk hayati hasil perbanyakan/ rekayasa spesifik gambut (m1)

3. mikoriza propagul alami dari rizosfer nenas (m2)

• dosis pupuk fosfat (P) sebagai anak petak terdiri dari 4 saraf yaitu

1. d1 dengan taraf dosis fosfat 100 kg P2O5/hektar

2. d2 dengan taraf dosis fosfat 75 kg P2O5/hektar

3. d3 dengan taraf fosfat 50 kg P2O5/hektar


4. d4 dengan taraf fosfat 25 kg P2O5/hektar

mikroba yang multifungsi tersebut diharapkan mampu meningkatkan manfaat dan


efisiensi penggunaan pupuk hayati.

Focus penelitian dan upaya untuk meningkatkan efektivitas dan peranan penggunaan
pupuk hayati untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman secara berkelanjutan
antara lain sebagai berikut:

1) seleksi mikroba yang efektif meningkatkan ketersediaan hara dan produktivitas


tanaman, baik yang bersifat spesifik maupun non spesifik sehingga mampu
mengurangi penggunaan pupuk anorganik secara signifikan
2) formulasi inokulan majemuk yang efektif untuk meningkatkan ketersediaan hara,
keesehatan tanah maupun kesehatan tanaman
3) kajian untuk meningkatkan daya adaptasi dan persistensi inokulan pupuk hayati
sehingga mampu tumbuh maupun berkembang dan mampu mendominasi rhizosfir
tanaman dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (stressful conditions)
4) penelitian rekayasa genetika sehingga tanaman non legum mampu membentuk nodula
yang efektif menambat nitrogen dari udara
5) mengembangkan system produksi yang baik untuk menjamin kualitas dan efektivitas
bahan aktif (mikroba) di lapangan
6) pengaturan dan regulasi untuk menjamin pengendalian kualitas dan peredaran pupuk
hayati.

2.2 Pembahasan

A. Pupuk Hayati Organik Sebagai Penunjang Kualitas Pertanian


Pupuk hayati organik ini lebih menguntungkan dari segi pembiayaan, ketahanan
terhadap penyebab penyakit tanaman, bebas dari mikroorganisme patogen, dan dari
segi keramahan terhadap lingkungan, dibandingkan dengan pupuk kimiawi buatan.
Sisa atau residu pupuk kimiawi buatan yang terbuang ke aliran sistem perairan
adalah penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem diantaranya adalah
terjadinya eutrofikasi

B. Cara Pembuatan Pupuk Hayati Organik


Proses Produksi Pupuk Hayati
Tahap Pengisolasian Mikroorganisme

Mengambil satu kg tanah yang berasal dari kedalaman 10-15 cm dari permukaan
tanah. Pilih lokasi tanah subur yang bebas dari gangguan manusia, jauh dari
pemukiman misalnya dari tanah perkebunan yang terawat dengan baik atau dari hutan
yang lebat

Tanah tersebut dicampur dengan satu kg daun bambu kering, 5 kg sekam padi dan 2
kg dedak padi, diaduk rata sambil menuangkan air secukupnya,sekitar 5 liter
Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah berdiameter 50 cm dengan ketinggian
30 cm. Buat lobang berdiameter 10 cm di tengah-tengah campuran Tutup campuran
tersebut dan letakkan di tempat yang teduh selama satu bulan. Aduk campuran
tersebut 4 hari sekali dan membuat lobang ventilasi baru.

Proses selesai setelah terbentuknya lapisan serat putih di permukaan campuran

Tahap Peningkatan Jumlah Mikroorganisme

Campuran kering mikroorganisme diaduk rata, kemudian diambil sebanyak 500 gram
dan dimasukkan ke dalam jaring plastik

Campur 15 liter molase (produk sampingan dari hasil pengolahan gula tebu) atau 15
kg gula merah cair ke dalam wadah berisi 75 liter air tanah atau sumur yang bersih

Masukkan jaring plastik berisi campuran mikroorganisme tersebut ke dalam wadah

Aduk merata secara searah.

Tutup wadah dan biarkan selama satu bulan di tempat yang teduh.

Indikator kesuksesan tahap ini adalah larutannya berbau harum, jika berbau busuk
berarti prosesnya gagal

C. Penggunaan Pupuk Hayati Organik dan Dosis yang Tepat Terhadap Tanaman
Pemakaian pupuk organik hayati yang diaplikasikan dengan tepat dan benar akan
berpengaruh positif terhadap ketersediaan unsur hara, ketahanan terhadap serangan
penyakit dan meningkatkan kesehatan tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan
lebih baik dan hasil produksi dapat ditingkatkan. Pupuk organik hayati mampu
meningkatkan efisiensi serapan hara, memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan
komponen hasil produksi tanaman kedelai serta dapat meningkatkan ketahanan fisik
tanaman kedelai terhadap serangan hama dan penyakit (Agung dan Rahayu, 2004).

D. Kekurangan dan Kelebihan dari Pupuk Hayati Organik


Kekurangan

Prosesnya membutuhkan waktu yang agak lama

Kelebihan

Pupuk hayati organik ini lebih menguntungkan dari segi pembiayaan, ketahanan
terhadap penyebab penyakit tanaman, bebas dari mikroorganisme patogen, dan dari
segi keramahan terhadap lingkungan, dibandingkan dengan pupuk kimiawi buatan.

Sisa atau residu pupuk kimiawi buatan yang terbuang ke aliran sistem perairan adalah
penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem diantaranya adalah terjadinya
eutrofikasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan pertanian menjadi suatu keharusan ,baik melalui program
ektensifikasi maupun intensifikasi untuk memenuhi kebutuhan pangan,sandang dan
papan yang terus meningkat sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk
akibatnyakebutuhan akan pangan dan produk pertanian, serta lahan permukiman akan
meningkat. Dilain pihak konversi lahan ke non pertanian terus meningkat,
konsekuensinya pertanian intensif yang bertumpu pada penggunaan pupuk anorganik dan
berbahan kimia.

Pupuk hayati merupakan mikrob hidup yang diberikan kedalam tanah sebagai
inokulan menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Beberapa mikrob tanah seperti
Rhizobium, Azospirillum, Azotobacter, mikrob pelarut fosfat, mikrob penambat
N2adalah contoh mikrob yang sering digunakan untuk pupuk hayati dan sudah banyak
tersedia di pasaran.

Komunitas mikrob dapat berperan dalam pertumbuhan tanaman melalui beberapa


mekanisme antara lain meningkatkan ketersediaan unsur hara didalam tanah,
meningkatkan kemampuan bersaing terhadap hama dan penyakit yang ditularkan melalui
perakaran . Peranan pengembangan dan penelitan sangat menentukan dalam membangun
industri pupuk hayati organik dengan karakteristik yang dinamis dan spesifik baik
sebagai inokulen tunggal maupun pupuk hayati majemuk yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan ketersediaan hara dan produktifitas tanah maupun tanaman. Terobosan
tekhnologi untuk meningkatkan efektifitas maupun teknik produksi pupuk hayati dengan
kualitas baik dan stabil sangat diperlukan dalam menunjang pengembangan pupuk
hayati. Sebaliknya, pengembangan industri pupuk hayati diperlukan untuk menunjang
pengembangan dan penelitian.

3.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan disini kepada pembaca adalah, marilah kita
menjaga dengan baik apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita dalam bentuk alam dan
budaya pada contohnya. Manusia bersinergi dengan alam dan budaya jadi harus ada
timbal balik yang terjadi. Kemampuan dan kemauan manusia dalam menjaga alam dan
budayanya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup alam dan kelestarian
budaya tersebut.

Hidup di era global ini menuntut kita untuk bertindak rasional dan positif.
Tergerusnya alam dan budaya yang perlahan namun pasti sudah terjadi harus kita cegah
dengan salah satu caranya yaitu menguarangi penggunaan pupuk anorganik

Jadi disini saya mengajak semua pihak untuk tetap mempertahankan dan
meningkatkan standarisasi pelestarian lingkungan dan budaya agar bumi tempat kita
berpijak ini tetap lestari, indah dan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Sasli, iwan. (2013). Respon tanaman kedelai terhadap pupuk hayati Mikoriza arbuscula hasil
rekayasa spesifik gambut. Jurnal AGROVIGOR. 6(1): 73-80.

Simarmata, dkk.(2012). Peranan penelitian dan pengembangan pertanian pada industri pupuk
hayati (Bio-fertilizers). Jurnal pertanian. 3(2): 1-14.

Sinambella, dkk. 2018. Biologi Umum.Medan: UNIMED.

Anda mungkin juga menyukai