Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA IDE

Pengelolahan Limbah Industri Organik dengan Metode Elektrokimia

DOSEN PENGAMPU :
Haqqi Annazli Nasution, S.Si, M.Pd
Dr. Tita Juwitaningsih, MS.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3:
Ahmad Taufiq Ramadhan (4213250014)

Annisa Aulia (4213550006)


Atika Haura (4211250012)
Muhammad Akram Fais (4213250013)
M. Revano Ananda Lubis (4213250016)
Khairul Abdi (4213250019)

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan salah satu tugas KKNI yaitu Rekayasa Ide untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kimia Umum. Terwujudnya Rekayasa Ide ini tidak lepas dari bimbingan dan
sokongan serta arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka
dengan kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
Bapak Haqqi Annazili Nasution S.Si, M.Pd. selaku dosen pangampu mata kuliah Kimia Umum
yang telah banyak membantu dalam hal penyelesaian Rekayasa Ide ini.
Penulisan Rekayasa Ide ini bertujuan untuk melatih mahasiswa memunculkan ide
baru/ide kreatif yang berbeda dengan ide-ide yang sudah ada sebagai solusi kreatif pada
masalah topik Kimia Umum. Kami sadar bahwa dalam penulisan Rekayasa Ide ini tidak lepas
dari kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
penulisan Rekayasa Ide ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan semoga Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat lebih dimengerti tentang materi yang telah kami sajikan.

Medan, 25 Mei 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat.................................................................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Elektrokimia ..................................................................................................................... 2
2.2 Pengertian Limbah ............................................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
3.1 Metode Penelitian ................................................................................................................................. 5
3.2 Ide yang dikembangkan ...................................................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................................... 8
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................................ 8
4.2 Saran......................................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia adalah serangkaian pemisahan muatan yang terjadi didalam media yang
mempelajari peristiwa yang berhubungan dengan listrik dan aliran electron dalam reaksi
kimia. Elektrokimia Sel volta : reaksi redoks akan menghasilkan arus listrik (terjadi
perubahan energi kimia menjadi energi listrik). Contoh : baterai, aki
Sel elektrolisis : arus alam menimbulkan reaksi redoks (terjadi perubahan energi listrik
menjadi energi kimia). Reaksi elektrolisis tergolong reaksi tidak spontan, yaitu memerlukan
pengaruh energi listrik. Elektron (listrik) memasuki larutan melalui kutub negatif (katode).
Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katode dan mengalami reduksi. Spesi lain
.
melepas elektron di anode dan mengalami oksidasi
Pada proses penggunaan elektrolit kemungkinan terjadi reduksi atau oksidasi dari
molekul-molekul air harus pula diperhatikan. Misal ; pengendapan logam pada katoda , maka
potensial elektron dan atau konsentrasi ion dalam larutan perlu diperhatikan.
Elektroda yang digunakan dapat bersifat elektroaktif/ lamban. Contoh elektroda yang
elektroaktif (Cu dan Ag) mudah teroksidasi dan sering ambil bagian dalam proses anoda,
sedangkan elektrode lamban (grafit).
Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda. Oksidasi
merupakan pelepasan elektro oeh sebuah molekul, atom, atau ion kadang kadang oksidasi
bukan bukan hal yang buruk. Amoksisilin adalah antibiotik β-laktam spektrum luas yang
yang termasuk dalam kelas penisilin dan digunakan dalam hewan dan manusia obat,
mewakili salah satu antibiotik yang paling diresepkan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengolah limbah industry organic dengan metode elektokimia?


1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengelolah limbah industi organic dengan
proses elektro-oksidasi amoksisilin yang dimediasi ion logam kobal (III).

1.3 Manfaat

Melatih mahasiswa memunculkan ide baru/ide kreatif yang berbeda dengan ide-ide
yang sudah ada sebagai solusi kreatif pada masalah topik Kimia Umum.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Elektrokimia

Elektrokimia merupakan suatu proses reaksi kimia yang menghasilkan arus listrik atau
sebaliknya. Sel elektrokimia melibatkan reaksi redoks, oleh karena reaksi redoks melibatkan
transfer elektron, maka reaksi tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan arus listrik,
yakni aliran elektron dari potensial tinggi ke potensial rendah (Sunarya, 2012). Sel
elektrokimia dibedakan menjadi 2, yaitu: sel galvani dan sel elektrolisis. Dalam sel galvani
reaksi kimia yang berlangsung bersifat spontan dan menghasilkan arus listrik. Katoda
merupakan kutub positif dan anoda merupakan kutub negatif. Dalam sel elektrolisis aliran
listrik menyebabkan berlangsungnya suatu reaksi kimia. Katoda merupakan kutub negatif,
sedangkan anoda kutub positif. (Dogra, 2013). Sel galvani merupakan sel yang menghasilkan
arus listrik. Pada sel ini, anoda berfungsi sebagai elektroda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif. Arus mengalir dari anoda ke katoda akan menghasilkan reaksi kimia yang
belangsung spontan. Syarat-syarat sel galvani antara lain: reaksi redoks terjadi secara
spontan, hasil reaksi menghasilkan energi dan Go < 0 dan Eosel adalah positif (Riyanto,
2013).

Sel galvani terdiri dari dua setengah reaksi yang dipisahkan secara fisik. Pada sel ini,
dua setengah reaksi dihubungkan secara eksternal untuk mengalirkan elektron hasil oksidasi
dari satu elektroda (anoda) ke elektroda lain (katoda), sedangkan untuk menetralkan
kelebihan ion-ion pada masing-masing larutan setengah sel digunakan jembatan garam yang
dihubungkan secara internal.

Sel elektrolisis merupakan sel yang bekerja menggunakan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi kimia yang tidak spontan atau reaksi kimia yang memiliki potensial sel
negatif (Sunarya, 2012). Pada sel ini energi listrik digunakan untuk berlangsungnya suatu
reaksi kimia. Energi e.m.f yang diperlukan untuk berlangsungnya proses ini akan sedikit lebih
tinggi dari pada e.m.f yang dihasilkan oleh reaksi kimia yang didapat dari lingkungannya.
Keseimbangan akan terjadi apabila harga ΔG dan E sama dengan nol (Dogra, 2013). Pada sel
elektrolisis anoda berfungsi sebagai elektroda positif dan katoda bermuatan negatif, sehingga
arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sel ini terdiri dari sumber arus searah yang
dihubungkan dengan kawat pengantar pada dua buah elektroda yang dicelupkan dalam bejana
berisi larutan elektrolit (Riyanto, 2013).

2
Elektrolisis memiliki aplikasi penting, misalnya isi ulang baterai, produksi logam
aluminium dari bijihnya dan pelapisan krom pada objek tertentu. Elektroda yang digunakan
dalam sel elektrolisis terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Elektroda inert, adalah elektroda yang tidak ikut bereaksi baik sebagai katoda maupun
anoda, sehingga dalam sel elektrolisis yang mengalami reaksi redoks adalah elektrolit sebagai
zat terlarut dan atau air sebagai pelarut. Contohnya adalah karbon (C) dan platina (Pt).

b. Elektroda tidak inert, adalah elektroda yang ikut bereaksi, terutama jika digunakan sebagai
anoda, dapat mengalami reaksi oksidasi. Contohnya adalah Fe, Al, Cu, Zn, Ag dan Au.

Sel elektrolisis sederhana dapat dilihat pada reaksi lelehan garam dengan
menyambungkan baterai sebagai sumber arus listrik searah denga kedua katoda yang
dicelupkan kedalam larutan NaCl. Pada elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif
baterai terbentuk gas klorin, dengan setengah reaksinya adalah:

Na+ (l) + e- Na (l) (setengah reaksi reduksi) Cl- (l) 1 2 Cl2 + e- (setengah reaksi oksidasi)

Anoda pada sel elektrolisis anoda adalah tempat berlangsungnya reaksi oksidasi dan
katoda adalah elektroda tempat berlangsungnya reaksi reduksi. Dalam reaksi ini terjadi
reduksi ion Na+ menjadi logam Na di katoda dan oksidasi ion Cl- menjadi gas Cl2di anoda.
Elektrolisis ini digunakan untuk memperoleh logam natrium dari lelehan natrium klorida.
Logam lain yang dapat diperoleh denagn cara elektrolisis lelehan garam adalah logam litium,
magnesium dan kalsium (Sunarya, 2012).

Sel elektrolisis dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk, salah satunya yaitu
sintesis Fe3O4 dari FeSO4. Sel elektrolisis menggunakan anoda karbon dan katoda besi.
Larutan yang digunakan elektrolit campuran dari FeSO4 dan H2SO4.

Salah satu aplikasi metode elektrolisis dalam industri yang banyak dikembangkan saat
ini adalah teknik elektroplating. Elektroplating merupakan proses pelapisan logam dengan
logam lain didalam suatu larutan elektrolit dengan pemberian arus listrik. Konsep yang
digunakan dalam proses elektroplanting adalah konsep reaksi reduksi dan oksidasi dengan
menggunakan sel elektrolisis. Dalam sel elektrolisis arus yang akan dialirkan akan
menimbulkan reaksi reduksi dan oksidasi dangan mengubah energi listrik menjadi energi
kimia. Proses pelapisan terjadi jika suatu benda yang akan dilapisi berfungsi sebagai katoda
dan benda pelapis sebagai anoda dicelupkan kedalam larutan elektrolit dengan kosentrasi

3
tertentu, kemudian arus dialirkan kedalam larutan tersebut maka ion-ion pada anoda akan
terurai kedalam larutan dan akan melapisi benda yang akan berfungsi sebagai katoda, proses
pelapisan ini dapat terjadi karena lepasnya elektron dari atom-atom yang kemudian masuk
kedalam larutan sebagai ion-ion. Banyaknya ion yang diuraikan tergantung dari besarnya arus
yang dialirkan. Semakin besar arus yang dialirkan semakin banyak ion yang diuraikan begitu
pula sebaliknya (Widodo, dkk, 2014).

2.2 Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik indiustri
maupun domestik, yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa
anorganik. Dalam Konsentrasi dan kuantitas terentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah adalah berukuran mikro,
dinamis, penyebarannya berdampak pada luas dan antar generasi akan berdampak dalam
jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah,
kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah (Anonim, 2009).

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian


yaitu : limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, serta limbah B3(Bahan Bebahaya
dan Beracun). Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengelohan dan penanganan limbah.
Pada dasarnya pengelohan limbah ini dapat dibedakan menjadi pengelohan menurut tingkatan
perlakuan dan pengolahan menurut karakteristik limbah (Anonim, 2009).

4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metode Penelitian
Metode pelaksanaan yang digunakan ialah penelitian kualitatif. Metode Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori bertujuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada dan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan saat ini maupun lampau.
Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang
latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Berikut adalah prosedur kerja dari penelitian yang dilakukan

1. Elektroda kerja Pt berbentuk cakram dengan menggunakan kawat Pt diameter 1,0 mm


dan dimasukkan ke dalam badan elektroda yang terbuat dari kaca.
2. Elektroda kerja Pt/Co dibuat dengan cara elektrodeposisi kobal ke permukaan logam
cakram platina, dimana anoda dan katoda yang digunakan adalah elektroda kawat Pt.
3. Sumber ion logam kobal yang digunakan adalah kobal klorida 0,05 M.
4. Selanjutnya dimasukkan ke dalam badan elektroda yang terbuat dari kaca.
5. Pembuatan elektroda Pt/Co(OH)2, dibuat dengan cara menempatkan kawat Pt dalam
larutan yang mengandung 0,1 M Na2CO3 ditambah dengan 40 mM NaK-tartrat dan 4
mM CoCl2 pada pH 11,6.
6. Proses pelapisan elektroda Pt dengan kobal hidroksida dilakukan dengan teknik
voltammteri siklik sebanyak 100 siklik pada potensial -0,25 V sampai dengan 0,8 V
laju selusur 100 mV/s.
7. Elektroda Pt/Co(OH)2 yang telah dipreparasi selanjutnya dikarakterisasi dalam
larutan NaOH 0,1 M secara voltammetri siklik.

3.2 Ide yang Dikembangkan


Pada sel elektolisis arus listrik dari sumber diluar sel dialirkan kedalam larutan di
dalam sel. Ion-ion positip (kation) bermigrasi ke elektroda negatip dan ion-ion negatip
(anion) bermigrasi ke elektroda positip Elektrolit yang digunakan bisa sebagai leburan dan
sebagai larutan. Pada proses penggunaan elektrolit kemungkinan terjadi reduksi atau oksidasi
dari molekul-molekul air harus pula diperhatikan. Misal ; pengendapan logam pada katoda ,
maka potensial elektron dan atau konsentrasi ion dalam larutan perlu diperhatikan. Elektroda
yang digunakan dapat bersifat elektroaktif/ lamban. Contoh elektroda yang elektroaktif (Cu

5
dan Ag) mudak teroksidasi dan sering ambil bagian dalam proses anoda, sedangkan elektrode
lamban (graftidan atina) praktis tidak bereaksi kecuali pada proses-proses terentu.

Semua elektroda diukur kinerjanya di dalam larutan elektrolit pendukung KNO3,


NaClO4, Na2SO4 dan buffer fosfat sebagai blanko untuk melihat secara kualitatif arus latar
belakang (background) dari larutan elektrolit tersebut dan sesaat sebelum dilakukan
pengukuran gas N2 dialirkan ke dalam sel elektrokimia untuk
membebaskan larutan dari oksigen terlarut. Hal ini dilakukan karena oksigen dapat
mengalami reaksi redoks pada permukaan elektroda sehingga akan terlihat puncak-puncak
oksigen pada voltamogram, sehingga gas N2 perlu dialirkan ke dalam sel. Selanjutnya ke
dalam 3 sel elektrokimia yang berisi larutan elektrolit pendukung 0,1 M dan larutan
Co(NO3)2 0,01 M; larutan elektrolit pendukung dan larutan amoksisilin 0,1 mM; dan larutan
elektrolit yang berisi campuran Co(NO3)2 0,01 M dan amoksisilin 0,1 mM. dikarakterisasi
secara voltammetri siklik pada rentang potensial -200 mV hingga 1800 mV. Voltammogram
siklik di atas menunjukkan bahwa terjadi reaksi oksidasi dan reduksi darianalit pada
elektroda.

Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi adalah:

Pada anoda : [Fe(CN6]4- ↔ [Fe(CN6]3- + e- (reaksi oksidasi) (1)

Pada katode : [Fe(CN6 ]3- + e- ↔ [Fe(CN6]4 (reaksi reduksi) (2)

dengan menggunakan elektroda kerja Pt. Hal yang sama dilakukan untuk elektroda kerja
Pt/Co dan Pt/Co(OH)2.

Jadi reaksi-reaksi yang terjadi tergantung pada :

keadaan dan jenis elektrolit , beda potensial antara kedua elektroda, suhu.

Kation logam dibawah Hidrogen dalam deret Volta (Cu dan Ag) mudah direduksi
dalam katoda. Modifikasi elektroda platina dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan
peningkatan kinerja elektroda platina sehingga dalam proses degradasi yang terjadi di
permukaan elektroda, dapat mengoksidasi amoksisilin lebih cepat. Modifikasi dilakukan
dengan menggunakan spesi ion kobal, membentuk elektroda kerja Pt/Co dan Pt/Co(OH)2.
Proses degradasi amoksisilin oleh ion kobal bila reaksi oksidasi dianggap memberikan
degradasi yang sempurna adalah sebagai berikut:

6
+
C16H19N3O5S(s) + 31H2O(l) + 70Co3(aq) →16CO2(g) + 3NH + H2SO4(aq)+ 70Co(aq) + 70H

Dari hasil yang diperoleh memperlihatkan elektroda Pt/Co dan Pt/Co(OH)2 lebih baik
mengoksidasi amoksisilin dalam medium KNO3, hal ini dikarenakan adanya spesi ion kobal
di dalam sistem yang juga berperan sebagai pengoksidasi, sehingga proses degradasi
memungkinkan lebih cepat tercapai. Elektroda platina juga memberikan penurunan puncak
oksidasi dari amoksisilin pada saat adanya penambahan ion kobal di dalam sistem.

7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Arus listrik yang dialirkan kedalamnya menimbulkan reaksi redoks /kimia yang
penting bagi industry. Mediator kobal (III) berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi
larutan amoksisilin dalam suasana netral. Ketiga elektroda ini dapat digunakan untuk
mengoksidasi amoksisilin di dalam berbagai larutan elektrolit pendukung dan dapat
diterapkan lebih lanjut penggunaannya untuk menanggulangi limbah nyata antibiotik dengan
proses oksidasi elektrokimia dimediasi ion kobal secara elektrokimia. Elektroda kerja Pt/Co
dapat mengoksidasi amoksisilin lebih baik dibandingkan elektroda Pt/Co(OH)2 dan elektroda
Pt di dalam larutan elektrolit pendukung KNO3 dengan kehadiran mediator kobal (III).
Dimana elektroda kerja Pt/Co memberikan penurunan puncak arus oksidasi yang lebih tinggi
dibandingkan elektroda Pt/Co(OH)2 dan elektroda Pt cakram.

4.2 Saran
Saran dari kami sangat baik melakukan pengolahan limbah organik secara
elektrokimia karena memiliki keuntungan antara lain biaya yang murah dan efisien, gas
buangan yang tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya. Dan telah dipelajari proses
elektro-oksidasi amoksisilin yang dimediasi ion logam kobal (III) yang disebut sebagai
proses oksidasi elektrokimia dimediasi (OED) secara studi voltametri menggunakan
elektroda kerja platina cakram, Pt/Co(OH)2 dan Pt/Co di dalam larutan elektrolit pendukung
KNO3 , NaClO4, Na2SO4 dan buffer fosfat. Bahwa menghasilkan puncak oksidasi amoksisilin
menggunakan elektroda kerja tersebut di atas di dalam berbagai larutan elektrolit berada pada
kisaran potensial 500-670 mV (terhadap Ag/AgCl). Adanya ion kobal membentuk senyawa
kompleks dengan amoksisilin menyebabkan arus oksidasi menjadi turun menunjukkan
adanya degradasi terhadap amoksisilin.

8
DAFTAR PUSTAKA

Daryla.2017. sel elektrolisis. https://youtu.be/XL-Au3VNHk0

Herlina1, Muhammad Ali Zulfikar, dan Buchari.2018. Studi Oksidasi Elektrokimia


Dimediasi Kobal (III) Pada Amoksisilin Secara Voltammetri Siklik Menggunakan
Elektroda Platina, Pt/Co(OH)2 Dan Pt/Co Dalam Berbagai Elektrolit Pendukung.
jurnal kimia danpendidikan kimia. 3(2) ; 82 – 92.

Lower S, 1994. Electrochemistry.Simon Fraser University : Canada

Sihombing,J,L.2020. Elektrokimia.FMIPA UNIMED : Medan.

Wahyu.2019.Sel elektokimia kimia. https://youtu.be/1VYZjazTsdw

Anda mungkin juga menyukai