Anda di halaman 1dari 18

Critical Book Report (CBR)

"LISTRIK STATIS"

Critical Book Report

Mk. Rangkaian Listrik

Prodi S1 Pendidikan IPA


– Fakultas MIPA

Nama : Azzahra Siregar


NIM : 4203151042
Dosen : Drs.Pintor Simamora
Pengampu M.Si
Mata Kuliah : Rangkaian Listrik
Program Studi : S1 Pendidikan IPA
Kelas : Pendidikan IPA B

PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Critical Book Report
(CBR) ini.

Critical Book Report (CBR) ini saya susun dengan maksud sebagai salah satu tugas
kuliah Rangkaian Listrik dan sebagai penambah wawasan dan pemahaman bagi saya
mengenai materi yang sedang saya pelajari yaitu mengenai Listrik Statis.Harapan saya
setelah menulis Critical Book Report (CBR) ini ,saya dan teman –teman yang membaca akan
lebih mengerti tentang materi ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pengampu Bapak
Drs.Pintor Simamora M.Si dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Critical Book Report (CBR) ini.

Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Report (CBR) saya ini masih memiliki
banyak kekurangan,oleh karena itu saya berharap adanya kritik dan saran akan tugas Critical
Book Report (CBR) saya ini.

Akhir penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka, yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah. Amin Yaa Robbal’Alamiin.

Medan,September 2021

Penyusun

Azzahra Siregar

4203151042

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1. Rasionalisasi pentingnya CBR ............................................................................. 1
2. Tujuan Penulisan CBR ......................................................................................... 1
3. Manfaat Penulisan CBR ....................................................................................... 1
4. Identitas Buku ...................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................... 3
1. Buku Utama ......................................................................................................... 3
2. Buku Pembanding ................................................................................................ 9
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 12
1. Perbandingan Buku .............................................................................................. 12
2. Kelebihan dan Kelemahan Isi Kedua Buku ......................................................... 12
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 14
1. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
2. Rekomendasi ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas ,menganalisis ,mengenal sebuah buku dan memberi nilai serta mengkritik sebuah
karya tulis yang dianalisis. Melakukan Critical Book Report pada suatu buku sangat penting
untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu
buku. Selain itu menulis CBR juga dapat menambah wawasan kita dalam menganalisa buku
dengan lebih baik serta dapat membadingkan buku mana yang lebih baik dan cocok untuk
kita jadikan referensi membaca kita. Kita dapat memberikan kritik ,namun bukan sebuah
kritik yang menjatuhkan tetapi kritik yang membangun manakala bisa menjadi resensi bagi
pembaca ataupun penulis lainnya. Dengan menulis CBR ini diharapkan para pembaca dapat
lebih memahami tentang materi “Listrik Statis” dan khususnya bagi saya sendiri.

B. Tujuan Penulisan CBR

Tujuan dari Penulisan CBR ini ,yaitu:

1. Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Rangkaian Listrik.


2. Menambah/meningkatkan pengetahuan mengenai “Listrik Statis”.
3. Membandingkan dua buku IPA dengan pengarang yang berbeda.
4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan isi buku.

C. Manfaat Penulisan CBR


Manfaat dari penulisan Critical Book Report (CBR) ini,yaitu:
1. Critical Book Report bermanfaat untuk menambah wawasan dan literatur penulis
mengenai “Listrik Statis”
2. Critical Book Report bermanfaat untuk melatih daya pikir mahasiswa dalam menilai
buku dengan cara memberikan kritikan yang membangun, dan untuk memenuhi tugas
perkuliahan.

1
D. Identitas Buku

1. Buku Utama
Judul Buku : Fisika
No ISBN : 978-979-068-116-8
Penulis : Joko Budiyanto
Nama Penerbit : CV Teguh Karya
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman : 298

2. Buku Pembanding
Judul Buku : ILMU PENGETAHUAN ALAM
No ISBN : 978-602-282-114-8
Penulis : Siti Zubaidah,Susriyati Mahanal,dll
Nama Pengerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemendikbud
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 277

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama ( Fisika)


A. Listrik Statis dan Muatan Listrik
Kata listrik (electricity) berasal dari bahasa Yunani, electron, yang berarti ”amber”.
Gejala listrik telah diselidiki sejak tahun 200 SM oleh Thales, seorang ahli filsafat dari
Miletus, Yunani Kuno. Dia melakukan percobaan dengan menggosok-gosokkan batu amber
pada sepotong kain wol atau bulu halus dan diletakkan di dekat benda ringan seperti bulu
ayam. Ternyata bulu ayam tersebut akan terbang dan menempel di batu amber. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa batu amber menjadi bermuatan listrik. Muatan listrik positif proton
dan muatan negatif elektron saling menetralkan. Tapi, jika keseimbangan ini terganggu,
benda menjadi bermuatan listrik.

B. Hukum Coulomb
Coulomb menyatakan bahwa besar gaya listrik berbanding lurus dengan perkalian
besar kedua muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda. Teori ini
disebut Hukum Coulomb. Gaya tarik dan gaya tolak antara dua muatan listrik dinamakan
gaya Coulomb, yang besarnya dapat ditentukan dalam persamaan:

𝒒𝟏.𝒒𝟐
F =k 𝒓𝟐

dengan k adalah konstanta pembanding, yaitu: k = = 9 × 109 Nm2 /C2

Satuan gaya listrik menurut SI adalah newton (N). Satu newton (1 N) adalah sebanding
dengan muatan yang dipindahkan oleh arus satu ampere dalam satu detik.

1. Muatan-Muatan yang Segaris

3
2. Muatan-muatan yang Tidak Segaris

C. Medan Listrik

Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang disebut medan listrik.
Dalam medan ini, muatan listrik dapat dideteksi. Menurut Faraday (1791- 1867), suatu
medan listrik keluar dari setiap muatan dan menyebar ke seluruh ruangan.

Ukuran kekuatan dari medan listrik pada suatu titik, didefinisikan sebagai gaya per
satuan muatan pada muatan listrik yang ditempatkan pada titik tersebut, yang disebut kuat
medan listrik (E ). Jika gaya listrik F dan muatan adalah q, maka secara matematis kuat
medan listrik dirumuskan:
𝑭
E=
𝒒

Satuan E adalah newton per coulomb (N/C)

Sedangkan medan listrik pada jarak r dari satu muatan titik Q adalah:

atau
𝑸 𝟏 𝑸
E =k 𝒓𝟐 E = 𝟒𝝅𝜺𝟎 𝒓𝟐
𝑭
𝒒
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa E hanya bergantung pada muatan Q yang
menghasilkan medan tersebut.

Hukum Gauss

Hukum Gauss menyatakan bahwa “jumlah aljabar garis-garis gaya magnet (fluks)
listrik yang menembus permukaan tertutup sebanding dengan jumlah aljabar muatan listrik
di dalam permukaan tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan:

4
N = ∑q

1. Fluks Medan Listrik

Fluks medan listrik yang disimbolkan ΦE , dapat dinyatakan oleh jumlah garis yang
melalui suatu penampang tegak lurus. Kerapatan fluks listrik pada titik tersebut adalah
jumlah per satuan luas pada titik itu. Untuk permukaan tertutup di dalam sebuah medan listrik
maka kita akan melihat bahwa ΦE adalah positif jika garis-garis gaya mengarah ke luar, dan
adalah negatif jika garis-garis gaya menuju ke dalam, seperti yang diperlihatkan Gambar 4.8.
Sehingga, ΦE adalah positif untuk permukaan S1 dan negatif untuk S2 . ΦE untuk
permukaan S3 adalah nol.

Sehingga, definisi mengenai fluks adalah:

ΦE ≅ ∑E⋅ΔS

Jika sebuah permukaan mencakup muatan-muatan yang


sama dan berlawanan tandanya, maka fluks ΦE adalah nol.
Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung E jika
distribusi muatan adalah sedemikian simetris sehingga kita
dapat dengan mudah menghitung integral.

2. Medan Listrik di Dekat Muatan Titik

𝒒
E =k
𝒓𝟐

3. Medan Listrik di antara Dua Keping Sejajar

Pada dua keping sejajar yang mempunyai muatan listrik


sama, tetapi berlawanan jenisnya, antara kedua keping
tersebut terdapat medan listrik homogen. Di luar kedua
keping juga terdapat medan listrik yang sangat kecil jika

5
dibandingkan dengan medan listrik di antara kedua keeping.

𝛔
E=
𝛆𝟎
dengan:
E = kuat medan listrik (N/C)
σ = rapat muatan keping (C/m2 )
ε0 = permitivitas ruang hampa = 8,85× 10-12 C/Nm2

D. Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik


1. Energi Potensial listrik

Jadi, untuk sembarang titik, besar energi potensialnya


dirumuskan:
𝐤.𝐪.𝐪′
Ep =
dengan: 𝐫

Ep = energi potensial listrik ( J)

r = jarak antara +q dan -q (m)

q,q' = muatan listrik (C)

k = konstanta pembanding (9 × 109 Nm2 /C2 )

2. Potensial Listrik

Potensial listrik yaitu energi potensial tiap satu satuan muatan positif. Potensial listrik
termasuk besaran skalar, dan secara matematis dapat dirumuskan:

𝐄𝐩
V=
𝐪

Potensial listrik suatu titik sejauh r dari muatan q besarnya dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝐤.𝐪
V=
𝐫

6
dengan:

V = potensial listrik (volt)

q = muatan listrik (coulomb)

r = jarak (meter)

3. Potensial Listrik oleh Bola Konduktor Bermuatan

Potensial listrik di sekitar atau di dalam bola konduktor bermuatan dapat ditentukan dengan
cara menganggap muatan bola berada di pusat bola. Selanjutnya, potensial listrik di titik-titik
pada suatu bola bermuatan.

4. Potensial Listrik pada Keping Sejajar

Dua keping sejajar seluas A terpisah dengan jarak d masing-masing diberi muatan +q dan -q.
Rapat muatan listrik σ didefinisikan sebagai muatan listrik per satuan luas.

𝐪
𝛔=
𝐀

E. Kapasitor

Kapasitor atau kondensator adalah alat (komponen) yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mampu menyimpan muatan listrik yang besar untuk sementara waktu. Sebuah
kapasitor terdiri atas keping-keping logam yang disekat satu sama lain dengan isolator.
Isolator penyekat disebut zat dielektrik.

Menurut pemasangannya dalam rangkaian listrik, kapasitor dibedakan menjadi


kapasitor berpolar, yang mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Dan juga kapasitor
nonpolar, yang tidak mempunyai kutub, bila dipasang pada rangkaian arus bolak-balik (AC).

Ada dua cara pemasangan kapasitor, yaitu tanpa memerhatikan kutub-kutubnya


(untuk kapasitor nonpolar) dan dengan memperhatikan kutub-kutubnya (untuk kapasitor
polar).Beberapa kegunaan kapasitor, antara lain sebagai berikut:

a. menyimpan muatan listrik,


b. memilih gelombang radio (tuning),
c. sebagai perata arus pada rectifier,

7
d. sebagai komponen rangkaian starter kendaraan bermotor,
e. memadamkan bunga api pada sistem pengapian mobil,
f. sebagai filter dalam catu daya (power supply).

1. Kapasitas Kapasitor (Kapasitas kapasitor menyatakan kemampuan kapasitor dalam


menyimpan muatan listrik).
2. Kapasitas Kapasitor Keping Sejajar (Dua keping (lempeng) sejajar yang diberi
muatan listrik berlainan dapat menyimpan muatan listrik. Dengan kata lain, keping
sejajar tersebut mempunyai kapasitas).
3. Kapasitas Bola Konduktor (Pada bola konduktor akan timbul potensial apabila
diberi muatan. Berarti, bola konduktor juga mempunyai kapasitas).
4. Rangkaian Kapasitor (Seperti halnya hambatan listrik, kapasitor juga dapat
dirangkai seri, paralel, atau campuran antara seri dan paralel. Untuk rangkaian seri
dan paralel pada kapasitor, hasilnya berlainan dengan rangkaian seri dan paralel pada
hambatan).
a. Rangkaian Seri Kapasitor
Untuk memperoleh nilai kapasitas kapasitor yang lebih kecil daripada kapasitas
semula adalah dengan menyusun beberapa kapasitor secara seri. Apabila
rangkaian kapasitor seri diberi beda potensial, pada setiap kapasitor memperoleh
jumlah muatan yang sama, meskipun besar kapasitasnya berlainan.
b. Rangkaian Paralel Kapasitor
Kapasitor yang dirangkai paralel, apabila diberi tegangan V setiap kapasitor akan
memperoleh tegangan yang sama, yaitu V.
5. Energi Kapasitor (Muatan listrik menimbulkan potensial listrik dan untuk
memindahkannya diperlukan usaha. Untuk memberi muatan pada suatu kapasitor
diperlukan usaha listrik, dan usaha listrik ini disimpan di dalam kapasitor sebagai
energy).

8
B. Buku Pembanding ( ILMU PENGETAHUAN ALAM)

Konsep Listrik Statis

1. Muatan Listrik

Atom tersusun atas partikel subatom yaitu proton (bermuatan positif), neutron (tidak
bermuatan), dan elektron (bermuatan negatif). Neutron dan proton membentuk inti atom,
sedangkan elektron bergerak di sekitar inti atom. Elektron inilah yang memiliki kaitan erat
dengan fenomena kelistrikan pada suatu benda.

Elektron adalah partikel penyusun atom yang bermuatan negatif yang mengelilingi
inti atom. Benda yang kelebihan elektron disebut benda bermuatan negatif, sedangkan benda
yang kekurangan elektron disebut benda bermuatan positif. Jika benda bermuatan positif
didekatkan dengan benda bermuatan negatif, akan tarik menarik. Sebaliknya, jika benda
bermuatan positif didekatkan dengan benda bermuatan positif, atau benda bermuatan negatif
didekatkan dengan benda bermuatan negatif, akan tolak menolak. Interaksi kedua muatan
tersebut merupakan gejala listrik statis.

2. Hukum Coulomb

Coulomb menyimpulkan interaksi dua benda yang bermuatan sebagai berikut.

a. Semakin besar jarak kedua benda yang bermuatan, semakin kecil gaya listrik
antara benda tersebut dan sebaliknya.
b. Semakin besar muatan kedua benda, semakin besar gaya listrik antara benda
tersebut.

Secara matematis, rumusan gaya Coulomb (Fc ) dapat dituliskan sebagai berikut.

𝒒𝟏 .𝒒𝟐
Fc = k .
𝒓𝟐

dengan:

Fc = gaya Coulomb (newton)

k = konstanta = 9 × 109 Nm2 /C2

r = jarak antara dua muatan (meter)

9
q1 = besar muatan listrik benda pertama (coulomb)

q2 = besar muatan listrik benda kedua (coulomb)

3. Medan Listrik

Medan listrik merupakan daerah di sekitar muatan yang dapat menimbulkan gaya
listrik terhadap muatan lain. Medan listrik dapat digambarkan oleh serangkaian garis gaya
listrik yang arahnya ke luar atau ke dalam muatan. Arah garis gaya listrik ke dalam
digunakan untuk menunjukkan muatan negatif dan arah garis medan listrik ke luar digunakan
untuk menunjukkan muatan positif.

Dapat disimpulkan bahwa besar kuat medan listrik pada suatu titik yang berjarak r
dari muatan Q adalah:

𝑸
E = k . 𝒓𝟐

dengan:

E = medan listrik (N/C)

F = gaya Coulomb (newton)

Q = besar muatan listrik (coulomb)

10
4. Beda Potensial dan Energi Listrik

Petir adalah kilatan cahaya yang muncul akibat perpindahan muatan negatif (elektron)
antara awan dan awan atau antara awan dan bumi. Petir dapat terjadi karena adanya beda
potensial yang sangat besar antara dua awan yang berbeda atau antara awan dengan bumi.
Akibatnya akan terjadi lompatan muatan listrik atau perpindahan elektron secara besar-
besaran dari awan ke awan atau dari awan ke bumi.

Besarnya beda potensial listrik dapat dihitung dengan membandingkan besar energi
listrik yang diperlukan dengan jumlah muatan listrik yang dipindahkan, yaitu:

𝑾
∆V = 𝑸

dengan:

∆V = beda potensial listrik (volt)

W = energi listrik (joule)

Q = muatan listrik (coulomb)

11
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbandingan Buku
Buku pertama dan buku kedua sama-sama memiliki cover buku yang memiliki warna
yang menarik.Menurut saya buku pertama sangat lebih rinci dan lengkap dikarenakan buku
tersebut meruakan buku fisika sehingga materi didalamnya jauh lebih mendalami materi yang
dibahas yaitu “Listrik Statis”,dan juga mudah untuk dipahami dan di mengerti,dikarenakan
penggunaan bahasa menggunakan bahasa Indonesia.Sedangkan pada buku kedua,isi yang
disajikan juga sangat bagus,hanya saja buku tersebut merupakan buku IPA pada SMP
sehiggga pengetahuan yang didalamnya tidak begitu luas seperti yang ada di buku
pertama,karena seperti yang kita tahu buku IPA SMP merupakan sebuah buku yang yang
sudah terpadu dengan tiga konsep didalam pembelajaran ipa itu sendiri,yaitu
biologi,kimia,dan fisika.Sehingga materi yang dibahas didalamnya pun hanya sekedar dasar
pembahasan,agar tiap siswa di SMP memahami konsep ipa itu sendiri sebelum beranjak ke
SMA.
Walaupun begitu,isi yang disajikan kedua buku sangatlah bagus dan jelas,serta mudah
dipahami oleh pembaca,terutama pada buku pertama yang isinya sangat bagus dan jelas
karena dilengkapi menggunakan tabel-tabel,gambar,dan juga soal2.Begitu juga pada buku
kedua yang memiliki penjelasan isi beserta rumus-rumus,dan soal-soal beserta pembahasan
yang disajikan. Dan pada penyajiannya,buku pertama dan buku kedua sama-sama
menggunakan pendahuluan terkait judul bab yang ingin dibahas,setelah itu baru masuk pada
topik awalnya.

B. Kelebihan dan Kelemahan Isi Kedua Buku


Kelebihan Isi Buku
1. Penjelasan dari dari isi buku sangat
lengkap.
2. Banyak terdapat gambar dan tabel di
Buku Utama “Fisika” dalam buku tersebut,agar lebih
menarik dan juga penjelasan isi lebih
jelas.

12
3. Terdapat ringkasan di setiap sub bab
nya,agar si pembaca lebih mudah
untuk memahami isi dari bab tersebut.
1. Penjelasan dari dari isi buku sangat
Buku Pembanding “ILMU lengkap.
PENGETAHUAN ALAM” 2. Dan juga terdapat gambar dan table
didalam buku tersebut,agar isi lebih
menarik dan juga lebih jelas.

Kelemahan Isi Buku


1. Pada buku ini, ada beberapa gambar
yang tersedia tidak berwarna (warna
Buku Utama “Fisika” abu2/copyan).
2. Ada beberapa table maupun gambar
yang letaknya tidak rapi.

1. Ada beberapa table maupun gambar


Buku Pembanding “ILMU yang letaknya tidak rapi.
PENGETAHUAN ALAM”

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Listrik statis terjadi akibat adanya perbedaan muatan listrik.
2. Muatan listrik terdiri dari muatan listrik positif dan negatif.Muatan listrik sejenis
(positif dengan positif atau negatif dengan negatif) bersifat tolak-menolak. Muatan
listrik yang berbeda (positif dengan negatif) bersifat tarik-menarik.
3. Besarnya gaya tolak atau gaya tarik kedua muatan listrik dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan hukum Coulomb.
4. Medan listrik merupakan daerah di sekitar muatan yang dapat menimbulkan gaya
listrik terhadap muatan lain.
5. Potensial listrik merupakan usaha yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari
satu titik ke titik lainnya yang jauhnya tak terhingga (jarak tidak berpengaruh).
6. Beda potensial listrik dapat dihitung dengan membandingkan besar energi listrik yang
diperlukan dengan jumlah muatan listrik yang dipindahkan.

B. Rekomendasi
Untuk buku utama, saya rekomendasikan kepada penulis untuk lebih memperhatikan
tata letak/posisi penulisan dan kejelasan gambar dan table yang dibuat didalam buku tersebut,
sehingga para pembaca dapat lebih mudah memahami secara langsung materi yang
disampaikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, J. (2009). Fisika. Jakarta: CV Teguh Karya.

Siti Zubaidah, S. M. (2018). ILMU PENGETAHUAN ALAM. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Balitbang,Kemendikbud.

15

Anda mungkin juga menyukai