Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

Kimia Teknik

KELOMPOK 7

FAIRUZA MARHAMAH 5193550016

JOSUA SIHALOHO 5192550002

MIRANDA ZULERSYAM POHAN 5193550039

RONAL STEPAN HARIANJA 5193550027

DOSEN PENGAMPU : Moondra Zubir, S.Si., M.Si., Ph.D.

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Critical Book Report Kimia mengenai
Koloid yang bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Teknik.

Kami sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan ini sangat
diharapkan dari para pembaca.

Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

BAB I IDENTITAS BUKU……………………………………………………...1

1.1 IDENTITAS BUKU I.………………………………………………………...1


1.2 IDENTITAS BUKU II………………………………………………………...2

BAB II RINGKASAN BUKU……………….…………………………………..3

2.1 RINGKASAN BUKU I………………………………………………………3


2.2 RINGKASAN BUKU II……………………………………………………...4

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN………………………………...6

3.1 KELEBIHAN BUKU………………………………………………………..6


3.2 KEKURANGAN BUKU…………………………………………………….7

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………8
BAB I
IDENTITAS BUKU

1.1 IDENTITAS BUKU I

Judul Buku : Kimia SMA/MA Kelas XI

Pengarang : Shidiq Premono, Anis Wardani, Nur Hidayati

Penerbit : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2009

Tebal Buku : vii, 282 halaman


1.2 IDENTITAS BUKU II

Judul Buku : KIMIA untuk SMA dan MA Kelas XI

Pengarang : Budi Utami, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri

Yamtinah, Bakti Mulyani

Penerbit : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2009

Tebal Buku : v, 274 halaman


BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU I

Koloid adalah campuran heterogen yang terdiri atas dua fase, yaitu fase
terdispersi dan fase pendispersi. Ukurannya relatif kecil antara 1- 100 nm sehingga
hanya dapat disaring dengan fiter ultra.

Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, koloid dikelompokkan mejadi


beberapa jenis yaitu:
 Sol (sol padat, sol, aerosol)
 Emulsi (emulsi padat, emulsi, aerosol cair)
 Buih (buih padat dan buih).

Koloid mempunyai beberapa sifat yaitu Efek Tyndall, Gerak Brown, muatan
listrik koloid (adsorpsi dan elektroforesis), kestabilan koloid, dan koagulasi.

Koloid dapat menunjukkan Efek Tyndall apabila dikenai cahaya. Cahaya


tersebut akan dihamburkan oleh partikel – partikel koloid, sehingga tampak lintasan
berkas sinar tersebut.

Partikel – partikel koloid mampu menghamburkan cahaya karena adanya


Gerak Brown dihasilkan dari tumbukan tidak seimbang antara partikel koloid
terdispersi dengan partikel partikel pendispersi.

Koloid dapat menyerap ion atau molekul lain pada permukaannya sehingga
koloid menjadi bermuatan. Muatan koloid dapat ditentukan dengan elektroforesis

Kestabilan koloid dapat terganggu dengan adanya ion tau molekul lain yang
berlawan muatan. Untuk menjaga kestabilan koloid dapat dilakukan dengan
penambahan ion, dialisis, dan penambahan emulgator.

Koloid dapat mengalami koagulasi (penggumpalan) antara lain dengan


elektroforesis, pemanasan, penambahan elektrolit, dan pencampuran dua macam
koloid.
Sifat adsorpsi dan koagulasi dapat dimanfaatkan dalam proses penjernihan air.
Koagulan yang sering digunakan adalah tawas atau Fe2SO4.

Berdasarkan interaksi antara zat terdispersi dan medium pendispersinya, sistem


koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan menjadi dua macam, yaitu
koloid liofil dan koloid liofob. Bila medium pendispersinya air, koloid yang
partikel-partikel terdispersinya menarik medium pendispersi disebut koloid
hidrofil. Adapun koloid yang partikelpartikel terdispersinya tidak suka menarik
medium pendispersinya disebut koloid hidrofob. Adanya kedua sifat hidrofil dan
hidrofob dari koloid ini dimanfaatkan dalam pembuatan sabun pada proses
pencucian pakaian.

Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi dan kondensasi.cara dispersi antara
lain, cara mekanik, peptiasi dan elektronik (busur Bredig), sedangkan cara
kondensasi antara lain dengan reaksi kimia, pertukaran pelarut dan pendinginan
berlebih.

Gabungan asap dan kabut dapat membentuk koloid asbut. Asbut merupakan
zat pencemar udara yang cukup membahayakan.

2.2 RINGKASAN BUKU II

Koloid adalah campuran dengan ukuran partikel berkisar antara 1 nm – 100


nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fasa,
yaitu fasa pendispersi (pelarut) dan fasa terdispersi (terlarut).

Sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi delapan kelompok berdasarkan


pada jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya, yaitu aerosol, sol, sol padat,
aerosol, emulsi, emulsi padat, buih, dan buih padat.

Macam-macam sifat koloid adalah efek Tyndall, gerak Brown, muatan koloid,
koloid pelindung, dan dialisis. Efek Tyndall adalah penghamburan berkas cahaya
oleh partikel-partikel koloid. Gerak Brown adalah gerak partikel koloid yang terus-
menerus dengan gerakan patahpatah (gerak zig-zag). Koloid pelindung terjadi
apabila ada penambahan koloid lain untuk menstabilkan suatu koloid.
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan
koloid liofob. Koloid liofil terjadi apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup
besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Koloid liofob terjadi apabila gaya
tarik-menarik antara zat terdispersi dengan mediumnya cukup lemah.

Pembuatan Sistem Koloid

Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan


sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan
medium pendispersi. Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang
kedua disebut cara dispersi.

Pembuatan koloid dengan cara kondensasi, yaitu partikel larutan sejati


(molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Pembuatan koloid dengan
cara dispersi, yaitu partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1 KELEBIHAN BUKU


3.1.1 Buku Utama

Buku I, Kimia SMA/MA Kelas XI, oleh Shidiq Premono, Anis Wardani, Nur
Hidayati memiliki beberapa kelebihan, yaitu materi yang disajikan terutama
“Sistem Koloid” lebih mendetail.

Pada bagian pembahasan kestabilan koloid, dijelaskan tiga cara supaya tidak
terjadi penggumpalan agar koloid tetap stabil yaitu dengan cara penambahan ion,
dialisis, dan penambahan emulgator.

Terdapat juga pembahasan mengenai pencmaaran lingkungan oleh zat yang


merupakan koloid, yaitu smog, kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi
berhari-hari hingga hitungan bulan.

Selain itu, dalam buku ini tidak langsung diberikan apa itu pengertian koloid
atau bagaimaiaman sifat – sifat koloid, melaikan dengan pengantar peristiwa –
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari – hari. Jadi, pembaca dapat lebih
memahami materi yang disampaikan dalam buku ini. Selain itu, terdapat banyak
percobaan dan materi diskusi untuk mencari tau terlebih dahulu materi yang akan
dibahas selanjutnya, seperti pada pembahasan jenis - jenis koloid dan sifat – sifat
koloid.

3.1.2 Buku Pembanding I

Buku II, KIMIA untuk SMA dan MA Kelas XI, oleh Budi Utami, Agung
Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah, Bakti Mulyani, memiliki
beberapa kelebihan, yaitu materi yang disajikan lebih ringkas tanpa mengurangi isi
materi tersebut.
3.2 KEKURANGAN BUKU
3.2.1 Buku Utama
Buku I memiliki beberapa kekurangan, yaitu pada pembahasan peranan kolid
dalam kehidupan sehari hari hanya disajikan dalam tiga bidang yaitu dalam industri
kosmetik, bidang makanan, dan bidang farmasi.

3.2.2 Buku Pembanding I


Buku II memiliki beberapa kekurangan pada pembahasan materinya,
diantaranya adalah pada pembahasan kestabilan koloid hanya dijelaskan satu cara
agar tidak terjadi penggumpalan pada koloid yaitu cara dialisis.
Buku II juga tidak memiliki pembahasan mengenai pencemaran lingkungan
oleh zat yang merupakan koloid
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Koloid adalah campuran heterogen yang terdiri atas dua fase, yaitu fase
terdispersi dan fase pendispersi. Ukurannya relatif kecil antara 1- 100 nm sehingga
hanya dapat disaring dengan fiter ultra. Jenis – jenis koloid dikelompokkan menjadi
delapan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan bahan-bahan kimia berbentuk
koloid karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu
campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil
(pada tingkat makroskopis atau tidak mudah rusak).

B. SARAN

Untuk lebih memahami suatu pembelajaran mata kuliah seharusnya


mahasiswa menggunakan dua buku atau lebih sehingga kita dapat memperdalam
ilmu dan wawasan kita dalam ilmu literasi dikalangan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai