Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

Critical Book Report

SISTEM DAN BANGUNAN


IRIGASI + TUGAS
PERENCANAAN

Prodi S1 Teknik Sipil -FT

SKOR NILAI:

KELOMPOK 10 :

- RONAL STEPAN HARIANJA (5193550027)


- DEBARNEL LIBERIUS JAULIEN (5183250017)
- KHAIRUL AMAL GULTOM

C – S1 TEKNIK SIPIL
DOSEN PENGAMPU
- Dr. Ernesto Maringan Silitonga, S.T., DEA.
- Sarra Rahmadani, S.T., M.Eng.

SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI + TUGAS PERENCANAAN

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical book report ini
dengan judul “Rencana Saluran Primer, Sekunder dan Tersier”. Critical book report ini kami
buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah SISTEM DAN BANGUNAN
IRIGASI + TUGAS PERENCANAAN, semoga critical book report ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical book report yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi
para pembaca.

Medan, 01 April 2021

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita.Misalnya dari segi analisis bahasa,
pembahasan tentang mekanika bahan Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report
ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok
bahasan tentang system bangunan irigasi.

1.2 Tujuan Penulisan CBR

Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah system bangunan irigasi dalam


dua buku yang berbeda.

1.3 Manfaat CBR

- Untuk menambah wawasan dalam buku tersebut


- Untuk mengetahui pembahasan yang ada di buku
- Untuk mengetahui apa – apa saja yang di bahas oleh buku
1.4 Identitas Buku

JUDUL BUKU UTAMA : PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI SALURAN


TERBUKA

PENGARANG : - Eko Noerhayati


- Bambang Suprapto

JUDUL BUKU PEMBANDING : PETUNJUK KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR


DRAINASE & IRIGASI

PENGARANG : - TIM PELAKSANA PUSAT KEGIATAN PISEW


BAB 2
ISI BUKU

A. BUKU UTAMA

Petak Tersier
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier. Petak ini
menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off take) tersier yang
menjadi tanggung jawab Dinas Pengairan. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke
saluran tersier. Di petak tersier pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan menjadi tanggung
jawab para petani yang bersangkutan, di bawah bimbingan pemerintah. Ini juga menentukan
ukuran petak tersier. Petak yang kelewat besar akan mengakibatkan pembagian air menjadi
tidak efisien. Faktorfaktor penting lainnya adalah jumlah petani dalam satu petak, jenis
tanaman dan topografi. Di daerah-daerah yang ditanami padi luas petak tersier idealnya
maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat ditoleransi sampai seluas 75 ha,
disesuaikan dengan kondisi topografi dan kemudahan eksploitasi dengan tujuan agar
pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan lebih mudah.

Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas seperti misalnya parit, jalan,
batas desa dan batas perubahan bentuk medan (terrain fault). Petak tersier dibagi menjadi
petakpetak kuarter, masing-masing seluas kurang lebih 8-15 ha. Apabila keadaan topografi.
memungkinkan, bentuk petak tersier sebaiknya bujur sangkar atau segi empat untuk
mempermudah pengaturan tata letak dan memungkinkan pembagian air secara efisien. Petak
tersier harus terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau saluran primer.
Perkecualian: kalau petak-petak tersier tidak secara langsung terletak di sepanjang jaringan
saluran irigasi utama yang dengan demikian, memerlukan saluran tersier yang membatasi
petak-petak tersier lainnya, hal ini harus dihindari. Panjang saluran tersier sebaiknya kurang
dari 1.500 m, tetapi dalam kenyataan kadang-kadang panjang saluran ini mencapai 2.500 m.
Panjang saluran kuarter lebih baik di bawah 500 m, tetapi prakteknya kadang-kadang sampai
800 m.

Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu
saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di
saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda
topografi yang jelas, seperti misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa
berbedabeda, tergantung pada situasi daerah. Saluran sekunder sering terletak di punggung
medan mengairi kedua sisi saluran hingga saluran pembuang yang membatasinya. Saluran
sekunder boleh juga direncana sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng medan
yang lebih rendah saja.

Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder, yang mengambil air langsung dari
saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil airnya langsung
dari sumber air, biasanya sungai. Proyek-proyek irigasi tertentu mempunyai dua saluran
primer. Ini menghasilkan dua petak primer. Daerah di sepanjang saluran primer sering tidak
dapat dilayani dengan mudah dengan cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran
primer melewati sepanjang garis tinggi, daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani
langsung dari saluran primer.

B. BUKU PEMBANDING
Petak Tersier, Sekunder, dan Primer
Dalam jaringan irigasi teknis terdapat pembagian jaringan berdasarkan jenis
bangunan, lokasi areal, luas areal pelayanan, batas-batas irigasi, dan hal lainnya yang terbagi
menjadi:

1. Petak Tersier
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier. Petak ini
menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off take) tersier yang
menjadi tanggung jawab Dinas Pengairan. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke
saluran tersier. Di petak tersier pembagian air, operasi dan pemeliharaan menjadi tanggung
jawab para petani yang bersangkutan di bawah bimbingan pemerintah. Ini juga menentukan
ukuran petak tersier. Petak yang terlalu besar akan mengakibatkan pembagian air menjadi tidak
efisien. Faktor-faktor penting lainnya adalah jumlah petani dalam satu petak, jenis tanaman,
dan topografi.

Di daerah-daerah yang ditanami padi, luas ideal petak tersier yaitu maksimum 50
hektar, tetapi dalam keadaan tertentu dapat ditolerir sampai 75 hektar yang disesuaikan dengan
kondisi topografi dan kemudahan eksploitasi. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan menjadi lebih mudah. Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter dengan
luas masing-masing kurang lebih 8-15 hektar. Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari
1.500 meter dan panjang saluran kuarter lebih baik di bawah 500 meter.

Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas, seperti: parit, jalan, batas desa
dan batas perubahan bentuk medan (terrain fault). Apabila keadaan topografi memungkinkan,
bentuk petak tersier sebaiknya bujur sangkar atau segi empat untuk mempermudah pengaturan
tata letak dan memungkinkan pembagian air secara efisien. Petak tersier harus terletak
langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau saluran primer. Perkecualian jika petak-
petak tersier tidak secara langsung terletak di sepanjang jaringan saluran irigasi utama yang
dengan demikian, memerlukan saluran tersier yang membatasi petak-petak tersier lainnya, hal
ini harus dihindari.

2. Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang dilayani oleh satu saluran
sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran
primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi
yang jelas, seperti misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa berbeda-beda,
tergantung pada situasi daerah. Saluran sekunder sering terletak di punggung medan mengairi
kedua sisi saluran hingga saluran pembuang yang membatasinya. Saluran sekunder boleh juga
direncana sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah
saja.

3. Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder, yang mengambil air langsung dari
saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil airnya langsung
dari sumber air, biasanya sungai. Proyek-proyek irigasi tertentu mempunyai dua saluran
primer. Ini menghasilkan dua petak primer. Daerah di sepanjang saluran primer sering tidak
dapat dilayani dengan mudah dengan cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran
primer melewati sepanjang garis tinggi, daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani
langsung dari saluran primer.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN DARI KE DUA BUKU

a) Kegayutan antar elemen


Dalam kedua buku tersebut Setiap penjelasan yang diuraikan oleh penulis di dalam buku
memiliki keterkaitan yang hamper sama antar sub-sub penjelasannya, seperti antara data
dan struktur yang digunakan dalam saluran petak tersebut .
b) Originalitas temuan
Penemuan penulis yang masih belum/jarang diterapkan
c) Kemutakhiran masalah
Masalah yang dibahas penulis memiliki kemutakhiran karena Mampu menjelaskan
berbagai cara petak saluran itu bekerja
d) Kohesi dan koherensi isi penelitian
Beberapa paragraph dalam Buku memiliki kohesi maupun koherensi yang padu seperti
terdapat pada kutipan paragragf berikut :
“Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas, seperti: parit, jalan, batas desa dan
batas perubahan bentuk medan (terrain fault). Apabila keadaan topografi memungkinkan,
bentuk petak tersier sebaiknya bujur sangkar atau segi empat untuk mempermudah
pengaturan tata letak dan memungkinkan pembagian air secara efisien. Petak tersier harus
terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau saluran primer. Perkecualian
jika petak-petak tersier tidak secara langsung terletak di sepanjang jaringan saluran irigasi
utama yang dengan demikian, memerlukan saluran tersier yang membatasi petak-petak
tersier lainnya, hal ini harus dihindari...”

3.2 KEKURANGAN DARI KE DUA BUKU

a) Originalitas temuan
Temuan yang ditemukan oleh penulis merupakan penemuan yang sudah umum
didapatkan di lapangan sehingga pembaca ingin tahu cara lain untuk saluran tersebut
bekerja.
c) Kemutakhiran masalah
Tidak terdapat ketidak mutahiran masalah dalam kedua Buku ini, karena sumber
masalah yang dikaji oleh penulis ruang lingkupnya sangat besar dan sudah didapatkan
dilapangan jadi tidak terdapat ketidak mutahiran masalah.
d) Kohesi dan koherensi isi penelitian
Dalam penjelasan materi kedua buku tersebut hampir tidak dilengkapi gambar
sebagai contoh dalam penerapannya, sehingga penulis kesulitan dalam
memahaminya.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Dalam jaringan irigasi teknis terdapat pembagian jaringan berdasarkan jenis bangunan,
lokasi areal, luas areal pelayanan, batas-batas irigasi, dan hal lainnya yang terbagi menjadi:
Petak Primer, Petak Sikunder, Petak tersier.

1. Saluran primer (induk) adalah saluran pembawa pertama yang menyadap air langsung dari
bendung.
2. Saluran sekunder adalah saluran pembawa kedua yang mengambil air dari saluran induk
(primer).
3. Saluran tersier adalah saluran pembawa ketiga yang mengambil air dari saluran sekunder.

4.2 Saran
Karena kedua buku ini terbilang terbitan lama, sebaiknya buku ini diterbitkan lagi namun
dengan perbaikan-perbaikan seperti menggunakan kata-kata dan istilah-istilah yang mudah
dimengerti oleh pembaca dan disertai gambar untuk penerapannya, memaparkan pengertian
yang lebih luar tentang materi serta menambah beberapa soal-soal agar pembaca lebih
mengerti. Selain itu, dengan menerbitkan kembali buku yang lebih berwarna, maka akan
menambah minat pembaca dalam membaca dan menyimaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Eko Noerhayati, B. S. (2018). Perencanaan Jaringan Irigasi Saluran Terbuka. Malang: Inteligensia
Media.

PISEW, T. P. (2020). PETUNJUK KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR DRAINASE DAN IRIGASI. Jakarta: CIPTA
KARYA.

Anda mungkin juga menyukai