Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

DESA PUDAK KABUPATEN MUARO JAMBI

Disusun Oleh :
M.Sakir Ramadhan (1800822201002)
Anggota :
Muhammad Ekky Satria Adiguna (1800822201001)
Muhammad Sukron (1800822201007)
Lucky Tia Anggara (1800822201015)
Rohbi (1800822201033)

Dosen Pengampu :
Ir. H. Azwarman, MT

UNIVERISTAS BATANGHARI JAMBI


FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam
tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi
apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media
(objek).
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian
tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman
pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian
air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan
oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu jaringan irigasi?
2. Terdiri dari apa saja organisasi petak lahan pertanian?
3. Ap aitu Saluran Irigasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Jaringan Irigasi
2. Untuk mengetahui Saluran irigasi
3. Untuk mengetahui Pintu Air,Saluran bagi, dan bangunan sadap beserta
fungsinya

D. Metode
Pengamatan irigasi pintu air dilakukan dengan cara observasi langsung ke
lokasi

E. Lokasi
Desa Pudak, Kab. Muaro Jambi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang
diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi
menjadi jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan,
saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari
bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah
yang mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi.

a. Klasifikasi Jaringan Irigasi


Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas,
jaringan irigasi dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

 Jaringan irigasi sederhana


 Jaringan irigasi semi teknis
 Jaringan irigasi teknis.

Tabel 2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi

Sumber: Standar perencanaan Irigasi (KP01)


b. Jaringan Irigasi Teknis

Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.


Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur.
Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang.
Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke
petak tersier. Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan
pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak
sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.

Gambar 2.1 Contoh Jaringan Irigasi Teknis


Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01

 Petak Tersier
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada
bangunan sadap (off take) tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya
ke saluran tersier. Ini juga menentukan ukuran petak tersier. Petak yang
kelewat besar akan mengakibatkan pembagian air menjadi tidak efisien,
sebaiknya bentuk petak tersier bujur sangkar atau segi empat untuk
mempermudah pengaturan tata letak dan memungkinkan pembagian air
secara efisien. Di daerah-daerah yang ditanami padi luas petak tersier
idealnya maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat ditolelir sampai
seluas 150 ha disesuaikan dengan kondisi topografi.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter, masing- masing
seluas kurang lebih 8 - 15 ha. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan
dengan saluran sekunder atau saluran primer. Petak tersier harus mempunyai
batas-batas yang jelas seperti misalnya parit, jalan, batas desa dan batas
perubahan bentuk medan (terrain fault).

 Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya
dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air
dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-batas
petak sekunder pada urnumnya berupa tanda topografi yang jelas misalnya
saluran drainase. Luas petak sukunder dapat berbeda-beda tergantung pada
kondisi topografi daerah yang bersangkutan. Saluran sekunder pada
umumnya terletak pada punggung mengairi daerah di sisi kanan dan kiri
saluran tersebut sampai saluran drainase yang membatasinya. Saluran
sekunder juga dapat direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang mengairi
lereng lereng medan yang lebih rendah.

 Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil
langsung air dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran
primer yang mengambil air langsung dari bangunan penyadap. Daerah di
sepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan
cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran primer melewati
sepanjang garis tinggi daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani
langsung dari saluran primer.

 Jaringan Irigasi Semi Teknis


Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen
ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi
dengan bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat
beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum
sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu
mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih
rumit.
Gambar 2.2 Contoh Jaringan Irigasi Semi Teknis
Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01

 Jaringan Irigasi Sederhana


Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu
kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan
dalam mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air
biasanya melimpah dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam,
sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi air. Jaringan irigasi
sederhana mudah diorganisasikan karena menyangkut pemakai air dari latar
belakang sosial yang sama.
Adapun kelemahan dari jaringan irigasi sederhana, yaitu:
1. Terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang.
2. Air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang
lebih subur.
3. Bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu bertahan
lama.
Gambar 2.3 Contoh Jaringan Irigasi Sederhana
Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01

A. SALURAN IRIGASI
Berdasarkan saluran yang terdapat pada jaringan irigasi yaitu:

 Jaringan irigasi utama


a. Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir, lihat pada Gambar 2.4.
b. Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah
pada bangunan sadap terakhir.
c. Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber
yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer.
d. Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak
tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk
dalam wewenang dinas irigasi dan oleh sebab itu pemeliharaannya menjadi
tanggung jawabnya.

 Jaringan saluran irigasi tersier.


a. Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama
ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah
boks bagi kuarter yang terakhir
b. Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap
tersier atau parit sawah ke sawah-sawah.
c. Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang
itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani
setempat pula, karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak
sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat, terutama untuk
petak sawah yang paling ujung.
d. Pembangunan sanggar tani sebagai sarana untuk diskusi antar petani
sehingga partisipasi petani lebih meningkat, dan pembangunannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani setempat serta diharapkan
letaknya dapat mewakili wilayah P3A atau GP3A setempat.

D. Berdasarkan Survey
Pada daerah Desa Pudak Kabupaten muaro jambi terdapat saluran irigasi dengan
menggunakan skematis jaringan irigasi semi teknis. Namun pada hasil survey
memiliki skematis yang tidak terlalu persis atau tidak sesuai dengan skematis
irigasi semi teknis. Dapat dilihat pada skema sebagai berikut:

Hasil Observasi Irigasi di Provinsi Jambi yang Memiliki Saluran Primer,


Sekunder Dan Tersier yang Terletak di Desa Pudak Kabupateb Muaro Jambi.
 Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder
dan ke petak-petak tersier yang diairi.
 Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut.

 Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
sekunder menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut.
BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Pada Daerah Desa Pudak kabupaten Muaro Jambi memiliki saluran irigasi
yang cukup baik tetapi kurangnya perawatan dari pihak yang terkait sehingga
bangunan sadap dan saluran primer tidak berfungsi dengan baik.

B. Saran
- dilakukannya perawatan berkala saluran irigasi.
- adanya pembersihan saluran irigasi dari sampah yang dapat menghambat
fungsi dari saluran irigasi.

Anda mungkin juga menyukai