Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH IRIGASI DAN JENIS-

JENIS IRGIASI
• Irigasi dikenal pertama kali di Mesir dan Mesopotamia menggunakan air
dari Sungai Nil dan Eufrat/Tigris. (6000 SM).
• Proyek irigasi pertama diciptakan di bawah pimpinan Raja Menes. Dia dan
penerusnya menggunakan bendungan dan canal untuk mengalihkan banjir
Nil ke sebuah danau yang disebut "Moeris"(3100 SM).

• Sejarah irigasi di Indonesia telah cukup panjang. Yang pertama kali dimulai
pada zaman Hindu yang ditunjukkan pada pertanian padi sistem Subak di
Bali, sistem Tuo Banda di Sumatera Barat, sistem Tudang Sipulung di
Sulawesi Selatan dan sistem kalender pertanian Pranatamangsa di Jawa.
Yang kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Belanda serta di zaman
Indonesia membangun (sekitar tahun 1970-an).
1.Irigasi Permukaan

Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling awal


dikembangkan. Irigasi permukaan merupakan irigasi yang terluas cakupannya di
seluruh dunia terutama di Asia. Sistem irigasi permukaan terjadi dengan
menyebarkan air ke permukaan tanah dan membiarkan air meresap (infiltrasi) ke
dalam tanah.
Irigasi Bawah Permukaan (Sub Surface
Irrigation System)
Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan
meresapkan air ke dalam tanah di bawah zona perakaran melalui
sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan pipa porus.
Lengas tanah digerakkan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran
dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman. Gambar dibawah ini
memberikan ilustrasi mengenai sistem irigasi bawah permukaan.
Irigasi dengan pancaran (sprinkle irrigation)
 

Irigasi curah atau siraman (sprinkle) menggunakan tekanan untuk membentuk


tetesan air yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian. Disamping untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman. Sistem ini dapat pula digunakan untuk
mencegah pembekuan, mengurangi erosi angin, memberikan pupuk dan lain-
lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa yang
disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masing-masing
mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler) (Prastowo, 1995).
Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)
Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui pipa/ selang berlubang dengan
menggunakan tekanan tertentu, dimana air yang keluar berupa tetesan-tetesan langsung
pada daerah perakaran tanaman. Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan, sehingga mereduksi
kehilangan air akibat penguapan yang berlebihan, pewmakaian air lebih efisien,
mengurangi limpasan, serta menekan/mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen, 1986)
D. Struktur jaringan dan Saluran Irigasi

• 1. JARINGAN IRIGASI
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran
dan bangunan yang diperlukan untuk pengaturan
air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian dan penggunaannya.
A. Klasifikasi Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi sederhana Jaringan irigasi semi teknis

Jaringan irigasi teknis.


Jaringan Irigasi Teknis
Jaringan irigasi teknis
mempunyai bangunan sadap yang
permanen. Bangunan sadap serta
bangunan bagi mampu mengatur
dan mengukur. Disamping itu
terdapat pemisahan antara saluran
pemberi dan pembuang. Pengaturan
dan pengukuran dilakukan dari
bangunan penyadap sampai ke
petak tersier. Untuk memudahkan
sistem pelayanan irigasi kepada
lahan pertanian, disusun suatu
organisasi petak yang terdiri dari
petak primer, petak sekunder, petak
tersier, petak kuarter dan petak
sawah sebagai satuan terkecil.
Jaringan Irigasi Semi Teknis
Jaringan irigasi semi teknis
memiliki bangunan sadap yang
permanen ataupun semi
permanen. Bangunan sadap pada
umumnya sudah dilengkapi dengan
bangunan pengambil dan
pengukur. Jaringan saluran sudah
terdapat beberapa bangunan
permanen, namun sistem
pembagiannya belum sepenuhnya
mampu mengatur dan mengukur.
Karena belum mampu mengatur
dan mengukur dengan baik, sistem
pengorganisasian biasanya lebih
rumit.
Jaringan Irigasi Sederhana
Jaringan irigasi sederhana
biasanya diusahakan secara
mandiri oleh suatu kelompok
petani pemakai air, sehingga
kelengkapan maupun
kemampuan dalam mengukur dan
mengatur masih sangat terbatas.
Ketersediaan air biasanya
melimpah dan mempunyai
kemiringan yang sedang sampai
curam, sehingga mudah untuk
mengalirkan dan membagi air.
Jaringan irigasi sederhana mudah
diorganisasikan karena
menyangkut pemakai air dari
latar belakang sosial yang sama.
SALURAN IRIGASI
– Jaringan irigasi utama
• Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir
• Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah
pada bangunan sadap terakhir.
• Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber
yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer.
• Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak
tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk
dalam wewenang dinas irigasi dan oleh sebab itu pemeliharaannya menjadi
tanggung jawabnya
– Jaringan saluran irigasi tersier.
• Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan
utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran
ini adalah boks bagi kuarter yang terakhir
• Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan
sadap tersier atau parit sawah ke sawah-sawah.
• Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter
sepanjang itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan
persetujuan petani setempat pula, karena banyak ditemukan di lapangan
jalan petani yang rusak sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi
terhambat, terutama untuk petak sawah yang paling ujung.
• Pembangunan sanggar tani sebagai sarana untuk diskusi antar petani
sehingga partisipasi petani lebih meningkat, dan pembangunannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani setempat serta
diharapkan letaknya dapat mewakili wilayah P3A atau GP3A setempat.
– Garis Sempadan Saluran
Dalam rangka pengamanan saluran dan
bangunan maka perlu ditetapkan garis sempadan
saluran dan bangunan irigasi yang jauhnya
ditentukan dalam peraturan perundangan
sempadan saluran
Jaringan saluran pembuang tersier
• Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu
petak tersier, menampung air langsung dari sawah
dan membuang air tersebut ke dalam saluran
pembuang tersier.
• Saluran pembuang tersier terletak di dan antara
petak-petak tersier yang termasuk dalam unit irigasi
sekunder yang sama dan menampung air, baik dari
pembuang kuarter maupun dari sawah- sawah. Air
tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang
sekunder.
Jaringan saluran pembuang utama
• Saluran pembuang sekunder menampung air dari
jaringan pembuang tersier dan membuang air
tersebut ke pembuang primer atau langsung ke
jaringan pembuang alamiah dan ke luar daerah
irigasi.
• Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari
saluran pembuang sekunder ke luar daerah irigasi.
Pembuang primer sering berupa saluran pembuang
alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke
sungai, anak sungai atau ke laut
MANFAAT IRIGASI

untuk membasahi tanah

Untuk mengatur pembasahan tanah

Untuk menyuburkan tanah Untuk kolmatase Untuk pengelontoran air


KESIMPULAN
• Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian dan kebutuhan manusia, yang
berfungsi untuk mengaliri lahan dan menampung
air di saat hujan dan mengalirkan air pada saat
kemarau agar persediaan air tetap tersedia.
• Jenis jenis irigasi, 1. Irigasi permukaan, 2.
Irigasi bawah permukaan 3. Irigasi Pancaran
• 4. Irigasi tetes.

Anda mungkin juga menyukai