1. Print Buku Kriteria Perencanaan (Kp) Irigasi Buku 1 (Satu) Sampai Buku 10
(Sepuluh). Baca Dan Pahami.
2. Print Buku Hidrologi Untuk Pengairan Karangan Suyono Sostrodarsono. Baca Dan
Pahami
3. Print Modul Perencanaan Jaringan Irigasi Dan Bangunann Air Oleh Dr. Ir.
Rosmina Zuchri, Mt. Baca Dan Pahami.
4. Jelaskan Materi Kuliah 1 (Satu) Setiap Lembar Power Pointnya.
Jawab
Di Indonesia irigasi di perlukan pada musim kemarau, dimana hamper tidak ada
curah hujan untuk memenuhi kebutuhan air tanama. Sehingga untuk mencapai tujuan
ini, diperlukan pengembangan system irigasi yang baik yang meliputi perencanaan,
desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan berbagai pekerjaan irigasi.
a. Maksud dan tujuan Irigasi
Maksud
Untuk memenuhi kebutuhan air untuk keperluan pertanian, meliputi
pembasahan tanah, pemupukan, pengatur suhu tanah, menghindarkan
gangguan hama dalam tanah, tanah.
Tujuan
- Air yang tersedia dapat dipergunakan atau dimanfaatkan secara
efektif dan efisien.
- Air yang tersedia dibagi secara adil dan merata
- Air yang diberikan ke petak – petak tersier secara tepat, cara, waktu
dan jumlahnya. Sesuai dengan kebutuhan tanaman.
- Akibat negative yang mungkin ditimbulkan oleh air yang berlebihan
dapat dihindari.
b. Jenis – jenis irigasi
Irigasi permukaan
Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno di
Indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya,
biasanya sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau
pengambilan bebas. Air kemudian disalurkan ke lahan pertanian
menggunakan pipa atau selang memanfaatkan daya gravitasi, sehingga
tanah yang lebih tinggi akan terlebih dahulu mendapat asupan air.
Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur dalam “jadwal” dan
volume yang telah ditentukan.
Irigasi Bawah Permukaan
Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah
pada lapisan tanah untuk meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah
akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka. Digerakkan
oleh gaya kapiler, lengas tanah berpindah menuju daerah akar sehingga
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan demikian, irigasi jenis ini
menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi sehingga dapat
disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan dapat memaksimalkan fungsi
akar menopang tumbuhan.
muncul pancaran air layaknya hujan yang pertama kali membasahi bagian
tanah.
lahan pertanian menggunakan pipa atau saluran. Jika sumber air yang
digunakan dalam jenis ini bisa diandalkan, artinya tidak surut pada musim
pipanisasi atau pipa yang dipasang di suatu area tertentu sehingga air
hanya akan mengalir di area tersebut saja. Seperti halnya jenis irigasi
Irigasi dengan Ember atau Timba Irigasi jenis ini dilakukan dengan
menggunakan ember atau timba. Mereka mengangkut air dari sumber air
lahan pertanian yang mereka tanami. Seperti yang bisa dibayangkan, jenis
waktu yang lama. Namun demikian, jenis yang demikian masih menjadi
cukup modal untuk membeli pompa air atau alat irigasi yang lebih efektif.
Irigasi Tetes Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan
muncul dari pipa berbentuk tetesan dan langsung pada bagian akar
Jaringan irigasi semi teknis mempunyai ciri bahwa fasilitas-fasilitas yang ada
untuk melaksanakan ke empat fungsinya sudah lebih baik dan lengkap
dibandingkan jaringan irigasi sederhana. Misalnya, bangunan pengambilan sudah
dibangun permanen, debit sudah diukur, tetapi sistem jaringan pembagi masih
sama dengan sistem irigasi sederhana. Hal ini ditunjukkan pemisahan saluran
pembawa dan pembuang belum dipisahkan secara baik dan pembagian petak
tersier belum dilakukan secara detail, sehingga sulit dilakukan pembagian air. Pada
sistem irigasi ini, biasanya pemerintah sudah terlibat dalam pengelolaannya,
misalnya dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan (O&P) bangunan
pengambilan.
6. Jelaskan Ruang Lingkup Teknik Sipil Dalam Irigasi Dan Bangunan Air.
Jawab
5, Jelaskan Klarifikasi Jaringan Jalan, Jaringan Irigasi Sederhana, Jaringan Irigasi Semi
Teknis, Jaringan Irigasi Teknis
- Klarifikasi Jaringan Irigasi
Dalam konteks Standarisasi Irigasi ini, hanya irigasi teknis saja yang ditinjau. Bentuk irigasi yang
lebih maju ini cocok untuk dipraktekkan di sebagian besar pembangunan irigasi di Indonesia. Dalam
suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya empat unsur fungsional pokok, yaitu:
• ' Bangunan'bangunan utama (headworks) di mana air diambil dari sumbernya, umumnya
sungai atau waduk,
• ' Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak'petak tersier,
• ' Petak'petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air
irigasi dibagi'bagi dan dialirkan kesawah' sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu
sistem pembuangan di dalam petak tersier;
• ' Sistem pembuang berupa saluran dan bangunan bertujuan untuk membuang kelebihan air
dari sawah ke sungai atau saluran'saluran alamiah.
Salah satu prinsip dalam perencanaan jaringan teknis adalah pemisahan antara
jaringan irigasi dan jaringan pembuang/pematus. Hal ini berarti bahwa baik saluran irigasi
maupun pembuang tetap bekerja sesuai dengan fungsinya masing'masing, dari pangkal
hingga ujung. Saluran irigasi mengalirkan air irigasi ke sawah'sawah dan saluran pembuang
mengalirkan air lebih dari sawah'sawah ke saluran pembuang alamiah yang kemudian akan
diteruskan ke laut (lihat Gambar 1.3).
Pembagian air di dalam petak tersier diserahkan kepada para petani. Jaringan
saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air ditampung di dalam
suatu jaringan saluran pembuang tersier dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan
pembuang primer. Jaringan irigasi teknis yang didasarkan pada prinsip'prinsip di atas adalah
cara pembagian air yang paling efisien dengan mempertimbangkan waktu merosotnya
persediaan air serta kebutuhan' kebutuhan pertanian. Jaringan irigasi teknis memungkinkan
dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air irigasi dan pembuangan air lebih secara
efisien. Jika petak tersier hanya memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan
(pembawa) utama, hal ini akan memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit di saluran
primer, eksploitasi yang lebih baik dan pemeliharaan yang lebih murah dibandingkan
dengan apabila setiap petani diizinkan untuk mengambil sendiri air dari jaringan pembawa.
6, Jelaskan Ruang Lingkup Teknik Sipil Dalam Irigasi & Bangunan Air
Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang,
membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan
untuk kemaslahatan hidup manusia.Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya
pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mem punyai
peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia
dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar.
Irigasi dan Bangunan Air termasuk kedalam ruang lingkup Struktur. Ruang Lingkup Struktur
merupakan Cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk
pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti
baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Setiap bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-
masing. Ilmu bidang struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat dipilih
material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam bidang ini dipelajari lebih mendalam
hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari
pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.
Catatan informasi mengenai analisis hidrologi terdiri dari peta-peta, aliran sungai dan
meteorologi. Informasi tersebut dapat diperoleh dari instansi- instansi yang disebutkan
dalam Bab 3. Adalah penting bagi perencana untuk memeriksa tempat-tempat pencatatan
data, memeriksa data-data yang terkumpul dan metode pemrosesannya, memastikan bahwa
tinggi alat ukur adalah nol sebelum dilakukan evaluasi dan analisis data.
c. Penyelidikan lokasi
Penyelidikan di daerah aliran sungai dan irigasi akan lebih melengkapi catatan data dan lebih
memperdalam pengetahuan mengenai gejala-gejala hidrologi. Tempat-tempat pencatatan
akan dikunjungi dan metode yang digunakan diperiksa. Penyelidikan lapangan dipusatkan
pada keadaan aliran sungai dan daerah pembuangan. Data-data yang akan dikumpulkan
berkenaan dengan tinggi muka air maksimum, peluapan tanggul sungai, penggerusan,
sedimentasi dan erosi tanggul. Potongan melintang tinggi tanggul (bankfull cross- sections)
akan diperkirakan; koefisien kekasaran saluran dan kemiringan dasar diukur di mana perlu.
‘2. Curah Hujan
Analisis curah hujan dilakukan dengan maksud untuk menentukan :
• Curah hujan efektif untuk menghitung kebutuhan irigasi. Curah hujan efektif atau andalan
adalah bagian dari keseluruhan curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air
tanaman.
• Curah hujan lebih (excess rainfall) dipakai untuk menghitung kebutuhan
pembuangan/drainase dan debit (banjir).
‘3. Evaportanspirasi
Analisis mengenai evaporasi diperlukan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi
tanaman yang kelak akan dipakai untuk menghitung kebutuhan air irigasi dan, kalau perlu untuk
studi neraca air di daerah aliran sungai. Studi ini mungkin dilakukan bila tidak tersedia data
aliran dalam jumlah yang cukup.
Data-data iklim yang diperlukan untuk perhitungan ini adalah yang berkenaan dengan :
• Temperatur : harian maksimum, minimum dan rata-rata
• Kelembapan relatif
• Sinar matahari : lamanya dalam sehari
• Angin : kecepatan dan arah
• Evaporasi : catatan harian Data-data klimatologi di atas adalah standar bagi stasiun-stasiun
agrometerologi. Jangka waktu pencatatan untuk keperluan analisis yang cukup tepat dan
andal adalah sekitar sepuluh tahun.
9. Buat Skema Hal 20 Tambahakan Luas Area Masing-masing dengan 2 Angka Belakang
NIM (+00)