FAKULTAS VOKASI
SURABAYA 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2001 tentang irigasi menyatakan bahwa
irigasi adalah suatu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang
jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Selanjutnya Mawardi Erman juga menyatakan bahwa irigasi adalah usaha untuk memperoleh
air yang menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk keperluan penunjang produksi
pertanian (R Nurcahyono, 2004). Irigasi dimaksudkan untuk mendukung produktivitas usaha
tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan
kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem
irigasi. Dan tujuan irigasi sendiri yaitu untuk mengalirkan air secara teratur sesuai dengan
kebutuhan tanaman pada saat persediaan air tanah tidak dapat mencukupi sehingga tanaman
dapat tumbuh secara normal.
Pada awalnya irigasi tidak begitu dianggap penting oleh pemerintah dan khususnya para
petani karena mereka berpikir bahwa Indonesia adalah negara yang subur sehingga membuat
mereka hanya berfokus pada keberhasilan panen saja dan pemerintah saat itu merasa tenang
karena petani dapat memperoleh hasil panen yang melimpah tanpa harus mengupayakan
ketersediaan air dilahan. Karena perubahan iklim yang tidak menentu dan hal tersebut
mempengaruhi ketersediaan air pada lahan sehingga berdampak pada berkurangnya hasil
panen dari biasanya dan menyebabkan dibeberapa daerah mengalami kelaparan. Oleh sebab
itu, pada pertengahan abad ke 19 pemerintah melakukan uji coba pembangunan irigasi dalam
skala besar dan pada saat itu juga dibangun bendung diberbagai tempat seperti bendung
Tuntang, bendung Gelapan dan juga bendung Sidoarjo yang terletak dikawasan Delta Brantas
(Boserup, 2000).
Sehingga sistem irigasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan multi bagian yang
berhubungan dengan usaha produksi, distribusi, pengelolaan dan pengaturan air yang berkaitan
dengan peningkatan produksi pertanian, diperlukan upaya pemeliharaan sistem irigasi dan
sistem irigasi yang telah ada. Aset, ini membutuhkan penyiraman aset yang optimal. Kegiatan
yang mendukung pengelolaan sarana irigasi sesuai dengan peraturan yang berlaku diatur dalam
Pasal 41 UU Sumber Daya Air No. 7 Tahun 2004.
Lebih dari 80 persen produksi padi Indonesia berasal dari lahan irigasi. Oleh karena itu,
penurunan hasil irigasi merupakan ancaman nyata bagi masa depan pasokan pangan nasional.
Pengaruh pengurangan efisiensi irigasi bersifat langsung dan tidak langsung. Efek langsungnya
adalah penurunan produktivitas, penurunan intensitas tanam, dan peningkatan risiko pertanian.
Dampak tidak langsungnya adalah melemahnya komitmen petani untuk menjaga ekosistem
persawahan, karena pengairan yang buruk membuat lahan kurang subur untuk ditanami padi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan meneliti seberapa penting sistem
irigasi terhadap lahan pertanian dan juga memberikan upaya peningkatan pemeliharaan
terhadap sistem irigasi di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Irigasi
Irigasi didefinisikan sebagai cara memasukkan air ke dalam tanah, baik secara
alami maupun buatan, untuk menciptakan kelembapan yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman. Secara alami air disuplai melalui air hujan. Lalu cara alami
lainnya adalah melalui genangan air akibat luapan sungai yang menutupi daerah
tersebut pada musim hujan sehingga memungkinkan lahan yang ada untuk ditanami
pada musim kemarau. Jika penggunaan air ini dikaitkan dengan perencanaan yang
cukup luas, kita berbicara tentang irigasi buatan. Irigasi buatan biasanya dapat
dipecah menjadi bagian irigasi pompa, di mana air diangkat secara mekanis atau
manual dari sumber air yang lebih rendah ke lokasi yang lebih tinggi. Irigasi aliran,
di mana air diarahkan oleh gravitasi dari sumber asupan air ke lahan pertanian.
Menurut pengertian irigasi, tujuan irigasi di daerah adalah pekerjaan teknis
perencanaan untuk memperoleh, mengatur, dan menyalurkan air dari sumber air
yang mendukung proses produksi pertanian sesuai kebutuhan dan menyalurkannya
secara teknis dan sistematis.
Secara umum tujuan irigasi dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
1. Dengan tujuan langsung, yaitu menuang memiliki tujuan menjaga
kelembaban tanah berkaitan dengan kandungan air dan udara dalam tanah,
sehingga dapat dicapai kondisi dalam tanah yang memenuhi kebutuhan
pertumbuhan tanaman.
2. Tujuan tidak langsung yaitu pengairan mempunyai tujuan yang meliputi
pengaturan suhu tanah, pencucian tanah yang terkontaminasi oleh racun,
pengangkutan pupuk melalui aliran air yang ada, peninggian muka air,
peninggian suatu tempat dengan cara mengalirkan air, dan pengendapan
yang tertutup oleh air lumpur yang diangkut.
1. Untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah
hujannya kurang atau tidak menentu.
2. Untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat diairi
sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun
musim penghujan.
3. Untuk menyuburkan tanah, dengan mengalirkan air yang mengandung
lumpur & zat – zat hara penyubur tanaman pada daerah pertanian tersebut,
sehingga tanah menjadi subur.
4. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan
pengendapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi (Rachmad, 2009).
1. Air terbuang sia-sia, dan karena jaringan biasanya berada di tempat yang
tinggi, air yang terbuang tidak selalu sampai ke daerah subur yang rendah.
2. Banyaknya depo yang membutuhkan uang lebih dari warga karena setiap
desa memiliki jaringan dan koleksi sendiri.
PEMBAHASAN
Melihat dari urgensi yang telah disampaikan oleh Dirjen SDA dan juga
pembangunan jaringan-jaringan irigasi yang telah dilakukan disebagian wilayah di
Indonesia, maka disetiap pembangunan yang ada pasti ada dampak negatif maupun positif.
1) Aspek Lingkungan
Aspek sosial merupakan aspek yang paling menentukan ciri dan sifat sistem
jaringan, yang tidak hanya terkait dengan persoalan teknis, tetapi seringkali juga terkait
dengan tradisi atau bahkan agama/kepercayaan. Seperti halnya di wilayah Bali yang
terkenal dengan sistem irigasi subaknya, aturan yang mengatur hak dan kewajiban
anggota didasarkan pada kepercayaan mereka dan tidak hanya terkait dengan
pembagian air irigasi. Namun juga merupakan upacara adat yang sudah menjadi
kebiasaan atau tradisi yang diwariskan secara turun temurun di masyarakat setempat.
Desain atau pembuatan sistem irigasi tidak lepas dari pertimbangan sosial setempat.
Setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini dapat menyebabkan
karakteristik irigasi yang khas. Sebagai contoh, masyarakat setempat dikenal
menggunakan batu sungai (river stone) sebagai salah satu barang dagangan masyarakat
setempat yang memiliki nilai jual lebih tinggi, sehingga batu sungai tidak digunakan
lagi di masyarakat daerah Muntila. Mereka lebih suka menggunakan bahan lain yang
lebih murah seperti kantong plastik.
3) Aspek Ekonomi
Selain aspek sosial masyarakat setempat, aspek yang tidak terpisahkan dari
sistem irigasi adalah aspek ekonomi, yang seperti halnya aspek sosial menekankan
ekonomi, seperti mata pencaharian masyarakat setempat, pendapatan masyarakat
rakyat. dan cara masyarakat setempat menilai nilai material tanah. Pemenuhan
kebutuhan irigasi gagal mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Sejak dibangun hingga saat ini, irigasi belum terbukti meningkatkan kesejahteraan
sosial petani dan petani masih dipandang sebagai kelas bawah dan saat ini tidak
diminati oleh generasi muda. Meski jaringan irigasi dibangun pada masa orde baru,
mulai dari waduk hingga kanal hingga lahan pertanian, banyak masalah yang dihadapi
petani. sisi keuangan (Supadmo, 2003).
c. Upaya Pemeliharaan Sistem Irigasi
a) Kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan awal yang buruk akibat kesalahan desain,
pengawasan yang buruk dan kualitas bahan yang buruk, dll.
b) Kerusakan karena pemakaian dan waktu seperti, abrasi, instalasi listrik,
penggetasan komponen inti dan pendukung, dll.
c) Kerusakan karena alasan khusus atau hal-hal yang tak terduga seperti kecelakaan,
bencana alam, hal-hal tak terduga lainnya.
d) Kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya perawatan
Pengamanan jaringan irigasi adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah dan
mengatasi kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan, atau
manusia agar jaringan irigasi tetap berfungsi. Kegiatan ini terus dilakukan oleh Dinas
Pengairan, anggota/pengurus P3A/GP3A/IP3A, Kelompok Pendukung Lapangan dan
seluruh masyarakat setempat. Setiap kegiatan yang dapat merusak atau membahayakan
jaringan irigasi dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan rambu larangan,
rambu peringatan atau alat pengaman lain. Berikut adalah tindakan pengamanan yang
dapat dilakakukan, diantaranya :
a. Tindakan Pencegahan
1) Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah dari tempat ± 500 m di hulu dan ±
1000 m di hilir bendungan irigasi atau menurut peraturan yang berlaku.
2) Melarang hewan mandi di tempat lain selain yang ditentukan untuknya dengan
memasang tanda larangan.
i. Menetapkan garis sempadan kanal sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
ii. Pemasangan tanda larangan pengelolaan dan pembangunan gedung di dalam
batas kanal.
iii. Pengelola irigasi harus menguasai batas-batas tanah irigasi agar tidak
dipindahkan oleh pemerintah kota.
iv. Pemasangan rambu larangan kendaraan melintasi jalur kontrol dan melintasi
ramp jalan.
v. Melarang berenang di sekitar bangunan atau tempat berbahaya.
vi. Dilarang mendirikan bangunan dan/atau menanam pohon di tepi saluran irigasi.
vii. Menyelenggarakan informasi/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait
untuk menjamin pengoperasian jaringan irigasi.
b. Tindakan Pengamanan
2. Pemeliharaan Rutin
3. Pemeliharaan Berkala
4. Perbaikan Darurat/Mendesak
Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong royong, mandiri, atau
berdasarkan perjanjian dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia dari Dinas
Pengairan/Pengawas atau bahan-bahan yang disediakan oleh masyarakat seperti,
(bronjong, karung plastik, batu, pasir, bambu, batang kelapa, dan lainlain).
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Sumber Daya Air. (2019). Modul operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi. 70.
https://sda.pu.go.id/berita/view/perencanaan_pembangunan_irigasi_dalam_mendukung_perta
nian_di_indonesia_tahun_2024
https://pu.go.id/berita/perencanaan-irigasi-dukung-pembangunan-pertanian