DISUSUN OLEH :
ILHAM DIVIF WICAKSONO
4220215126
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
2021/2022
Rekayasa Irigasi & Bangunan Air
Buku : Rekayasa Irigasi & Bangunan Air Oleh Purwanti Sri Pudyastuti, dkk
Indonesia merupakan Negara agraris dimana pembangunan dibidang pertanian menjadi
prioritas utama. Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa
perwujudan ketahanan pangan merupakan kewajiban pemerintah bersama masyarakat
(partowijoyoto, 2003).
Salah satu syarat untuk sebuah bangsa menjadi maju adalah terjaminannya ketahanan
pangan. untuk menjamin ketahanan pangan, maka lahan lahan pertanian harus bisa menghasilkan
produk pangan secara optimal. Air adalah salah satu faktor utama untuk menjamin ketahanan
pangan, karena setiap usaha pertanian membutuhkan air. Irigasi adalah penetapan proses
pemberian air secara artifisial ke dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan
tanaman.
Ilmu Irigasi pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain system
pemberian air untuk lahan pertanian untuk menjaga ketersediaan air yang dibutuhkan oleh
tanaman komoditas pertanian. Sistem jaringan irigasi biasanya terdiri dari bangunan bendung
(weir), reservoir / waduk, dan system saluran dan bangunan bangunan pelengkap lainnya. Sistem
jaringan irigasi bermanfaat untuk penyediaan dan pengaturan kebutuhan air untuk pertanian.
Sistem jaringan irigasi sangat diperlukan untuk menunjang ketahanan pangan karena
beberapa alas an, antara lain yaitu:
1. Keterbatasan sumber air hujan. Ketika ketersediaan air hujan terbatas atau kurang dari
jumlah kebutuhan air yang diperlukan, maka system jaringan irigasi yang dapat
menyediakan dan mengatur kebutuhan air untuk pertanian sangat dibutuhkan.
Sistem jaringan irigasi dirancang untuk mengatur pemenuhan kebutuhan air pada sector
pertanian. Dalam sector pertanian, maka keterkaitan antara air dan tanah sangat erat.
Berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran air dan kelengkapan fasilitasnya, jaringan
irigasi dapat dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:
1. Jaringan irigasi sederhana. Dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur
atau diatur, dan kelebihan air akan mengalir ke saluran pembuang. Peersediaan air pada
system ini biasanya berlimpah dengan kemiringan berkisar antara sedang sampai curam.
2. Jaringan irigasi semi-teknis. Pada system ini bendung terletak di sungai dan dlengkapi
dengan bangunan pengambilan dan bangunan pengukur di hilir.
3. Jaringan irigasi teknis. Pada jaringan irigasi teknik, ada pemisahan antara jaringan irigasi
dan jaringan pembuang
Setiap tingkat jaringan irigasi mempunyai karakter tersendiri seperti ditunjukkan pada
tabel di bawah ini. ( sumber : KP 01 )
Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, seperti diringkas pada
diagram di bawah ini
Menurut kriteria perencanaan irigasi KP 01, proses pembangunan irigasi dilakukan secara
berurutan berdasarkan akronim SIDLACOM untuk mengidentifkasikan bebagai tahapan proyek,
yaitu:
!. S – Survey ( pengukuran/survey)
2. I – investigation ( penyelidikan )
5. C – Construction ( Pelaksanaan )
6. O – Operation ( Operasi )
7. M – Maintenance ( Pemeliharaan )
Beberapa persyaratan perencanaan proyek irigasi yang akan dianalis dan dievaluasi, antara lain:
Dalam perencanaan irigasi, variable penting yang perlu dihitung adalah besarnya
kebutuhan air tanaman. kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman
pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksio secara normal.
1. Penyiapan lahan
2. Penggunaan konsumtif
3. Perkolasi
1. Lengas tanah dan tingkat keretakan tanah pada waktu mulai pengolahan tanah
Bangunan Utama
Bangunan utama adalah kompleks bangunan yang direncanakan di sungai dan sepanjang sungai
(aliran air) untuk membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat digunakan untuk
keperluan irigasi.Bendungan utama dapat dibedakan ke dalam beberapa kategoti yaitu :
1. Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) digunakan untuk menaikkan elevasi muka air
disungai sampai ketinggian yang diperlukan untuk dapat mengalir ke saluran irigasi dan petak
tersier
2. Bendung Karet
3. Pengambilan bebas
5. Stasiun pompa
Bendung
Bendung adalah bangunan air ( beserta kelengkapannya) yang dibangun melintang sungai
untuk meninggikan taraf muka air sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke
tempat yang membutuhkannya. Bendung juga berfungsi untuk mengendalikan aliran, angkutan
sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efisien, dan optimal.
1. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai keperluan
seperti untuk irigasi, air baku dan sebgainya.
2. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk mengatur muka air sungau,
sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan kapasitasnya
3. Bendung penahan pasang, dibangun dibagian sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut
antara lain untuk mencegah masuknya air asin.
1. Bendung permanen, seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi beton dan pasangan
batu.
3. Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan tumpukan batu dan sebagainya.
Komponen utama pada bendung adalah tubuh bendung, bangunan intake, bangunan pembilas,
dan bangunan pelengkap.
Perencanaan bendung
Pada perencanaan bendung dibutuhkan beberapa data antara lain data topografi, data hidrologi,
data morfologi, data geologi, data mekanika tanah, standar perencanaan, data ekologi dan
lingkungan