Anda di halaman 1dari 11

SISTEM IRIGASI PERTANIAN BERTEKANAN

( TEKNOLOGI IRIGASI DAN CURAH)

DISUSUN OLEH:
RINI SARTIKA
4218215019

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA
2021
Pendahuluan
Pada metoda irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke
udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat
dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzle. Tekanan biasanya
didapatkan dengan pemompaan. Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam
diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju
infiltrasi tanah yang sesuai.

Gambar 1. Irigasi curah pada tanaman jagung


Cara yang paling sederhana yang sering digunakan untuk irigasi sayuran oleh
petani kecil adalah dengan menyiram menggunakan emrat (ebor) seperti diperlihatkan
pada Gambar 2. Luas bedengan (petakan) sayuran biasanya hanya sekitar 6 m2 yakni
panjang 6 m, dan lebar 1 m. Untuk tanaman berakar pendek (seperti selada, sawi,
kangkung, bayam, kenikir, dan sebagainya), pada waktu kondisi cuaca normal irigasi
dilakukan satu hari sekali sebanyak 80 liter per petakan (efisiensi ± 35%). Pada waktu
hari panas air irigasi diberikan sampai 4 kali per hari dengan total pemberian 320 liter
per petakan (efisiensi ± 9%) 1 . Sistim ini memerlukan banyak tenaga kerja untuk
penyiraman dan sumber air harus tersedia berada di dekat kebun. Satu keluarga dengan
tenaga kerja 2 orang (istri dan bapak) hanya mampu mengelola kebun seluas 400 – 500
m2 .
Gambar 2. Irigasi ebor pada petani sayuran berlahan sempit mengelola lahan tidur
di kota Bekasi
Kesesuaian irigasi curah
Irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman kecuali padi dan
yute, pada hampir semua jenis tanah. Akan tetapi tidak cocok untuk tanah bertekstur liat
halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam dan atau kecepatan angin lebih
besar dari 13 km/jam.

Keuntungan irigasi curah Beberapa keuntungan irigasi curah antara lain:


a. Efisiensi pemakaian air cukup tinggi
b. Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman tanah
(solum) yang dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan (land grading).
c. Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi.
d. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya
erosi.
e. Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersama-sama dengan
air irigasi.
f. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan g.
Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan yang tidak dapat
ditanami h. Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian.

Faktor-faktor pembatas
Berbagai faktor pembatas penggunaan irigasi curah adalah:
a. Kecepatan dan arah angin berpengaruh terhadap pola penyebaran air
b. Air irigasi harus cukup bersih bebas dari pasir dan kotoran lainnya
c. Investasi awal cukup tinggi d. Diperlukan tenaga penggerak di mana tekanan air
berkisar antara 0,5 - 10 kg/cm2 .

2. Sistem irigasi curah


Berdasarkan penyusunan alat penyemprot, irigasi curah dapat dibedakan :
a. Sistem berputar (rotating head system). Terdiri dari satu atau dua buah nozzle
miring yang berputar dengan sumbu vertikal akibat adanya gerakan memukul
dari alat pemukul (hammer blade). Sprinkler ini umumnya disambung dengan
suatu pipa peninggi (riser) berdiameter 25 mm yang disambungkan dengan pipa
lateral. Alat pemukul sprinkler bergerak karena adanya gaya impulse dari aliran
jet semprotan air, kemudian berbalik kembali karena adanya regangan pegas.
b. Sistem pipa berlubang (perforated pipe system). Terdiri dari pipa berlubang-
lubang, biasanya dirancang untuk tekanan rendah antara 0,5 -2,5 kg/cm2 ,
sehingga sumber tekanan cukup diperoleh dari tangki air yang ditempatkan pada
ketinggian tertentu (Gambar 4). Semprotan dapat meliput selebar 6 - 15 meter.
Cocok untuk tanaman yang tingginya tidak lebih dari 40 - 60 cm.
Sistem Sprinkler Konvensional
Sistim sprinkler yang paling awal dirancang adalah sprinkler putar kecil yang
beroperasi simultan, mulai populer tahun 1930-an dan masih digunakan sampai
sekarang. Sprinkler jenis ini bekerja dengan tekanan rendah sampai medium (2 ~ 4
bar) dan mampu mengairi suatu areal lahan lebar 9 ~ 24 m dan panjang sampai 300
m untuk setiap settingnya (0,3 ~ 0,7 ha). Laju aplikasi bervariasi dari 5 ~ 35
mm/jam.
Sistem Berpindah (portable system)
Sistim berpindah yang sangat sederhana adalah memindahkannya dengan tenaga
manusia secara manual. Sistim ini terdiri dari sebuah pompa, pipa utama, lateral dan
sprinkler putar. Lateral tetap di suatu posisi sampai irigasi selesai. Pompa dihentikan
dan lateral dilepaskan dari pipa utama dan dipindahkan ke posisi lateral berikutnya.
Bila irigasi satu blok lahan telah selesai, keseluruhan sistim (lateral, pipa utama dan
pompa) dipindahkan ke blok lahan lainnya.
Gambar 3. Sistem Berpindah

Kebanyakan, yang dipindah-pindahkan hanya lateralnya saja, sedangkan pompa

dan pipa utamanya tetap. Sistem seperti ini


disebut dengan sistim semi-portable.
Lateral dipindahkan dengan tenaga manusia ke posisi berikutnya pada pipa
utama. Umumnya lateral berpindah antara satu sampai empat kali per hari tergantung
pada “settime” yang ditetapkan. Lateral berpindah berurutan dari satu posisi ke posisi
lain sampai seluruh lahan
terairi. Pada sistim ini juga
sering digunakan 2 atau
lebih lateral bekerja
simultan (Gambar 6).
Peletakan sistim pipa
dapat bermacam cara.
Gambar 7 memperlihatkan
alternatif tataletak dimana
pipa utama berada pada satu
sisi dari lahan. Perpindahan dengan tenaga manusia memerlukan hari orang kerja
(HOK) yang cukup besar, sehingga hanya cocok untuk daerah dimana tenaga kerja
manusia tersedia banyak dan tak mahal.

Gambar 4. Sistem sprinkler berpindah

Gambar 5. Penempatan pipa utama di sisi lahan


Sistim Berpindah dengan Mesin Laeral-move atau roll-move system. Pada
sistem ini, pipa lateral selain untuk mengalirkan air digunakan juga sebagai poros roda
berdiameter 1,5 ~ 2,0 m. Roda ditempatkan pada jarak 9 ~ 12 m sehingga lateral dapat
mudah didorong dari satu setting irigasi ke setting lainnya dengan menggunakan tenaga
gerak motor bakar (internal combustion engine).

Gambar 6. Sistem berpindah dengan roda


Pada waktu irigasi, lateral tetap pada satu lokasi sampai sejumlah air irigasi selesai
diaplikasikan. Pompa dihentikan dan pipa lateral dilepas dari pipa utama, airnya dibuang,
kemudian posisi lateral dipindahkan dengan tenaga penggerak. Lateral disambung kembali
dengan pipa utama di posisi berikutnya.
Sistem ini cocok digunakan di lahan datar, luas, berbentuk segi empat dengan tanaman
rendah dalam barisan. Lateral dipasang melintang barisan tanaman sehingga roda penggerak
ditempatkan di antara
baris tanaman.
Pergerakan lateral
juga dapat berputar
mengelilingi suatu poros dan
disebut dengan sistem
center pivot.
3. Komponen irigasi curah
Umumnya komponen irigasi curah terdiri dari: (a) pompa dengan tenaga
penggerak sebagai sumber tekanan, (b) pipa utama, (c) pipa lateral, (d) pipa
peninggi (riser), dan (e) kepala sprinkler (sprinkler head).
Tenaga penggerak
Sumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik atau motor
bakar (internal combustion engine).
Pipa utama
Pipa utama (main line) adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke pipa
lateral. Pipa utama dapat dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah,
dapat pula berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan yang lain... Pipa beton
tidak cocok untuk tekanan tinggi. Untuk pipa utama yang berpindah, pipa
biasanya terbuat dari almunium yang ringan dan dilengkapi dengan quick
coupling (Gambar 19). Sedangkan untuk pipa utama yang ditanam, umumnya
dipasang pada kedalaman 0,75 m di bawah permukaan tanah. Pipa utama
berdiameter antara 75 – 200 mm.
Pipa lateral
Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler.
Pipa utama biasanya terbuat dari baja, beton, asbestos cement, PVC atau pipa
fleksibel. Pipa lateral ini berdiameter lebih kecil dari pipa utama, umumnya lateral
berdiameter 50 – 125 mm, dapat bersifat permanen atau berpindah. Pipa lateral
biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter setiap
potongnya. Setiap potongan pipa dilengkapi dengan quick coupling untuk
mempermudah dan mempercepat proses menyambung dan melepas pipa.
Kepala sprinkler (sprinkler head)
Terdapat dua tipe kepala sprinkler untuk mendapatkan semprotan yang baik
yaitu:
a. Kepala sprinkler berputar (Rotating head sprinkler). Kepala sprinkler berputar
mempunyai satu atau dua nozzle dengan berbagai ukuran tergantung pada
debit dan diameter lingkaran basah yang diinginkan.
b. Pipa dengan lubang-lubang sepanjang atas dan sampingnya (sprayline).
Komponen lain:
a. Saringan
Saringan diperlukan bila sumber air yang digunakan untuk irigasi
sprinkler berupa air permukaan. Saringan harus mampu menahan sisa-sisa
tanaman, sampah, biji-biji rumput dan partikel-partikel kecil lainnya.
b. Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan diperlukan untuk mengendapkan pasir dan sedimen
yang terbawa oleh air yang diambil dari sungai, saluran atau sumur yang
bergaram.
c. Pompa Buster (booster pump)
Pompa penguat (buster) diperlukan untuk menambah tekanan aliran bila
tekanan pompa utama tidak mampu menjangkau tempat yang jauh atau lebih
tinggi.

d. Katup Sadap.
Katup sadap diperlukan untuk mengontrol tekanan pada pipa lateral bila
perbedaan tekanan aliran antara pipa utama dan pipa lateral cukup besar.
4. Sprinkler berputar
Sprinkler bekerja dengan cara menyemprotkan air bertekanan lewat suatu
lubang kecil atau nozzle ke udara. Jet air ini selama perjalanannya akan pecah
menjadi butiran air dan jatuh ke tanah atau tanaman. Sprinkler berputar horizontal
dan menghasilkan pola pembasahan berbentuk lingkaran. Jarak dari sprinkler ke
lingkaran terluar disebut jarak lemparan (throw) atau radius pembasahan. Tipikal
sprinkler kecil akan membasahi lahan dengan diameter basah 36 m.
Sprinkler berputar disebabkan oleh adanya aliran jet air dan beban pegas
pada lengan ayun (swing arm). Pada waktu sprinkler beroperasi, lengan ayun
bergerak karena jet air dan memukul kepala sprinkler ke satu sisi, kemudian
lengan ayun kembali ke posisi semula karena adanya tegangan pegas. Kecepatan
putar dikendalikan oleh tegangan pegas.
Debit
Kecepatan aliran dalam pipa diukur dalam satuan m/det. Sedangkan debit
aliran (m3 /det) merupakan luas penampang aliran (m2 ) dikalikan dengan
kecepatan (m/det). Untuk sistim sprinkler yang kecil, angka dalam satuan ini
sangat kecil sehingga seringkali digunakan satuan m3 /jam. Pengukuran debit dari
nozzle putar dapat dilakukan dengan cara menyambungkan nozzle dengan slang
plastik dan air yang keluar ditampung dalam wadah. Waktu yang diperlukan
untuk memenuhi wadah dicatat, dan volume wadah diukur, sehingga debit dapat
dihitung.
Laju aplikasi
Laju siraman dari sekelompok sprinkler disebut laju aplikasi (application
rate), dinyatakan dengan satuan mm/jam. Laju aplikasi tergantung pada ukuran
nozzle, tekanan operasional, spasi antar sprinkler, dan arah serta kecepatan angin.
Setiap pabrik pembuat sprinkler mempunyai informasi mengenai ini. Laju aplikasi
harus lebih kecil dari laju infiltrasi tanah, sehingga limpasan (run off) dan erosi
percik dapat dicegah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sprinkler


Angin.
Angin akan mempengaruhi pola sebaran (Gambar 35). Untuk mengurangi
pengaruh angin jarak spasi harus diperkecil. Sebagai pegangan dapat digunakan
Tabel 7. Untuk mengurangi dampak angin biasanya lateral diletakkan tegak lurus
arah angin kemudian spasi antar lateral dikurangi.
Kebutuhan air
Banyaknya air irigasi yang diberikan ditentukan berdasarkan kapasitas
memegang air dari tanah yang menunjukkan jumlah air tanah tersedia serta
penyerapan air oleh tanaman. Jumlah air tanah tersedia, yang merupakan selisih
antara kapasitas lapang dengan titik layu permanent, untuk beberpa jenis tanah
ditunjukkan pada Tabel 8.
Akan tetapi, air irigasi harus
segera diberikan sebelum
kadar air tanah mencapai titik
layu permanent, yang disebut
dengan defisit air dibolehkan
(MAD, management allowed
deficit).

Sumber Buku

Anda mungkin juga menyukai