EVAPOTRANSPIRASI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas 1 Mata Kuliah Hidrologi
Disusun Oleh :
Akbar Hidayat Pamungkas - 4218215040
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA
Kampus 1 : Jl.Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
Telp : (021)78880305,7874344,98880038,7270086
Email : humas@univpancasila.ac.id
EVAPORASI (PENGUAPAN) DAN EVAPOTRANSPIRASI
Evaporasi
Evaporasi merupakan tahap pertama yang terjadi pada sebuah siklus hidrologi dimana pada
tahap ini terjadi penguapan pada air yang berada di sungai, danau, laut serta tempat lainnya
kemudian dianggap sebagai badan air lalu air yang menguap akan menjadi uap air. proses
menguapnya air dari laut, danau, sungai, atau permukaan air lain yang ada di bumi, kemudian
uap air tadi mengalami kondensasi dan berubah menjadi awan.
Kondensasi adalah berubahnya wujud uap air menjadi titik-titik air, hingga akhirnya terbentuk
menjadi awan.
1. Debu dan minyak yang mengambang di permukaan air harus dibuang dengan saringan.
2. Jika silinder gelas itu telah kotor atau telah tertutup dengan kotoran, maka gelas itu harus
dibersihkan.
3. Panci itu harus kadang-kadang dibersihkan (diganti airnya) untuk menghindarkan
pengendapan debu.
4. Posisi alat ukur muka air tidak boleh dirubah jika tidak perlu. Jika dirubah/ dipindahkan
karena pembersihan panci, maka garis dasar (datum line) dan permukaan air harus diukur
kembali.
5. Jika diperkirakan akan terjadi curah hujan yang banyak, maka sebelumnya air dalam panci
itu harus dibuang secukupnya supaya tidak terjadi peluapan yang tidak memungkinkan
untuk diadakan pengukuran.
6. Pemeliharaan-pemeliharaan ini harus dilakukan segera setelah diadakan pengukuran.
Jika pemeliharaan itu diadakan pada sesuatu ketika, maka dalamnya air sebelum dan
sesudah pemeliharaan harus diukur. Pengamatan banyaknya evaporasi harus dibaca pada alat
pengukur permukaan air. Untuk maksud ini, maka alat itu diputar arah ke kiri, jika jarum
penunjuknya telah mencapai permukaan air maka pembacaan dilakukan. Pembacaan dapat
dilakukan sampai satuan (l/100) mm, sesudah pembacaan, maka jarum penunjuk itu dinaikkan.
Kemudian suhu air diukur. Termometer itu digerakkan perlahan-lahan seperti mengaduk
air lalu diadakan pembacaan-pembacaan suhu air kira-kira pada pertengahan kedalaman air.
Harga yang didapat itu kemudian dicatat sesudah dikalibrasikan terhadap harga 4°C.
Umumnya banyak evaporasi dari panci evaporasi yang kecil adalah lebih besar dari
evaporasi panci yang besar. Hubungan antara banyaknya evaporasi dalam setahun dari
permukaan air yang luas dengan evaporasi dari panci evaporasi telah diselidiki. Hubungan itu
disebut koefisien panci. Untuk panci evaporasi dengan diameter 1,20 m, koefisien itu adalah
rata-rata 0,70. Mengingat harga yang didapat dari panci evaporasi itu dianggap telah mewakili
daerah yang bersangkutan, maka letak panci evaporasi itu harus disesuaikan dengan kondisi
permukaan tanah sekelilingnya seperti persawahan, perladangan, padang rumput dan sebagainya.
Biasanya panci evaporasi itu harus dipasang bersama-sama dengan alat ukur hujan, karena
diperlukan untuk perhitungan evaporasi. Panci evaporasi itu dipasang bersama alat-alat ukur
faktor-faktor yang sangat berhubungan dengan evaporasi seperti kecepatan angin, sinar matahari,
suhu udara, kelembaban udara dan lain-lain.
Evapotranspirasi
Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan. Peristiwa ini disebut
evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda, tergantung dari kadar kelembaban tanah dan jenis
tumbuh-tumbuhan. Umumnya banyaknya transpirasi yang diperlukan untuk menghasilkan I
gram bahan kering disebut laju transpirasi dan dinyatakan dalam gram. Di daerah yang lembab,
banyaknya adalah kira-kira 200 sampai 600 gram dan untuk daerah kering kira-kira dua kali
sebanyak itu.