Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM 10

Pengukuran Penguapan

Di susun oleh : Nelis Syafa’ah

NPM : 1713034017

Dosen pengampu : Drs. I Gede Sugiyanta, M.si.

Mata kuliah : meteorologi & klimatologi

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

BANDAR LAMPUNG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam


keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap
air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar
pada gas dengan bolume signifikan. Rata-rata molekul tidak memiliki
energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak, cairan akan berubah
menjadu uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukkan,
mereka saling tukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana
mereka bertumbukkan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul mendapatkan energy yang cukup buat
menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan,
molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan menguap.Alat untuk
mengukur penguapan adalah panci penguapan. Evaporimeter panci
terbuka adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian rupa sehingga
dapat mencatat jumlah penguapan yang tejadi selama 24 jam.
Evaporimeter termasuk jenis alat konvensional yaitu alat yang harus
dibaca pada saat saat tertentu untuk memperoleh data.Alat ini tidak dapat
mencatat sendiri. Evaporimeter merekam penguapan yang terjadi dengan
cara membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi permukaan air dalam
panci. Satuan dasar untuk alat Evaporimeter adalah millimeter (mm).

B. TUJUAN
Dengan melakukan praktikum kali ini, mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui cara pengukuran penguapan mengunakan panci penguapan
dan mencatat hasil pengukuranya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. EVAPORASI
Penguapan / evaporasi ialah proses perubahan molekul dalam kondisi
cair (seperti air) dengan spontan menjadi gas (uap air). Proses ini ialah
kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan bisa dilihat dari
lenyapnya cairan secara terus menerus saat terpapar pada gas dengan
volume signifikan. Rata-rata molekul tak mempunyai energi yang
cukup untuk lepas dari cairan. Jika tidak cairan akan berubah menjadi
uap dengan cepat. Saat molekul-molekul saling bertumbuhkan mereka
saling bertukar energi di berbagai derajat, tergantung bagaimana
mereka bertumbukan. Kadang transfer energi ini sangat berat sebelah
sehingga salah satu molekul memperoleh energi yang cukup buat
menembus titik didih cairan. Jika ini terjadi di dekat permukaan cairan
molekul itu bisa terbang ke dalam gas dan menguap. Ada cairan yang
nampak tak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contoh:
minyak makan di suhu kamar). Cairan ini mempunyai molekul-
molekul yang cenderung tak menghantar energi satu sama lain dalam
pola yang cukup buat member satu molekul “kecepatan lepas” energi
panas yang dibutuhkan untuk berubah menjadi uap. Tapi cairan ini
sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya lebih lambat dan
karenanya lebih tak terlihat. Evaporasi merupakan penguapan air dari
permukaan tanah, air, dan permuaakan bukan vegetasi lainnya oleh
proses fisika. Energi matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur
utama dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh
perairan (seperti laut, sungai, danau, waduk) permukaan tanah dan
tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi).
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kelambatan
evaporasi dan transpirasi disuatu kawasan ada bermacam-macam
antara lain: temperatur air dan udara, kelembaban udara, kecepatan
tiupan angin, tekanan udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain.
Kombinasi antara proses evaporasi dan transpirasi merupakan
evaporasi total (evapotranspirasi) yang juga disebut dengan
Consumtive use. Evapotranspirasi dapat terjadi dalam dua keadaan,
yaitu terjadi pada saat cukup air disebut Evapotranspirasi potensial,
dan evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya, dalam arti kondisi
pemberian air seadanya disebut Evapotranspirasi aktual. Kehilangan
air oleh proses evaporasi dan transpirasi dapat mempercepat terjadinya
kekeringan dan penyusutan debit sungai pada musim kemarau,
umumnya didaerah tropis.
Bagi pakar hidrology, kehilangan air akibat evaporasi biasanya dilihat
dari dua sisi. Pertama, evaporasi dari permukaan (Eo) yaitu penguapan
air langsung dari danau, sungai dan badan air lainnya. Kedua,
kehilangan air melalui vegetasi oleh proses-proses intersepsi dan
transpirasi. Selama proses evaporasi dapat terjadi perubahan-
perubahan pada bahan, baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain perubahan
viskositas, kehilangan aroma, kerusakan komponen gizi, terjadinya
pencokelatan dll.
Macam – Macam Evaporasi
1. Evaporasi potensial (ETp)
Menggambarkan laju maksimum kehilangan air dari suatu lahan
yang sangat ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutup
tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang
cukup dan ditentukan oleh parameter-parameter iklim.
2. Evaporasi standar (ETo)
Adalah evaporasi pada suatu permukaan standar yang dapat
diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk penuh oleh rerumputan
hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air tanah cukup
tinggi antara 8-15 cm.
3. Evapotranspirasi tanaman (ETc)
Pada kondisi standar adalah ET dari suatu lahan luas dengan
tanaman sehat berkecukupan hara dan bebas hama penyakit,
yang ditanam pada kondisi air tanah optimum dan mencapai
produksi penuh di bawah keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc
berubah-ubah menurut umur atau fase perkembangan tanaman.
4. Evaporasi aktual (ETa)
Menggambarkan laju kehilangan air dari suatu lahan bertanam
pada kondisi aktual iklim, tanaman dan lingkungan tumbuh serta
pengelolaan.

Panci Penguapan

Evaporimeter panci terbuka adalah sebuah alat yang dirangkai


sedemikian rupa sehingga dapat mencatat jumlah penguapan yang
tejadi selama 24 jam. Evaporimeter termasuk jenis alat konvensional
yaitu alat yang harus dibaca pada saat saat tertentu untuk memperoleh
data. Alat ini tidak dapat mencatat sendiri. Evaporimeter merekam
penguapan yang terjadi dengan cara membaca angka yang ditunjukkan
sesuai tinggi permukaan air dalam panci. Satuan dasar untuk alat
Evaporimeter adalah millimeter (mm). Bagian dasar panci dibuatkan
pondasi yang terbuat dari kayu yang mempunyai ukuran ketebalan
sekitar 3-5 cm, dan diletakkan di atas tanah. Kayu tersebut dicat
sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian atasnya juga dicat
putih untuk mengurangi penyerapan radiasi matahari. Fungsi dari
pondasi kayu ini adalah untuk menjaga bagian bawah panci agar tetap
kering selama musim hujan. Dan juga dapat memudahkan
pemeriksaan jika terjadi kebocoran pada panci. Panci pengupan
terbuka dilengkapi dengan termometer air, cup counter anemometer,
hook guage, dan stiil well (tempat menempatkan hook guage (alat
pengukur tinggi air) pada waktu pengamatan.

B. Hasil Pengukuran Penguapan

Thermometer ( oc ) Hook-
tanggal gauge Anemometer
max Min

28 Mei 41 24 100 00143,0 km

29 Mei 43 24 93 00143,0 km

30 Mei 45 23 85 00143,0 km

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh data yang berbeda-beda. Hasil


pengukuran penguapan yang berbeda karena ada berbagai factor yang
mempengaruhi, baik itu factor eksternal dan factor internal.
1) Faktor-faktor eksetrnal yang dapat mempengaruhi evaporasi
 Intensitas matahari; panjang gelombang sinar matahari yang sampai
ke permukaan tanah.
 Lamanya penyinaran; matahari merupakan sumber ebergi bagi
bumi. Energy radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi
disebut isolasi. Beberapa jenis sinar yang diradiasikan yaitu
ultraviolet, visible light/ cahaya tampak, dan infra red. Ultraviolet
merupakan sinar yang terbanyak sampai permukaan bumi. Sinar
gelombang pendek sangat berbahaya bagi makhluk hidup, karena
dapat bersifat lethal effect, yaitu mematikan. Adapun faktor – faktor
yang mempengaruhi jumlah radiasi matahari yang diterima bumi :
(1) jarak dari matahari (jauh – dekat), (2) sudut pandang radiasi
(berhubungan dengan intensitas radiasi), (3) panjang hari dan
lamanya penyinaran (berhubungan dengan garis lintang), (4)
kondisi atmosfer (adanya gas, uap air, dan debu halus).
 Suhu : suhu dapat mempengaruhi beberapa proses, salah satunya
adalah evaporasi. Peningkatan suhu sampai pada titik optimum
akan diikuti oleh peningkatan proses evaporasi. Peningkatan suhu
disekitar tanah akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan air
dalam tanah (evaporasi cepat). Pada musim kemarau dimana
peningkatan suhu sangat tinggi, maka akan mempengaruhi
evaporasi. Sedangkan pada musim kemarau suhu udara relatif lebih
rendah dari musim kemarau, sehingga evaporasi akan berjalan lebih
lembat.
 Kelembaban : kelembaban adalah banyaknya kadar uap air di
udara. Kandungn uap air di udara akan mencapai suatu batasan
dimana udara tidak dapat menerima lagi tambahan uap air, disebut
udara jenuh. Kejenuhan udara dapat terjadi bila udara terus
diambah uap airnya. Jika suhu udara turun atau didinginkan,
kandungan uap air di atmosfer dinyatakan tekanan uap. Dan jika di
suatu tempat itu kembabannya tinggi maka akan mempengaruhi
laju evaporasi, dikarenakan kelembaban yang mengandung uap air
ini akan menekan uap air yang ada dan menguap ke udara. Beigtu
juga sebaliknya, kelembaban rendah maka laju evaporasi akan
semain cepat.
 pH tanah; pengujian pH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, dengan meggunakan
kertas indicator universal, dan alat pH meter Beckman H5. Ion H+
dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap.
2) Faktor-faktor yang memepengaruhi evaporasi dari internalnya, yaitu
 Tekstur tanah
 Struktur tanah
 Porositas tanah
 Konsistensi tanah
BAB III
KESIMPULAN

Penguapan / evaporasi ialah proses perubahan molekul dalam kondisi cair


(seperti air) dengan spontan menjadi gas (uap air). Alat yang digunakan untuk
mengukur penguapan adalah panic penguapan. Evaporimeter panci terbuka
adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mencatat
jumlah penguapan yang tejadi selama 24 jam. Berdasarkan pengukuran yang
dilakukan selama 3 hari berturut-turut didapatkan hasil pengukuran yaitu pada
tanggal 28 diperoleh hasil pengukuran pada thermometer max. sebesar 41 Oc
dan thermometer min.24oC. hook gauge 100 dan anemometer 00143,0 km.
pada tanggal 29, thermometer max. sebesar 43 Oc dan thermometer min.24oC.
hook gauge 93 dan anemometer 00143,0 km. pada tanggal 30, thermometer
max. sebesar 45Oc dan thermometer min.23oC. hook gauge 85 dan
anemometer00143,0 km. perbedaan pengukuran evaporasi karena
dipengaruhi oleh berbagai factor baik eksternal maupun internal. Factor
eksternal yaitu intensitas matahari, lamanya penyinaran, suhu, kelembaban
dan ph tanah. Sedangkan factor internalnya yaitu Tekstur tanah, Struktur
tanah, Porositas tanah, Konsistensi tanah.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan
https://www.scribd.com/doc/77126186/PENGERTIAN-EVAPORASI
https://www.scribd.com/document/362873824/Jurnal-Evaporasi

Anda mungkin juga menyukai