Anda di halaman 1dari 7

MODUL 3

EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI


I. EVAPORASI
Peristiwa air atau es menjadi uap dan naik ke udara disebut penguapan dan berlangsung
tidak berhenti-berhenti dari permukaan air, permukaan tanah, padang rumput, persawahan, hutan
dan lain-lain. Air akan menguap dari dalam tanah baik tanah gundul atau yang tertutup oleh
tanaman dan pepohonan, permukaan tidak tembus air seperti atap dan jalan raya, air bebas dan
air mengalir. Laju evaporasi atau penguapan akan berubah-ubah menurut warna dan sifat
pemantulan permukaan yang langsung tersinari matahari (air bebas) dan yang terlindung.
Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi adalah sebagai
berikut :
a. Radiasi matahari
Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini berjalan terus hamper tanpa
berhenti di siang hari dan kerap juga di malam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas
ini memerlukan energi berupa panas untuk evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika
ada penyinaran matahari langsung. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan
menghambat proses evaporasi.
b. Angin
Jika air menguap keatmosfir maka lapisan batas antara permukaan tanah dan udara menjadi
jenuh oleh uap air sehingga proses penguapan berhenti. Agar proses tersebut dapat berjalan
terus, lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering. Pergantian ini hanya mungkin kalau
ada angin, yang akan menggeser komponen uap air. Jadi, kecepatan angin memegang peranan
penting dalam proses evaporasi
c. Kelembaban relatif
Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relatif udara. Jika kelembaban
relatif ini naik, maka kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang sehingga laju
evaporasinya menurun. Penggantian lapisan udara pada batas tanah dan udara dengan udara
yang sama kelembaban relatifnya tidak akan menolong dalam memperbesar laju
evaporasinya.

1
d. Suhu (temperatur)
Seperti telah disebutkan di atas energy sangat diperlukan agar evaporasi berjalan terus. Jika
suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi berjalan lebih cepat dibandingkan dengan
jika suhu udara dan tanah rendah dengan adanya energi panas yang tersedia. Kemampuan
udara untuk menyerap uap air naik jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek
ganda terhadap besarnya evaporasi dengan mempengaruhi kemampuan udara menyerap uap
air dan mempegaruhi suhu tanah yang akan mempercepat penguapan. Sedangkan suhu tanah
dan air hanya mempunyai efek tunggal.

II. TRANSPIRASI
Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya. Masing-masing
tanaman berbeda-beda kebutuhan airnya. Hanya sebagian kecil air saja yang tertinggal didalam
tubuh tumbuh-tumbuhan, sebagian besar air setelah diserap lewat akar-akar dan dahan-dahan
ditranspirasikan lewat daun. Dalam kondisi medan (field condition) tidak mungkin membedakan
antara evaporasi dengan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses
tersebut evaporasi dan transpirasi, saling berkaitan, sehingga dinamakan evapotanspirasi.
Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada :
a. Persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain)
b. Faktor-faktor iklim seperti suhu, kelembaban dan lain-lain
c. Tipe dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan tersebut
Jumlah air yang ditranspirasikan dapat bertambah besar, misalnya pada pohon besar yang
akar-akarannya sangat dalam menembus tanah. Jumlah air yang ditranspirasikan akan lebih
banyak dibandingkan jika air itu dievaporasikan sebagai air bebas (free water). Proses transpirasi
berjalan terus hamper sepanjang hari di bawah pengaruh sinar matahari. Pada malam hari pori-
pori daun menutup. Pori-pori tersebut terletak di bagian bawah daun, yang disebut somata.
Apabila pori-pri ini menutup menyebabkan terhentinya proses transpirasi secara drastis. Tetapi
tidak demikian halnya dengan evaporasi. Proses evaporasi dapat berjalan terus selama ada
masukan panas. Oleh karena itu bagian terbesar jumlah evaporasi diperoleh pada siang hari.
Faktor lain yang penting adalah jumlah air yang tersedia cukup banyak. Jika jumlah air
selalu tersedia secara berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses transpirasi
ini., maka jumlah air yang ditranspirasikan akan lebih besar dibandingkan apabila tersedianya air

2
dibawah keperluan. Evaporasi yang mungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia berlebihan
disebut evaporasi potensial. Meskipun demikian kondisi air berlebih sering tidak terjadi.
Evaporasi tetap terjadi dalam kondisi air tidak berlebihan meskipun tidak sebesar evaporasi
potensial. Evaporasi ini disebut evaporasi aktual.

III. EVAPOTRANSPIRASI
A. Pengertian Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi. Evaporasi
adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan
transpirasi adalah proses keluarnya air dari tanaman (biotik) akibat proses respirasi dan
fotosistesis. Transpirasi pada dasarnya merupakan proses dimana air menguap dari tanaman
melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran tanaman mengadopsi air dalam jumlah yang
berbeda-beda dan ditransmisikan melalui tumbuhan dan melalui mulut daun. Kombinasi dua
proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan tanah melalui proses evaporasi
dan kehilangan air dari tanaman melalui proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET).
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah suhu air, suhu udara (atmosfir), kelembaban,
kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari. Pada waktu pengukuran evaporasi,
kondisi/keadaan iklim ketika itu harus diperhatikan, mengingat faktor itu sangat dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan (Sosrodarsono dan Takeda,1983). Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses transpirasi adalah suhu, kecepatan angin, kelembaban tanah, sinar matahari, gradien
tekanan uap. Juga dipengaruhi olehfaktor karakteristik tanaman dan kerapatan tanaman
(Kartasapoetra dan Sutedjo,1994). Perbedaan Transpirasi dengan evaporasi dapat dilihat pada
tabel berikut.

3
Proses Evaporasi dimulai saat energi dibutuhkan untuk merubah bentuk molekul air dari
fase cair ke fase uap. Radiasi matahari langsung dan faktor lingkungan yang mempengaruhi suhu
udara merupakan sumber energi. Gaya penggerak untuk memindahkan uap air dari permukaan
penguapan adalah perbedaan tekanan antara uap air di permukaan penguapan dan tekanan udara
atmosfir. Selama berlangsungya proses, udara sekitar menjadi jenuh secara perlahan dan
selanjutnya proses akan melambat dan kemungkinan akan berhenti jika udara basah tidak
dipindahkan ke atmosfer. Pergantian udara jenuh dengan udara kering sangat tergantung pada
kecepatan angin. Oleh karena itu, radiasi surya, temperature udara, kelembaban udara dan
kecepatanangin merupakan parameter iklim yang dipertimbangkan dalam penentuan proses
evaporasi. Jika permukaan penguapan adalah permukaan tanah, maka tingkat penutupan tanaman
pelindung (crop canopy) dan jumlah air tersedia pada permukaan penguapan juga menjadi faktor
yang mempengaruhi proses evaporasi.
Ada beberapa metode untuk pengukuran evaporasi, yaitu: dengan panci evaporasi,
lisimeter, pengukuran meteorologis. Proses transpirasi meliputi penguapan cairan (air) yang
terkandung pada jaringantanaman dan pemindahan uap ke atmosfir. Tanaman umumnya
kehilangan air melalui stomata. Stomata merupakan saluran terbuka pada permukaan daun
tanaman melalui proses penguapan dan perubahan wujud menjadi gas. Air bersama beberapa
nutrisi lain diserap oleh akar dan ditransportasikan keseluruh tanaman. Proses penguapan terjadi
dalam daun, yang disebut ruang intercellular, dan pertukaran uap ke atmosfir dikontrol oleh
celah stomata. Hampir semua air yang diserap oleh akar keluar melalui proses transpirasi dan
hanya sebahagian kecil saja yang digunakan dalam tanaman.
B. Proses dan Parameter Evapotranspirasi
Evapotranspirasi (ETc) adalah proses dimana air berpindah dari permukaan bumi ke
atmosfer termasuk evaporasi air dari tanah dan transpirasi dari tanaman melalui jaringan tanaman
melalui transfer panas laten persatuan area (Hillel, 1983).
Ada 3 faktor yang mendukung kecepatan evapotranspirasi yaitu
(1) faktor iklim mikro, mencakup radiasi netto, suhu, kelembaban dan angin,
(2) faktor tanaman,mencakup jenis tanaman, derajat penutupannya, struktur tanaman, stadia
perkembangan sampai masak, keteraturan dan banyaknya stomata, mekanisme menutup dan
membukanya stomata,

4
(3) faktor tanah, mencakup kondisi tanah, aerasitanah, potensial air tanah dan kecepatan air tanah
bergerak ke akar tanaman (Linsleydkk., 1979).
C. Jenis-Jenis Evapotranspirasi
1. Evapotranspirasi potensial, adalah yang mungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia
berlebihan.Faktor penting yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah tersedianya air yang
cukup banyak.Evapotranspirasi potensial akan terjadi jika evapotranspirasi pada suatu daerah
sempit di tengah-tengah daerah yang luas,tidak terpisah,seluruh permukaan tertutup vegetasi
seragam. Dan terjadi jika dalam kondisi kelembaban tanah tidak terbatas.
2. Evapotranspirasi aktual Jumlah air tidak berlebihan atau terbatas.Dipengaruhi oleh proporsi
permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan hijau pada musim kemarau.
C. Pengukuran Evapotranspirasi
Ada beberapa metode dalam penetapan nilai/besarnya evapotranspirasi,antara lain:
1. Metode Thornthwaite:
Thornwite telah mengembangkan suatu metode untuk memperkirakan besarnya
evapotranspirsai potensial dari data klimatologi.Evapotranspirasi potensial (PET) berdasarkan
suhu udara rerata bulanan dengan standar 1 bulan 30 hari dan lama penyinaran matahari 12
jam sehari. Metode ini memanfaatkan suhu udara sebagai indeks ketersediaan energi panas
untuk berlangsungnya proses ET dengan asumsi suhu udara tersebut berkorelasi dengan efek
radiasi matahari dan unsur lain yang mengendalikan proses ET. Evapotranspirasi potensial
tersebut berdasarkan suhu udara rata-rata bulanan dengan standar 1 bulan (30 hari) dan lama
penyinaran 12 jam sehari.
Rumus dasar dari metode ini adalah:

5
Keterangan:
PET = Evapotranspirasi potensial bulanan (mm/bulan) dengan asumsi 30 jumlah hari dalam 1
bulan dan penyinaran rata-rata 12 jam/hari
T = Temperatur udara rata-rata bulan ke-n (°C)
J = Index panas tahunan
a = Koefisien yang tergantung dari tempat
Apabila diinginkan nilai evapotranspirasi potensial untuk suatu bulan dengan jumlah hari = D
hari dan waktu penyinaran rata-rata = T jam, maka besarnya evapotranspirasi potensial menjadi:

2. Metode Blaney-Criddle
Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi dari tumbuhan yang
pengembangannya didasarkan pada kenyataan bahwa evapotranspirasi bervariasi sesuai dengan
keadaan temperatur, lamanya penyinaran matahari, dan kebutuhan tanaman. Rumus dari metode
ini adalah:

Keterangan:
c = faktor koreksi yang tergantung (n/N) dan RH
p = persentase penyinaran matahari
t = temperatur udara bulanan rata-rata (°C)

3. Metode Modifikasi
Metode ini adalah metode yang bervariasi tergantung dari temperatur, lama penyinaran
matahari, kelembaban relatif, dan kecepatan angin. Rumus dari metode ini adalah:

6
Keterangan:
c = Faktor koreksi akibat keadaan iklim siang atau malam
W = Faktor bobot
Rn = Radiasi netto
F(u) = Fungsi kecepatan angin
ea = Tekanan uap jenuh
ed = Tekanan uap aktual

D. Kesimpulan
Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-
badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari
tanaman (biotik) akibat proses respirasi dan fotosistesis. Evapotranspirasi (ETc)
adalah proses dimana air berpindah dari permukaan bumi ke atmosfer termasuk
evaporasi air dari tanah dan transpirasi dari tanamanmelalui jaringan tanaman
melalui transfer panas laten persatuan area. Evapotranspirasi dibagi menjadi 2
yaitu evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi aktual. Pengukuran
evapotranspirasi menggunakan metode Thornthwaite, Metode Blaney-Criddle,
Metode Modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai