LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
NIM : 3211420157
2. Fatimah Az-zahra
LABORATORIUM GEOGRAFI
2021
A. JUDUL
ANALISIS EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian evaporasi dan evapotranspirasi.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi.
4. Mahasiswa dapat menganalisis evaporasi dan evapotranspirasi menggunakan metode Penman dan
Thornwaite.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan evaporasi dan evapotranspirasi
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Termometer bola basah-bola kering 1. Cover
2. Termometer maksimum-minimum 2. Baterai laptop
3. Kalkulator 3. Baterai hp
4. Laptop 4. Kertas folio
5. HP
D. DASAR TEORI
1. Definisi Evaporasi
Definisi evaporasi menurut para ahli :
- Widjaja.2010 : evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan larutan yang
terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat pelarut (solute) yang non volatile.
- Praptiningsih,1999 : evaporasi adalah pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau
menguapkan pelarut. Didalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertujuan untuk
meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan,
menurunkan aktivitas air.
- Lakitan,1994 : evaporasi adalah salah satu komponen siklus hidrologi, yaitu peristiwa
menguapnya air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan dari vegetasi
lainnya. Evaporasi merupakan proses penguapan air yang berasal dari permukaan bentangan
air atau dari bahan padat yang mengandung air.
Secara umum definisi evaporasi disebut juga dengan penguapan ini merupakan sebuah proses
perubahan es menjadi gas (uap air). Susunan dari kimia air (H2O) yakni dengan cara alami di
atmosfer yang kemudian terbagi menjadi 3 tingkatan diantaranya gas, cair dan juga padat. Air
tersebut dapat atau bisa mengalami sebuah perubahan dari bentuk yang satu itu menjadi bentuk
yang lain dengan mengikut sertakan suatu panas. Molekul-molekul dari air tersebut bisa atau
dapat memenuhi seluruh ruang yang sama. Umumnya pada molekul tersebut tidak memiliki
suatu energi yang cukup untuk dapat atau bisa lepas dari cairan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi
a. Radiasi Matahari
Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair menjadi
gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas
laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi
matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi di atas
permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis lintang dan musim. Radiasi matahari di suatu
lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan
deklinasi matahari. Pada bulan Desember kedudukan matahari berada paling jauh di selatan,
sementara pada bulan Juni kedudukan matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada
di belahan bumi selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara
radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai ke
permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh awan dinyatakan
dalam persentase dari lama penyinaran matahari nyata terhadap lama penyinaran matahari yang
mungkin terjadi.
b. Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap evaporasi.
Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu
semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin
banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah
beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim
dingin). Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil.
c. Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas permukaan
air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan tekanan tersebut
menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan
udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung uap air. Udara lembab merupakan
campuran dari udara kering dan uap air. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin
banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil,
yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air sudah
jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan
terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif. Di Indonesia yang
merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas, mempunyai kelembaban udara
tinggi. Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana nilainya tinggi pada musim
penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara akan lebih
tinggi daripada di daerah pedalaman.
d. Kecepatan Angin
Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi menjadi lebih
lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti.
Agar proses penguapan dapat berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus
diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin. Oleh karena
itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak
angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam. Untuk
di negara Indonesia, kecepatan angin relatif rendah. Pada musim penghujan angin dominan
berasal dari barat laut yang membawa banyak uap air, sementara pada musim kemarau angin
berasal dari tenggara yang kering.
3. Definisi Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah proses menguapnya air dari permukaan tanah, air (sungai, danau, laut,
dan lain - lain), dan transpirasi air tanah oleh tumbuhan yang terjadi karena adanya faktor – faktor
iklim dan fisiologi vegetasi.
Evapotranspirasi pada dasarnya adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan menuju
ke atmosfer melalui dua proses yaitu evaporasi dan transpirasi.Evaporasi adalah proses dimana air
diubah menjadi uap air dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan lahan melalui
proses penguapan ke atmosfer. Proses ini terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau,
sungai, lahan pertanian, maupun dari vegetasi yang basah. Evaporasi terjadi karena air yang ada di
permukaan dipanaskan oleh radiasi matahari sehingga berubah wujud menjadi uap. Sedangkan
transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari tanaman, sebagai akibat dari adanya proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen dan juga uap air. Jika dijelaskan secara teknis, transpirasi
adalah pergerakan air dari dalam tanah menuju pembuluh jaringan yang ada di tanaman. Air yang
sudah masuk ke dalam jaringan vaskular, atau jaringan lain di dalam sistem perpindahan air di
tanaman, maka air tersebut akan keluar dari tanaman melalui jaringan stomata atau kutikula.
Pengeluaran air melalui stomata ini karena proses fotosintesis yang diwadahi oleh cairan klorofil
pada daun. Air tersebut kemudian akan menguap ketika terkena panas matahari dan naik menuju
atmosfir. Proses evapotranspirasi merupakan proses yang penting dalam siklus air dan proses daur
biogeokimia lainnya. Air ini bisa mempengaruhi banyak aspek, diantaranya adalah mempengaruhi
debit pada sungai, kapasitas air pada waduk, kapasitas pompa irigasi, dan penggunaan konsumsi air
pada tanaman.Proses evapotranspirasi ini juga mempengaruhi kelembapan udara yang ada di lapisan
atmosfer. Ketika udara sudah lembap dan mencapai kapasitasnya, maka air yang ada akan
turun kembali ke bumi dalam bentuk hujan.
- Menurut Usman (2004), evapotranspirasi merupakan gabungan dua istilah yang
menggambarkan prosesfisika transfer air ke dalam atmosfer, yakni evaporasi dari
permukaan tanah dan transpirasi melalui tumbuhan.
- Menurut Labedzki (2011), evapotranspirasi dibedakan menjadi evapotranspirasi acuan
(ET0), potensial dan actual.
- Menurut Brutseart W (1982), evapotranspirasi potensial (ETp) merupakan jumlah
maksimum dari evapotranspirasi permukaan luas yang ditumbuhi tanaman seragam dengan
jumlah air tanah yang tidak terbatas dan kondisi meteorologi actual. Jadi Evapotranspirasi
adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan vegetasi yang
diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor iklim dan fisiologi
vegetasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Evapotranspirasi
a) Karakteristik Tanaman
Tanaman ternyata memiliki peran yang penting dalam proses evapotranspirasi.
Walaupun ia hanya menyumbang 10 persen dari jumlah total air di atmosfir, karakteristik
vegetasi akan mempengaruhi laju transpirasi di suatu wilayah. Salah satu faktor yang
mempengaruhi transpirasi pada tanaman adalah lebar daun dari tanaman tersebut. Semakin lebar
daun, maka semakin tinggi laju air yang diuapkan melalui daun-daunnya. Contoh dari tanaman
yang memiliki daun lebar dan mengeluarkan uap air banyak adalah pohon-pohon di hutan hujan.
Bandingkan dengan pohon konifer pada lintang utara ataupun pohon kaktus di gurun yang
memiliki daun sangat kecil atau bahkan menjarum. Selain itu, untuk tanaman yang akarnya
menancap lebih dalam ke tanah, maka air yang di transpirasikan lebih banyak karena lebih
banyak air yang diserap. Sedangkan untuk tanaman semak, yang akarnya hanya berada di
permukaan tanah, atau tidak menancap di tanah terlalu dalam, ia hanya mentranspirasikan
sedikit air. Apalagi jika tanaman tersebut bukan merupakan tanaman berkayu. Tinggi dari
tanaman semak juga tidak setinggi tanamannya kayu, dan hal tersebut mempengaruhi proses
transpirasi.
b) Ketersediaan Air di Tanah
Aspek kedua yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah banyaknya air yang tersedia
di dalam tanah.Jika tanah tersebut merupakan reservoir utama air, maka tingkat evaporasinya
tinggi. Hal yang sama juga terjadi pada daerah dengan tangkapan air yang besar, kelembapan
tanah yang dimiliki juga lebih tinggi. Ketika hujan turun, tanah ini akan menyerap kelembapan
dan air dari hujan, sehingga bisa mengganti kelebihan air yang di evaporasikan sebelumnya.
Daerah reservoir utama biasanya terletak pada daerah yang posisi tanahnya tinggi, karena ia
juga harus mengalirkan air ke drainase sungai bagian hilir. Ketika musim kemarau, ketersediaan
air tanah yang menipis juga mempengaruhi proses ini. Sebab di musim kemarau, proses
evapotranspirasi terjadi dan menyebabkan air di tanah menjadi menipis. Akan tetapi hal tersebut
tidak akan berlangsung lama, sebab setelah musim berganti, maka jumlah air yang berkurang
akan terisi kembali.
c) Radiasi Matahari
Aspek klimatologi juga berperan dalam proses ini, diantaranya adalah radiasi matahari.
Sebagai sumber cahaya yang akan memanaskan tanah, air dan juga tanaman, matahari akan
menguapkan air dan menghasilkan proses evaporasi pada daerah genangan air dan transpirasi
pada tanaman. Air yang dipanaskan tersebut akan berubah bentuk menjadi uap air dan naik ke
atmosfer. Hal inilah yang disebut sebagai evaporasi pada permukaan bumi. Proses yang mirip
tetapi tidak sama terjadi pada tanaman yang sistemnya lebih kompleks. Ketika terkena radiasi
matahari, akan terjadi proses fotosintesis pada daun-daun tanaman. Proses ini menyebabkan
stomata pada tanaman akan terbuka. Ketika stomata terbuka, air akan menguap dan tanaman
akan kehilangan air dari proses tersebut.
d) Angin dan Kelembapan Udara
Angin merupakan penunjang dalam proses evapotranspirasi ini, sebab ia akan menjadi
medium mekanis yang mengangkat air dari permukaan bumi. Bertiupnya angin ini juga
mengangkat air dari permukaan daun serta tanaman, kemudian mendistribusikannya ke udara.
Kelembapan udara juga memberikan pengaruh terhadap proses evapotranspirasi. Semakin
rendah kelembapan udara, maka uap air yang mungkin mengalami evapotranspirasi menjadi
semakin tinggi.
Menurut Ward (1967), faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi antara lain adalah
faktor meteorologi, faktor geografis, dan faktor-faktor lainnya.
Faktor meteorologi yang mempengaruhi evaporasi antara lain adalah
- Radiasi matahari
- Suhu udara dan permukaan
- Kelembaban
- Angin
- Tekanan barometer
Faktor geografis yang mempengaruhi evaporasi antara lain adalah
- Kualitas air (warna, salinitas dan lain-lainnya)
- Ukuran permukaan air
- Bentuk permukaan air.
Sedangkan, faktor-faktor lain yang mempengaruhi evaporasi antara lain adalah
- Kandungan lengas tanah
- Karakteristik kapiler tanah
- Jeluk muka air tanah
- Warna tanah
- Aspek tutupan lahan dan vegetasi
- Ketersediaan air (hujan, irigasi, dan lain-lainnya)
Faktor-faktor diatas ini akan mempengaruhi dinamika evaporasi dan evapotranspirasi secara
umum.
5. Analisis Metode Penman
Metode Penman-Monteith merupakan metode penduga evapotranspirasi terbaik yang
direkomendasikan FAO sebagai metode standar sedangkan metode pendugaan lain baik digunakan
dalam iklim tertentu (Lascanao dan Bavel 2007; Smith 1992). Metode ini merupakan metode yang
diadopsi dari metode Penman yang dikombinasikan dengan tahanan aerodinamik dan permukaan
tajuk. Metode Penman mengalami berbagai perkembangan sehingga dapat digunakan untuk menduga
evapotranspirasi pada permukaan yang ditanami dengan menambahkan faktor tahanan permukaan (rs)
dan tahanan aerodinamik (ra). Persamaan ini terdapat parameter penentu pertukaran energi dan
berhubungan dengan fluks bidang tanaman (Allen et al. 1998).
Metode ini dapat menghasilkan pendugaan ET0 pada lokasi luas dan memiliki data yang
lengkap. Metode ini memberikan hasil terbaik dengan kesalahan mimimum untuk tanaman acuan.
Metode Penman-Monteith memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut yaitu dapat
diaplikasikan secara global tanpa perlu adanya tambahan parameter lain, selain itu metode ini sudah
dikalibrasi dengan beberapa software dan beberapa jenis lisimeter (Allen et al. 1998). Kelemahan utama
dalam metode ini adalah membutuhkan data meteorologi yang cukup banyak seperti suhu, kelembaban,
kecepatan angin, dan radiasi matahari. Dimana hanya beberapa stasiun cuaca yang menyediakan data
tersebut dalam per jam dan harian (Irmak et al. 2003).
Rumus: E=0,35(ea-ed)(1+v/100)mm/hari
ed = ea X RH
Keterangan = E = Evaporasi
ea = Tekanan Uap Jenuh Maximal
ed = Tekanan Uap Jenuh Absolut
v = Kecepatan angin
RH = Kelembaban Relatif
Tabel Tekanan Uap Jenuh
0°C P(mmhg)
-60 0,008
-40 0,096
-20 0,783
-10 1,964
-1 4,22
0(air+es+uap) 4,58
10 9,21
20 17,55
30 31,86
40 55,4
50 92,6
60 149,6
80 355,4
100 760,0(1atm)
110 1.074
125 1.740
200 11.650
250 29.770
300 64.300
350 123.710
6. Analisis Metode Thornwaite
Thornthwaite telah mengembangkan suatu metode untuk memperkirakan besarnya
evapotranspirasi potensial dari data klimatologi. Evapotranspirasi potensial (PET) tersebut berdasarkan
suhu udara rerata bulanan dengan standar 1 bulan 30 hari, dan lama penyinaran matahari 12 jam sehari.
Metode ini memanfaatkan suhu udara sebagai indeks ketersediaan energi panas untuk berlangsungnya
proses ET dengan asumsi suhu udara tersebut berkorelasi dengan efek radiasi matahari dan unsur lain
yang mengendalikan proses ET.
Keterangan = Ep = Evaporasi
ETP = Evapotranspirasi
T = rata rata temperature bulan yang dicari i = indeks masing masing bulan
I = jumlah indeks selama setahun a = variable
F= faktor korelasi kedudukan matahari terhadap letak lintang
Tabel Faktor Koreksi (F) untuk kedudukan matahari/faktor lintang
LU Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 1.04 0.94 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04
1 1.04 0.94 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04
2 1.04 0.94 1.04 1.01 1.05 1.02 1.05 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04
3 1.03 0.94 1.04 1.01 1.05 1.02 1.05 1.05 1.01 1.04 1.00 1.03
4 1.03 0.93 1.04 1.00 1.06 1.03 1.06 1.05 1.01 1.03 1.00 1.03
5 1.02 0.93 1.04 1.00 1.06 1.03 1.06 1.05 1.01 1.03 0.99 1.02
6 1.02 0.93 1.04 1.00 1.06 1.03 1.06 1.05 1.01 1.03 0.99 1.02
7 1.02 0.93 1.04 1.00 1.07 1.04 1.07 1.06 1.01 1.03 0.99 1.01
8 1.01 0.92 1.05 1.00 1.07 1.05 1.07 1.06 1.02 1.03 0.99 1.01
9 1.01 0.92 1.05 0.99 1.08 1.05 1.08 1.07 1.02 1.02 0.98 1.00
10 1.00 0.91 1.05 0.99 1.08 1.06 1.08 1.07 1.02 1.02 0.98 0.99
11 1.00 0.91 1.05 0.99 1.08 1.06 1.08 1.07 1.02 1.02 0.98 0.99
12 0.99 0.91 1.05 0.99 1.09 1.07 1.09 1.07 1.02 1.02 0.97 0.99
13 0.99 0.91 1.05 0.99 1.10 1.07 1.10 1.08 1.02 1.02 0.97 0.98
14 0.98 0.91 1.05 0.98 1.10 1.08 1.11 1.08 1.02 1.01 0.96 0.98
15 0.97 0.91 1.05 0.98 1.11 1.08 1.12 1.08 1.02 1.01 0.95 0.97
16 0.97 0.91 1.05 0.98 1.11 1.08 1.12 1.08 1.02 1.01 0.95 0.97
17 0.97 0.91 1.05 0.98 1.12 1.09 1.13 1.09 1.02 1.01 0.95 0.96
18 0.96 0.91 1.05 0.98 1.12 1.10 1.13 1.10 1.02 1.00 0.94 0.96
19 0.96 0.90 1.05 0.97 1.13 1.10 1.14 1.10 1.02 1.00 0.94 0.95
20 0.95 0.90 1.05 0.97 1.13 1.11 1.14 1.11 1.02 1.00 0.93 0.94
21 0.95 0.90 1.05 0.97 1.13 1.11 1.14 1.11 1.02 1.00 0.93 0.94
22 0.95 0.90 1.05 0.97 1.14 1.12 1.15 1.11 1.02 1.00 0.93 0.93
23 0.94 0.90 1.05 0.97 1.14 1.13 1.16 1.12 1.02 1.00 0.92 0.93
24 0.94 0.89 1.05 0.96 1.15 1.13 1.16 1.12 1.02 0.99 0.92 0.92
25 0.93 0.89 1.05 0.96 1.15 1.14 1.17 1.12 1.02 0.99 0.91 0.91
26 0.92 0.88 1.05 0.96 1.15 1.15 1.17 1.12 1.02 0.99 0.91 0.91
27 0.92 0.88 1.05 0.96 1.16 1.15 1.18 1.13 1.02 0.99 0.90 0.90
28 0.91 0.88 1.06 0.96 1.16 1.16 1.18 1.13 1.02 0.98 0.90 0.90
29 0.91 0.87 1.06 0.95 1.17 1.16 1.19 1.13 1.03 0.98 0.90 0.89
30 0.90 0.87 1.06 0.95 1.18 1.17 1.20 1.14 1.03 0.98 0.89 0.88
31 0.90 0.87 1.06 0.95 1.18 1.18 1.20 1.14 1.03 0.98 0.89 0.88
32 0.89 0.86 1.06 0.95 1.19 1.19 1.21 1.15 1.03 0.98 0.88 0.87
33 0.88 0.86 1.06 0.95 1.19 1.20 1.22 1.15 1.03 0.97 0.88 0.86
34 0.88 0.85 1.06 0.94 1.20 1.20 1.22 1.16 1.03 0.97 0.87 0.86
35 0.87 0.85 1.06 0.94 1.21 1.21 1.23 1.16 1.03 0.97 0.86 0.85
36 0.87 0.85 1.06 0.94 1.21 1.22 1.24 1.16 1.03 0.97 0.86 0.84
37 0.86 0.84 1.06 0.94 1.22 1.23 1.25 1.17 1.03 0.97 0.85 0.83
38 0.85 0.84 1.07 0.94 1.23 1.24 1.25 1.17 1.04 0.96 0.84 0.83
39 0.85 0.84 1.07 0.93 1.23 1.24 1.26 1.18 1.04 0.96 0.84 0.82
40 0.84 0.83 1.07 0.93 1.24 1.25 1.27 1.18 1.04 0.96 0.83 0.81
41 0.83 0.83 1.07 0.93 1.25 1.26 1.27 1.19 1.04 0.96 0.82 0.80
42 0.82 0.83 1.07 0.92 1.26 1.27 1.28 1.19 1.04 0.95 0.82 0.79
43 0.81 0.82 1.07 0.92 1.26 1.28 1.29 1.20 1.04 0.95 0.81 0.77
44 0.81 0.82 1.07 0.92 1.27 1.29 1.30 1.20 1.04 0.95 0.80 0.76
45 0.80 0.81 1.07 0.92 1.28 1.29 1.31 1.21 1.04 0.94 0.79 0.75
46 0.79 0.81 1.07 0.91 1.29 1.31 1.32 1.22 1.04 0.94 0.79 0.74
47 0.77 0.80 1.08 0.91 1.30 1.32 1.33 1.22 1.04 0.93 0.78 0.73
48 0.76 0.80 1.08 0.90 1.31 1.33 1.34 1.23 1.05 0.93 0.77 0.72
49 0.75 0.79 1.08 0.90 1.32 1.34 1.35 1.24 1.05 0.93 0.76 0.71
50 0.74 0.79 1.08 0.89 1.33 1.36 1.37 1.25 1.06 0.92 0.76 0.70
Tabel Faktor Koreksi (F) Untuk Kedudukan Matahari/ Faktor Lintang Selatan
LS Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 1.04 0.94 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04
1 1.04 0.94 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04
2 1.05 0.94 1.04 1.01 1.04 1.01 1.04 1.04 1.01 1.04 1.02 1.05
3 1.05 0.95 1.04 1.01 1.03 1.00 1.03 1.04 1.01 1.05 1.02 1.05
4 1.06 0.95 1.04 1.00 1.03 1.00 1.03 1.03 1.00 1.05 1.03 1.06
5 1.06 0.95 1.04 1.00 1.02 0.99 1.02 1.03 1.00 1.05 1.03 1.06
6 1.06 0.95 1.04 1.00 1.02 0.99 1.02 1.03 1.00 1.05 1.03 1.06
7 1.07 0.96 1.04 1.00 1.02 0.98 1.02 1.03 1.00 1.05 1.04 1.07
8 1.07 0.96 1.05 1.00 1.02 0.98 1.01 1.02 1.00 1.06 1.04 1.08
9 1.08 0.97 1.05 0.99 1.01 0.97 1.01 1.02 1.00 1.06 1.05 1.09
10 1.08 0.97 1.05 0.99 1.01 0.96 1.00 1.01 1.00 1.06 1.05 1.10
11 1.08 0.97 1.05 0.99 1.01 0.96 1.00 1.01 1.00 1.06 1.05 1.10
12 1.09 0.97 1.05 0.99 1.00 0.96 0.99 1.01 1.00 1.06 1.06 1.11
13 1.10 0.98 1.05 0.99 1.00 0.95 0.99 1.01 1.00 1.07 1.06 1.11
14 1.11 0.98 1.05 0.98 0.99 0.95 0.98 1.00 1.00 1.07 1.07 1.12
15 1.12 0.98 1.05 0.98 0.98 0.94 0.97 1.00 1.00 1.07 1.07 1.12
16 1.12 0.98 1.05 0.98 0.98 0.94 0.97 1.00 1.00 1.07 1.07 1.12
17 1.13 0.99 1.05 0.98 0.98 0.93 0.97 1.00 1.00 1.07 1.08 1.13
18 1.13 0.99 1.05 0.98 0.97 0.93 0.96 1.00 1.00 1.08 1.08 1.14
19 1.14 1.00 1.05 0.97 0.97 0.92 0.96 0.99 1.00 1.08 1.09 1.14
20 1.14 1.00 1.05 0.97 0.96 0.91 0.95 0.99 1.00 1.08 1.09 1.15
21 1.14 1.00 1.05 0.97 0.96 0.91 0.95 0.99 1.00 1.08 1.09 1.15
22 1.15 1.00 1.05 0.97 0.96 0.90 0.95 0.99 1.00 1.09 1.10 1.16
23 1.16 1.01 1.05 0.97 0.95 0.90 0.94 0.99 1.00 1.09 1.10 1.17
24 1.16 1.01 1.05 0.96 0.95 0.89 0.94 0.98 1.00 1.10 1.11 1.17
25 1.17 1.01 1.05 0.96 0.94 0.88 0.93 0.98 1.00 1.10 1.11 1.18
26 1.17 1.01 1.05 0.96 0.94 0.88 0.93 0.98 1.00 1.10 1.11 1.18
27 1.18 1.02 1.05 0.96 0.94 0.87 0.92 0.98 1.00 1.11 1.12 1.19
28 1.19 1.02 1.06 0.96 0.93 0.87 0.92 0.97 1.00 1.11 1.13 1.20
29 1.19 1.03 1.06 0.95 0.93 0.86 0.91 0.97 1.00 1.12 1.13 1.20
30 1.20 1.03 1.06 0.95 0.92 0.85 0.90 0.96 1.00 1.12 1.14 1.21
31 1.20 1.03 1.06 0.95 0.92 0.85 0.90 0.96 1.00 1.12 1.14 1.21
32 1.21 1.03 1.06 0.95 0.91 0.84 0.89 0.96 1.00 1.12 1.15 1.22
33 1.22 1.04 1.06 0.95 0.91 0.84 0.89 0.95 1.00 1.13 1.16 1.23
34 1.22 1.04 1.06 0.94 0.90 0.83 0.88 0.95 1.00 1.13 1.16 1.24
35 1.23 1.04 1.06 0.94 0.89 0.82 0.87 0.94 1.00 1.13 1.17 1.25
36 1.23 1.04 1.06 0.94 0.89 0.82 0.87 0.94 1.00 1.13 1.17 1.25
37 1.24 1.05 1.06 0.94 0.88 0.81 0.86 0.94 1.00 1.14 1.18 1.26
38 1.25 1.05 1.07 0.94 0.88 0.80 0.86 0.93 1.00 1.14 1.19 1.27
39 1.26 1.06 1.07 0.93 0.87 0.79 0.85 0.93 1.00 1.15 1.19 1.28
40 1.27 1.06 1.07 0.93 0.86 0.78 0.84 0.92 1.00 1.15 1.20 1.29
41 1.28 1.07 1.07 0.93 0.86 0.77 0.83 0.92 1.00 1.16 1.21 1.30
42 1.28 1.07 1.07 0.92 0.85 0.76 0.82 0.92 1.00 1.16 1.22 1.31
43 1.29 1.08 1.07 0.92 0.84 0.75 0.82 0.92 1.00 1.17 1.23 1.32
44 1.30 1.08 1.07 0.92 0.83 0.74 0.81 0.91 0.99 1.17 1.23 1.33
45 1.31 1.09 1.07 0.92 0.83 0.73 0.80 0.91 0.99 1.17 1.24 1.34
46 1.32 1.10 1.07 0.91 0.82 0,72 0.79 0.90 0.99 1.17 1.25 1.35
47 1.33 1.11 1.08 0.91 0.81 0.71 0.78 0.90 0.99 1.18 1.26 1.36
48 1.34 1.11 1.08 0.90 0.80 0.70 0.76 0.89 0.99 1.18 1.27 1.37
49 1.36 1.12 1.08 0.90 0.79 0.69 0.75 0.89 0.99 1.19 1.28 1.39
50 1.37 1.12 1.08 0.89 0.77 0.67 0.74 0.88 0.99 1.19 1.29 1.41
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktikum.
2. Mahasiswa mencermati video penjelasan dari link Google Drive dan soft file dari asisten praktikum
4. Mahasiswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan yang telah disampaikan asisten praktikum.
5. Mahasiswa mencermati pembagian data untuk perhitungan evaporasi dan evapotranspirasi, baik
6. Mahasiswa menghitung besar evaporasi dari tabel data yang telah disediakan dengan menggunakan
a. Mahasiswa mencatat suhu maksimum dan suhu minimum suatu bulan dan tahun (sesuai dengan
b. Mahasiswa menghitung besar ea terlebih dahulu dengan cara menuliskan angka interpolasi puluhan
terdekat dari suhu maksimum (pembulatan ke atas). Lalu selanjutnya angka interpolasi ini
dikurangi dengan suhu maksimum bulan tersebut. Lalu mahasiswa menuliskan angka interpolasi
puluhan terdekat dari suhu maksimum (pembulatan ke bawah).
d. Untuk persamaan yang di sebelah kanan, mahasiswa mencocokkan angka interpolasi (pembulatan
ke atas) pada tabel tekanan uap jenuh. Lalu angka ini dikurangi variabel x. Selanjutnya, dibagi
dengan variabel x yang dikurangi dengan angka p (berdasarkan hasil pencocokkan angka interpolasi
e. Mahasiswa menghitung hasil pengurangan dari angka interpolasi (pembulatan ke atas) dengan suhu
maksimum. Lalu mahasiswa menghitung suhu maksimum yang dikurangi dengan angka interpolasi
(pembulatan ke bawah). Selanjutnya, hasil pengurangan yang pertama tadi dibagi dengan hasil
pengurangan kedua.
g. Mahasiswa menghitung besar nilai x (ea) dengan mengikuti langkah-langkah pengerjaan perkalian
h. Mahasiswa menghitung RH dengan menggunakan suhu minimum yang dikurangi dengan angka
i. Apabila hasil pengurangan bernilai bulat maka bisa langsung ditentukan besar RH nya dengan
melihat tabel kelembaban. Mencari besar kelembabannya berdasarkan suhu minimum dan angka
j. Apabila hasil pengurangannya bernilai desimal atau koma, maka mahasiswa menghitung besar RH
sesuai dengan langkah-langkah perhitungan ea yang menggunakan interpolasi dan perkalian silang.
Bedanya, suhu yang digunakan untuk perhitungan RH ini adalah suhu minimum.
k. Mahasiswa menghitung besar ed dengan cara mengalikan besar ea dan RH yang tadi telah
l. Mahasiswa menghitung besar kecepatan angin (V) berdasarkan tabel data kecepatan angin sesuai
pembagian yang telah ditentukan oleh asisten praktikum dengan menggunakan rumus yang
tersedia.
metode Penman.
n. Mahasiswa melakukan perhitungan untuk bulan yang lain sesuai dengan langkah-langkah dari a
sampai m.
7. Mahasiswa menghitung besar evapotranspirasi sesuai bulan yang telah ditentukan berdasarkan tabel
data suhu udara dengan menggunakan metode Thornwaite. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Mahasiswa menghitung rata-rata suhu harian bulan Januari tahun 1988, mulai dari tanggal 1-31
b. Mahasiswa menghitung jumlah rata-rata suhu harian dengan menjumlahkan seluruh nilai suhu
d. Mahasiswa menghitung nilai indeks panas bulanan (i) berdasarkan data tabel temperatur udara
selama satu tahun (dihitung nilai i setiap bulannya dengan rumus yang tersedia).
e. Mahasiswa menghitung nilai indeks panas tahunan (I) dengan cara menjumlahkan hasil
f. Mahasiswa menghitung besar a sesuai rumus mencari nilai a dengan memasukkan angka-angka
g. Mahasiswa menghitung nilai ETP (evapotranspirasi) tidak dikoreksi dengan menggunakan rumus
h. Mahasiswa menghitung besar evapotranspirasi terkoreksi dengan cara mengalikan nilai ETP tidak
dikoreksi yang telah diperoleh dengan faktor koreksi. Faktor koreksi ini dapat dilihat dari tabel
dengan mencocokkan besar lintang daerah tersebut dan bulan yang telah ditentukan.
8. Mahasiswa mencari referensi dari buku, jurnal, dan website untuk penyusunan laporan praktikum.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum sesuai dengan batas waktu
BALAI WILAYAH II
STASIUN METEOROLOGI AHMAD YANI SEMARANG
BULAN JANUARI TAHUN 1988
KOORDINAT 6° 59' LS -11° 23''
Tanggal 07.00 13.00 18.00 Suhu Harian
1 25,7 31,5 27,9 27.7
2 25,5 31 28,7 27.675
3 25,7 30,7 27,6 27.425
4 26 30,5 28,9 27.85
5 26 29,7 27,7 27.35
6 24,8 31,3 27,3 27.05
7 25,8 30,4 26,5 27.125
8 26,8 30 27,5 27.775
9 26,1 30,9 28,2 27.825
10 26,2 32 27,2 27.9
11 24,7 31 29,3 27.425
12 26 30,8 26,5 27.325
13 25,9 29 29,4 27.55
14 26 29,4 28,2 27.4
15 27 30,6 28,5 28.275
16 26 29 27,5 27.125
17 25 30,1 28,8 27.225
18 25,5 30,6 28,5 27.525
19 25,5 30,8 28,7 27.625
20 25,6 30,5 26,7 27.1
21 25,3 26,4 28,1 26.275
22 24,7 29 29,4 26.95
23 25,3 31,5 28,7 27.7
24 25,5 30 26,8 26.95
25 24,5 29,8 28,8 26.9
26 25 31,5 28,5 27.5
27 25,7 29,8 24,5 26.425
28 24,8 30,6 27,7 26.975
29 25,2 31,2 25,1 26.675
30 25,1 28,7 26,6 26.375
31 24,2 28,6 24,7 25.425
MEDIA.