Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HIDROLOGI

(pengganti UAS)

Dosen Pengampuh :
Syahrul Ramadhan S.T., M.T.

Disusun Oleh :
ALFIKRI FIDYANSYAH (22.023.22.201.128)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA

2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasihNya sehingga Makalah yang berjudul Drainase dapat selesai dengan baik dan
tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pengganti final.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya nya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan kritik serta saran apabila menemukan kesalahan dalam
laporan ini. Kami berharap agar Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan Pembelajaran.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Siklus Hidrologi...............................................................................................
2.2 Proses hidrologi...............................................................................................
2.3 Jenis-Jenis Siklus Hidrologi............................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi air di bumi,
termasuk yang ada di atmosfer dalam bentuk uap air, diatas permukaan
dalam bentuk air, es, dan dibawah permukaan sebagai air tanah. Hirdologi
teknik adalah hidrologi yang berkaitan dengan perkiraan run off dan
gerakan dari suatu tempat lain yang berguna untuk perencanaan dan
eksploitasi pengendalian dan menggunakan air.
Penggunaan air hidrologi yang terpenting dalam keteknikan sumber-
sumber air adalah untuk perencanaan bentuk hidrolis bangunan-bangunan
air seperti pengendalian aliran, pelayaran, erosi, dan lain sebagainya.
Hidrologi teknik khusus ditujukan untuk keperluan perencanaan irigasi,
dimana kebutuhan banyaknya air yang diperlukan tergantung dari faktor-
faktor keadaan tanah, pengolahan tanah, jenis tanaman, waktu penanaman,
sistem pemberian air, maksud dan tujuan pemberian air, iklim, dan fasilitas
bangunan serta salurannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Siklus Hidrologi
2. Proses hidrologi
3. Jenis-Jenis Siklus Hidrologi

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Untuk mengetahahui siklus hidrologi
2. Untuk mengetahui proses hidrologi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis siklus hidrologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus Hidrologi
Siklus air atau bisa juga disebut dengan siklus hidrologi adalah suatu siklus
yang terjadi di lingkungan perairan. Siklus ini akan terus berjalan dan tidak akan
berhenti. Proses air dari atmosfer yang turun ke bumi dalam bentuk hujan
atau salju, kemudian akan kembali lagi ke atmosfer secara berulang terus
menerus.

Siklus hidrologi juga merupakan bagian dari siklus biogeokimia, selain siklus
karbon dan oksigen, siklus nitrogen, siklus sulfur dan siklus fosfor. Ditinjau dari
segi bahasa, sebenarnya hidrologi memiliki arti “ilmu air” yang diambil dari
bahasa Yunani. Makna secara harfiah, hidrologi adalah cabang dari ilmu geografi
yang mempelajari ilmu pergerakan air atau siklus air. Sedangkan hidrosfer
adalah seluruh lapisan air yang ada di permukaan bumi, baik berbentuk padat,
cair, ataupun gas.

Ilmu hidrologi juga mempelajari tentang kualitas air, seperti kelayakan untuk
dikonsumsi dan juga mempelajari distribusi air di bumi. Pembagian ilmu
hidrologi adalah sebagai berikut:

 Geohidrologi, yaitu cabang ilmu hidrologi yang membahas tentang air


yang berada di dalam tanah
 Hidrometeorologi, yaitu cabang ilmu hidrologi yang membahas tentang air
berwujud gas di udara
 Potamologi, yaitu cabang ilmu hidrologi yang membahas tentang aliran air
khususnya aliran di permukaan
 Limnologi, yaitu cabang ilmu hidrologi yang mempelajari tentang
permukaan air yang tenang seperti danau
 Kriologi, yaitu cabang ilmu hidrologi yang mempelajari tentang air dalam
wujud padat seperti salju dan es
Adanya siklus hidrologi tidak hanya mempertahankan ketersediaan air,
melainkan juga menjaga intensitas hujan, menjaga suhu dan cuaca di bumi agar
tetap teratur. Adanya siklus air turut berperan dalam membantu ekosistem agar
tetap seimbang.

Secara sederhana, proses siklus air akan melalui tahap pertama yaitu air
mengalami penguapan ke atmosfer. Kemudian, air dalam bentuk gas tersebut akan
membentuk awan.

Setelah itu, air dalam bentuk awan akan kembali turun ke bumi, dimana kita
mengenalnya sebagai hujan, baik berbentuk hujan air, hujan salju atau hujan es.

Setelah air kembali ke bumi, maka air akan masuk atau meresap ke dalam
tanah dengan arah vertikal maupun horisontal. Dilanjutkan dengan kembali
munculnya air ke permukaan, seperti sungai atau danau.

Tahap Siklus Air


Untuk lebih jelasnya, siklus hidrologi memiliki 9 tahapan yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Evaporasi

Siklus air yang pertama dimulai dengan proses evaporasi atau pengupan.
Penguapan adalah proses perubahan molekul cair menjadi molekul gas. Proses
penguapan ini dibantu secara alami oleh panas matahari. Sinar matahari yang
menyinari tanah, sungai, danau, dan laut akan menyebabkan air menjadi uap air
dan menguap ke atmosfer.

2. Transpirasi

Selain penguapan air secara langsung, tumbuhan dan hewan juga


melangsungkan penguapan. Proses ini dinamakan transpirasi. Tumbuhan
menyerap air melalui akar, kemudian digunakan untuk proses fotosintesis, lalu
uap air dikeluarkan melalui stomata.Sedangkan pada hewan, penguapan dapat
terjadi ketika hewan mengonsumsi air kemudian melakukan pernapasan yang
menghasilkan uap air.

3. Evapotranspirasi

Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi. Jadi,


evepotranspirasi adalah penguapan air yang terjadi di permukaan bumi.

4. Sublimasi

Di wilayah kutub, baik kutub utara dan selatan, serta wilayah yang banyak
terdapat lapisan es akan mengalami proses sublimasi. Sublimasi ialah peristiwa
berubahnya es menjadi uap air tanpa menjadi zat cair terlebih dahulu.

5. Kondensasi

Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi cairan. Fase ini
terjadi apabila uap air yang naik menuju atmosfer berada pada titik tertentu,
kemudian berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air inilah yang menjadi awan
jika berkumpul di udara. Semakin banyak kumpulan titik-titik air, maka akan
menyebabkan awan tebal dan hitam.
6. Adveksi

Awan yang telah terbentuk pada fase sebelumnya akan berpindah menuju
lokasi lain karena pengaruh angin dan perbedaan tekanan udara. Jadi, adveksi ini
adalah proses berpindahnya awan. Adveksi menjadikan awan-awan menyebar dan
berpindah tempat. Misalnya awan di wilayah lautan berpindah ke wilayah daratan.

7. Presipitasi

Awan yang terbuat dari titi-titik air dan telah melawati fase adveksi,
kemudian akan mengalamki fase presipitasi. Presipitasi adalah proses turunnya
hujan atau proses mencairnya awan akibat suhu udara yang tinggi.

8. Run Off

Peristiwa hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan terjadi di wilayah


dataran tinggi, misalnya hujan di daerah hulu sungai. Akan menyebabkan air
mengalir ke daratan yang lebih rendah, sehingga proses Run Off dapat diartikan
adalah proses bergeraknya air.

9. Infiltrasi

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak seluruhnya langsung


menuju ke danau, sungai, dan lautan. Maka dari itu, air yang masuk ke dalam
pori-pori tanah dan menjadi air tanah ini disebut fase infiltrasi. Kemudian setelah
itu, air akan kembali ke siklus awal hidrologi yaitu evaporasi dan seterusnya.

Macam Daur Air

Siklus air dibagi menjadi 3 macam, pembagian tersebut berdasarkan


panjang pendeknya siklus hidrologi antara lain siklus pendek, sedang dan panjang.

a. Siklus Hidrologi Pendek

Pada siklus air pendek, fase adveksi tidak akan dilalui. Molekul cair yang
telah berubah menjadi uap akan langsung turun menjadi hujan di wilayah laut.
Dapat dikatakan siklus hidrologi pendek dikarenakan air laut yang menguap
karena terkena sinar matahari.

Air laut yang menguap akan menjadi molekul uap. Seteleh itu akan
melewati tahap kondensasi atau pembentukan partikel es di awan. Kemudian
diakhiri dengan turunnya hujan diatas permukaan laut. Siklus ini akan kembali
berulang secara terus menerus.

b. Siklus Hidrologi Sedang

Siklus air sedang adalah siklus yang umumnya terjadi di wilayah


Indonesia. Tidak seperti pada siklus hidrologi pendek, pada siklus hidrologi
panjang tahap adveksi akan tetap dilalui. Siklus ini akan menyebabkan turunnya
hujan di daratan dan air hujan tersebut akan kembali ke badan air.

Tahap pertama dari siklus air sedang adalah tahap evaporasi yang berasal
dari badan air. Kemudian air akan berubah menjadi molekul uap dan menguap ke
atmosfer karena pengaruh terik sinar matahari. Setelah itu, uap akan bergerak
karena mengalami fase adveksi sehingga menuju ke daratan.

Pada kondisi atmosfer daratan, uap air tersebut akan berubah menjadi
awan dan dilanjutkan dengan turunnya hujan di wilayah daratan. Air hujan yang
turun tersebut akan mengalamu fase run off atau limpasan, kemudian bergerak
melalui jalur-jalur air dan kembali ke lautan.

c. Siklus Hidrologi Panjang

Selain siklus air pendek dan sedang, masih terdapat satu siklus lagi, yaitu
siklus hidrologi panjang. Siklus air panjang ini biasanya terjadi di wilayah
pegunungan dan wilayah dengan iklim sub tropis. Ciri dari siklus panjang ini
adalah peristiwa awan yang tidak langsung turun menjadi hujan.

Siklus ini diawali dengan fase evaporasi atau penguapan yang terjadi di
lautan, dimana air berubah menjadi molekul-molekul gas. Setelah itu akan
melewati tahap sublimasi. Pembentukan awan yang mengandung kristal es akan
terjadi, kemudian dilanjutkan dengan tahap adveksi dimana awan akan berpindah
titik.

Pada tahap adveksi tersebut, awan yang mengandung kristal es akan


menuju ke wilayah daratan dan mengalami fase presipitasi. Setelah fase ini maka
awan akan berubah menjadi hujan. Namun hujan yang turun berbentuk salsju dan
terakumulasi membentuk gletser.

Gletser yang berada didaratan tersebut akan mencair karena pengaruh


peningkatan suhu dan tekanan. Gletser yang mencair tersebut akan menuju aliran
sungai dan mengarah ke lautan. Kemudian siklus hidrologi panjang akan bermula
kembali.

2.2Jenis-jenis Hidrologi

Siklus hidrologi melalui berbagai proses antara lain evaporasi, transpirasi


adveksi, presipitasi, sublimasi, intersepsi, kondensasi, runoff, dan infiltrasi.
Terdapat pula rekaya hidrologi yang merupakan ilmu yang menjelaskan mengenai
terjadinya sirkulasi, pergerakan serta distribusi air baik di atmosfer maupun di
bumi

Siklus hidrologi sendiri terbagi menjadi tiga macam siklus diantaranya adalah
siklus panjang, siklus pendek, dan siklus sedang. Berikut penjelasan lebih
lengkapnya:

1. Siklus Hidrologi Pendek


Siklus Hidrologi Pendek tidak akan terjadi tahap adanya perpindahan
awan atau adveksi. Molekul cair yang telah berubah menjadi uap kemudian akan
turun sebagai hujan di sekitar daerah laut.Secara singkat siklus hidrologi pendek
sendiri kemudian terjadi dalam bentuk evaporasi atau penguapan air laut karena
paparan sinar matahari yang menyinari lautan.
Selanjutnya air laut sendiri akan berubah menjadi molekul uap yang
kemudian akan terjadi pembentukan partikel es di awan atau kondensasi. Tahap
terakhir dari siklus hidrologi pendek sendiri adalah turunnya awan menjadi hujan
pada bagian atas permukaan laut. Dengan kata lain air laut yang awalnya menguap
kemudian kembali lagi ke lautan.

2. Siklus Hidrologi Sedang


Siklus hidrologi selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang, dimana
berbeda dengan siklus pendek. Siklus hidrologi ini kemudian akan menghasilkan
hujan yang akan turun di daerah daratan dan kemudian air hujan ini akan kembali
lagi ke badan air.

Siklus hidrologi sedang pada tahapan yang pertama diantaranya adalah


pada tahap evaporasi atau penguapan dari berbagai air yang ada di badan air
kemudian berubah menjadi molekul gas atau uap dan akan terangkat ke atmosfer
bagian atas karena adanya pengaruh dari sinar matahari.

Kemudian uap tersebut akan bergerak ke daratan karena adanya pengaruh


dari proses adveksi. Setelah sampai pada atmosfer daratan, uap air ini kemudian
akan berubah menjadi awan hingga tahap selanjutnya menjadi hujan yang akan
turun ke bumi. Tahap selanjutnya sendiri adalah air hujan yang telah turun atau
sampai ke daratan akan mengalami tahap limpasan atau run off. Air hujan sendiri
kemudian mengalami pergerakan melalui berbagai saluran sebelum pada akhirnya
kembali ke lautan, begitu seterusnya.

3. Siklus Hidrologi Panjang


Jenis siklus hidrologi yang terakhir adalah siklus hidrologi panjang,
biasanya terjadi di daerah pegunungan. Meski tak hanya didaerah ini saja, siklus
hidrologi panjang juga terjadi di berbagai daerah dengan iklim subtropis.
Perbedaan yang terdapat pada siklus hidrologi panjang dibanding siklus hidrologi
lainnya adalah pada awan yang tak langsung turun menjadi hujan.
Tahap pertama dari siklus inisendiri adalah air laut yang mengalami
evaporasi, lalu penguapan untuk kemudian berubah lagi menjadi molekul gas dan
uap. Perubahan yang terjadi ini sendiri diakibatkan oleh panas yang berasal dari
sinar matahari, hingga kemudian uap mengalami tahap sublimasi.
Selanjutnya terbentuklah awan-awan berisi kristal es dan menuju tahap
adveksi atau perpindahan awan menuju titik-titik lainnya. Pada tahap adveksi,
awan yang di dalamnya mengandung kristal kemudian akan berubah arah menuju
daratan serta mengalami berbagai presipitasi. Setelah presipitasi terjadi, hujan
kemudian akan turun membentuk salju dan tidak berbentuk air yang bersatu
menjadi gletser.
Gletser yang berada di daratan kemudian akan mencair akibat pengaruh suhu dan
tekanan. Akibat mencairnya gletser, terbentuklah air yang berjalan menuju aliran
air sungai hingga membentuk aliran air sungai. Selanjutnya air yang berawal dari
salju ini kemudian akan berubah menjadi gletser dan terbentuk air yang kian
bergerak ke arah laut. Saat itulah, seluruh air yang telah melewati beberapa tahap
siklus hidrologi akan kembali lagi ke laut.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Siklus air atau bisa juga disebut dengan siklus hidrologi adalah suatu
siklus yang terjadi di lingkungan perairan. Siklus ini akan terus berjalan dan
tidak akan berhenti. Proses air dari atmosfer yang turun ke bumi dalam bentuk
hujan atau salju, kemudian akan kembali lagi ke atmosfer secara berulang
terus menerus.
Siklus hidrologi sendiri terbagi menjadi tiga macam siklus diantaranya
adalah siklus panjang, siklus pendek, dan siklus sedang.

1.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimed.ac.id/19059/8/BAB%20I.pdf
https://rimbakita.com/siklus-hidrologi/
https://www.gramedia.com/literasi/siklus-hidrologi/#Jenis-
jenis_Siklus_Hidrologi

Anda mungkin juga menyukai