Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Hidrologi

Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang berurusan dengan air di bumi,sorotan
khusus pada properties, fenomena dan distribusi air di daratan. Khususnya mempelajari
kejadian air di daratan ,diskripsi pengaruh bumi terhadap air , pengaruh fisik terhadap daratan
dan mempelajari hubungan air dengan kehidupan di bumi. (linsley et al, 1949 ).
Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus air meliputi
kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju,
masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau
laut, menguap lagi dan seterusnya (Asdak,1995).

Pengertian Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di
bumi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan
kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang
peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air
di daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan,
dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini.

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi


Adapun pada praktiknya, dalam siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan
seperti dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara
lain evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run
off, dan infiltrasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan siklus tersebut.
1. Evaporasi

Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air
yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk
berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada
air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah
evaporasi.
Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga
memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari
(misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi
juga akan semakin besar.

2. Transpirasi

Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air
juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan
semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi.
Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan
mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi,
jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.

3.Evapotranspirasi.

Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi,
baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup.
Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus
hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke
atas permukaan atmosfer.

4. Sublimasi

Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun
evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga
dipengaruhi oleh proses sublimasi.
Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa
melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap
jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan
tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat
lambat.
5. Kondensasi

Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan
proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan
berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi.
Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat
rendah di titik ketinggian tersebut.
Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga
membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga
akan semakin tebal dan hitam.

6. Adveksi

Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi. Adveksi
adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus
angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan
berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui bahwa, tahapan
adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.

7. Presipitasi

Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses
prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada
proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.
Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius,
presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan
turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah
beriklim sub tropis.

8. Run Off

Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun
terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui
saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses
ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer.

9. Infiltrasi

Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan
bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori
tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori
tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah
kembali ke laut.
Nah, setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi
tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan
kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses evaporasi.
Macam Macam Siklus Hidrologi

Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat


dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus hidrologi
pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang.

a. Siklus Hidrologi Pendek

Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air
yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut.
Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini:

Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.
b. Siklus Hidrologi Sedang

Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus
hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang
terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini:

Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali
ke laut
c. Siklus Hidrologi Panjang

Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim
subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah
menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut
penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini:

Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan
Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju.
Salju terakumulasi menjadi gletser.
Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai.
Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut kembali.
Air Tanah

Air dan tanah adalah dua unsur yang berbeda, namun ternyata ada istilah dimana
kedua unsur tersebut tergabung dalam satu artian. Apa makna dari air tanah? Apakah air
tanah itu adalah air yang dicampur dengan tanah? Mari kita bahas disini.

Air tanah merupakan air yang terdapat dalam pori-pori tanah atau pada celah-celah
batuan. Air tanah terbentuk dari air hujan. Pada saat turun hujan, sebagian titik-titik air
meresap kedalam tanah (infiltrasi). Air hujan yang masuk yang masuk itu yang menjadi
ladangan air tanah. Volume air yang meresap kedalam tanah tergantung pada jenis lapisan
batuannya. Berdasarkan kenyataan tersebut terdapat pula dua jenis batuan utama, yakni
lapisan kedap (impermeable) dan lapisan tanah tidak kedap air (permeable).

Kadar pori lapisan kedap atau tak tembus air sangat kecil, sehingga kemampuan untuk
meneruskan air juga kecil. Contoh lapisan kedap yaitu galuh, napal dan lempung. Sedangkan
kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh karena itu, kemampuan
untuk meneruskan air juga besar. Contoh lapisan tembus air yaitu pasir, padas, krikil dan
kapur.

Ma cam-macam Jenis Air Tanah


Ada beberapa macam-macam jenis air tanah, berikut penjelasannya:
Menurut letaknya
Air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yakni air tanah permukaan (freatik) dan air tanah
dalam.

1. Air tanah permukaan (freatik) adalah air tanah yang terdapat diatas lapisan
tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur-sumur,
sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
2. Air tanah dalam adalah air tanah yang terdapat dibawah lapisan tanah/batuan yang
tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan
pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya
berasal dari tanah dalam.

Menurut asalnya
Air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air
tanah yang berasal dari dalam perut bumi.

1. Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteorik water, yakni air tanah yang
berasal dari hujan dan pencairan salju.
2. Air tanah yang berasal dari dalam bumi, misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah
yang tesimpan didalam batuan sedimen) dan air tanah juvenile yakni air tanah yang
naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
Air tanah terbagi menjadi 4 wilayah, yakni:

1. Wilayah yang masih terpengaruh udara


Pada bagian teratas permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena
pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak kebawah. Tumbuh-
tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.

2. Wilayah jenuh air


Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini
tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.

3. Wilayah kapiler udara


Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air.
Air tanahnya diperolah dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dan wilayah jenuh air.

4. Wilayah air dalam


Wilayah ini berisikan air yang terdapat dibawah tanah/batuan yang tidak tembus air.

Aquifer

Aquifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan
dapat dirembesi air. Aquifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air
dan secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang
digunakan adalah reservoir air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1955) menyatakan bahwa
akuifer berasal dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti
membawa, jadi aquifer adalah lapisan pembawa air.

air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar
butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti
lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah
disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat
menangkap dan meloloskan air disebut aquifer.
Suatu aquifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai penyimpan seperti
sebuah waduk dan sebagai penyalur air seperti jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban oleh
pori-pori atau rongga di dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai penyimpan adalah porositas (porosity) dan hasil jenis (specific yield).

Jenis-jenis Aquifer Menurut Ahli

Menurut Krussman dan Ridder (1970) aquifer dibagi menjadi:

Aquifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan yang hanya sebagian terisi oleh air dan
berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water
table, yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
Aquifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu aquifer yang jumlah airnya dibatasi oleh
lapisan kedap air, baik di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar
dari pada tekanan atmosfer.
Aquifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruhnya merupakan
air jenuh, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dan dibagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air.
Aquifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang
merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus,
sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan
demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.
Lipasan permukaan

Limpasan permukaan atau aliran permukaan adalah bagian dari curah hujan yang
mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut partikel-partikel tanah. Limpasan terjadi
karena intensitas hujan yang jatuh di suatu daerah melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju
infiltrasi terpenuhi air akan mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah
cekungan-cekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas
permukaan tanah (surface run off). Jika aliran air terjadi di bawah permukaan tanah disebut
juga sebagai aliran di bawah permukaan dan jika yang terjadi adalah aliran yang berada di
lapisan equifer (air tanah), maka disebut aliran air tanah. Air limpasan permukaan di bedakan
menjadi: sheet dan rill surface run-of akan tetapi jika aliran air tersebut sudah masuk ke
sistem saluran air atau kali, maka disebut sebagai stream flow run-off. Limpasan permukaan
akan terjadi apabila syarat-syarat terjadi terpenuhinya limpasan permukaan adalah :
1) Terjadi hujan atau pemberian air ke permukaan
2) Intensitas hujan lebih besar dari pada laju dan kapasitas infiltrasi tanah dan Topografi
3) Topografi dan kelerengan tanah memungkinkan untuk terjadinya aliran air di atas
permukaan tanah.

Proses Terjadinya Limpasan


Pada saat hujan turun, tetesan pertama air hujan ditangkap oleh daun dan tajuk vegetasi.
Ini biasanya disebut sebagai simpanan intersepsi. Kalau hujan berlangsung terus, air hujan
yang mencapai permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) sampai mencapai
suatu taraf dimana intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah. Setelah itu, celah-celah
dan cekungan di permukaan tanah, parit-parit, dan cekungan lainnya (simpanan permukaan)
semua dipenuhi air, dan setelah itu barulah terjadi runoff.
Kapasitas infiltrasi tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah, dan dipengaruhi pula
oleh kondisi lengas tanah sebelum hujan. Kapasitas awal (tanah yang kering) biasanya tinggi,
tetapi kalau hujan turun terus, kapasitas ini menurun hingga mencapai nilai keseimbangan
yang disebut sebagai laju infiltrasi akhir. Proses runoff akan berlangsung terus selama
intensitas hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi aktual, tetapi runoff segera berhenti pada
saat intensitas hujan menurun hingga kurang dari laju infiltrasi aktual

Keseimbangan Air
Siklus air yang dikatakan seimbang adalah apabila besarnya aliran air yang masuk /
ketersediaan (Inflow) dan keluar kebutuhan (Outflow) siklus adalah sama, sedangkan
ketidakseimbangan air adalah sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai