Anda di halaman 1dari 27

DINAMIKA HIDROSFER DAN DAMPAKNYA DALAM

KEHIDUPAN
Hakikat Hidrosfer
A. Pengertian Hidrosfer

Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi Bumi. Hidrosfer meliputi


samudera, laut, sungai, danau, air tanah, hujan, dan air yang berada di atsmofer.
Jumlah air di bumi ini tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan
tempatnya sering mengalami perubahan.
Perubahan wujud air (padat, cair, dan gas) membentuk suatu siklus atau daur yang
disebut siklus hidrologi.
Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan dan
apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan
begitu seterusnya.
a. Komponen Siklus Hidrologi
1. Evaporasi
Evaporasi adalah Suatu proses yang mengubah air yang berwujud cair menjadi air
dalam wujud gas atau biasa disebut dengan penguapan, sehingga memungkinkan ia
untuk naik ke atas atmosfer bumi.
Siklus hidrologi berawal dengan terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi.
Air-air yang tertampung di danau, sungai, laut, bendungan atau waduk berubah menjadi
uap air dengan bantuan panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang
terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah
evaporasi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), maka
jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi
2. Transpirasi 
Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga
dapat berlangsung di jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan.
Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi. Selain itu, transpirasi juga
mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan makhluk hidup menjadi uap air dan
membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap
melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dan lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi. 
3. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel es. Ketika
uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi sudah
mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es
yang berukuran sangat kecil melalui proses konsendasi.
Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat
berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk tersebut akan saling
mendekati satu sama lain dan bersatu hingga membentuk sebuah awan. Semakin
banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hitam awan yang
terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi 
4. Sublimasi
Sublimasi adalah proses naiknya uap air ke atas atmosfer bumi. Sumblimasi
merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air,
tanpa harus melalui proses pencairan. Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan
(evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit tetap saja sublimasi ini tetap
berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang naik ke atmosfer, namun jumlah air
yang di hasilkan menjadi lebih sedikit.
Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini berjalan lebih
lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap siklus hidrologi panjang.
 
5. Adveksi
Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun masih dalam
satu horizontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam
dan gelap, awan tersebut dapat berpindah dari satu titik ke titik yang lain dalam satu
horizontal. Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan
udara sehingga mengakibatkan awan tersebut berpindah.
Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu
horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Proses adveksi ini
memungkinkan awan yang terbentuk dari proses kondensasi akan menyebar dan
berpindah dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di daratan.
Namun perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses
hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek. 
6. Run off
Run off (limpasan) ialah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju
tempat rendah di permukaan bumi. Proses pergerakan air ini berlangsung melalui
saluran-saluran air contohnya  danau, got, muara, sungai, laut hingga samudra. Dalam
proses inilah air yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
7. Infiltrasi
Air yang sudah berada di bumi akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di
permukaan bumi dan mengalami run off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak
menuju ke pori- pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi air tanah.
Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi.
Proses infiltrasi akan secara lambat membawa  air tanah untuk menuju kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus
hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsur- angsur, air
tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan
evaporasi. 
b. Jenis Siklus Hidrologi
1. Siklus Pendek
Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami proses
adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan melalui hujan
yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut. Pada siklus ini, uap air akan diturunkan
menuju sekitar laut melalui hujan. Berikut adalah penjelasan mengenai siklus hidrologi
pendek:

1. Air laut mengalami proses penguapan dan berubah menjadi uap air akibat
adanya panas matahari.

2. Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.

3. Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.

2. Siklus Sedang
Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus
ini terjadi saat air yang berada pada badan air (danau, rawa, laut, sungai) menguap,
terkondensasi menjadi awan, kemudian awan tersebut bergerak ke tempat lain karena
terdorong oleh angin atau karena perbedaan tekanan dan menurunkan hujan di
permukaan tanah. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses
adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan.
Siklus ini terjadi di wilayah daratan yang di dekatnya terdapat laut atau di wilayah tropis.
Berikut penjelasan singkat mengenai siklus hidrologi sedang ini:

1. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat
adanya panas matahari.

2. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.

3. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.

4. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan
kembali ke laut.

3. Siklus Panjang
Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim
subtropis atau daerah pegunungan. Siklus hidrologi panjang sebenarnya sama
peristiwanya dengan siklus hidrologi sedang. Yang membedakannya adalah siklus ini
memiliki daerah yang sangat luas sehingga perubahannya terjadi menjadi hujan salju
dan mengalir melalui sungai dan akan kembali menuju laut.
Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah wujud menjadi air, melainkan
terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Penjelasan mengenai siklus
hidrologi panjang ini adalah sebagai berikut:

1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan
dan menjadi uap air

2. Uap air yang telah terbentuk akan mengalami proses sublimasi

3. Kemudian awan terbentuk dengan mengandung kristal-kristal es

4. Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan

5. Awan akan mengalami presipitasi dan kemudian akan turun sebagai salju

6. Salju akan terakumulasi menjadi gletser

7. Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan
membentuk aliran sungai

8. Air yang berasal dari gletser akan mengalir di sungai tersebut kemudian akan
kembali ke laut.

c. Karakteristik Perairan Darat


Perairan Darat
Jenis air atau perairan di muka bumi ini terbagi dalam dua jenis, yaitu air permukaan
dan air bawah tanah. Air permukaan merupakan air yang tergenang, mengalir, dan
dapat terlihat secara langsung di permukaan bumi. Air permukaan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu perairan darat dan perairan laut. Perairan darat misalnya sungai, danau
dan rawa. Perairan laut merupakan perairan yang sangat luas dan volumenya relatif
lebih besar daripada perairan darat, contohnya laut, samudra, dan selat.
Air bawah tanah, yaitu air yang ada di bawah permukaan tanah. Perairan darat adalah
semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda
padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud
cair, yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau dan sebagian rawa.
B. SUNGAI
1. Pengertian Sungai
Sungai adalah wilayah perairan yang terdapat di permukaan bumi yang lebih rendah
dibandingkan daerah sekitarnya, miring berupa alur tempat air tawar mengalir menuju
ke sungai induk atau ke laut.
2. Tipe Sungai
a. Sungai Konsekuen
Sungai konsekuen adalah sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan lereng
atau daerah yang dilaluinya.
b. Sungai Subsekuen
Sungai subsekuen adalah sungai yang alirannya tegak lurus dengan sungai konsekuen
dan bermuara pada sungai konsekuen.
c. Sungai Obsekuen
Sungai obsekuen adalah sungai yang mengalir berlawanan dengan arah kemiringan
lapisan batuan daerah tersebut (berlawanan arah dengan sungai konsekuen) dan
bermuara atau merupakan anak dari sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen
Sungai resekuen adalah sungai yang mengalir mengikuti arah kemirngan lapisan
batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e. Sungai Insekuen
Sungai insekuen adalah sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang
nyata. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola liran
dendritis.

3. Pola Sungai
a. Dendritik
Pola densritis yaitu suatu pola aliran sungai, dimana cabang-cabang (anak sungai)
bermuara pada aliran utama (induk) dengan sudut yang tidak teratur.
Jadi yang bermuara pada aliran utama (induk) dengan sudut lancip, tumpul, maupun
siku-siku. Biasanya pola ini terdapat pada daerah batuan sedimen atau batuan beku.
Pola Aliran dendritik adalah pola aliran yang percabangannya menyerupai struktur
pohon. Pada umumnya, pola aliran dendritik dikendalikan oleh litologi batuan yang
homogen.
Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikendalikan oleh
jenis batuannya. Tekstur merupakan panjang sungai per satuan luas.
Resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh terhadap proses-proses
pembentukkan alur-alur sungai.
Apabila sistem sungai terbentuk pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola
aliran sungai yang rapat (tekstur halus), sebaliknya apabila resisten akan membentuk
tekstur kasar.
b. Pinnate
Pola pinate adalah bentuk khusus dari pola dendritis yang mempunyai ciri yaitu anak
sungainya hampir sejajar dengan induk sungai dan bermuara pada induk sungai
dengan sudut lancip. Sudut lancip tersebut menunjukkan kecuraman lereng yang besar
Pola aliran pinnate memiliki aliran sungai yang muara anak sungainya membentuk
sudut lancip. Secara umum, lereng dalam pola aliran sungai pinnate bersifat lebih terjal.
Trellis
Pola trellis yaitu sungai-sungai yang memperlihatkan letak paralel menurut strike.
Anak-anak sungainya yang sekunder bergabung secara tegak pada sngai-sungai yang
paralel tadi. Biasanya pola sungai semacam ini terdapat di daerah berstruktur lipatan.
Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan
dikendalikan oleh struktur geologi berupa pelipatan siklin dan antiklin.
Pola aliran trellis dicirikan oleh pola saluran-saluran air yang sejajar, mengalir searah
kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya yang berarah searah
dengan sumbu lipatan.
c. Barbed
Pola barbed biasanya terdapat pada daerah aliran hulu dan daerah alirannya tidak
begitu luas. Pada pola ini cabang-cabang sungai bergabung dengan sungai utama
dengan sudut yang meruncing ke arah hulu. Biasanya pola ini terbentuk sebagai akibat
pembajakan sungai (arus). Bentuknya seperti sungut atau gunting terbuka.
d. Rektanguler
Pola rectanguler yaitu suatu pola dimana sungai induk dengan anak-anaknya
membelok dengan membentuk sudut 90° (siku). Hal ini dipengaruhi oleh sistem retakan
atau patahan. Pola rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh
struktur geologi, seperti pada struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan) dan dicirikan
oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola struktur kekar dan patahan.
e. Deranged
Pola deranged yaitu suatu pola aliran sungai yang tidak beraturan. Pola ini biasanya
terdapat di danau atau rawa. Sungainya mengalir keluar masuk rawa atau danau. Anak-
anak sungainya pendek-pendek.
f. Radial Sentripetal
Pola memusat yaitu suatu pola aliran sungai yang terdapat pada daerah depresi atau
cekungan kawah. Aliran-aliran sungai mengalir dari lereng menuju cekungan. Pola
aliran sentripetal adalah pola aliran dimana aliran sungainya mengalir ke satu tempat
berupa cekungan (depresi). Pola aliran ini berlawanan dengan pola aliran radial.
g. Radial Sentrifugal
Pola radial yaitu suatu pola aliran sungai yang tersebar dari suatu puncak, seperti
kubah, gunung api dll. Pola aliran radial sentrifugal adalah pola aliran sungai yang arah
alirannya menyebar secara sentrifugal dari suatu titik ketinggian, seperti puncak gunung
api atau bukit intrusi. Bentangalam kubah (domes) dan laccolith juga menghasilkan pola
aliran radial.
h. Paralel
Pola paralel yaitu suatu pola aliran sungai dimana aliran-aliran sungainya hampir
sejajar. Pola aliran ini biasanya terdapat pada lereng-lereng yang sangat curam. Pola
aliran paralel adalah pola aliran sungai yang berbentuk hampir sejajar antara satu
sungai dengan sungai yang lainnya. Umumnya, lereng dalam pola aliran sungai ini
cenderung bersifat curam.
i. Anular
Pola anular yaitu suatu pola aliran sungai yang terdapat pada daerah dengan struktur
kubah yang sudah sampai pada peringkat dewasa. Pola ini menyerupai cincin. Pola
aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial
dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran ini
banyak dijumpai pada morfologi kubah (domes) atau laccolith
j. Teranyam (Braided)
Pola braided terbentuk sebagai akibat aliran sungai yang terbagi karena adanya
gangguan pada aliran (arus) sungai seperti pengendapan ditengah sungai  atau sungai
tersebut tiba-tiba melalui suatu daerah yang terangkat dan lain-lain.

4. Sumber Sungai
Sungai Hujan
Sungai hujan adalah sungai yang sumber mata airnya hanya berasal dari hujan.
Sungai Gletser
Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair
Sungai Campuran
Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan salju
yang mencair.

5. Bagian-Bagian Sungai
Bagian Hulu
Ciri-ciri DAS hulu, sebagai berikut :

 Kemiringan sungainya sangat besar.

 Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun)

 Erosi sungai sangat aktif.

 Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai).

 Lembah sungainya berbentuk V

Bagian Tengah
Ciri-ciri DAS tengah, sebagai berikut :

 Kemiringan sungai sudah berkurang.

 Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram.

 Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi.


 Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal.

 Lembah sungainya berbentuk U

Bagian Hilir
Ciri-ciri DAS hilir, sebagai berikut :

 Kemiringan sungai sangat landai.

 Aliran sungai berjalan sangat lamban.

 Erosi sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi.

 Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam.

 Lembah sungai berbentuk huruf U.

6. Meander
Meander adalah bentuk aliran sungai yang berkelok-kelok. Ketampakan ini sering
terdapat pada aliran sungai di daerah dataran rendah. Terbentuknya meander ialah
karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan
kurang resisten terhadap erosi.
7. Delta
Delta adalah material sungai hasil erosi yang berasal dari daerah hulu dan diendapkan
di muara sungai. Sedimen erosi sungai akan membentuk delta di muara sungai, yaitu
pantai. Bentuk dan ukuran delta berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut, antara lain jenis batuan,
kecepatan aliran sungai, dan musim. beberapa bentuk delta, antara lain delta berbentuk
kopas atau segitiga, kaki burung, dan kapak.
8. Peranan Sungai

 Di beberapa kota sungai sebagai sumber kebutuhan air bagi masyarakat


melalui proses pengolahan terlebih dahulu

 Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan, seperti pasir, batu kali,


dan kerikil

 Sungai dapat memberikan mata pencaharian penduduk

 Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik
 Sungai dapat menambah kesuburan tanah karena sungai banyak
mengandung mineral yang banyak dibutuhkan oleh tanaman

 Hasil pengendapan sungai dapat menghasilkan dataran aluvial yang subur

 Di Pulau Kalimantan sungai digunakan untuk lalu lintas atau transportasi air.

C. DANAU
1. Pengertian Danau
Danau adalah suatu kumpulan air dalam satu basin atau cekungan tertentu. Danau
mendapatkan air dari curah hujan, sungai-sungai, mata air, dan air tanah. Sumber-
sumber air tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada
danau.
2. Jenis-Jenis Danau
a. Danau Tektonik
Adalah danau  yang terjadi karena adanya tenaga tektonik yang menyebabkan bentuk
permukaan bumi lebih rendah daripada daerah di sekitarnya. Contohnya Danau Tempe,
Danau Towuti, dan Danau Poso
b. Danau Vulkanik
Adalah danau yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api, contohnya Danau
Kalimutu (Flores), Segara Anakan (Rinjani), Sarangan, dan Kawah Ijen.
c. Danau Karst
Adalah danau yang terjadi di daerah karst, contohnya danau karst di Pegunungan Sewu
Yogyakarta
d. Danau Gletser
Adalah danau yang terjadi karena adanya pencairan es, contohnya di Pegunungan
Jawa Wijaya (Papua) dan Pegunungan Alpen (Swiss).
e. Oxbow Lake
Danau tapal kuda atau oxbow lake adalah danau yang terbentuk karena meander yang
terputus. Danau ini bentuknya seperti tapal kuda.
f. Waduk atau Bendungan
Adalah danau yang terjadi karena adanya aliran air yang tertimbun, baik secara alami
maupun buatan manusia, contohnya Waduk Jatiluhur, Gajah Mungkur, dan
Karangkates.

3. Manfaat Danau
a. Sumber air minum
b. Budi daya perikanan darat
c. Sumber irigasi di bidang pertanian
d. Pendegahan dan pengendalian banjir
e. Sumber pembangkit listrik tenaga air

D. RAWA
1. Pengertian Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau
musiman akibat drainase yang terhambat serta memiliki ciri-ciri khusus secara fisika,
kimiawi dan biologis.
Tumbuhan yang tumbuh di rawa biasanya kayu ulin, rerumputan, enceng gondok dan
lain sebagainya. Wilayah rawa yang luas di Indonesia terdapat di Sumatra, Sulawesi,
Kalimantan, dan Irian Jaya.
2. Tumbuhan Rawa
a. Swamp
Swamp adalah lahan basah yang selalu digenangi air dengan jenis tumbuhan yang
hidup seperti lumut, rumput-rumputan semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.
b. Marsh
Sama halnya seperti swamp, namun tumbuhan yang tumbuh yang hidup didominasi
oleh jenis lumut-lumutan, rerumputan dan alang-alang.
c. Bog
Bog adalah lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, sedangkan dalam
tanah bersifat jenuh air. Genangan air dangkal hanya terlihat di beberapa tempat.
Rawa Pasang Surut
Rawa pasang surut adalah jenis rawa yang airnya berasal dari pasang surut air laut.
Tumbuhan yang hidup subur di jenis rawa pasang surut yaitu tumbuhan bakau.

3. Lokasi Rawa
 Rawa Pantai
Rawa pantai adalah rawa yang terdapat di daerah pinggir pantai. Jenis rawa ini selalu
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Proses terjadinya rawa ini yaitu karena bagian-
bagian rendah di pinggir laut selalu digenangi air laut.
Tanaman yang dapat tumbuh di rawa jenis ini antara lain pohon bakau. Contohnya:
Rawa-rawa pantai yang berada di teluk Bone Sulawesi Selatan.
 Rawa Payau
Rawa payau adalah rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang
surutnya air laut. Rawa payau terjadi karena ada bagian rendah di sekitar muara sungai
selalu tergenang akibat peluapan air sungai dan pasang surutnya air laut.
Rawa jenis ini banyak ditumbuhi rerumputan dan pohon-pohon yang tahan air seperti
kayu ulin, bakau, dan sebagainya. Rawa jenis ini banyak ditemukan di Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah. Rawa jenis ini banyak dijadikan sebagai wilayah
persawahan pasang surut  oleh penduduk dan pemerintah 
 Rawa Sungai
Rawa sungai adalah rawa yang terjadi karena bagian sisi kiri dan kanan sungai terdapat
daerah-daerah yang rendah sehingga air sungai selalu menggenanginya.  Rawa jenis
ini banyak terdapat pada wilayah pedalaman di Kalimantan dan bagian timur pulau
Sumatera. 
Contohnya: Rawa-rawa yang ada di sungai Musi antara Kota Palembang hingga Kota
Sebayu (Sumatera Selatan), rawa-rawa sungai Mahakam antara Muara Kaman hingga
Muara Amuntai dan Kahala yang ada di Kalimantan Timur.
 Rawa Cekungan
Rawa cekungan adalah rawa yang terdapat pada daerah cekungan tertentu yang selalu
terisi oleh air. Terjadinya cekungan tersebut yaitu karena penurunan atau
pengangkatan oleh tenaga endogen di sekeliling cekungan. Contohnya: Rawa Pening
yang ada di Jawa Tengah.
 Rawa Danau
Rawa danau adalah rawa yang terjadi akibat pasang surut air danau.  Pada musim
hujan, danau akan menggenangi daerah sekitarnya dan pada musim kemarau air
danau akan surut.  Daerah sekeliling danau yang mengalami pasang surut maka akan
terbentuk rawa danau. Contohnya yaitu rawa yang di sekitar danau Tempe, Sulawesi
Selatan.

4. Rasa Air Rawa


 Rawa Air Asin
Rawa air asin adalah rawa yang memiliki kandungan air terdiri dari air asin atau air laut.
Rawa ini banyak terdapat di daerah pantai di Indonesia, seperti rawa-rawa yang ada di
pantai barat dan pantai timur Aceh, rawa-rawa yang ada di sekitar pantai teluk Bone
Sulawesi Selatan dan lain sebagainya.
 Rawa Air Payau
Rawa air payau adalah rawa yang terbentuk karena adanya percampuran antara air
asin (air laut) dan air tawar. Rawa ini memiliki rasa air yang payau. Rawa air payau
banyak terdapat di muara sungai yang ada di Kalimantan dan muara sungai yang ada
di pantai timur pulau Sumatera.
 Rawa Air Tawar
Rawa air tawar adalah rawa yang kandungan airnya dipengaruhi oleh air sungai, air
hujan, dan air tanah. Rawa ini memiliki rasa air yang tawar. Rawa jenis ini banyak
terdapat pada daerah pedalaman sungai yang ada di Kalimantan dan pedalaman
sungai yang ada di pantai timur pulau Sumatera dan juga rawa-rawa yang ada di
daerah cekungan dan rawa danau.

5. Manfaat Rawa

 Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku


pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman, seperti tas,
dompet, dan hiasan dinding

 Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut


 Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat

 Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata

E. AIR TANAH
1. Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah massa air yang ada di bawah permukaan bumi.
Lebih dari 98% dan semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah, 2%
terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir. Setengah dari 2% ini disimpan di
reservoir buatan.
2. Jenis Air Tanah
 Meteoric Water
Meteorik water adalah air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan
tanah yang tak jenuh.
 Conater Water
Connate Water adalah air tanah yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan
endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada
rongga-rongga batuan beku leleran sewaktu magma tersembur keluar ke permukaan.
Asalnya mungkin dari air laut atau air darat.
 Fossil Water
Fossil Water adalah Air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap
tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang-kadang istilah ini
disamakan dengan connate water.
 Air Juvenil
Juvenil Water adalah air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan berasal
dari air permukaan atau air atmosfer.
 Pelliculkar Water
Pelliculkar Water adalah air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-
molekul tanah.
 Phreatis Water
Phreatis Water adalah air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus
(sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (kedap) atau
di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
 Air Artesis
Artesian Water adalah air yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak
tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Oleh
karena itu, air artesis dinamakan juga air tekanan (pressure water). Apabila air tanah ini
memperoleh jalan keluar, baik disengaja maupun tidak, akan keluar dengan kekuatan
besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.

3. Manfaat Air Tanah

 Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi

 Menyediakan kebutuhan air bagi hewan dan tumbuhan

 Merupakan persediaan air bersih secara alami

 Untuk keperluan hidup manusia, antara lain untuk minum, memasak, dan
mencuci

 Untuk keperluan industri, misalnya tekstil dan farmasi

 Untuk irigasi pada sektor pertanian

F. KARAKTERISTIK PERAIRAN LAUT


1. Pengertian Laut
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi dan memisahkan
atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut
yang sangat luas disebut samudra. Jadi, dapat dikatakan bahwa laut merupakan bagian
dari samudra. Ilmu yang memepelajari laut atau lautan disebut oseanografi. Objek yang
dipelajarainya mengenai keadaan fisik air, gerakan, kedalaman, kualitas air, pasang
naik, dan pasang surut.
2. Klasifikasi Laut
Berdasarkan proses terjadinya, laut dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu
sebagai berikut:
1. Laut Trangresi
Laut transgesi adalah laut yang terjadi sebagai akibat naiknya transgesi yang biasanya
kurang dari 200 meter. Oleh karena itu, laut ini sering juga disebut laut dangkal.
2. Laut Ingresi
Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan bagian permukaan bumi
(degradasi). Kedalaman laut ingresi biasanya lebih dari 200 meter, sehingga laut ingresi
dikenal sebagai laut dalam.
3. Laut Regresi
Laut regresi adalah laut yang terjadi sebagai akibat proses pengendapan lumpur sungai
(sedimen fluvial).

Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan sebagai berikut:


1. Laut Tepi
Laut tepi yaitu laut yang terletak ditepian benua yang seolah-olah terpisah dari lautan
oleh deretan pulau-pulau dan semenanjung. Contohnya Laut Cina Selatan, Laut
Jepang, dan Laut Bering;
2. Laut Pertengahan
Laut pertengahan adalah laut yang terletak diantara benua-benua. Biasanya
merupakan wilayah laut dalam. Contoh: Laut Mediteran yang terletak diantara Benua
Eropa-Asia dan Afrika;
3. Laut Pedalaman
Laut pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau hampir
seluruhnya dikelilingi daratan. Contoh: Laut Kaspia, Laut Baltik, Laut Mati, dan Laut
Hitam.
Berdasarkan kedalamannya, laut dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu
sebagai berikut:
1. Zona Litoral
Zone litoral adalah wilayah laut yang pada saat terjadinya pasang naik tertutup oleh air
laut dan ketika air laut surut wilayah ini menjadi kering. Zona ini sering disebut sebagai
wilayah pasang surut.
2. Zona Neritik
Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter.
Zona ini merupakan tempat terkonsentrasinya biota laut, terutama berbagai jenis ikan.
Zona neritik sering disebut wilayah laut dangkal.
3. Zona Batial
Zona batial adalah wilayah laut yang merupakan lereng benua yang tenggelam di dasar
samudera. Kedalaman zona ini berkisar di atas 200 meter – 2000 meter.
4. Zona Abisal
Zona abisial adalah wilayah laut yang merupakan wilayah dasar samudra.
Kedalamannya di atas 2000 meter, dan jenis biota yang ada pada zona ini terbatas.

3. Morfologi Laut
1. Landas Kontinen
Landas kontinen atau landas benua merupakan dasar laut yang merupakan kelanjutan
dari benua. Daerah ini adalah suatu relief dasar laut yang menurun perlahan-lahan
mulai dari pantai ke arah tengah lautan sampai ke pinggir saat dasar laut tiba tiba
menurun. Landas kontinen mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Contohnya : pada
Dangkalan Sunda yaitu kelanjutan dari Benua Australia.
2. Palung Laut
Palung laut juga biasa disebut dengan trench. Palung laut adalah dasar laut yang
sangat dalam, curam, sempit, dan memanjang. Palung laut terbentuk karena adanya
suatu gerak lipatan kulit bumi atau adanya patahan.
Contohnya: pada Palung Jawa mempunyai kedalaman 8.000 m, Palung Mariana
mempunyai kedalaman 9.635 m, dan Palung Mindanao mempunyai kedalaman 10.500
m.
3. Gunung Laut
Gunung laut merupakan gunung yang terbentuk di dasar laut. Gunung ini kadang ada
yang sampai ke permukaan laut. Gunung ini terbentuk akibat adanya suatu aktivitas
vulkanisme. Contohnya pada Gunung Krakatau di Selat Sunda.
4. Ambang Laut
Ambang Laut (drempel) adalah dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan
dengan perairan yang lain. Contohnya :pada ambang laut Sulawesi.
5. Paparan Benua (Shelf)
Paparan benua (shelf), merupakan suatu dasar laut yang melandai ke daratan dengan
kedalaman rata-rata sampai dengan 200 m. Contohnya : pada paparan sahul, paparan
sunda.
6. Laut Dangkal
Laut dangkal yakni suatu laut yang kedalamannya kurang dari 200 meter.
7. Laut Dalam
Laut Dalam yakni sebuah laut yang kedalamannya lebih dari 200 m. Contohnya : pada
laut banda.
8. Lubuk Laut
Lembah laut atau bekken merupakan suatu daerah yang dalam dan luas di lautan.
Daerah ini berupa cekungan. Contohnya : pada Indo-Australia Bekken di Samudra
Hindia.
9. Punggung Laut
Punggung laut adalah salah satu relief dasar laut berupa bagian dari dasar laut yang
menjulang ke atas sebagai pegunungan di laut. Punggung laut di Indonesia antara lain
terdapat di sebelah barat Pulau Sumatra, selatan Pulau Jawa, dan selatan Pulau
Sumba.
10. Pulau Karang
Pulau Koral/Pulau Karang (Terumbu) merupakan dasar laut yang sebagian atau
semuanya terdiri atas karang.
G. KUALITAS AIR LAUT
1. Salinitas
Salinitas berhubungan dengan kadar air garam di suatu perairan laut. Antara lautan
yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan kadar air garam yang disebabkan
oleh hal-hal, antara lain besar kecilnya penguapan, banyak sedikitnya curah hujan,
banyak sedikitnya air tawar dari sungai yang masik, banyak sedikitnya cairan es yang
masuk ke dalam laut, dan arus laut.
2. Suhu
Suhu merupakan faktor terpenting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan makhluk
hidup yang tinggal di lautan. Semakin tinggi suhu lautan maka baik bagi pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan laut. Keadaan suhu air laut ditentukan oleh penyinaran matahari,
proses insolasi, letak lintang, dan keadaan angin.
3. Warna Air Laut
Kecerahan air laut tergantung dari zat-zat organik yang ada di laut.

 Hitam, karena adanya lumpur hitam yang terdapat di dasar laut

 Kuning karena terdapat lumpur kuning

 Merah disebabkan oleh banyaknya binatang kecil yang berwarna merah


terapung

 Putih disebabkan oleh permukaan air laut tertutup oleh salju

 Biru, terjadi karena sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru)
dipantulkan lebih banyak daripada sinar-sinar yang lain

 Ungun ditimbulkan oleh organisme yang mengeluarkan sinar fosfor

 Hijau disebabkan air laut mengandung plankton dalam jumlah besar

4. Gerakan Air Laut


Air laut adalah massa zat yang mudah bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi gerakan air laut, seperti adanya angin, perbedaan
kerapatan air, dan perbedaan kadar garam. Gerakan air laut terdiri atas gelombang,
arus, dan pasang surut.

H. GELOMBANG
Gelombang laut dapat didefinisikan sebagai suatu proses turun naiknya molekul-
molekul air laut, membentuk puncak, dan lembah. Secara umum, gerak gelombang laut
terbentuk karena adanya pengaruh angin, terutama berhubungan dengan hal-hal
berikut.
1. Kecepatan Angin
Semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang laut yang ditimbulkannya.
Selain itu, kecepatan angin juga berpengaruh terhadap panjang gelombang dan cepat
rambat gelombang.
2. Lamanya Angin Bertiup
Semakin lama angin bertiup gelombang semakin besar.
3. Fetch
Fetch yaitu daerah yang terkena pengaruh gerakan angin. Semakin luas fetch,
gelombang yang terbentuk memiliki panjang gelombang lebih besar. Berdasarkan
posisi atau letak gelombang terhadap fetch nya, kita mengenal dua jenis gelombang,
yaitu sea waves dan swell. Sea waves adalah gelombang laut yang berada di daerah
pengaruh angin atau gelombang yang letaknya di dalam fetch. Swell adalah gelombang
laut di luar pengaruh fetch.
4. Perbedaan Kerapatan
Sebagaimana prinsip terjadinya gelombang yang dikemukakan oleh Helmholtz yang
berbunyi jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatan atau densitasnya saling
bersentuhan atau bergesekan satu sama lain, pada bidang sentuhnya akan terbentuk
gelombang.  Menurut prinsip ini, gelombang laut dapat terjadi akibat bersentuhannya
molekul air laut dan molekul udara yang berbeda tingkat kerapatannya.
5. Kedalaman Laut
Adanya perubahan kedalaman dasar laut secara tiba-tiba dari dalam menjadi dangkal
ke arah pantai mengakibatkan bagian bawah gelombang tertahan oleh dinding dasar
laut. 
Benturan gelombang laut dengan dinding dasar laut ini mengakibatkan terbentuknya
gerak ombak membalik yang menimbulkan pecahan gelombang yang dikenal dengan
istilah Breaking Waves atau Breakers.
ARUS LAUT
Arus laut adalah gerakan massa air laut dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Gerakan
massa air laut ini dapat secara mendatar berupa arus permukaan dan arus dasar,
ataupun secara vertikal, dari lapisan bawah ke atas atau sebaliknya.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya arus laut antara lain sebagai berikut.
1. Gerakan Angin
Gerakan angin yang arahnya tetap sepanjang tahun, yang mengakibatkan arus laut
berupa gerakan air permukaan yang arahnya mendatar. Contohnya adalah sebagai
berikut.

 Angin Passat menggerakkan massa air laut berupa arus permukaan yang
meliputi arus khatulistiwa utara bergerak di Samudra Pasifik dan Atlantik,
serta arus khatulistiwa selatan yang bergerak di Samudra Pasifik, Atlantik,
dan Hindia.

 Angin Barat mengakibatkan adanya Arus Teluk (Gulfstream) yang bergerak


dari pantai Timur Amerika Serikat menyusuri Samudra Atlantik sampai ke
pantai Barat Benua Eropa sekitar Inggris, dan arus Kuroshio (arus hitam) di
sekitar pantai timur Kepulauan Jepang.

2. Perbedaan Tinggi Permukaan Laut


Perbedaan tinggi permukaan air laut, mengakibatkan terjadinya arus atau gerakan air
untuk mengisi wilayah laut di tempat lain yang permukaannya lebih rendah. Arus yang
terjadi akibat perbedaan tinggi permukaan laut dinamakan arus kompensasi atau arus
pengisi. Berdasarkan arah gerakannya, arus kompensasi dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
 Arus kompensasi mendatar, seperti arus anti khatulistiwa di Samudra Pasifik
dan Atlantik, Oyashio di Jepang, dan arus Labrador di Pantai Timur Kanada

 Arus kompensasi vertikal atau tegak, seperti Arus Kalifornia di Pantai Barat
Amerika Serikat, Benguella di Pantai Barat Afrika Selatan, Canari di Pantai
Barat Afrika Utara, dan arus Australia Barat.

3. Adanya Rintangan
Adanya rintangan pulau atau benua, mengakibatkan arus laut berbelok mengikuti garis
pantai pulau atau benua tersebut. Contohnya antara lain arus Brasil, arus Meksiko, dan
arus Agulhas..
4. Perbedaan Suhu dan Salinitas
Perbedaan suhu dan salinitas (kadar garam) air laut, menyebab- kan perbedaan
kerapatan atau densitas massa air laut sehingga menimbulkan gerakan air laut dari
wilayah yang memiliki densitas tinggi ke wilayah yang densitasnya rendah.  Arus laut
yang diakibatkan oleh perbedaan suhu dan kadar garam dinamakan arus thermohalin..

PASANG-SURUT
Pasang naik dan pasang surut air laut merupakan fenomena gerakan air laut yang
terjadi dua kali setiap hari. Pada saat pasang naik, permukaan air laut mengalami
kenaikan beberapa sentimeter dari keadaan normal, sebaliknya saat pasang surut
permukaan laut mengalami penurunan. Wilayah pantai yang menjadi kawasan
peralihan antara pasang-surut air laut dinamakan zone litoral.
Penyebab utama dari gejala alam ini adalah adanya gaya tarik (gravitasi) bulan dan
matahari terhadap Bumi, namun yang lebih terasa pengaruhnya adalah gravitasi bulan
karena jarak matahari dan Bumi sangat jauh.
Tinggi muka air laut pasang naik dan pasang surut tidak sama setiap hari. Hal ini
sangat bergantung dari posisi Matahari, Bumi, dan bulan.
Pada 1 Hijriyah (bulan baru) dan 14 Hijriyah (bulan purnama), di mana posisi ketiga
benda langit ini terletak pada satu garis lurus maka gaya tarik matahari dan bulan
terhadap Bumi berakumulasi menjadi satu.
Pada saat inilah terjadi pasang-surut tertinggi di muka Bumi yang dikenal dengan
pasang purnama. Pada tanggal 7 dan 21 Hijriyah, ketika posisi matahari, Bumi, dan
bulan membentuk sudut 90°, gaya tarik matahari dan bulan terhadap Bumi saling
berlawanan.
Akibatnya, pada kedua tanggal tersebut gejala pasang-surut mencapai puncak
terendah, yang dikenal dengan istilah pasang perbani

PANTAI
Pantai adalah ketampakan alam yang menjadi batas antara wilayah yang bersifat
daratan dengan wilayah yang bersifat lautan.
Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut pada saat surut hingga arah ke daratan
sampai batas jauh gelombang atau ombak menjangkau daratan. Tempat pertemuan
antara air laut dngan daratan tadi dinamakan garis pantai (shore line). Garis pantai ini
setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang-surut air. Bentuk pantai
ada yang landai dan ada pula yang terjal. Di Indonesia, bentuk pantai landai umumnya
menghadap ke laut pedalaman, misalnya pantai utara Pulau Jawa.
Sedangkan bentuk pantai terjal (cliff), umumnya menghadap ke laut lepas (samudera)
atau di daerah pengangkatan akibat tektonik lempeng.

PESISIR
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas daripada pantai.  Wilayahnya mencakup
wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan
ombak, rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat
pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimentasi di darat). Menurut Bakosurtanal,
batas wilayah pesisir ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan
sejauh konsentrasi permukiman nelayan. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia juga
kaya akan bahan tambang dan mineral, seperti minyak dan gas, timah, bijih besi,
bauksit, dan pasir kuarsa. Wilayah pesisir dan lautan termasuk prioritas utama untuk
pusat pengembangan industri pariwisata.
Wilayah Laut Indonesia
1. Laut Teritorial
Laut teritorial adalah wilayah laut yang berada di bawah kedaulatan suatu negara.
Batas laut teritorial ditarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas sejauh
12 mil laut.
Jika lebar laut antara pantai dua negara kurang dari 24 mil, maka batas laut teritorial
ditetapkan dengan cara membagi dua jarak antara pantai dua negara yang
bersangkutan. Perairan laut di luar batas 12 mil disebut laut lepas atau laut bebas.

2. Zona Ekonomi Eksklusif


Zona Ekonomi Eksklusif merupakan wilayah perairan laut ekonomis suatu negara,
tetapi berada di luar laut teritorial, selebar 200 mil laut di tarik dari garis dasar pantai
pulau terluar ke arah laut bebas. Di dalam batas ZEE, negara yang bersangkutan
memiliki prioritas untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya alam (hayati
dan non hayati) yang terdapat di permukaan, di dalam dan di dasar laut.
3. Landas Kontinen
Landas kontinen adalah bagian dari benua yang terendam oleh air laut. Wilayah ini
merupakan zone neritik dengan kedalaman antara 130-200 meter. Batas landas
kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut. Jika
terdapat dua negara yang berdampingan pada batas landas kontinen maka batas laut
akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Pada landas
kontinen, suatu negara memiliki hak dan wewenang untuk memanfaatkan sumberdaya
alam yang terkandung di dalamnya, seperti ikan dan barang tambang. Sebagai negara
kepulauan (archipelago state) yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia (61.000
krn), Indonesia memiliki ketiga macam wilayah perairan tersebut di atas.
Indonesia telah membuat perjanjian internasional (konvensi, traktat) dengan Thailand,
Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Batas wilayah laut teritorial, ZEE dan
Landas Kontinen Indonesia dengan negara-negara tersebut berimpit pada satu garis
yang sama. Selain itu Indonesia telah membuat perjanjian batas ZEE dan landas
kontinen dengan India di laut Andaman dan dengan Australia di Laut Arafura dan laut
Timor.

Pemanfaatan Perairan
Pemanfaatan Perairan Darat
1. Sumber air minum
Air yang kita minum sehari-hari baik yang berasal dari sumur, PAM, danau atau sungai
dan lain-lain merupakan bagian perairan darat.

2. Pembangkit Listrik
Perairan darat dapat kita manfaatan sebagai sumber tenaga, misalnya untuk
pembangkit listrik tenaga air dan sebagai sarana transportasi
3. Sarana irigasi
Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sarana irigasi. Dengan demikian, kita
dapat melakukan berbagai usaha pertanian dan perkebunan.
4. Budidaya Perikanan
Berbagai usaha perikanan darat (seperti ikan mas, lele, belut, nila) dapat kita jalankan
berkat adanya sistem perairan darat. Majunya usaha perikanan darat di samping
meningkatkan penghasilan juga meningkatkan kualitas gizi masyarakat
5. Sarana Transportasi
Sistem perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sarana transportasi. Contohnya,
banyak sungai di Pulau Kalimantan dan Sumatera yang dimanfaatkan sebagai sarana
transportasi.
6. Bahan Baku Industri
Pemanfaatan air sebagai bahan baku industri, misalnya dalam memproduksi listrik
tenaga air. Contoh lainnya, PT Inalum di Sumatera Utara memanfaatkan air Sungai
Asahan dalam proses produksi aluminimumnya
7. Tempat Rekreasi
Rekreasi waduk-waduk, rawa, danau, ataupunn sumber-sumber air panas merupakan
tempat yang dapat kita jadikan sebagai sarana rekreasi yang menarik
8. Sarana Olahraga
Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana olahraga, seperti renang,
selam, dan kano.

Pemanfaatan Perairan Laut


Manfaat perairan laut sebagai berikut :

 Sarana transportasi

 Usaha perikanan

 Sumber bahan tambang

 Pertanian laut

 Pendidikan dan penelitian

 Pelayaran

 Tempat olahraga dan wisata

 Pemanfaatan biota laut seperti bentos, nekton, dan plankton.

Anda mungkin juga menyukai