Anda di halaman 1dari 8

SIKLUS AIR

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang


tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfer melalui
proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
[1]
Hidrologi merupakan bidang ilmu yang berkaitan
dengan siklus air, berkaitan dengan asal, distribusi, dan
sifat air. Dalam konteks yang luas, ilmu meteorologi dan
oseanografi menggambarkan bagian dari rangkaian
proses fisik global yang melibatkan air. Hingga ilmu
hidrologi berkaitan erat dengan teknik-teknik ilmiah yang
bersumber dari matematika, fisika, kimia, teknik, geologi
dan biologi. Konsep-konsep dasar yang diterapkan
diantaranya yaitu ilmu meteorologi, klmiatologi,
oseanografi, geografi, geologi, glasiologi, limnologi,
ekologi, biologi, agronomi, kehutanan dan beberapa ilmu
lain yang berspesialisasi pada aspek fisik, kimia dan
biologi.
Siklus air atau siklus hidrologi menggambarkan
pergerakan molekul air dari permukaan bumi ke atmosfer
dan kembali lagi. Dalam sistem ini energi matahari
memliki peran besar dalam siklus yang terjadi secara
terus menerus. Pada saat terjadi penguapan yaitu ketika
air berubah dari cair menjadi gas (dari samudera, lautan,
dan badan air lainnya) sekitar 90% kelembaban terbentuk
di atmosfer. 10% sisanya dilepaskan oleh tumbuhan
dalam bentuk transpirasi. Tumbuhan menyerap air dari
dalam tanah kemudian memanfaatkannya dalam proses
fotosintesis, kemudian melakukan transpirasi. Sebagian
kecil uap masuk ke atmosfer melalui sublimasi yaitu
secara langsung air berubah dari padat (es atau salju)
menjadi gas. Susutan salju yang terjadi diakibatkan oleh
sublimasi. Penguapan dari lautan memberikan kontribusi
utama dalam pergerakan siklus hidrologi. Penguapan,
trasnpirasi, dan sublimasi serta emisi vulkanik
mendukung dalam proses hidrologi. Setelah air berada
pada atmosfer yang rendah, arus udara akan naik ke atas
pada udara yang cenderung lebih sejuk, udara yang
dingin uap air cenderung membentuk awan dan tetesan
awan dapat menghasilkan presipitasi (hujan, salju, hujan
es, hujan beku). Ketika curah hujan jatuh di atas
permukaan tanah, maka siklus awal dimulai kembali.
Sebagian air akan meresap ke tanah, beberapa akan
mengalir ke sungai, dan tembus ke lautan. Siklus ini akan
berlanjut terus menerus, air hasil dari siklus hidrologi
dimanfaatkan manusia dalam berbagai kebutuhan mulai
dari minum, mencuci, hingga pertanian. Pemanasan
air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus.
Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju, hujan
gerimis atau kabut.
Presipitasi merupakan komponen penting mengenai
bagaimana air bergerak dan bersiklus, menghubungkan
laut daratan dan atmosfer, mengetahui dimana curah
hujan turun, salju atau hujan es yang memudahkan para
ilmuan untuk memahami dampak hujan pada lingkungan
seperti aliran sungai, limpasan permukaan dan air tanah.
Siklus air memberikan gambaran bagaimana air
mengalami penguapan dari permukaan bumi kemudian
naik ke atmosfer, mendingin dan mengembun menjadi
hujan dan salju di awan. Air yang jatuh ke permukaan
bumi terkumpul di sungai dan danau, jatuh ke lapisan
batuan berpori dan sebagian besar mengalir kembali ke
lautan.[5] Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai
tanah.
Siklus air bumi dimulai sekitar 3.8 miliar tahun yang lalu
ketika hujan turun di bumi dan membentuk lautan. Hujan
terbentuk dari uap air yang keluar dari magma cair di inti
bumi, energi matahari membantu menggerakkan siklus air
dan gravitasi bumi mencegah air di atmosfer lepas dari
bumi.[7] Ada sekitar 1,4 miliar km3 air (335 juta mi3 air) di
bumi termasuk air laut, danau, dan sungai mencakup air
yang membeku seperti gletser, salju serta air tanah dan
air di bebatuan dan termasuk air di atmosfer berupa awan
dan uap. Sekitar 97% air di bumi di lautan dan 2%
membeku di lapisan es dekat kutub dan glester. Sebagian
besar es berada di Antartika, sebagai kecil di Greenland
di Kutub Utara, dan sebagian kecil lainnya berada di
gletser pegunungan seluruh dunia. Sebagian dari 1% sisa
air di bumi berada bawah tanah, akuifer dangkal,
kelembaban tanah, atau berada dalam lapisan batuan.
Sekitar 0.03% air berada di danau, lahan basah, dan
sungai.[8] Perlu diketahui bahwa dari total pasokan air
dunia sekitar 96% adalah garam dan 30% dari air tawar
yang ada di dalam tanah.[9]
Air yang ada di bumi sekarang ini adalah air yang sama
dengan yang ada di bumi sejak awal karena adanya
siklus air. Siklus air mensirkulasi ulang air sehingga
terbentuk awan dan terjadi presipitasi.[10]
Tahapan siklus air
Siklus air diawali dengan pergerakan matahari, sinar
matahari menghangatkan permukaan air laut atapun
permukaan air lainnya, menyebabkan air menguap dan
es menyublim, berubah menjadi gas.[11] Proses yang
dipengaruhi oleh matahari secara tidak langsung
memindahkan air ke atmosfer sehingga terkumpul
membentuk gumpalan awan dan jatuh sebagai
presipitasi, hujan dan salju. Saat air hujan mencapai bumi
ada beberapa hal yang dapat terjadi yaitu: menguap
kembali, mengalir di atas permukaan, atau meresap ke
dalam tanah menjadi air tanah.[12] Setelah mencapai
tanah, siklus hidrologi terus berlanjut secara terus
menerus dengan beberapa tahapan diantaranya:
 Evaporasi / transpirasi - Siklus air diawali dengan
evaporasi, air yang ada di laut, daratan, sungai,
tanaman, dan sebagainya menguap ke atmosfer dan
menjadi awan karena menerima energi panas dari
matahari. Air berpindah dari hidrosfer ke atmosfer.[13]
 Kondensasi - Proses dimana uap air di atmosfer
berubah bentuk dari cair, kondensasi di awan dapat
muncul sebagai awan atau embun. Kondensasi
merupakan kebalikan dari penguapan, karena uap air
memiliki tingkat energi yang tinggi daripada air ketika
kondensasi terjadi, kelebihan energi dalam bentuk
energi panas dilepaskan.[14] Air yang telah berevaporasi
akan menuju atmosfer. Pada keadaan jenuh, uap air
(awan) akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya
akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju,
hujan es.
 Presipitasi - Hasil ketika partikel kecil hasil
kondensasi mengembang menjadi besar melalui
penggabungan, untuk menopang udara yang naik.
Curah hujan dapat dalam bentuk hujan, hujan es, atau
salju.[14] Ketika terlalu banyak air yang terkondensasi
maka tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat
untuk menahan di udara sehingga jatuh sebagai hujan,
salju atau hujan es.[15] Saat hujan, salju atau hujan es
mencapai bumi, maka air akan mengalir ke sungai,
samudera, atau meresap ke dalam tanah, dan masih
akan bergerak menuju sungai dengan pergerakan yang
cukup lambat. Air tanah akan tersaring dengan baik,
mungkin juga dapat tertutup oleh es atau gletser.
Bahkan dapat diserap oleh akar tanaman atau pohon.[16]
 Runoff - terjadi ketika curah hujan berlebihan dan
tanah tidak lagi menyerap air. Sungai dan danau
merupakan hasil runoff, jika runoff mengalir ke danau
(tanpa saluran keluar untuk mengalir keluar dari danau)
maka penguapan merupakan cara air kembali ke
atmosfer.[14]
 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke
dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah
dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak
akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara
vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah
dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan
dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung
satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran
sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir
maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-
komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem
Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara
keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya. Tempat terjadinya evaporasi terbesar adalah
di permukaan laut. Karena proses ini terjadi secara terus
menerus dan bersifat siklik, maka proses ini dikenal
sebagai siklus atau daur air.
Macam-macam siklus air
Siklus hidrologi dimulai dengan terjadinya penguapan dari
permukaan laut, ketika kelembaban udara meningkat,
udara akan lebih dingin dan uap air mengembun
membentuk awan, kelembaban dibawa ke atmosfer dan
kembali ke permukaan sebagai presipitasi. Ketika air
mencapai tanah, proses yang terjadi yaitu 1) air akan
menguap kembali ke atmosfer, dan 2) air menembus
permukaan tanah dan menjadi air tanah, air akan
merembes ke lautan, sungai dan sampai ke lautan atau
akan kembali lahi ke atmosfer sebagai transpirasi.[17]
Siklus air terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan proses-
proses yang dilaluinya serta seberapa jauh air tersebut
bergerak dari tempat evaporasinya.
Siklus Pendek / Siklus Kecil
Siklus pendek diawali dengan air laut menguap menjadi
uap gas karena panas matahari; kemudian terjadi
kondensasi dan pembentukan awan pada ketinggian
terntentu; selanjutnya turun hujan di permukaan laut.[18]
Siklus Sedang
Siklus sedang diawali dengan air laut menguap menjadi
uap gas karena panas matahari; kemudian terjadi
evaporasi; uap bergerak oleh tiupan angin ke darat;
pembentukan awan; turun hujan di permukaan daratan;
air mengalir di sungai menuju laut kembali.
Siklus Panjang / Siklus Besar
Siklus panjang diawali dengan air laut menguap menjadi
uap gas karena panas matahari; uap air mengalami
sublimasi; pembentukan awan yang mengandung kristal
es; awan bergerak oleh tiupan angin ke darat; turun salju;
pembentukan gletser; gletser mencair membentuk aliran
sungai; air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian
ke laut.

Anda mungkin juga menyukai