DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
IPAN (P21345119041)
JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
A. SIKLUS AIR SECARA ALAMIAH
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke
atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara
terus menerus dalam tiga cara yang berbeda :
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, daratan, sungai, tanaman,
dan sebagainya menguap ke angkasa (atmosfer) dan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, hujan es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air
dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah
dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu
sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di
daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang
membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara
keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
1. Evaporasi
2. Transpirasi
Penguapan selain berasal dari sumber air, baik itu air laut maupun di
daratan, juga berasal dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dinamakan dengan trabspirasi. Penguapan ini merupakan
pelepasan uap air dari tumbuhan, terutama dari stomata atau mulut daun.
Penguapan dari tumbuhan ini juga tidak terlihat di atmosfer.
3. Evapotranspirasi
4. Kondensasi
5. Presipitasi
6. Adveksi
Adveksi merupakan proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal,
seperti perjalanan panas maupun uap air yang berasal dari satu lokasi ke lokasi
yang lainnya yang digerakkan oleh gerakan udara mendatar. Adveksi merupakan
salah stu komponen dari siklus hidrologi.
7. Infiltrasi (perlokasi)
8. Run off
Air dapat bergerak akibat aksi dari kapiler atau air juga dapat bergerak
secara vertikal maupun horizontal di bawah permukaan air tanah, hingga air
tersebut akan memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan ada yang
tergenang seperti danau, waduk, rawa, dan lainnya dan ada pula yang mengalir
kemudian kembali lagi ke laut.
9. Intersepsi
Hujan yang jatuh di area hutan terkadang tidak langsung sampai ke tanah
karena tertahan oleh daun- daun maupun oleh batang pohon. Hal ini akibat dari
intersepsi.
Merupakan air yang memiliki sifat asin karena mengandung garam NaCI. Kadar
garam NaCI yang terlarut dalam air laut mencapai 3%, dengan demikian air laut
tidak dapat dikatakan sebagai air bersih yang dapat langsung diminum. Akan
tetapi air laut melalui proses desalinasi atau menggunakan mesin RO agar dapat
langsung diminum. Sama halnya dengan sumber air lainnya, air laut memiliki
manfaat penting bagi manusia, diantaranya:
1. Sebagai bahan baku pembuatan garam dapur, dalam garam terdapat zat
yang sangat dibutuhkan tubuh manusia
2. Sebagai sumber protein hewani, (ikan laut) dan sebagai wadah atau
tempat budidaya rumput laut sebagai bahan dasar untuk pembuatan
agar-agar & kosmetik.
Untuk dapat diminum, sebaiknya air hujan yang turun hendaknya tidak
menampungnya pada awal hujan turun karena air tersebut masih mengandung
banyak kotoran. Sebaiknya air ditampung setelah beberapa saat setelah hujan
turun. Selain itu hal lain yang harus diperhatikan adalah air hujan memiliki sifat
agresif terutama pada pipa-pipa penyalur & bak-bak reservior, dengan demikian
akan mempercepat terjadinya korosi/karat.
Air Permukaan
Air permukaan merupakan air yang mengalir di permukaan bumi. Umumnya air
permukaan tercemar selama masa pengalirannya, seperti oleh air lumpur
batang-batang kayu, daun-daunan, limbah industri dan lain sebagainya. Air
permukaan terdiri dari air sungai dan air danau.
1. Air sungai
Air sungai merupakan air yang mengalir melalui terusan alami yang
kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul & lainnya ke laut, ke
danau, atau ke sungai yang merupakan sungai induk. Diantara
manfaat air sungai bagi manusia, untuk mengairi pertanian di
persawahan, perikanan lintas perairan, pembangkit tenaga listrik,
atau sebagai destinasi wisata. Air sungai juga dibedakan menjadi dua
jenis:
Sungai hujan, merupakan sungai yang airnya berasal dari hujan dan
mata air. Biasanya sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila terjadi
musim hujan airnya akan banyak, bahkan adakalanya banjir.
Sungai gletser, yaitu air yang sumbernya berasal dari gletser (es)
atau salju yang mencair. Sungai seperti ini biasanya airnya tetap,
meskipun pada musim kemarau.
2. Air Danau
Merupakan air yang berasal dari air hujan, air tanah, atau mata air.
Air danau bisa saja berkurang melalui penguapan, perembesan ke
dalam tanah, maupun pengaliran oleh sungai. Proses penguapan &
pengembunan biasanya terjadi secara seimbang, kecuali pada daerah
yang sangat lembab dan kering.
Air tanah
Air tanah merupakan air yang terdapat pada permukaan tanah didalam zone
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan
atmosfer. Air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah
dalam.
Proses terjadinya air tanah dangkal karena adanya peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur biasanya akan bertahan, demikian halnya dengan sebagian
bakteri, sehingga air tanah akan menjadi jenuh tapi lebih banyak yang memiliki
unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Setelah
menemui lapisan rapat air, selanjutnya air akan terkumpul yang merupakan air
tanah dangkal dimana air tanah dapat dimanfaatkan sebagai sumber air melalui
sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 15,00 m.
Sedangkan air tanah dalam merupakan air yang terdapat setelah lapis rapat air
yang pertama. Pemanfaatan air tanah dalam ini tidak semudah pada air tanah
dangkal. Untuk dapat dijangkau harus melalui proses pengeboran dan
memasukkan pipa kedalam-nya sehingga kedalaman (umumnya antara 100 -300
m) akan didapatkan suatu lapisan air. Bila tekanan air tanah ini besar, maka air
akan menyembur keluar, pada keadaan seperti ini disebut sebagai sumur artesis.
Bila air tidak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk
membantu menaikkan air kepermukaan. Dari segi kualitas, air tanah dalam
biasanya lebih baik daripada air tanah dangkal dikarenakan penyaringan nya
lebih sempurna & bebas bakteri. Diantara kelebihan air tanah adalah :
Mata air
Adalah air tanah yang keluar secara sendirinya kepermukaan tanah. Biasanya,
mata air ini berasal dari air tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim
dan kualitasnya hampir sama dengan air tanah dalam. Berdasarkan munculnya
air kepermukaan tanah, mata air dibedakan menjadi :
Viessman, W., Lewis, GL., and Knapp, JW. 1989. Introduction to Hydrology.
Harper Collins Pub. New York.
https://hydro.co.id/pengertian-air-manfaat-dan-jenis-jenis-air-berdasarkan-
sumbernya/