Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH PENYEHATAN TANAH

“ Kesuburan Tanah ”

DOSEN PEBIMBING:
Catur Puspawati, ST., M.KM.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10

ALFINA PUTRI SEPTIANI (P21345119004)


FEBI ZULISTIANINGSIH (P21345119025)
HANA ANGGITA (P21345119034)

2D3A
KESEHATAN LINGKUNGAN
MATA KULIAH : PENYEHATAN TANAH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12120

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Tuhan YME sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami
dengan judul “Kesuburan Tanah”
Terima kasih penulis ucapkan untuk kedua orang tua atas dukungan dan
fasilitas yang mereka berikan pada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Kepada petugas perpustakaan yang membantu penulis dalam
mencari buku refrensi dengan sabar. Dan yang terakhir saya ucapkan terimakasih
kepada Catur Puspawati, ST., M.KM. selaku dosen pembimbing Penyehatan
Tanah karena tugas beliaulah ilmu penulis kembali terasah semakin tajam.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami
sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah
yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Jakarta, 26 September 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................5
1.3 Tujuan Masalah......................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesuburan Tanah................................................6
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kesuburan Tanah...................6
2.3 Metode Penyuburan Tanah...................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan
reproduksinya. Unsur hara dalam bentuk nutrisi dapat diserap oleh tanaman
melalui akar. Nutrisi dapat diartikan sebagai proses untuk memperoleh nutrien,
sedangkan nutrien dapat diartikan sebagai zat-zat yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup tanaman berupa mineral dan air (Hardjowigeno, S. 2007)
Nutrisi di dalam tanah diserap tanaman agar dapat tumbuh dengan baik.
Penyediaan nutrisi bagi tanaman dapat dilakukan dengan penambahan pupuk
yang merupakan kunci dari kesuburan tanah. Pupuk dapat menggantikan nutrisi
yang habis diserap tanaman. Pada saat ini para petani banyak menggunakan
pupuk anorganik karena nutrien dari bahan anorganik lebih mudah diserap
tanah dan memiliki kandungan hara yang tinggi. Pernakaian pupuk anorganik
dengan dosis yang tinggi secara terus-menerus dalarn waktu yang lama telah
memberikan dampak negatif terhadap tanah dan lingkungan (Lee at al. 2002).
Menurut Sahiri (2003), pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan akan
menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga terhadap
kesehatan manusia, sehingga berkembanglah alternatif untuk menggunakan
pupuk organik yang sekarang sedang dikembangkan.
Kendala utama yang menjadi keengganan petani menggunakan pupuk
kompos (organik) adalah masalah jumlahnya, akan diperlukan jumlah pupuk
kandang yang cukup besar untuk mendapatkan nilai nutrisi yang mencukupi
suatu luasan lahan pertanian tertentu, yakni sekitar 10-20 ton/ha (Djajakirana,
2001). Selain sulit dalam pengadaannya juga memerlukan biaya tenaga kerja
yang menangani proses pemupukan, transportasi pupuk tersebut dari kandang
(atau tempat pengumpulan). Hal itu menyebabkan biaya pemupukan dengan
kompos menjadi mahal yang akhirnya akan meningkatkan biaya produksi
pertanian (Djajakirana, 2001). Namun menurut Sutanto (2002) salah satu
kendala atau kelemahan dari pupuk organik padat adalah diperlukan dalam
jumlah banyak, dengan demikian pupuk organik cair adalah salah satu solusi
dari kendala tersebut. Dengan bantuan teknologi, pupuk organik dapat dibuat

4
dalam bentuk cair agar lebih mudah dalam penggunaannya.
Upaya untuk menciptakan pupuk organik yang mudah diaplikasikan dan mampu
memberikan pertumbuhan dan produksi tinggi telah dilakukan, salah satunya
yaitu bionutrien. Bionutrien adalah pupuk cair yang terbuat dari ekstrak
tanaman dengan menggunakan zat kimia yang tidak berbahaya, sehingga
bionutrien ini aman bagi lingkungan sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kesuburan tanah ?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan tanah ?
2. Bagaimana metode dalam penyuburan tanah ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk memahami pengertian dari kesuburan tanah
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan tanah
3. Untuk mengetahui metode dalam penyuburan tanah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesuburan Tanah


Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur

5
haradalam jumlah yang cukup, dalam bentuk tersedia serta seimbang
untukmenjamin pertumbuhan tanaman yang maksimum.Namun demikian,
tidakdapat dianggap bahwa tanah yang subur adalah juga produktif karena
statuskesuburan tanah tidak memberikan indikasi tentang kecukupan
faktorpertumbuhan lainnya. Kesuburan tanah juga tidak dapat digunakan
sebagaidasar dalam menilai pengaruh buruk yang dapat terjadi akibat
genangan,hama, penyakit, dan lingkungan lainnya yang bersifat negatif
terhadappertumbuhan tanaman.

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesuburan Tanah


 Faktor Alami
Kesuburan tanah alami adalah kesuburan tanah yang tergantung dari jumlah
dan jenis mineral mudah lapuk yang terdapat di dalam tanah atau cadangan
mineralnya ( Van Der Plas,1966)
a. Bahan Induk Tanah
Menurut Jenny (1980) yang dimaksud dengan bahan induk tanah adalah
kondisi tanah sejak ia diendapkan . Bahan induk yang sejenis dapat
membentuk tanah yang berbeda apabila iklim dan vegetasi berbeda.
Bahan induk adalah faktor pasif. Bahan induk dengan tektur halus
membentuk tanah dengan bahan organikyang lebih tinggi dari pada
bahan bahan induk bertekstur kasar, karenaketersediaan air lebih tinggi
dan tanaman tumbuh dengan baik. Dengan keberadaan bahan organik itu
dapat berperan sebagai tangan tanah. Tangan ini memegang bagi unsur-
unsur tanah. Sehingga unsur-unsur tersebut dapat digunakan dan tersedia
bagi tanaman.Contohtanah yang terbentuk dari bahan induk yang
berasal dari batuan masam ( kandungan SiO2 tinggi dan kandungan
mineral kelam rendah), pada umumnya akan mempunyai cadangan
mineral yang rendah.
b. Topografi
Topografi dipandang oleh Hale (1976) dalam Gerrard(1981) adalah
sebagai sekelompok tanah yang berkembang dari bahan yang pada
awalnya sama dan tidak menutup kemungkinan berbeda pada singkapan
berlereng tunggal karena perbedaan geologi. Sedangkan Arsyad (2010)
menuliskan bahwa topografi adalah faktor pasifpembentuk tanah yang

6
mendorong proses erosi dan perpindahan materian darisatu tempat ke
tempat lain. Topografi mempengaruhi proses hidrologi. Semakinbesar
kemiringan lereng maka limpasan permukaan juga semakin
besar.Pengaruh topografi terhadap kesuburan tanah yaitu semakin besar
limpasan yang dihasilkan akan membuat tanah banyak terkikis unsur-
unsur dan humusnya. Contoh kasus pada lahan yang berada pada
kelerangan yang tinggi serta memilki sedikit tutupan di permukaan
tanahnya, akan lebih rentan terjadi erosi. Hal ini membuat tanah kurang
subur dan produktivitas tanaman juga akan berkurang.
c. Iklim
Curah hujan dan suhu udara adalah faktor iklim yang menurut
Buckman dan Brady (1982) paling berpengaruh terhadap pembentukan
tanah. Jika curah hujan yang tinggi akan membuat bermacam dampak.
Beberapa dampak itu antara lain, besarnya infiltrasi dilanjutkan dengan
perkolasi akan mampu mengangkut unsur-unsur hara serta adanya proses
Leaching atau pencucian. Peningkatan konsentrasi H+ di dalam larutan
air tanah yang berarti membuat tanah menjadi asam. Kondisi ini tidak
terlalu baik bagi tanaman, selaras dengan Hakim dkk. (1986), yang
mengatakan bahwa pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi,
koloid tanah akan lebih banyakdidominasi oleh ion H+, sedangkan
kation-kation basa terjerap lemah dan beradapada larutan bebas.
SedangkanWinarso (2005), menambahkan,tingginya curah hujan
mengakibatkan kandungan basa-basa yang dapatdipertukarkan semakin
rendah karena proses pencucian berjalan intesif.Contoh kasus padalahan
yang sering terbuka, seperti pada lahan pertanaman ubi kayu, juga
akanmenambah pemicu terjadinya leaching. Hal ini akan dapat
menyebabkanpenurunan kandungan kation basa di dalam tanah.
Suhu udara mempengaruhi jenis tanah dengan mempengaruhi
suhu badan tanah. Tanah bersifat konduktor. Akibatnya tanah lebih panas
dibandingkan udara di atasnya. Variasi suhu juga berpengaruh pada
proses pelapukan. Selain itu Purnomo ( 2006), juga menjelaskan bahwa
suhu merupakan salah satu faktor penyebab penurunan bahan organik
tanah yang mana suhu di Indonesia yang hangat jugaakan menambah
tingginya laju dekomposisi bahan organik sehingga bahanorganik akan
7
cepat terkuras. Masalah ini jika dikaitkan dengan kesuburan tanah tentu
akan menjadi faktor yang kurang menguntungkan. Hal ini dikarenakan
tanah yang berkurang bahan organiknya maka unsur-unsur yang dipegang
semakin sedikit tersedia bagi tanaman.Sehingga akan membuat tanah
kurang subur dan tanaman mungkin akan defisiensi baik itu berupa unsur
makro ataupun mikro.
 Faktor Buatan
a. Pola penggunaan lahan
Untuk menunjang kesuburan tanah berbeda kondisi dengan pola
penggunaan sebagai lahan kebun campuran yang merupakan sistem
polikultur, yaitu menanami suatu lahan dengan berbagai macam tanaman.
Keragaman vegetasi tanaman tahunan pada lahan kebuncampuran akan
menciptakan konfigurasi tajuk yang berlapis. Menurut Banuwa
(2013), tajuk yang berlapis akan memberikan perlindungan yang efektif
terhadapproses erosi yang disebabkan oleh pukulan langsung butir-butir
air hujan. Arsyad(2010) juga menambahkan, keragaman vegetasi yang
tinggi mampu berperandalam usaha konservasi tanah dan air melalui
intersepsi air hujan dan mengurangidaya pukul air hujan. Contoh dalam
penggunaan lahan sebagai lahan pertanaman ubi kayu, harus di selingi
oleh tanaman yang bertajuk strata seperti pohon pepaya.
b. Bahan kimia beracun
Unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yangrelatif sedikit sehingga
pada pH kisaran 7,0 untuk menghindari toksisitas. Menurut Hidayah
(2011), pada reaksi tanah (pH) di bawah 6,5 akan terjadi defisiensi P, Ca,
Mg dan toksisitas B, Mn, Cu dan Fe. Sementara itu pada pH 7,5 akan
terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca, Mg dan toksisitas B juga Mo.
Contoh terbukanya lahan menyebabkan penurunan kandungan bahan
organik tanah danintensifnya pencucian hara oleh air hujan. Hal ini
mengakibatkan leachingkation-kation basa, sehingga akan menurunkan
kejenuhan basa yangmenyebabkan pH tanah menurun.
c. Pemupukan
Pengertian pemupukan menurut Daud ( 2008) adalah proses
menambahkan bahan untuk menambah hara bagi tanah.Pemberian ini
bertujuan untuk memperbaik berbagai sifat, seperti sifat fisika, kimia

8
dan biologi tanah. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk hijau dari
tanaman legum atau berupa pupuk organik. Keberadaan input pupuk
ini mampu memperbaiki keadaan lingkungan tanaman untuk menyerap
hara pupuk dan meningkatkan kesuburan tanah .Contohnya pemberian
pupuk kandang pada lahan sawah akan menjadikan tanaman padi akan
lebih baik dalam menyerap unsur hara pada pupuk itu.Hal ini
dikarenakan pupuk hijau atau pupuk kandang mampu berfungsi ganda
yaitu sebagai menambah hara dan sekaligus mengamandemenkan
tanah. Bahan amandemen ini mampu melepaskan ion hara dari
komplek mineral organik dan melancarkan pertukaran ion
d. Genangan air /Aerasi Tanah
Pengertian aerasi menurut Hakim (2005) yaitu istilah yang
mengindikasikan kondisi tata udara dalam tanah. Aerasi baik berarti
keluar-masuknya udara dari dan kedalam tanah terjadi tanpa hambatan,
sedangkan aerasi buruk berarti sebaliknya pada tanah bereaksi buruk.
Yuwono (2002) mengemukakan akan terjadi penghambatan terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman akibat tertekannya sehingga
menghambat pertumbuhannya perakaran, respirasi akar dan proses
absorsi atau penyerapan air dan hara. Contoh permasalahn pada tanah
rawa yang mengandung banyak genangan air. Tingkat kesuburan tanah
yang tergenang air akan mampu menurunkan pH, sehingga cenderung
bersifat lebih asam. Sehingga diperlukan untuk membuat aliran
drainase yang baik agar mengatasi kelebihan air saat musim hujan tiba.

2.3 Metode Penyuburan Tanah

Tanah yang subur adalah tanah yang apabila ditanami tumbuhan/tanaman bisa
memberikan hasil yang banyak berupa produksi daun, batang, buah atau umbi.
Untuk itu, agar tercapainya tujuan produksi maka tanah yang dijadikan lahan
usaha perlu ada upaya agar tanah tersebut tetap subur dalam jangka waktu yang
tak terbatas atau berkelanjutan. Ada beberapa macam cara/tehnik menyuburkan
tanah antara lain :

a. Pada tanah yang banyak mengandung liat (tanah liat)

9
Tanah yang banyak mengandung liat adalah tanah yang banyak menyimpan
makanan namun sayang makanan tidak bisa dimakan karena kekurangan oksigen
(O2). Apabila menemukan tanah yang semacam ini perlu diupayakan agar
tersedia O2 dengan cara memberikan kompos, bokashi pupuk kandang arang,
atau bahan organik lainnya sehingga tanah menjadi gembur.

b. Pada tanah berpasir atau tanah yang banyak mengandung pasir

Tanah yang seperti ini kelemahannya sulit untuk mengikat air, fenomena cepat
kekeringan dan merana, caranya adalah menambahkan bahan organik seperti
kompos, bokashi pupuk kandang, pupuk organiknya daun hijau yang mudah
busuk ditambah kotoran hewan, tanah dan air dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1,
simpan didrum biarkan selama 3 minggu, inilah pupuk yang terbaik untuk tanah
berpasir.

c. Tanah yang banyak mengandung kapur

Tanah seperti ini kelemahannya adalah pertama tingkat keasaman (pH=potensial


Hidrogen) yang tinggi, kedua tanah mudah longsor, makanan mikro kurang
tersedia (contohnya besi, seng, dan tembaga) Tanah yang seperti ini perlu
diberikan pupuk kompos dan dedaunan yang hijau apalagi kalau daun hijaunya
dari jenis yang berbunga kupu-kupu seperti kacang-kacangan, johar, turi, dsb.
untuk menurunkan tingkat keasaman jenis tanah ini yaitu dengan cara
memberikan pupuk yang mengandung belerang.

d Tanah yang bersifat asam

Tanah yang asam biasanya ditandai dengan: Untuk tanah sawah, warna air kuning
berkarat, kalau tanah darat suka ditumbuhi alang-alang, harendong sunda/sedudu
sumatera atau kalau ditanami jagung, jagungnya menguning dan bila ditanami
kacang tanah, tanaman kacang tanah tidak ada buah yang berenas. Apabila
menemukan tanah seperti ini, tanah tersebut adalah asam atau pH-nya 3-5.
Dengan demikian maka pH-nya harus disesuaikan dulu dengan keinginan
tanaman, karena setiap tanaman menginginkan pH yang berbeda.

e Upaya menaikan pH tanah banyak cara, diantaranya:

10
 Tanah dijemur. Caranya: tanah dicangkul, dibajak. Tanah yang berupa
bongkahan dibiarkan terjemur dulu selama 2 minggu
 Diberi arang sekam. Caranya: tanah ditabur arang sekam selanjutnya
dicangkul hingga arang tersebut bercampur dengan tanah.
 Perbaikan tata udara dalam tanah. Caranya: tanah diolah kemudian dibuat
parit-parit, ini untuk menghindari genangan air dan pada tanah gambut disebut
tali air. Ini dibuat memanjang dengan jarak 25 m agar terjadi pencucian dan air
yang asam mengalir.
 Menambah pupuk organik. Dengan diberikan pupuk organik yang berasal
dari kotoran hewan yang banyak, maka secara bertahap pH tanah akan
berangsur-angsur naik.
 pengapuran. Untuk menaikkan pH bisa juga memberikan kapur pertanian
dengan cara ditabur diatas tanah yang sudah dicangkul kemudian diaduk
dengan tanah, apabila sudah tercampur antara kapur pertanian dan tanah, lalu
disiram air atau nunggu tersiram air hujan dulu, biarkan selama 10-15 hari, baru
ditanami tumbuhan. Untuk menghitung jumlah kapur pertanian, caranya:
Ketahui dulu pH tanah sekarang, umpama pH tanah 5. Selanjutnya, berapa pH
yang diinginkan, katakan saja 6. Jadi caranya 6-5= 1. Selanjutnya lihat tabel,
apabila selisihnya satu, maka kapur pertanian yang diberikan 3,66 ton per Ha.
Kemudian diulang lagi setelah 3-5 tahun.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rendahnya ketersediaan unsur hara dalam tanah menyebabkan
rendahnya tingkat kesuburan tanah, sehingga menjadikan faktor pembatas
dari hasil produksi tanaman. Kesuburan tanah merupakan kemampuan
tanah menghasilkan bahan tanaman yang dipanen.
Faktor yang mempengaruhi nya yaitu ada faktor alami (bahan induk
tanah, topografi, iklim) dan faktor buatan (pola penggunaan lahan, bahan
kimia beracun, pemupukan, genangan air/aerasi tanah). Penambahan bahan
organik kedalam tanah lebih kuat pengaruhnya kearah perbaikan sifat-sifat
tanah. Pemupukan dengan menggabungkan antara pupuk organik dan
anorganik lebih meningkatkan produksi tanaman.

Metode yang digunakan dalam penyuburan tanah yaitu dengan


menambahkan bahan organik seperti kompos, bokashi pupuk kandang,
pupuk organiknya daun hijau yang mudah busuk ditambah kotoran hewan,
tanah dan air dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1, untuk menurunkan tingkat
keasaman jenis tanah ini yaitu dengan cara memberikan pupuk yang
mengandung belerang. Dan masih banyak metode lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Catur puspawati,Haryono,Modul penyehatan tanah,2018


Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah.
Penerbitan Gaga Media. Yogyakarta. Pengembangan Bioenergi. Skripsi. 69 hal.
Yuwono. N.W dan Rosmarkan, A. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.

13

Anda mungkin juga menyukai