Fisiologi Tumbuhan
30000
25000
m2)
15000
Kerapatan S
10000
5000
0
Putih Merah Biru
Warna Lampu
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yang telah
diperoleh pada tabel, bahwa dapat terlihat stomata pada tanaman dikotil memiliki
rata rata jumlah stomata 85 dengan kerapatan stomata sebesar 746.417, 2 mm2.
Dimana kerapatan stomata pada tanaman dikotil sangat tinggi dan jumlah stomata
pada daun pun berjumlah sangat banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sihotang
(2017), bahwa daun yang memiliki jumlah stomata yang banyak akan
menghasilkan nilai kerapatan sel stomata yang tinggi.
Pada tabel diatas juga didapatkan hasil pengamatan stomata pada tanaman
monokotil. Bahwa dapat terlihat stomata pada tanaman monokotil memiliki rata
rata jumlah stomata 15 dengan kerapatan stomata sebesar 4.229, 69 mm 2. Dimana
kerapatan stomata pada tanaman monokotil tergolong rendah dan jumlah stomata
pada daun pun berjumlah sedikit berbeda dengan stomata pada tanaman dikotil.
Hal ini sesuai dengan pendapat Paluvi (2015), bahwa tanaman yang tumbuh pada
lingkungan basah dengan intensitas cahaya yang rendah cenderung memiliki
stomata yang sedikit, dengan ukuran luas permukaan yang kecil dibanding dengan
tanaman yang tumbuh pada lingkungan yang cukup unsur hara dan intensitas
cahaya yang tinggi.
Melalui hasil yang didapatkan terdapat perbedaan yang signifikat antara
kedua jenis tanaman dikotil dan tanaman monokotil. Dimana pada tanaman dikotil
memiliki luas bukaan stomata 31×10-5 mm2, sedangkan pada tanaman monokotil
memiliki luas bukaan stomata 16×10-5 mm2. Hal tersebut terjadi dikarenakan
adanya perbedaan pada jenis tanaman, faktor internal dan eksternal tanaman serta
lingkungan hidup tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Zainal
(2016), bahwa tanaman dengan stomata yang banyak dipengaruhi oleh adanya
faktor lingkungan, faktor internal dan faktor eksternal daun pada tanaman.
Semakin baik lingkungan tanaman semakin baik pula stomata yang didapatkan.
Pada grafik diatas didapatkan hasil berupa perbedaan-perbedaan kerapatan
sel antara perlakuaan lampu warna putih, merah, dan biru pada tanaman cabai. Hal
tersebut terjadi karena perbedaan perlakuan yang diberikan pada tanaman berupa
lampu LED berwarna. Perbedaan warna lampu memberikan suatu perbedaan
karena setiap warna lampu memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Himami (2021), bahwa pemenuhan
cahaya untuk tanaman merupakan salah satu faktor pendukung fotosintesis.
Cahaya matahari memiliki perbedaan frekuensi dan panjang gelombang dengan
lampu LED berwarna pada umumnya.
Melalui hasil yang didapatkan pada grafik kerapatan sel tanaman cabai,
didapatkan bahwa tanaman cabai dengan pemberian tiga jenis perlakuan cahaya
lampu dapat memberikan perbedaan-perbedaan yang signifikat pada kerapatan sel
tanaman. Hal tersebut terjadi karena tanaman membutuhkan cahaya untuk
melakukan respirasi dan fotosintesis yang mana dapat mempengaruhi kerapatan
sel pada daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Ferdian (2015), bahwa peningkatan
intensitas cahaya dapat membuat stomata membuka hingga mencapai nilai
maksimum. Sehingga kerapatan sel pada daun dipengaruhi oleh banyaknya
stomata serta sel penjaga yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai kerapatan dan
bukaan stomata tanaman monokotil dan dikotil dapat disimpulkan bahwa:
1. Posisi suatu stomata pada daun memiliki sifat beragam, bergantung pada
spesies tumbuhannya. Stomata terletak pada sisi atas dan bawah daun. Daun
dengan pertulangan menyirip seperti pada tumbuhan dikotil memiliki
stomata tersebar, sedangkan daun monokotil dengan pertulangan
sejajar memiliki stomata yang tersusun berderet sejajar.
2. Ukuran stomata berbanding terbalik dengan jumlahnya. Jika jumlah stomata
banyak maka akan berukuran kecil, sedangkan jika stomata berukuran besar
maka jumlah stomata sedikit. Sama halnya dengan jumlah stomata, jumlah
epidermis, dan kerapatan stomata.
3. Mekanisme membukanya stomata dipengaruhi oleh adanya ion K+,
intensitas cahaya, jenis tanaman, dan perubahan pati menjadi gula
sedangkan pada mekanisme tertutupnya stomata dipengaruhi oleh ke empat
faktor pembuka tapi dengan artian sebaliknya dari faktor pembuka stomata.
4. Jumlah stomata total, jumlah stomata yang terbuka dan tertutup, Stomata
terlibat dalam proses pertukaran gas dengan lingkungan seperti mengatur
hilangnya air melalui proses transpirasi dan proses pengambilan CO 2 selama
fotosintesis. Dimana jika semakin banyak jumlah stomata maka semakin
besar jumlah transpirasi yang terjadi pada tanaman.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih menjaga kekompakkan agar semua anggota
kelompok terlihat aktif dan kegiatan praktikum berjalan dengan lancar dan dapat
dipahami oleh semua anggota. Diharapkan setiap asisten dapat memberikan
pengarahan pengarahan yang lebih baik lagi untuk praktikan saat melakukan
praktikum di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Armaniar, A., Saleh, A., & Wibowo, F. 2019. Penggunaan Semut Hitam dan
Bokashi dalam Peningkatan Resistensi dan Produksi Tanaman
Kakao. AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 22(2), 111-115.
Bani, P. W., Sifa, F., dan Naisumu, Y. G. 2022. Pengaruh Kolkisin terhadap
Perkecambahan dan Jumlah Stomata Tanaman Jagung Lokal (Zea Mays L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Saintek Lahan Kering, 5(1): 18-
20.
Ferdian, B., Sunyoto, S., Karyanto, A., & Kamal, M. 2015. Akumulasi bahan
kering beberapa varietas tanaman sorgum (Sorghum bicolor L) ratoon 1
pada kerapatan tanaman berbeda. Jurnal Agrotek Tropika, 3(1).
Himami, M. R. 2021. Pengaruh paparan LED warna merah dan hijau terhadap
pertumbuhan tanaman Kailan (Brassica oleraceae) dengan sistem
hidroponik cocopeat (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).
Jaya, A. B., Tambaru, E., Latunra, A. I., dan Salam, M. A.,. 2015. Perbandingan
Karakteristik Stomata Daun Pohon Leguminosae di Hutan Kota Universitas
Hasanuddin dan di Jalan Tamalate Makassar. Jurnal of Biological Diversity.
7 (1): 6
Kasi, P. D., Cambaba, S., & Illing, I. 2017. Pemanfaatan Mulsa Serbuk Gergaji
Untuk Mengatasi Pengaruh Cekaman Kekeringan Pada Bibit Tanaman
Cabai (Capsicum annuum L.). Dinamika, 8(1), 30-40.
Kurniawan, A., Haryono, B., Baskara, M., & Tyasmoro, S. Y. 2016. Pengaruh
penggunaan Biochar Pada Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit
Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) the effects of biochar
application to planting media on the growth of sugarcane seeds (Saccharum
officinarum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 4(2), 153-160.
Lestari, S. M., Soedradjad, R., Soeparjono, S., & Setiawati, T. C. 2019. Aplikasi
bakteri pelarut fosfat dan rock phosphate terhadap karakteristik fisiologi
tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.). Jurnal bioindustri (journal of
bioindustry), 2(1), 319-333.
Mardiana, L., & Buku, T. K. 2012. Daun ajaib tumpas penyakit. Penebar
Swadaya Grup.
Maudy, R. N., Zulaika, E., & Shovitri, M. 2020. Karakter Isolat Bakteri P1 dari
Rhizosfer Tanaman Tebu (Saccharum officinarum). Jurnal Sains dan Seni
ITS, 8(2), E66-E67.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Muud, J.B. 2016. Sulfur Dioxide; Respont of Plant to Air Pollution. London:
Academic Press
Pahriani, N. Y., Jaya, I. K. D., & Sudika, I. W. 2022. Pengaruh Varietas Dan
Konsentrasi Pupuk Daun Silikat X-Zo Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Cabai Rawit Yang Ditanam Di Luar Musim. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Agrokomplek, 1(2), 76-84.
Paluvi, N., & Mukarlina, R. L. 2015. Struktur Anatomi Daun, Kantung dan Sulur
Nepenthes gracilis Korth. yang Tumbuh di Area Intensitas Cahaya
Berbeda. Jurnal Protobiont, 4(1).
Puspitasari, P., Jalmo, T., & Yolida, B. 2017. Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada
Materi Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Jurnal Bioterdidik: Wahana
Ekspresi Ilmiah, 5(3).
Ramadhani, R. T., dan Djuita, N. R. 2022. Perbandingan Karakter Anatomi Daun
pada Empat Kultivar Nangka (Artocarpus Heterophyllus L.) Koleksi Taman
Buah Mekarsari, Bogor. Jurnal Kebun Raya, 25(2): 84-95.
Sabandar, A., Hiariej, A., & Sahertian, D. E. 2021. Struktur Sel Epidermis Dan
Stomata Aegiceras corniculatum D dan Rhizophora apiculata pada Muara
Sungai Desa Poka dan Desa Leahari. Biosel: Biology Science and
Education, 10(1), 81-87.
Setiawati, T., dan Syamsi, I. F. 2019. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi
Waktu dan Perbedaan Intensitas Cahaya pada Daun Waru(Hibiscus tiliaceus
L.). di Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Pro-Life, 6(2): 148-159.
Sihotang, L. 2017. Analisis densitas stomata tanaman antanan (Centella asiatica
L) dengan perbedaan intensitas cahaya. Jurnal Pro-Life, 4(2), 329-338.
Supriadi, D. R., Susila, A. D., & Sulistyono, E. 2018. Penetapan Kebutuhan air
tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum
frutescens L.). Jurnal Hortikultura Indonesia, 9(1), 38-46.
Wonda, M., & Tomayahu, E. 2018. Pendapatan usahatani tanaman kakao
(Teobroma kakao) di Kelurahan Hinekombe, Distrik Waibu, Kabupaten
Jayapura. Agrologia, 5(1).
Zahroh, F., Kusrinah, K., & Setyawati, S. M. 2018. Perbandingan variasi
konsentrasi pupuk organik cair dari limbah ikan terhadap pertumbuhan
tanaman cabai merah (Capsicum annum L.). Al-Hayat: Journal of Biology
and Applied Biology, 1(1), 50-57.
Zainal, Asep M. Dkk, 2016. “Studi Anatomi stomata Daun Mangga (Magnifera
indica) Berdasarkan perbedaan Lingkungan”. Jurnal Biodjati. Vol. 1, No. 1.
LAMPIRAN
1. Lampiran Perhitungan
a. Perhitungan luas bukaan stomata tanaman dikotil pengamatan ke 1
Dik : r1 = 0,008 = 0,004
r2 = 0,005 = 0,0025
Dit : a. Luas bukaan stomata....?
Penyelesaian: Luas bukaan stomata = π x r 1 x r 2
Luas bukaan stomata = 3,14 x 0,004 x 0,0025
Luas bukaan stomata = 0.0000314 mm2
b. Perhitungan luas bukaan stomata tanaman dikotil pengamatan ke 2
Dik : r1 = 0,009 = 0,0045
r2 = 0,006 = 0,003
Dit : a. Luas bukaan stomata....?
Penyelesaian: Luas bukaan stomata = π x r 1 x r 2
Luas bukaan stomata = 3,14 x 0,0045 x 0,003
Luas bukaan stomata = 0.0000424 mm2
c. Perhitungan luas bukaan stomata tanaman dikotil pengamatan ke 3
Dik : r1 = 0,008 = 0,004
r2 = 0,005 = 0,0025
Dit : a. Luas bukaan stomata....?
Penyelesaian: Luas bukaan stomata = π x r 1 x r 2
Luas bukaan stomata = 3,14 x 0,004 x 0,0025
Luas bukaan stomata = 0.0000314 mm2
d. Perhitungan luas bukaan stomata tanaman monokotil pengamatan ke 1
Dik : r1 = 0,025 = 0,0125
r2 = 0,009 = 0,0045
Dit : a. Luas bukaan stomata....?
Penyelesaian: Luas bukaan stomata = π x r 1 x r 2
Luas bukaan stomata = 3,14 x 0,0125 x 0,0045
Luas bukaan stomata = 0.000176 mm2