FISIOLOGI TUMBUHAN
PERCOBAAN II
NIM : H41112010
PENDAHULUAN
hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Air adalah faktor yang menentukan
kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai
macam proses kehidupan apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada berat
protoplasma sel hidup terdiri dari air. Air juga merupakan salah satu komponen
fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan
Peranan air yang sangat penting menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau
tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses
2011).
CO2, air dan unsur hara. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena
adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif. Proses osmosis yang
terjadi merupakan proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap absorpsi air dan pertumbuhan
tanaman.
Sulawesi Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian besar unsur yang dibutuhkan tanaman diserap dari larutan tanah
melalui akar, kecuali karbon oksigen yang diserap dari udara oleh daun.
penyerapan air oleh akar tanaman. Sistem perakaran tanaman lebih dikendalian
oleh sifat genetik dari tanaman yang bersangkutan, tetapi telah pula dibuktikan
bahwa sistem perakaran tanaman tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah
atau media tumbuh tanaman. Factor yang mempengaruhi pola penyuburan akar
antara lain adalah penghalang mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan air dan
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu, absorbsi air
dimana akar itu berada. Jika potensial osmotik larutan luar lebih rendah dari
potensial osmotik sel-se akar, maka air dapat masuk dari larutan di luar akar ke
masukny air ke dalm akar menjadi lebih lambat sampai arah pergerakkan air
Pada potensial air, air akan meninggalkan sel itu dengan cara osmosis,
dindingnya. Sel lembek ini memiliki potensial air yang lebih kecil karena
kehadiran zat terlarut dan akan memasuki sel melalui osmosis. Sel tersebut akan
mengembangi kecenderungan air untuk masuk karena zat-zat terlarut dalam sel,
maka Ψp dan Ψs akan sama besar dan dengan demikian Ψ = 0. Besar potensial ini
tinggi mempunyai tekanan osmotic (PO). Berati bahwa air berpindah dari larutan
osmotik (PO) lebih menyatakan status larutan, dan status larutan dapat kita
nyatakan dalam satuan konsetrasi, tekanan atau energi, Po air murnni sama
daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis
sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang
sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah,
terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia.
Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat
terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang
berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil
(Ismail, 2011).
Di dalam proses osmosis, disamping komponen Potensial Air (PA) dan
Potensial Tekanan (PT), komponen lain yang juga berperan adalah Potensial
Osmotik (PO). Potensial osmotik dari suatu larutan lebih menyatakan status
larutan, dan status larutan dapat kita nyatakan dalam satuan konsentrasi, satuan
tekanan atau satuan energi. Potensial osmotik air murni memiliki nilai sama
dengan nol, sehingga kalau digunakan satuan tekanan maka nilainya menjadi 0
atm atau 0 bar. Kalau status suatu larutan tidak berubah, maka nilainya pun tidak
akan berubah. Hal ini perlu dipahami karena kalau terhadap suatu larutan kita beri
tekana, berapapun besarnya tekanan itu tidak akan mengubah status larutan tadi,
yang berarti tidak akan mengubah konsentrasinya dan nilainyapun akan tetap.
Adapun yang berubah di dalam larutan tersebut adalah potemsial airnya. Nilai
potensial osmotik suatu larutan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
osmometer. Tekanan yang timbul pada osmometer merupakan tekanan yang nyata
(Sasmitamihardja, 1996).
Mengembangnya sel selama proses pembesaran terjadi akibat tekanan air yang
masuk sebagai respon terhadap perbedaan potensial air. Air yang masuk ini akan
menekan dinding sel ke arah luar, sehingga dinding sel merentang menjadi lebuh
voum tanah yang besar. Terjadi kerapatan perakaran yang tinggi dalam profil
tanah sebelah atas tempat terjadinya pengambilan air dengan cepat, tetapi apabila
air menjadi terbatas dalm profil tanah sebelah atas, perakaran meluas ke profil
tanah yang lebih bawah yang airnya lebih banyak. Jadi pada tanaman yang
besar, dan tanaman mempunyai waktu untuk beradaptasi terhadap kekurangan air
Menurut Muliana (2011), kalsium diserap dalam bentuk ion Ca2+ untuk
sehingga terjadi defisiensi, dan akibatnya terjadi kekahatan pada jaringan yang
masih muda, sehingga jaringan mengerut dan berubah bentuk disebabkan oleh
kekurangan kalsium, dan daerah meristematik mati lebih awal. Begitupun klorin
diserap dalam bentuk ion Cl-, biasanya Cl diserap sangat banyak dari apa yang
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, botol kultur, sumbat karet
yang telah dilubangi, label, gelas ukur, pipet skala, penggaris, timbangan digital
dan kamera.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, air destilata, kacang
7 hari.
0,5
memiliki konsentrasi 0,5 % dengan rumus x 50=0,25 gr
100
3. Memasukkan larutan CaCl2 ke dalam botol kultur dan beri tanda pada batas
menggunakan penggaris.
7. Mencatat panjang batang kacang hijau Phaseolus radiatus pada hari ke-7.
BAB IV
IV.2 Pembahasan
perubahan keadaan yang mula-mula segar setelah satu minggu akhirnya layu
bahkan mati.
yaitu 13,8 cm, pada hari ke-2 setelah dilakukan penambahan air 0,6 mL dan
diukur panjang batangnya, ternyata panjang batang bertambah 0,1 menjadi 13,9
cm dan panjang hari ke-7 menjadi 14,1 cm. Keadaan kecambah pada hari ke-2
13,8 cm, pada hari ke-2 dilakukan penambahan air 0,5 mL, panjang batang tidak
mengalami perubahan yaitu tetap pada ukuran 13,8 cm dan panjang hari ke-7
bertambah 2 cm menjadi 14 cm. Keadaan kecambah pada hari ke-2 agak layu dan
14 cm, pada hari ke-2 dilakukan penambahan air 0,2 mL panjang batang tidak
mengalami perubahan ukuran melainkan tetap 14 cm demikian pula pada hari ke-
7 tetap 14 cm. Keadaan kecambah pada hari ke-2 segar namun pada hari ke-7
kecambah mati.
cm, pada hari ke-2 dilakukan penambahan air 0,2 mL panjang batang tidak
bertambah melainkan tetap pada ukuran 13,7 cm demikian halnya panjang batang
pada hari ke-7 tetap 13,7 cm. Keadaan kecambah pada hari ke-2 layu dan pada
cm, pada hari ke-2 dilakukan penambahan air 0,2 mL panjang batang tetap 14 cm
demikian pula pada hari ke-7 tetap 14 cm. Keadaan kecambah pada hari ke-2
Botol VI adalah kontrol yang berisi air destilata memiliki panjang batang
mula-mula 14 cm, pada hari ke-2 dilakukan penambahan air 0,8 mL dan panjang
batang telah bertambah 0,2 cm menjadi 14,2 cm dan pada hari ke-7 bertambah 0,3
cm menjadi 14,5 cm. Keadaan kecambah pada hari ke-2 segar dan pada hari ke-7
dalam panjang batang dan kondisi tanaman yang tetap segar. Hal ini berbeda
dengan 5 botol yang lain yang diberi perlakuan penambahan CaCl 2. Tanaman-
tanaman tersebut sebagian besar layu bahkan terdapat tanaman yang mati. Hal ini
erat kaitannya dengan potensial osmotik dan stres garam yang terjadi pada
dan akibatnya terjadi kekahatan pada jaringan yang masih muda, sehingga
jaringan mengerut dan berubah bentuk disebabkan oleh kekurangan kalsium, dan
daerah meristematik mati lebih awal. Begitupun klorin diserap dalam bentuk ion
Cl-, biasanya Cl diserap sangat banyak dari apa yang tumbuhan butuhkan,
Tanaman yang paling cepat layu adalah tanaman yang yang terdapat dalam
botol dengan konsentrasi tinggi yaitu 10% dan 5%, dimana pada hari ke-2 telah
layu dan hari ke-7 mati. Sedangkan tanaman yang tidak cepat layu adalah tanaman
dengan konsentrasi 0,5% , 2% dan kontrol dimana pada hari ke-2 masih tetap
segar. Hanya saja pada hari ke-7 tanaman pada botol dengan konsentrasi 0,5% dan
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
kecambah pada botol dengan konsentrasi 0,5 % masih bisa bertahan hidup
pada botol dengan konsentrasi 10%, dimana kecambah paling cepat layu dan mati
dikarenakan semakin tinggi konsentrasi suatu larutan (dalam hal ini CaCl 2 sebagai
garam hara), maka semakin cepat pula mempengaruhi fisik tumbuhan yang
V.2 Saran
Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece., Michael L.C., 2010. Biologi Edisi 8, Jilid
1. Erlangga. Jakarta.
Fried, G. H., 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga.
Muliana, 2011. Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap absorpsi air
dan pertumbuhan tanaman. http://naturelovers-biomuli.pengaruh-osmotik-
konsentrasi-garam-hara-terhadap-absorpsi-air-dan-pertumbuhan-tanaman.com/,
diakses hari Rabu, tanggal 20 November 2013.