BIOLOGI TANAH
RESPIRASI MIKROORGANISME
OLEH
KELOMPOK IV ( EMPAT )
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
HASIL
Respirasi Tanah
Penggunaan
No Volume HCl terpakai ( mg CO2/g
Lahan
tanah/hari )
Volume HCl
4,2 ml
Tanaman Semusim Kontrol
1
(Jagung) 4,62 mg CO2/g
Volume HCl
2,1 ml
titrasi
PEMBAHASAN
Pada akhir inkubasi, ditambahkan dua tetes fenolftalin ke dalam botol film
yang berisi KOH dan dititrasi dengan 0.1 N HCl sampai warna merah hilang,
kemudian ditetesi dengan dua tetes metil oranye dan dititrasi dengan 0.1 N HCl
hingga warna berubah dari kuning menjadi merah muda. Jumlah HCl yang
digunakan pada titrasi tahap kedua berhubungan langsung dengan jumlah CO2
yang difiksasi. Penetapan CO2 dihitung dari reaksi dengan KOH (Iswandi, 1989).
Reaksi yang berlangsung adalah:
Percobaan yang dilakukan pada tanah tanaman jagung ini, terlihat bahawa
bahan organik yang terdapat pada lahan ini sedikit, sehingga akan mempengaruhi
populasi mikroorganisme tanah, hal ini sesuai bahwa ketersediaan bahan organik
bahan oraganik dan humus didalam tanah menjadi sumber energi bagi
perkembangan mikroorganisme. Bahan organik dan humus menyediakan unsur-
unsur penting yang diperlukan oleh mikroorganisme tanah.
Pada daerah yang kami lakukan percobaan, hal yang mempengaruhi total
respirasi mikroorganisme ini adalah cahaya matahari dan suhu. Pada lahan jagung
itu sendiri, cahaya matahari dan suhu tinggi, karena lahan jagung tersebut terletak
didaerah yang datar dan terbuka. Hal ini akan mempengaruhi aktivitas
mikroorganisme pada lahan tersebut. Suhu yang semakin tinggi akan berpengaruh
terhadap kenaikan respirasi dalam tanah. Aktivitas mikroorganisme dalam tanah
juga dapat mempengaruhinya hasil respirasi dimana apabila terdapat cahaya maka
mikroorganisme ini akan menggunakan CO2 untuk berfotosintesis, sehingga
pengukuran respirasi menjadi kurang baik. Jumlah pH yang ada di dalam tanah
juga dapat mempengaruhi jumlah mikroorganisme yang ada di dalam tanah,
dimana semakin tinggi pH tanah maka jumlah mikroorganisme akan semakin
banyak CO2 yang digunakan sehingga dapat mempengaruhi nilai respirasi yang
dihasilkan di dalam tanah.
Pada lahan yang kami lakukan percobaan tersebut, tanah pada tanaman
jagung kurang mengalami pengolahan tanah, yang mana tanah tersebut memiliki
tekstur liat yang banyak dan tanah tersebut menjadi padat dan keras. Keadaan ini
mengakibatkan aerasi tanah menjadi rendah (Utomo, 1990), sehingga sirkulasi
udara pada lahan tersebut tidak bebas. Akibatnya, pasokan oksigen dari udara ke
tanah menjadi rendah sehingga aktivitas mikroorganisme dalam merombak bahan
organik yang menghasilkan CO2 menjadi rendah. Sedangkan olah tanah intensif
memiliki pori-pori mikro lebih banyak dan bongkahan yang kecil yang
menyebabkan ruang oksigen didalam tanah cukup luas sehingga oksidasi bahan
organik menjadi lebih tinggi, akibatnya pelepasan CO2 ke udara semakin
meningkat.
100
Jumlah CO2 = ( S−C ) x 2.2 X x % dm = mg CO2/g tanah/hari
SW
100
Jumlah CO2 = ( S−C ) x 2.2 X x % dm
SW
Diketahui
1. Rata rata volume HCl kontrol yang terpakai = 4,2 ml
2. Rata rata volume HCl sampel yang terpakai = 4,2 – 2,1 ml = 2,1 ml
3. Faktor koreksi = 2,2
4. SW = bobot tanah = 100 g
100
Jumlah CO2 = ( S−C ) x 2.2 X x % dm
SW
100
Jumlah CO2 = ( 4,2−2,1 ) x 2.2 X x % dm
100 g
Jumlah CO2 = ( 4,2−2,1 ) x 2.2 X 1
Jumlah CO2 = ( 2,1 ) x 2.2 X 1
Jumlah CO2 = 4,62 mg CO2/g tanah/hari
B. Dokumentasi
No Gambar Keterangan
Larutan toples
3
dititrasi di
laboratorium
4 Larutan ditambahkan
BaCl2 , ditambakan 4
tetes indikator PP
Larutan dititrasi
5
dengan HCl hingga
warna larutan
menjadi warna
merah muda