Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Planet bumi sebagai tempat kehidupan manusia, binatang, hewan dan

makhluk lainnya mempunyai peranan yang strategis dalam menata kehidupan. Bumi

dengan segala perilakunya dapat memberikan pengaruh nyata terhadap pola

kehidupan. Oleh karena itu, pemahaman tentang planet bumi mulai dari bagaimana

teori pembentukannya, komposisi, bahan penyusunnya serta peristiwa-peristiwa yang

dapat terjadi di permukaan maupun di dalam bumi sangat penting untuk diketahui

agar manusia dalam memanfaatkan potensi yang ada di dalam maupun di luar bumi

sesuai dengan kaidah-kaidah pelestarian alam.Agrogeologi sebagai prinsip yang

sederhana.

Agrogeologi awalnya merupakan studi tentang proses terjadinya pupuk alami

dari proses pembusukan atau kerusakan dari batuan karang vulkanis atau sejenis batu

basal sebagai akibat tekanan iklim yang menghasilkan unsur penting seperti karbon,

hidrogen, oksigen, fosfor, kalium, kapur, belerang, besi, seng,dan tembaga.

Agrogeologi adalah kajian terhadap produk material mineral dari proses alami yang

bermanfaat dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian,

peternakan, dan perikanan. Agrogeolgi merupakan ilmu hasil dari penerapan ilmu

geologi pada ilmu tanah. Geologi yang secara garis besar mempelajari tentang batuan

dimulai dari unsur-unsur yang terkandung di dalam batuan, proses-proses

pembentukannya hingga manfaat-manfaat dari batuan tersebut yang dapat

diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pertanian. Batuan
2

dan mineral dapat berperan cukup potensial di bidang pertanian, karena di dalam

beberapa mineral dan batuan terkandung nutrisi-nutrisi penting yang dapat digunakan

untuk mempertahankan dan menambah produktivitas lahan maupun hasil pertanian,

yang disebut sebagai agromineral.

Tanaman memerlukan nutrien untuk tumbuh, diantaranya nitrogen, fosfat,

potassium, kalsium, magnesium, sulfur dan mikroelemen lain,yang tidak dipunyai

oleh tanah yang kurang subur.Eksploitasi mineral telah dimulai ribuan tahun yang

lalu, awalnya untuk zatpewarna, dan batuan untuk penghalusan dan pemotong. Saat

ini di banyak tempat tanah mengalami pemiskinan unsur hara, sehingga menjadi tidak

subur untuk tanaman. Sehingga dibutuhkan suatu teknik untuk mengembalikan

kesuburan tanah, seperti teknik pemineralankembali pada tanah (soil

remineralization, SR). SR menciptakan tanah-tanah subur dengancara

mengembalikan mineral-mineral ke dalam tanah secara alami.Agromineral adalah

mineral-mineral yang bermanfaat bagi perkembangbiakan tumbuhan, seperti mineral-

mineral yang mengandung nitrogen, karbon, fosfor, potasium, belerang, kalsium,

magnesium, boron, zeolit, dan perlit (Van Straaten, 1999).

Mineral merupakan komponen penyusun batuan, yang merupakan bahan

induk dari tanah. Dengan demikian, secara tidak langsung mineral merupakan

komponen dari tanah.Dalam pertanian, tanah merupakan bahan vital sebagai tempat

berkembangbiak tanamanatau tumbuhan. Agrogeologi secara singkat berarti ilmu

yang mempelajari batuan dan mineral di bumi yang kaitannya dengan pembudidayan
3

tanaman dalam pertanian. Pertanian merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

upaya penangkapan energi matahari, yang kemudian disimpan dalam karbohidrat

sebagai fotosintesis dan proses-proses lainnya. Secara alami budidaya pertanian

merupakan suatu upaya yang tergantung kepada kondisi dan keadaan spesifik dari

bumi. Interaksi pertanian dengan bumi sejak lama telah dimengerti orang, misalnya

dalam bidang ekologi telah dipelajari interaksi antara mahluk dengan alam sekitarnya,

termasuk di dalamnya hubungan antara tanaman dengan habitatnya. Batuan adalah

semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan)

mineral-mineral yang telah menlebur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang

merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk

batuan, tetapi disebut dengan ‘Aluvial deposit’.

Secara umum batuan dibedakan menjadi 3(tiga), yaitu :

1. Batuan Beku

Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila

membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan

bekudalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai

batuanbeku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi

kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

Contoh-contoh batuan beku, antara lain : granit, riolit, andesit, dan sebagainya.

2. Batuan Sedimen
4

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari

sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian

terlithifikasi. Contoh-contoh batuan sedimen, antara lain : konglomerat, pasir,

gypsum,dan sebagainya.

3. Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terbentuk oleh

perubahansecara fisik dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru dan

strukturnya akibat pengaruh tekanan (P) dan temperature (T) yang cukup tinggi.

Contoh-contoh batuan metamorf, antara lain : marmer, kuarsa, dan sebagainya.

Tujuan Praktikum

Pengamatan terhadap obyak geologi berupa batuan tanah, morfologi, jenis

struktur geologi yang merupakan satu satuan dari singkapan geologi dilapangan guna

menghasilkan kajian yang komprehensif terhadap proses yang terjadi dialam

kaitannya dengan permasalahan geologi setempat.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Lapangan Agrogeologi dilaksanakan pada :

Hari : Minggu

Tanggal : 02 Desember 2017 Pukul : 08.00 – 12.00 WITA


5

Tempat : Tempat Pendulangan Intan di Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kecamatan

Kiram
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah diamati maka didapatkan kesimpulan sebagai

berikut .

1. Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu

agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah melebur. Tanah dan bahan lepas

lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses

erosi tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan Aluvial deposit.

2. Secara umum batuan dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : batuan beku, batuan

sedimen, dan batuan metamorfik.


DESKRIPSI PENGAMATAN DI LAPANGAN DAN PENJELASAN

TENTANG KEADAAN GEOLOGI

1. Lokasi 1 Pendulangan Intan, Kecamatan Cempaka

Batuan yang dominan pada wilayah ini adalah batuan kuarsa. Kuarsa adalah

senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua bagian oksigen atau biasa

disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa merupakan mineral yang paling berlimpah

ditemukan di permukaan bumi dan sifatnya yang unik dapat membuatnya menjadi

salah satu mineral yang paling berguna. Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi

secara luas di permukaan bumi. Mineral ini dapat terbentuk pada semua suhu

pembentukan mineral. Kuarsa banyak ditemukan di batuan beku, metamorf, dan

batuan sedimen.

Kuarsa sangat tahan terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah

yang membuat mineral ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai, dan

gurun pasir. Kuarsa dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resisten. Tambang

deposit kuarsa banyak ditemukan di seluruh dunia. Kuarsa merupakan salah satu

bahan alami yang paling berguna. Kegunaannya selalu dihubungkan dengan sifat fisik
7

dan kimianya. Mineral kuarsa memiliki kekerasan 7 pada Skala Mohs yang

membuatnya sangat resisten. Hal ini disebabkan karena ikatan struktur kimianya yang

dapat berhubungan dengan berbagai macam unsur.

Kursa memiliki sifat listrik dan tahan panas yang membuatnya berguna dalam

produk elektronik. Kuarsa sering memiliki warna yang berkilau dan "diaphaneity",

membuatnya berguna sebagai batu permata dan juga bahan pembuatan kaca. Kristal

kuarsa dapat digunakan untuk tujuan khusus. Kristal kuarsa yang berkualitas tinggi

adalah silika kristal tunggal dengan sifat optik ataupun elektronik. Para ahli

memperkirakan ada sekitar sepuluh miliar kristal kuarsa digunakan setiap tahun.

Kristal kuarsa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter, kontrol frekuensi,

timer, sirkuit elektronik yang menjadi komponen penting dalam ponsel, jam tangan,

receiver televisi, komputer, alat navigasi, lensa, penutup laser, dan berbagai macam

perangkat khusus lainnya.

Formasinya merupakan spesifik dari susunan batuan (khas). Vegetasi pada

lokasi ini antara lain rumput dan ilalang. Aktivitas kegiatan manusia berupa

pendulangan intan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru,

Kalimantan Selatan dalam tahap pelaksanaannya akan berdampak negatif terhadap

tanah yang dapat menimbulkan kerusakan tanah berupa penurunan nilai potensial

biologis dari tanah, hilangnya lapisan tanah yang subur, dan limbah (tailing) yang

akan berpengaruh pada reaksi tanah dan komposisi tanah.


8

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Misna Marliana pada tahun 2010

terhadap kerusakan tanah berdasarkan pengamatan dan hasil uji laboratorium

menunjukan bahwa untuk karakteristik tanah jika dimanfaatkan untuk pertanian tanah

akan menghadapi kendala karakteristik tanah yang dapat menghambat pertumbuhan

tanaman terutama tanaman pangan bila tidak dikelola dengan baik. Kondisi tanah

pendulangan melampaui ambang kritis yang ditentukan dalam kriteria baku

kerusakan tanah di lahan kering menurut Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun

2000. Tanah berada dalam status rusak. Upaya untuk mengurangi dan menghentikan

meluasnya kerusakan tanah, serta memulihkan kondisi tanah dapat dilakukan oleh

instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan atau

pengelolaan lingkungan hidup daerah serta bersama masyarakat dapat melakukan

pengelolaan yang benar dalam menerapkan usaha pencegahan terhadap kerusakan

tanah.

2. Lokasi 2 Kecamatan Cempaka


9

Kondisi pada wilayah ini lumayan tandus. Tanah pada wilayah ini adalah tanah

masam. Tanah masam merupakan tanah yang ber-pH rendah, pH-nya kurang dari 6.

Semakin rendah nilai pH suatu tanah maka tingkat kemasaman tanah tersebut

semakin tinggi.

Penyebab tanah bereaksi masam atau ber-pH rendah adalah minimnya unsur

Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Tanah organik cenderung memiliki

keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil

dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral,

pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk

hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang)

sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi

sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian

optimum. Tanah masam banyak dijumpai di wilayah ber-iklim tropika basah,

termasuk Indonesia. Luas tanah bereaksi asam seperti podsolik, ultisol, oxisols, dan

spodosol, masing-masing sekitar 47,5, 18,4, 5,0, dan 56,4 juta ha atau seluruhnya

sekitar 67% dari luas total tanah di Indonesia.

Kendala utama bagi pertumbuhan tanaman pada tanah masam adalah

keracunan Al, Fe, dan Mn (Widawati, dalam Mujib dkk, 2004). Tingginya kandungan

unsur-unsur tersebut akan berbahaya bagi akar dan menghambat pertumbuhan akar

serta translokasi P dan Ca ke bagian tanaman. Selain itu tanaman kekurangan unsur

hara makro terutama P. Kekurangan zat hara tersebut disebabkan oleh terikatnya
10

unsur tersebut secara kuat pada partikel tanah seperti mineral lempung dan oksida-

oksida besi dan alumunium membentuk Al dan Fe fosfat sehingga menjadi tidak

tersedia bagi tanaman. Tanah masam seperti ultisol mempunyai potensi untuk

perluasan areal pertanian, namun produktivitasnya rendah.

Tanah masam lainnya adalah tanah gambut, pada tanah ini dicirikan dengan

kandungan bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah tinggi, namun mempunyai

ketersediaan hara makro dan mikro yang sangat rendah. Selain itu pada musim

penghujan akan terjadi penggenangan air dan pada musim kemarau akan terjadi

kekeringan, sehingga tata air menjadi kebutuhan multak. Pengelolaan lahan gambut

yang banyak mengandung bahan organik juga mengalami banyak kendala, yaitu :

sifat kemasaman tanah, persentase kejenuhan basa yang rendah, drainase dan aerase

yang jelek, serta kelarutan Al, Fe, dan Mn yang tinggi.

Vegetasi pada lahan ini adalah akasia dikarenakan akasia dapat hidup pada

tanah yang masam. Merupakan daerah sedimentasi atau berlapis-lapis. Sedimentasi

adalah proses pengendapan material yang terbawa oleh air, angin, maupun gletser.

Pengendapan ini bisa terjadi di darat, laut, maupun sungai. Material yang terbawa

merupakan material yang berasal dari pengikisan atau pelapukan. Pelapukan ini bisa

berasal dari pelapukan kimia, fisika, dan mekanik. Pengendapan yang berlangsung

lama, akan membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen adalah batuan yang

terbentuk dari proses sedimentasi. Oleh karena itu, pada lokasi ini dominan batuan

sedimen.
11

Sedimentasi yang dilakukan oleh air, angin, maupun gletser memiliki hasil

yang berbeda. Tergantung dari lokasi materi itu berada. Selain batuan sedimen,

sedimentasi juga salah satu penyebab terbentuknya permukaan bumi. Permukaan

bumi yang memiliki banyak bentuk, akibat adanya pengendapan yang berlangsung

lama. Hal ini menyebabkan setiap sedimentasi membentuk sesuatu yang unik, dan

mempercantik bentuk permukaan bumi.

3. Lokasi 3 Kecamatan Kiram

Tanah pada wilayah ini merupakan tanah merah. Laterit atau tanah merah

adalah jenis tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun

unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Laterit

merupakan tanah yang kaya akan seskuioksida dan telah mengalami pelapukan yang

lanjut. Tanah mineral ini miskin akan mineral-mineral dan mudah lapuk serta

kandungan mineral resisten sangat tinggi. Penyebaran tanah ini di Indonesia

diperkirakan 8.085 juta ha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua,


12

dan Jawa. Karena tanah ini merupakan tanah mineral yang kaya akan seskuioksida,

maka tanah ini mempunyai muatan positif dan didominasi oleh liat aktivasi rendah.

Vegetasi pada wilayah ini ditemukan rumput-rumput. Lembah tumbuh subur,

lembah hasil dari gaya eksogen dan berombak. Batuan beku terlihat pada wilayah ini

yang membentuk latosol pada suasana basa. Mineral yang mudah lapuk.

Anda mungkin juga menyukai