Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM ANALISIS TANAH, AIR DAN TANAMAN

PENETAPAN ALUMINIUM DAPAT DITUKAR (Al-dd)

Donni Arganta
051013821722049

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alumunium merupakan salah satu unsur hara penunjang yang dapat
menyebabkan keracunan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Foy dalam
Rout et al. (2001), Al menyebabkan terganggunya pembelahan sel pada tudung
akar dan akar lateral dan menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui
pembentukan ikatan silang pektin pada dinding sel, serta mereduksi replikasi
DNA melalui peningkatan rigiditas rantai ganda.
Aluminium (Al) merupakan unsur ketiga penyusun lithosfer setelah oksigen
dan silika, yaitu 15%. Dalam struktur liat, Al dan Si merupakan unsur-unsur inti
penyusun lempeng pertama dan keduanya. Dalam lempeng tetrahidral liat, 15%
situs diduki Al dan sisanya (85%) diduduki Si yang keduanya bergabung melalui
ikatan oksigen (Hanafiah 2010).
Sifat-sifat fisika dan kimia yang erat hubungannya dengan lenyap dan
timbulnya ion H menduduki tempat yang penting didalam ilmu tanah. Sifat ini
menggambarkan reaksi kimia yang terjadi didalam tanah, yang disebut masam,
netral, dan alkali. Dua masalah utama yang melekat pada tanah – tanah masam
bagi suatu tanaman adalah : Keracunan Alumunium,Kejenuhan Al yang lebih
tinggi. Keracunan Al ini akan merugikan tanaman yang akhirnya akan
menurunkan produksi sehingga pendapatan akan tanaman itu akan berkurang.
Keracunan alumunium langsung merusak akar tanaman, menghambat
pertumbuhannya, dan menghalangi pengambilan dan translokasi kalsium maupun
fopor. Didalam tanah yang memiliki pH yang rendah atau bereaksi masam
permasalahan utama adalah kelarutan Al, Fe, Mn dan unsur mikro lainnya yang
cukup tinggi, yang bersifat racun bagi tanaman.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum analisis tanah, air dan tanaman ini yaitu untuk
mengetahui Al-dd pada tanah ultiso, aluvial, dan gambut.

60 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Al-dd
Aldd adalah kadar Aluminium dalam tanah. Al dalam bentuk dapat
ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat pada tanah-tanah yang bersifat masam
dengan pH < 5,0. Aluminium ini sangat aktif karena berbentuk Al3+ ,monomer
yang sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau mengikat fosfor.
Oleh karena itu untuk mengukur sejauh mana pengaruh Al ini perlu ditetapkan
kejenuhannya. Semakin tinggi kejenuhan aluminium, akan semakin besar bahaya
meracun terhadap tanaman. Kandungan aluminium dapat tukar (Al3+)
mempengaruhi jumlah bahan kapur yang diperlukan untuk
meningkatkan kemasaman tanah dan produktivitas tanah. Kadar aluminium
sangat berhubungan dengan pH tanah. Semakin rendah pH tanah, maka semakin
tinggi aluminium yang dapat dipertukarkan dan sebaliknya.
Hdd adalah kadar hydrogen yang terkandung didalam tanah. Kemasaman
tanah mempunyai 2 komponen yaitu (1) H aktif yang terdapat di dalam larutan
tanah (potensial), (2) H yang dapat dipertukarkan atau disebut kemasaman
cadangan. Kedua bentuk tersebut cenderung membentuk keseimbangan sehingga
perubahan pada yang satu mengakibatkan perubahan pada yang lain.
Nilai pH atau aktivasi ion hydrogen (H) adalah cirri kimia yang paling
penting dari tanah sebagai media tumbuh tanaman. Penetapan pH dengan air
menunujukkan kemasaman aktif (kemasaman akibat ion H dalam larutan tanah).
Sedangkan dengan KCl ditujukan untuk pH poensial (kemasaman akibat ion H
dan Al pada kompleks jerapan). Pada tanah masam, kandungan Al-dd sering jauh
melebihi kandungan H-dd sehingga menimbulkan keracunan bagi tanaman. Dan
sering pula menyebabkan kelarutan unsur fosfor (P) berkurang (Nurhajati Hakim,
2009). Penurunan Al-dd tanah akibat pemberian asam sitrat dan oksalat ini sangat
erat hubungannya dengan terbentuknya senyawa kompleks (organo-metalic-
complex) yang sukar larut. Asam organik (sitrat dan oksalat) mampu menurunkan
Al-dd tanah asam dan sekaligus meningkatkan pH tanah sampai batas-batas
tertentu. Walaupun perbedaannya sedikit sekali, asam oksalat mampu

61 Universitas Sriwijaya
62

menurunkan Al-dd dan meningkatkan pH tanah lebih efektif daripada asam


oksalat. Implikasi parktis dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan bahan
organik untuk pemupukan tanah asam mempuyai manfaat ganda, disamping
peningkatan hara tanaman juga dapat mengurangi kelarutan Al dalam tanah.
Al-dd adalah kadar aluminium dalam tanah. Al dalam bentuk dapat
ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat pada tanah tanah yang bersifat masam
dengan pH < 5,0. Aluminium ini sangat aktif karena berbentuk AL3+, monomer
yang sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau mengikat fosfor. Oleh
karena itu untuk mengukur sejauh mana pengaruh Al ini perlu ditetapkan
kejenuhannya. Semakin tunggi kejenuhan aluminium, akan semakin besar bahaya
meracun terhadap tanaman. Kandungan aluminium dapat ditukar (AL3+)
mempengaruhi jumlah bahan kapur yang dipelukan untuk meningkatkan
kemasaman tanah dan produktivitas tanah. Kadar aluminium sangat berhubungan
dengan pH tanah. Semakin rendah pH tanah, maka semakin tinggi aluminium
yang dapat dipertukarkan dan sebaliknya. Disamping kadar aluminium yang dapat
dipertukarkan, pengaruh jelek aluminium diukur dengan derajat penjenuhan
aluminium yang dinyatakan dengan: Kejenuhan Al = Bila kejenuhan aluminium >
60%, tanah tersebut sering dikatakan tidak layak untuk tanah pertanian sebelum
direklamasi atau ameliorasi terlebih dahulu. Oleh karena kejenuhan aluminium
dipengaruhi oleh KTK dan juga dipengaruhi oleh tekstur, maka semakin kasar
tekstur tingkat kebahayaan aluminium semakin tinggi (Rosmarkam dan Yuwono,
2002). Keracunan aluminium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar
primer, serta menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila
pertumbuhan akar terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik
tersebut akan terganggu. Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan
tidak efisiennya akar menyerap unsur hara.
Pengapuran tanah di daerah tropik didasarkan atas jumlah kapur yang
diperlukan untuk meniadakan pengaruh racun Alumunium (Al) dan menyediakan
unsur kalsium (Ca). Untuk pertama kalinya menerapkan Al-dd (Al dapat
dipertukarkan) sebagai tolak ukur kebutuhan kapur pada tanah mineral masam di
Indonesia. Tanah yang mempunyai sifat yang sangat masam (pH 4,2), dapat
menyebabkan tanah tersebut mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi dan

Universitas Sriwijaya
63

mempunyai kejenuhan basa rendah dan bereaksi masam. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai sifat berikut: C tinggi, N sangat
rendah, P tersedia dan P total yang sangat rendah.
Kandungan Al-dd dapat ditetapkan dengan menggunakan metode titrasi.
Kegiatan titrasi pada tahap pertama akan mengukur jumlah total asam yang
dititrasi dapat digantikan oleh ion K+, yang setara dengan jumlah H-dd dan Al-dd.
Titrasi pada tahap kedua akan mengukur jumlah ion H yang diganti sehingga
jumlah ion Al yang digantikan dapat dihitung dengan pengurangan. Kandungan
H-dd dan Al-dd ini dinyatakan dalam me terhadap kation per 100 gram tanah
kering.
Pada beberapa tanaman, keracunan Al memperlihatkan gejala daun yang
mirip difesiensi P, kekerdilan menyeluruh, dedaunan mengecil berwarna hijau dan
gelap dan lambat matang,batang daun dan urat d tanaman daun berwarna unggu,
ujung daun menguning dan mati. Pada tanaman lain menunjukkan gejala
defisiensi Ca yang terinduksi atau tertekannya transfortasi Ca dalam tanaman,
yaitu dedaunana mudah mengeriting atau menggulung dan titik tumbuh atau
tangki daun tumbang. Akar yang terluka secara khas terlihat menggemuk dan
rapuh. Pucuk akar dan akar lateral menjadi tebal dan berubah coklat (Hanafiah,
2005).
Peningkatan takaran P- alam akan menurunkan kandungan Al-dd tanah,
terutama jika dikombinasikan dengan kapur, baik kalsit maupun dolomit. Efek
peningkatan takaran P-alam juga berpengaruh terhadap peningkatan kandungan
Ptersedia tanah pada setiap level pengapuran. Meningkatnya nilai pH tanah
menyebabkan penurunan kandungan Al-dd tanah sedangkan penurunan nilai Al-
dd tanah akan meningkatkan kandungan P-tersedia tanah.
Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar liat tinggi
mempunyai KTK lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik rendah atau tanah-tanah berpasir. Jenis-jenis mineral liat juga menentukan
besarnya KTK tanah, misalnya tanah dengan mineral liat montnorilonit
mempunyai KTK yang lebih besar dari pada tanah dengan mineral liat kaolinit,
tanah-tanah yang tua seperti tanah oksisol mempunyai KTK rendah karena
koloidnya banyak terdiri dari seskuiloksida. Besarnya KTK digunakan sebagai

Universitas Sriwijaya
64

penciri untuk klasifikasi tanah misalnya oksisol harus mempunyai KTK < 16
cmol(+)/kg liat (Hardjowigeno, 2010)
Hidrogen yang dapat dipertukarkan (H-dd) dan Kejenuhan Hidrogen
Hdd adalah kadar hydrogen yang terkandung didalam tanah. Kemasaman tanah
mempunyai 2 komponen yaitu (1) H aktif yang terdapat di dalam larutan tanah
(potensial), (2) H yang dapat dipertukarkan atau disebut kemasaman cadangan.
Kedua bentuk tersebut cenderung membentuk keseimbangan sehingga perubahan
pada yang satu mengakibatkan perubahan pada yang lain. Apabila basa
dibubuhkan pada tanah yang asam, H terlarut dinetralisasi dan sebagian H
yang dapatdipertukarkan terionisasi untuk mengembalikan keadaan seimbang.
Jumlah H yang dapat dipertukarkan dengan perlahan-lahan berkurang.
Peningkatan pH tanah tidak dapat diubah dengan mudah jika terdapat banyak
hambatan/sanggaan tanah (buffer), yang merupakan suatu sifat umum dari
campuran asam basa dengan garamnya. Komponen tanah yang mempunyai sifat
menyangga adalah gugus asam lemah seperti karbonat serta kompleks-kompleks
koloidal tanah. Asam lemah tersebut mempunyai tingkat disosiasi yang lemah dan
sebagian besar dari ion H masih tetap terjerap dalam permukaan koloid. Adanya
bahan penyangga tanah, dapat menjaga penurunan pH yang drastis akibat
bertambahnya ion H oleh suatu proses biologis atau pemupukan. Kegiatan jasad
mikro atau penambahan pupuk yang bersifat masam akan menyumbangkan
sejumlah ion H (Hakim, 2003).
Tingkat kejenuhan hidrogen di dalam tanah disebabkan ion H yang terjerap
pada permukaan koloid yang merupakan penyebab kemasaman. Hal ini akan
menyebabkan menurunnya pH tanah semakin drastis. pH KCl dapat
menunjukkan Al tukar, jika pH KCl < 5,5 maka jumlah Al nyata dilarutan dalam
keadaan yang sangat masam, Al menjadi sangat larut yang dijumpai dalam bentuk
kation Al3+ dan hidroksida Al. Kedua ion Al itu lebih mudah terjerap pada koloid
liat daripada ion H. Oleh karena Al berada dalam larutan tanah mudah
terhidrolisis, maka Al merupakan penyebab kemasaman atau penyumbang ion H.
Ion H yang dibebaskan secara demikian akan memberikan nilai pH rendah bagi
larutan tanah dan mungkin merupakan sumber utama ion H dalam sebagian besar
tanah masam.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Adapun waktu perlaksanaan praktikum analisis tanah, air dan tanaman pada
penetapan Al-dd yaitu pada hari Rabu 31 Oktober 2019 pukul 08.00-16.00 WIB.
Adapun tempat perlaksanaan praktikum analisis tanah, air dan tanaman pada
penetapan Al-dd yaitu di laboratorium Kimia, Biologi dan Kesuburan Tanah,
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum mengenai penetapan Al-dd
yaitu: 1) Timbangan dua desimal; 2) Beaker gelas 100 ml; 3) Buret mikro 10 ml;
4) Magnit stirrer; 5) Pipet ukur 10 ml; 6) Pipet tetes; 7) Labu ukur 1 liter; 8)
Erlenmeyer 100 ml; 9) Gelas ukur 25 ml; 10) Sprayer; 11) Mesin pengocok
(shaker); 12) Karet penghisap (aspirator bulb).
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum mengenai penetapan Al-dd
yaitu: 1) KCl 1 N; 2) Indikator PP 0,1%; 3) NaOH 0,1 N; 4) HCl 0,1 N; 5) NaF
4%; 6) Sample tanah.

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja penentuan dalam penetapan Al-dd yaitu:
1. Timbang 5 gr tanah yan sudah di kering angin masukkan ke dalam
erlenmeyer 100 ml.
2. Tambahkan 25 ml KCl 1 N, kocok selama 30 menit.
3. Saring dengan kertas saring W 41 dan tampung dengan beaker gelas 150 ml
hingga volume 25 ml dengan menambahkan KC l N.
4. Tambahkan 5 tetes indikator PP lalu titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai
warna pink. Baca pembacaan pada buret (T1).
5. Tambahkan HCl 0,1 N warna tersebut akan hilang.
6. Tambahkan 2,5 ml NaF 4% warna pink akan timbulkembali dan biarkan 20
menit.

65 Universitas Sriwijaya
66

7. Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna pink hilang dan biarkan beberapa
detik samapi warna tidak timbul kembali, lalu baca pembacaan pada buret
(T2).

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil analisis penetapan p dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.1.1. Hasil Analisis Penetapan Al-dd
T1 T2
Jenis Tanah Lapisan Tanah Total Asam Al-dd H-dd
(ml) (ml)
Mineral 0-30 cm 0,38 0,24 0,19 0,12 0,14
Mineral 30-60 cm 0,7 0,5 0,35 0,25 0,02
Aluvial 0-30 cm 1,06 0,98 0,53 0,49 0,08
Aluvial 30-60 cm 0,44 0,36 0,22 0,18 0,08
Gambut 0-30 cm 0,78 0,6 0,39 0,3 0,18

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan mengenai penetapan Al-dd
tanah mineral dan tanah ultisol dan tanah gambut memiliki Al-dd yang cukup
tinggi namun dibeberapa lapisan tertentu seperti pada lapisan tanah mineral 0-30
cm memiliki nilai Al-dd yang rendah dibandingkan pada lapisan 30-60 cm dan
juga berbeda hal nya dengan tanah aluvial dimana memliki nilai Al-dd yang
cukup tinggi pada lapisan 0-30 cm. pH tanah rendah <5,5. Sumber kemasaman
tanah disebabkan oleh ion H+ dan Al3+. Keberadaan H+ didalam tanah
bersumber dari bahan mineral liat dan mineral oksidasi akibat disosiasi H+ dari
patahan mineral Al dan Fe oksidasi, sedanghkan Al3+ bersumber dari hasil
dekomposisi mineral aluminium silikat.
Ada banyak hal yang menyebabkan kemasaman tanah yaitu unsur fospor
tersedia, kekurangan unsur kalsium dan magnesium, kekurangan unsur
molibdium, fiksasi N oleh kacang tanah terhambat. Kandungan mangan dan besi
sering berlebihan sehingga dapat mengakibatkan racun bagi pertumbuhan dan
kelarutan alumunium sangat tinggi.
Kemasaman tertinggi pada percobaan ini adalah pada tanah aluvial, pada
keadaan tanah yang sangat masam, Al menjadi sangat larut yang dijumpai dalam

65 Universitas Sriwijaya
66

bentuk kation Al3+ dan hidroksida alumunium yang terjerap ini adalah berada
dalam keadaan seimbang dengan Al dalam larutan tanah.
Kedua ion Al itu mudah terjerap pada koloid liat daripada ion H. oleh karena
itu Al berada dalam larutan mudah terhidrolisis. Dan Al merupakan penyebab
kemasaman atau penyumbang ion H+. ion H terjerap pada koloid liat dan humus
dan juga merupakan sumber H, sehingga tanah menjadi masam. Ion H dapat
dipertukarkan tersebut berada dalam keadaan yang seimbang dalam larutan tanah.
Ini membuktikan bahwa Al dan H terjerap merupakan ion H larutan, sehingga
menyebabkan reaksi tanah masam atau pH rendah. Dalam keadaan sangat masam
pH 4 ion Al3+ dan H+ terjerap dominan. Kejenuhan alumunium tinggi pada
tanah-tanah masam, tergantung pada kadar Al dan mineral yang siap larut dalam
keadaan masam. Jika tanah terlalu masam bagi suatu tanaman, pengapuran
merupakan langkah pemecahan yang baik.
Pada dasarnya tanah aluvial lebih bersifat masam dari pada tanah ultisol.
berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, ternyata memberikan hasil yang
sama dengan teori yang ada, dimana tanah aluvial lebih asam dari pada gambut.
Tanah oxisol ini asam karena telah mengalami pelapukan intensif dan
perkembangan tanah lanjut, sehingga terjadi penindihan unsur asam basa bahan
organik dan silika dengan meninggalkan serquioxid sebagai sumber daya alam.
Tanah aluvial mengalami pelapukan yang hebat dan ditandai dengan pencucian
terakhir dan terbentuk pada permukaan lahan tua, karena tingkat kesuburan tanah
aluvial lebih tinggi dibanding tanah ultisol, maka tanah ultisol memiliki pH lebih
rendah dibanding tanah aluvial.
Tanah menjadi asam karena kelebihan ion hidrogen menggantikan kation
yang sifatnya basa. Prosesnya menjadi reversible bila kapur (Ca dan Mg)
ditambahkan. Dengan cara aksi massa, Ca dan Mg mengganti kembali kedudukan
ion-ion hidrogen dan Al. Al itu berasal dari mineral-mineral yang larut dalam
keadaan masam. Sedangkan hidrogen berasal dari asam-asam yang banyak sekali
sumbernya (air hujan, pupuk, masam, eksudat akar, dsb).
Dua masalah utama tanah adalah keracunan Al dan kejenuhan Al yang terlalu
tinggi. Keracunan Al langsung melukai akar tanaman, menghambat

Universitas Sriwijaya
66

pertumbuhannya, dan menghalangi pengambilan serta translokasi kalsium


maupun fosfor. Kejenuhan Al yang ada sangat tergantung pada tanaman.
Ion OH- yang dihasilkan segera menetralkan H+ dan Al3+, sehingga pH
tanah dpat mengikat dan Al mengendap sebagai aluminium hidroksida, kompleks
jerapan yang bebas dari Al dapat diisi oleh kation. Kation dari Ca dari kapur atau
kation-kation lain yang berasal dari pupuk atau mineral.
Kejenuhan Al tinggi pada tanah-tanah masam tergantung pada kadar Al dan
mineral yang larut dalam keadaan masam.
Pada percobaan, kandungan H+ pada tanah ultisol ebih tinggi. Koloid tanah
menyerap ion H+ dengan proses tak selektif. Ion ini menumpuk pada permukaan
yang bermuatan tersebut sebagai kelompok ionlawan. Kebanyakan partikel
berinteraksi dengan H+. ion hidrogen menerobos lapisan oktahedral dan
menggantikan atom Al. Al yang dilepas lalu terjerap, dan Al-H terbentuk cepat.
Ion Al3+ dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H+.
Sebagian besar tanah di Indonesia ini bersifat masam. Hal ini juga
disebabkan oleh pengaruh dua iklim itu sendiri. Tanah di Indonesia menerima
hujan dan panas secara bergantian secara terus-menerus, sehingga lama kelamaan
tanah menjadi terkikis, dan terjadi pencucian basa, sehingga akhirnya bersifat
masam.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :

5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah setiap praktikan hendaknya
disiplin waktu, dan memahami dan mengetahui bahwa bahan-bahan kimia dapat
membahayakan kesehatan dan oleh karena itu diperlukan perlindungan diri bagi
mahasiswa yang sedang melakuan praktikum agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

65 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurhajati. 2009. Penuntun Ringkas Dasar – Dasar Ilmu


Tanah. Universitas Andalas: Padang.

Hakim, N. 2003. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas


Pertanian. Universitas Andalas. Padang 27 hal.

Hanafiah, K .A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Presindo.

Rosamrkam, A dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta :


Kanisius.

Rout G.R., Samantaray S., Das P, 2001, Aluminum toxicity in plant: a review,
Agronomie 21, pp. 3-21.

65 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN PERHITUNGAN

 Total asam = T1 x N x V/w


 Al-dd = T2 x N x V/w
 H-dd = T1 – T2
Keterangan :
T1 =Titrasi awal V = Total Volume
T2 = Titrasi Akhir W = Berat tanah
N = Normalitas

1. Mineral 0 – 30 cm
 Total asam = T1 x N x V/w
= 0,38 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,19 me/100g
 Al-dd = T2 x N x V/w
= 0,24 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,12 me/100g
 H-dd = T1 – T2
= 0,38 ml – 0,24 ml
= 0,14 me/100g

2. Mineral 30 – 60 cm
 Total asam = T1 x N x V/w
= 0,7 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,35 me/100g
 Al-dd = T2 x N x V/w
= 0,5 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,25 me/100g
 H-dd = T1 – T2
= 0,7 ml – 0,5 ml
= 1,25 me/100g

Universitas Sriwijaya
3. Gambut
 Total asam = T1 x N x V/w
= 0,78 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,39 me/100g
 Al-dd = T2 x N x V/w
= 0,6 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,3
 H-dd = T1 – T2
= 0,78 ml – 0,6 ml
= 0,18 me/100g

4. Alluvial 0 – 30 cm
 Total asam = T1 x N x V/w
= 0,6 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,45 me/100g
 Al-dd = T2 x N x V/w
= 0,98 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,49 me/100g
 H-dd = T1 – T2
= 0,6 ml – 0,98 ml
= 0,08 me/100g

5. Alluvial 30 – 60 cm
 Total asam = T1 x N x V/w
= 0,44 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,22 me/100g
 Al-dd = T2 x N x V/w
= 0,36 ml x 0,1 N x 25/5
= 0,18 me/100g
 H-dd = T1 – T2
= 0,44 ml – 0,36 ml
= 0,08 me/100g

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN FOTO

Timbang tanah 5 gr Tuangkan tanah ke dalam Tuangkan 25 ml KCl


erlenmeyer

Masukkan ke dalam Saring tanah menggunakan 5 tetes indikator PP


wadah mesin pengocok kertas saring w 41

Tambah 2,5 ml NaF 4% Titrasi dengan NaOH 0,1 N Titrasi dengan HCl 0,1 N

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai