KELOMPOK 17
Asisten Lapangan : MUHAMMAD RAIHAN RAMADHAN
Asisten Laboratorium : MAULANA MUHAMMAD SHANDY
SHIFA ULFIA
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga laporan praktikum dengan judul ‘“Pengaruh
Perlakuan NPK Majemuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Kol
(Brassica oleracea var. botrytis) di Tanah Inceptisol Reuleut” dapat
terselesaikan.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas ahir
praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukankuliah. Selain itu, lapopran ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis, tentang
Pengaruh perlakuan npk majemuk terhadap pertumbuhan tanaman.
Dalam penulisan laporan ini saya menyadari masih terdapat kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi yang kurang lengkap, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Saya mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya, khususnya para pembaca makalah ini. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Tanah
Tanaman bunga kol cocok ditanam pada tanah lempung berpasir, tetapi toleran
terhadap tanah ringan seperti andosol. Namun syarat yang paling penting keadaan
tanahnya subur, gembur, kaya akan bahan organik, tidak mudah becek
(menggenang), kisaran pH antara 5,5-6,5 dan pengairannya cukup memadai
(Pracaya, 2011).
3. METODOLOGI
Penyiraman
Tanaman bunga kol mempunyai sistem perakaran yang dangkal sehingga
perlu pengairan yang rutin, terutama di musim kemarau. Hal yang terpenting
adalah menjaga agar tanah tidak kering atau kekurangan air. Waktu pemberian air
yaitu pada pagi atau sore hari Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1-
2 kali sehari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan dengan cara menambahkan tanah pada pangkal,
yang berfungsi untuk memperkuat atau memperkokoh berdirinya batang dan
perakaran tanaman. Dan juga untuk menutup akar tanaman yang bermunculan
diatas permukaan tanah karena adanya areasi.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang ada pada bedeng atau
di sekeliling tanaman kemudian dibuang dan dilakukan secara hati-hati agar tidak
merusak tanaman.
3.3.1.4. Pengamatan
Parameter pengamatan yang dilakukan pada pertumbuhan tanaman bunga
kol yang dilakukan setiap 10 hari sekali sebanyak 3 kali pengamatan adalah
sebagai berikut:
1) Tinggi Tanaman
Pengukur tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur dari pangkal batang
tanaman hingga ujung daun tertinggi dengan menggunakan penggaris dan meteran
yang dinyatakan dalam satuan cm.
Gambar Pengukuran Tinggi Tanaman
.
2) Jumlah Daun
Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun
pada setiap tanaman. Daun yang dihitung meliputi daun yang sudah terbuka dan
lengkap dengan bagian-bagiannya. Satuan jumlah daun adalah helai.
Gambar Pengamatan Perhitungan Jumlah Daun
Perhitungan :
(ml blanko ml sample) x 3
ml blanko x FM
% Organik = W
Keterangan:
ml blanko = Hasil titrasi untuk blanko
ml sample = Hasil titrasi untuk sample
W = Berat contoh tanah yang dianalisa (1g)
100
FM = Faktor koreksi yang didapat dari 100 KA
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Tinggi Tanaman
Tabel 1 Tinggi Tanaman
Parameter 1 2 3
Pengamatan
Tanaman 1 9.6 cm 11.5 cm 15 cm
Tanaman 2 11 cm 13 cm 18 cm
Tanaman 3 8 cm 13 cm 16.2 cm
Tanaman 4 10.5 cm 14 cm 20.5 cm
Tanaman 5 12 cm 17.5 cm 22 cm
Tanaman 6 9 cm 14 cm 21 cm
Tanaman 7 11 cm 13 cm 21 cm
Tanaman 8 15 cm 18 cm 25.5 cm
Tanaman 9 12 cm 15.5 cm 17 cm
Rata-Rata 10.9 cm 14.39 cm 19.58 cm
Keterangan : Pengamatan tinggi tanaman bunga kol pada tanaman 1, 2, 3, 4, 5,
6,7, 8, dan 9 yang diamati selama 3 kali pengamatan.
Bobot air = (Bobot cawan + tanah kering angin) - (Bobot cawan + tanah kering
oven)
= (2,0 gr + 10 gr) – (2,0 gr + 9,5 gr)
= 12 – 11,5
= 0,5
Bobot tanah kering oven = (Bobot tanah kering oven – bobot cawan)
= (11,5 – 2,0)
= 9,5
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑖𝑟
% Kadar air tanah =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 105 ℃ x 100%
= 0,5 x 100%
9,5 105 c
= 5,2
Bahan Organik Tanah Analisis Awal
Dik :
ml blanko = 85 ml
ml sampel = 75 ml
w = 0,5 gr
FM = 1,54
Dit % c organic tanah?
Penyelesaian :
(𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑚𝑙
∙ % Organik = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒)×3
𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
×𝐹𝑀
𝑊
(85−75)× 1,54
Maka % C - organik =
5
×1,07 = 2,18
1
= 1.724 X 1,078%
= 1,85%
Berdasarkan kriteria kandungan bahan organik dalam tanah, maka kandungan bahan
organik pada tanah inceptisol reuleut pada analisis awal di dapatkan hasil seperti di atas
dan termasuk dalam kategori rend
4.2. Pembahasan
4.2.1. Tinggi Tanaman
Parameter pertumbuhan vegetatif yang diamati ialah tinggi tanaman
dihitung dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi dengan menggunakan
penggaris dan meteran yang dinyatakan dalam satuan cm. Tinggi tanaman
merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator pertumbuhan
maupun sebagai parameter untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan
yang diterapkan karena tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang
paling mudah diamati.
Dari tabel 1 di atas menunjukkan bahwa pada pengamatan tinggi tanaman
bunga kol mengalami peningkatan setap dilakukan pengamatan. Hal ini
disebabkan karena pada tumbuhan terdapat kambium, floem, xylem yang
menyebabkan tumbuhan bisa tumbuh tinggi dan besar.
Widiyawati (2016), menyatakan bahwa tinggi rendahnya hasil dari suatu
tanaman tergantung dari varietas yang digunakan, teknik bercocok tanam, dan
kondisi lingkungan yang ada di sekitar areal penanaman. Hasil produksi suatu
tanaman baik dari segi kualitas maupun kuantitas dipengaruhi oleh fase vegetatif
dan generatif yang saling berkaitan. Menurut Nuryadin dkk. (2016), mengenai
penelitiannya tentang bunga kol, terhambatnya proses fase vegetatif tanaman juga
akan mempengaruhi fase generatif pada tanaman bunga kol. Hal ini dikarenakan
peralihan fase vegetatif menuju fase generatif salah satunya dipengaruhi oleh
unsur hara. Menurut Apriliani dkk. (2016), menyatakan bahwa apabila suatu
tanaman tercukupi kebutuhan lingkungannya khususnya dari segi unsur hara maka
tanaman tersebut akan dapat terekspresikan faktor genetiknya secara lengkap
karena dapat menyelesaikan siklus hidupnya secara utuh sehingga mampu
menampilkan potensi hasilnya secara baik. Pupuk majemuk NPK yang digunakan
adalah pupuk yang memiliki merek dagang Phonska. Phonska merupakan pupuk
majemuk NPK yang mengandung unsur hara makro primer N (15%), P (15%),
dan K (15%). Pupuk Phonska mampu memacu pertumbuhan akar, pembentukan
bunga, meningkatkan toleran terhadap hama, penyakit dan kekeringan. Serta
memiliki sifat mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh akar tanaman
(Petrokimia Gresik, 2016). Unsur nitrogen, fosfor, dan kalium memiliki peran
penting masing-masing yang saling berhubungan dalam memacu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Nitrogen berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan vegetatif, pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan
senyawa lainnya, fosfor berperan penting dalam proses pendewasaan tanaman,
merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar serta memacu proses
pembungaan, sedangkan kalium berperan penting dalam membangun dinding sel,
memperkuat jaringan tanaman, mengatur membuka-menutupnya guard cell pada
stomata daun, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit serta
meningkatkan kekuatan tangkai serta batang tanaman (Firmansyah dkk., 2017).
Meningkatnya proses metabolisme tanaman akan menyebabkan tanaman lebih
banyak membutuhkan unsur hara dan meningkatkan penyerapan air yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berat segar yang
dihasilkan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh hasil fotosintesis yang terkandung
dalam tanaman tersebut. Selain itu, unsur hara fosfor yang terkandung dalam
pupuk NPK juga memiliki peranan penting dalam proses pembungaan tanaman
bunga kol. Kelebihan kandungan unsur P (fosfor) dapat mengakibatkan krop
menjadi lunak, sedangkan kekurangan unsur P dapat mengakibatkan pertumbuhan
krop terhambat sehingga krop menjadi kecil (Gomies dkk., 2012).
4.2.5. pH Tanah
pH adalah derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan, menyatakan
logaritma negative konsentrasi ion H dengan bilangan pokok 10. Larutan netral
mempunyai PH 7, asam < dari 7, basa > dari 7.Bunga kol termasuk tanaman yang
sangat peka terhadap temperatur terlalu rendah ataupun terlalu tinggi, terutama
pada periode pembentukan bunga.Bila temperatur terlalu rendah, sering
mengakibatkan terjadinya pembentukan bunga sebelum waktunya. Sebaliknya
pada temperatur yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan tumbuhnya daun - daun
kecil pada massa bunga (curd). Tanah Tanaman bunga kol cocok ditanam pada
tanah lempung berpasir,tetapi toleran terhadap tanah ringan seperti
andosol.Namun syarat yang paling penting keadaan tanahnya subur, gembur, kaya
akan bahan organik, tidak mudah becek (menggenang), kisaran pH antara 5,5 –
6,5 dan pengairannya cukup memadai.
Jadi setelah dilakukan analisis pada tanah awal dan ahir yang di ambil pada
bedengan tanah menunjukkan bahwa pH nya 6,6 yanga rtinya netral dan pada
analisis ahir yaitu ph nya adalah
Tingkat keasaman dan kebasaan merupakan pH ideal kandungan senyawa
organik, mokroorganisme, unsur hara dan mineral dalam kondisi yang optimal.
Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman (Balittanah,
2012).
Kadar air tanah adalah konsetrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air
yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan
nyata, biasanya pesentase berat. Air merupakan salah satu komponen penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air yang diserap tanaman adalah air
yang berada pada pori-pori tanah. Setiap jenis tanah memiliki distribusi dan
ukuran pori yang berbeda-beda, yang akan mempengaruhi ketersediaan air dalam
tanah (Haridjaja dkk, 2013)
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan dapat di tarik
kesimpulan bahwa pemberian Pupuk NPK Majemuk pada tanaman bunga kol
khususnya di tanah inceptisol memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi
tanaman,jumlah daun,diameter bunga dan juga berat bunga.. Pupuk NPK
Majemuk yang mengandung 3 unsur yaitu N P dan K yang membantu proses
pertumbuhan vegetatife tanaman bunga kol..Tidak hanya akibat pemberian pupuk
NPK Majemuk, perawatan yang baik juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman
bunga kol. Seperti dengan memberikan air yang sesuai dengan kapasitas lapang ,
tidak berlebihan dan melakukan pembumbunan dan penyiangan gulma juga perlu
dilakukan agar tanaman budidaya tidak terserang hama sehingga
perkembangannya tidak terganggu.
pH tanah, kadar air tanah serta bahan organic pada tanah juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga kol. pH tanah
yang sesuai dan netral akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, semakin baik pH pada tanah semakin optimal pertumbuhan tanaman
tersebut.
5.2. Saran
Sebelum melakukan penanaman di area tanah inceptisol sebaiknya terlebih
dahulu diberikan pupuk dasar agar kebutuhan unsur haranya tercukupi serta tanah
menjadi subur dan tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan
DAFTAR PUSTAKA
Adriansyah.2013. Kapasitas Lapang Pada Tanah. Detik ani 10 Juni 2013 Bang
Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu tanah. Badan Kerjasama
Ahmad, I. H., Arifin, A. Z., & Pratiwi, S. H. 2018. Uji Adaptasi Pertumbuhan
Tanaman Kubis Bunga (Brassica olaraceae var. Botrytis ) Dataran Tinggi Yang
Ditanam di Dataran Rendah Pada Bebagai Kerapatan Tanam dan Naungan. Jurnal
Agroteknologi Merdeka Pasuruan, 1 (2), 11-17
Apriliani, I. N., S. Heddy dan N. E. Suminarti. 2016. Pengaruh Kalium pada
Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Ubi Jalar (Ipomea batatas (L.)
Lamb). Produksi Tanaman, 4(4): 264 – 270
Arviandi, R., A. Rauf, dan G. Sitanggang. 2015. Evaluasi Sifat Kimia Tanah
Inceptisol pada Kebun Inti Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb.) di
Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. JOA, 3(4): 1329-1334.
Balittanah. 2012. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, Dan
Pupuk. Balai Penelitian Tanah.
Chairudin, C., Setyowati, M., & Hussaleh, T. 2016. Pengaruh Sistem Tanam
Legowo dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi
Lokal Aceh Aksesi Sigupai. Jurnal Agrotek Lestari, 2 (2). 55-62.
Dinariani, D., Heddy, Y. B., & Guritno, B. 2014. Kajian Penambahan Pupuk
Kotoran Kambing dan Kerapatan Tanaman Yang Berbeda Pada Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt). Jurnal Produksi
Tanaman, 2 (2). 128-136
Yulisma. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung pada Berbagai
Jarak Tanam. Pertanian Tanaman Pangan, 30(3): 196-203.
DAFTAR LAMPIRAN