Anda di halaman 1dari 26

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting di

dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang sangat

penting karena beras masih digunakan sebagai makanan pokok bagi sebagian besar

penduduk dunia terutama Asia sampai sekarang. Beras merupakan komoditas

strategis di Indonesia karena beras mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kestabilan ekonomi dan politik (Purnamaningsih, 2006).

Saat ini, Indonesia masih sering menghadapi masalah pangan seperti adanya

alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman yang

menyebabkan penurunan produktivitas beras. Selain itu, perubahan musim yang

tidak menentu juga dapat menyebabkan produksi beras menurun sehingga

pemerintah harus mengimpor beras untuk memenuhi keperluan nasional. Kondisi

ini diperburuk dengan adanya krisis ekonomi yang berdampak pada daya beli petani

terhadap sarana produksi terutama pupuk dan pestisida (Purnamaningsih, 2006).

Kenaikan pertumbuhan penduduk mendorong meningkatnya kebutuhan

manusia yang beraneka ragam karena itu perlu digalakkannya produksi beras

sebagai bahan makanan pokok.Usaha dalam peningkatan produksi beras ini telah

dirintis sejak pelita I sampai saat ini dan hasilnya cukup menggembirakan

padatahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras. Penyediaan bibit yang

berkualitas dari segi produktivitas yang tinggi merupakan salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa depan.

Peningkatan produksi padi sebagai makanan pokok tetap merupakan tantangan

utama di masa depan (Tufaila, et.al., 2014).


2

Pemupukan tanaman padi yang tepat tergantung pada musim tanam,

kesuburan tanah, potensi hasil dari varietas tertentu, waktu serta cara penerapannya.

Pemupukan yang tepat harus dikondisikan dengan spesifik lokasi. Tanpa

pemupukan yang berimbang maka akan terjadi pengurusan tanah secara sistematik.

Dalam hal yang demikian perlu diteliti unsur dari efektifitas pemupukan pada padi

untuk lokasi sawah tertentu (Hasyim, 2000)

Tanah merupakan salah satu faktor penting yang harus di perhatikan dalam

suatu usaha budidaya. Masalah yang dihadapi tanah Podsolik Merah Kuning yaitu

kemasaman tanah yang tinggi, rendahnya kandungan bahan organik, miskin 5

kandungan hara terutama fosfor, dan daya menahan air yang rendah. Oleh karena

itu dalam pengelolaan yang tepat seperti pengapuran. pemberian pupuk dan

pemberian bahan organik diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah Podsolik

Merah Kuning (Tufaila, et.al., 2014).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan

berbagai pupuk organic pada pertumbuuhan tanaman Padi (Oryza sativa L.) serta

bagaimana cara membudidayakan tanaman Padi (Oryza sativa L.) di lahan kering.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian di mata kuliah Budidaya Tanaman Pangan A: Padi,

Jagung, Kedelai, Ubi Kayu; Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara , Medan dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke

dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan ke

dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan famili Graminae serta

genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L. (Sutanto, 2002).

Padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua jenis akar tanaman padi

yaitu : akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah

dan bersifat sementara dan akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari

buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar

seminal. Akar ini disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang

bukan embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh

sebelumnya (Suharno, 2005).

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas – ruas dan diantara ruas yang satu

dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya

berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu semakin pendek.

Ruas yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas – ruas ini praktis

tidak dapat dibedakan sebagai ruas – ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari

batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada coleopotil

pertama (Sutanto, 2002).

Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-

seling dan terdapat satu daun pada tiap buku. Daun terdiri atas : helaian daun yang

menempel pada buku melalui pelepah daun, pelepah daun yang membungkus ruas

di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya,

telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, lidah daun (ligula) yaitu
4

struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun, dan daun bendera adalah daun

teratas di bawah malai (Suharno, 2005).

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.

Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,

tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung

serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang

berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Kaya, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU– 450

LS dengan cuaca panas dan kelembapan tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata–

rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500–2000 mm/tahun. Padi

dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau, produksi

meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia (Hasyim, 2000)

Suhu mempunyai pengaruh penting terhadap pertumbuhan. Suhu yang

terlalu rendah pada waktu pertumbuhan permulaan sangat menghambat

pengembangan daripada kecambah, sehingga pemindahan terlambat dan

pembentukan anakan berkurang. Sedangkan suhu rendah setelah pembentukan

malai akan menyebabkan peningkatan sterilitas dan mengurangi berat biji.

Perbedaan suhu yang jelas antara siang dan malam akan mempercepat pematangan

biji, terutama bila suhu malam yang rendah (Hasyim, 2000).

Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang

rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu

proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi

akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu
5

bunting dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari

(Sutanto, 2002).).

Tanah

Tanah sawah merupakan tanah yang sangat penting karena merupakan

sumber daya alam yang utama dalam produksi beras. Tanah sawah adalah tanah

yang digunakan untuk menanam padi, baik secara terus–menerus sepanjang tahun

maupun bergiliran dengan tanaman palawija (Hardjowigeno dan Rayes, 2005).

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang

kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan

diperlukan air dalam jumlah yang cukup (Suharno, 2005).

Keasaman tanah yang dikehendaki tanaman padi adalah antara pH 4,0–7, 0.

Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanah menjadi netral (7,0).

Pada prinsipnya, tanah berkapur dengan pH 8,1–8, 2 tidak merusak tanaman padi.

Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak

mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral (Sutanto,

2002).

Jarak Tanam

Peningkatkan produktivitas dan produksi padi harus terus dilakukan untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta menjamin ketahanan

pangan. Penggunaan varietas unggul padi yang berpotensi hasil tinggi dan semakin

membaiknya mutu usahatani seperti pengolahan tanah, pemupukan dan cara tanam

telah berhasil meningkatkan produktivitas padi Cara tanam padi di Indonesia

umumnya menggunakan dua cara yaitu cara tanam pindah atau tapin dan cara tanam

benih langsung atau tabela. Tapi banyak dipakai petani di Indonesia dibanding
6

tabela dan cara tabela sangat menguntungkan jika ditanam padi lahan sawah irigasi

(Fagi dan Kartaatmadja, 2004).

Pengaturan jarak tanam dapat menghindari terjadinya tumpang tindih

diantara tajuk tanaman, memberikan ruang bagi perkembangan akar dan tajuk

tanaman dan meningkatkan efisiensi penggunaan benih. Pada tanah subur jarak

tanam cenderung lebih lebar, sedangkan tanah yang kurang subur jarak tanam

cendrung lebih rapat (Sumarno, 1986).

Menurut Masdar (2001) semakin renggang jarak tanam, semakin banyak

jumlah anakan produktif per rumpun. Jumlah anakan produktif paling banyak per

rumpun adalah pada jarak tanam 30 cm x 30 cm, yaitu berbeda nyata dengan jumlah

anakan pada jarak tanam 25 cm x 25 cm. sementara itu jumlah anakan paling sedikit

per rumpun adalah pada jarak tanam 20 cm x 20 cm, yang mana berbeda nyata

dengan jumlah anakan pada jarak tanam 25 cm x 25 cm.

Legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan

tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan

pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah. Hasil penelitian, tipe terbaik untuk

mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk

mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1

(BPTP Jambi, 2011).

Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi

dengan cara mengatur jarak tanam. Sistem tanam ini juga memanipulasi tata letak

tanaman, sehingga rumpun tanaman sebagian besar menjadi tanaman pinggir.

Tanaman padi yang berada di pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih

banyak, sehingga menghasilkan gabah lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik.

Pada cara tanam legowo 2:1, setiap dua baris tanaman diselingi satu barisan kosong
7

dengan lebar dua kali jarak barisan, namun jarak tanam dalam barisan dipersempit

menjadi setengah jarak tanam aslinya (Ikhwani et al., 2013).

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan

untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kelebihan: Seperti

kemampuannya untuk merangsang aktivitas biologi tanah dan memperbaiki sifat

fisik tanah. Kekurangan: Adalah bentuknya yang bulky dan tidak steril, bisa

mengandung biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit tanaman

(Pracaya, 2002).

Kompos

Kompos adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan organik yang

merupakan sisa buangan makhluk hidup (tanaman dan hewan). Sebagai pupuk

alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi

fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara. Keunggulan: Pupuk organik

mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara

mikro. Kekurangan: Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah

pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk

anorganik (Mangoendidojo, 2003).

Bila diaplikasikan pada tanah, kompos dapat digunakan sebagai bahan

penggembur tanah, dan dapat memperbaiki kualitas tanah tersebut, setelah kompos

diberikan kepada media tanam maka perakaran tanaman akan lebih mudah

menjangkau sumber makanan dikarenakan penggemburan yang disebabkan oleh

pemberian kompos tersebut. Cara paling mudah memperbaiki media tanam adalah
8

dengan menambahkan kompos kedalam media tersebut (Kusuma et al.,

2013).

Pupuk Organik Cair

Peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan pemberian bahan

organik. Salah satu sumber bahan organik yang banyak tersedia di sekitar petani

ialah pupuk kandang. Pemberian pupuk organik dapat mengurangi dan

meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia menyumbangkan unsur hara bagi

tanaman serta meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman

(Taufiq et al., 2007).

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di

pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut

sebagai pupuk cair daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial. Pupuk

organik cair mempunyai beberapa manfaat di antaranya dapat mendorong dan

meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada

tanaman leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman

dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman, sehingga

tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap

kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang

pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal

buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah (Anonim 2004).

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis

yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian menunjukkan

bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan

hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah (Hanolo 1997).
9

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Adapun percobaan ini dilakukan pada bulan Maret 2019 sampai dengan

selesai di Lahan Budidaya Tanaman Pangan A Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada ketinggian ± 25 meter dpl.

Alat dan Bahan Percobaan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah meteran untuk

mengukur lahan, cangkul yang digunakan untuk membersihkan lahan, pacak untuk

menandai tanaman, parang untuk membersihkan lahan, gembor untuk menyiram

tanaman, spanduk bekas, timbangan untuk menimbang dosis pupuk yang digunakan,

botol aqua untuk merendam benih pupuk, papan triplek sebagai penamaan

kelompok, knepsnack untuk pengaplikasian POC.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah sebagai

media tanam yang digunakan, benih padi gogo sebagai bahan percobaan, pupuk

Urea, KCL, TSP dan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai bahan untuk memupuk

tanaman, air untuk menyiram tanaman, spanduk untuk batas lahan, tali plastic untuk

penanda batas plot atau lahan.

Prosedur Percobaan

1. Dipersiapkan lahan untuk penanaman padi gogo.

2. Dipersiapkan media tanam untuk penanaman padi gogo.

3. Ditanam benih padi dengan cara ditugal.

4. Dilakukan pemupukan Urea untuk pada saat tanam, 2 MST dan 4 MST

dengan dosis 50 kg/ha (45 g/plot), 25 kg/ha (22,5 g/plot), dan 25 kg/ha (22,5

g/plot).
10

5. Diberikan pupuk TSP dan KCl masing – masing 100 kg/ha (90 g/plot) dan

75 kg/ha (67,5 g/plot).

6. Diberikan pupuk organic cair pada 6 MST dengan dosis 4cc/ml

7. Dilakukan pemeliharaan termasuk penyiraman, penyulaman dan

penyiangan.

8. Diamati perkembangan padi dengan mengamati peubah tanaman.

9. Dicatat di buku data setiap seminggu sekali.


11

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Lahan

Sebelum lahan diolah, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari gulma, sisa-

sisa tanaman, dan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman

dengan menggunakan cangkul atau parang.

Pembuatan Plot

Setelah tanah diolah pembuatan plot-plot dapat dilakukan dengan ukuran

3 m x 3 m.

Pemberian Bahan Organik

Setelah plot sudah terbentuk seminggu sebelum penanaman dilakukan

pengaplikasian kompos sebanyak 5 kg per plot

Penanaman

Lubang tanam dibuat dengan cara menugal dengan kedalaman 2 cm

menggunakan tangan sebanyak 5 biji/lubang tanam dengan jarak tanam padi

25 cm x 25 cm

Pemupukan

Pupuk dasar diberikan sekaligus pada saat tanam. Pupuk dasar yang

direkomendasikan yaitu: Urea 100 kg/ha (90 g/plot), TSP 100 kg/ha (90 g/plot),

KCl 75 kg/ha (67,5 g/plot). Pupuk urea diberikan 50 kg/ha (45 g/plot) pada saat

tanam dan sisanya pada 2 dan 4 minggu setelah tanam, sedangkan TSP dan KCl

diberikan semuanya pada saat tanam.

Pemberian Pupuk Organik Cair

Dilakukan dengan kalibrasi pada lahan padi lalu diaplikasikan POC pada

saat 6 MST dengan dosis 4 cc/ml.


12

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan sore hari terutama dan penyiraman tidak dilakukan

saat hujan turun di lapangan.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh dan

pertumbuhannya tidak normal. Dan penyulaman ini dilakukan 1 (satu) minggu

setelah tanam (MST). Bahan penyulaman diambil dari bibit tanaman cadangan yang

telah disediakan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma dilahan, dan

penyiangan pertama diakukan pada saat tanaman berumur 14 HST. Penyiangan

dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh di

areal pertanaman dengan menggunakan tangan dan membersihkan gulma-gulma

disekitar parit drainase dengan cangkul.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Komponen pengendalian yang dilakukan antara lain: sanitasi lingkungan

dan manipoulasi habitat, kultur teknis, pengendalian secara fisik (alat penyembur

api, penggunaan sinar lampu, mengusir tikius dengan suara ultrasonic, gropyokan

massal, pemerangkapan, sistem bubu perangkap linier, sistem bubu perangkap),

pemanfaatan musuh alami, pengendalian kimiawi (rodentisida, fumigasi, repellent,

antifertilitas).

Panen

Panen pada padi ditandai dengan warna bulir sudah menguning sebesar 90

– 95% dan tangkai bulir sudah benar – benar merunduk.


13

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman padi diambil satu minggu sekali dan pengukuran tinggi padi

mulai dilakukan pada saat tanaman padi berumur 2 MST hingga 8 MST.

Pengukuran dilakukan dari pangkal batang hingga ujung daun yang paling tinggi.

Jumlah Anakan per rumpun


Jumlah anakan dihitung pada umur 3-10 MST. Dengan melihat dari kubu
tanaman yang terbentuk
Umur Berbunga
Umur berbunga adalah kondisi dimana tanaman mengalami fase generatif

atau fase pembungaan. Umur berbunga diamati setelah tanaman mengeluarkan

bunga sekitar 75%.

Panjang Malai

Panjang malai diukur setelah tanaman di panen sebelum dipisahkan antara

mali dengan bulir. Panjang malai diukur dari buku pangkal malai sampai ke ujung

malai dengan menggunakan penggaris.

Umur Panen

Umur panen dihitung berdasarkan kriteria panen pada tanaman padi gogo

Bobot Kering Jerami Per Rumpun

Bobot kering jerami per rumpun dihitung dengan cara memotong tanaman

dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C sampai bobot stabil.

Bobot gabah kering per rumpun

Bobot gabah kering per rumpun ditimbang setelah gabah dikeringkan dengan

cara dijemur di bawah terik matahari selama 2-3 hari hingga kadar air 14%.
14

Bobot 1000 biji kering gabah

Penimbangan dilakukan setelah biji padi dikeringkan dengan kadar air 14%,

pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran di bawah terik matahari selama 2-

3 hari, kemudian dihitung bobot 1000 biji kering yang diambil secara acak.
15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Persentase Perkecambahan

Komoditi : Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Parameter : Persentase Perkecambahan

Tanggal Tanam : 08 Maret 2019

Kelompok : I (Satu)

Jumlah benih yang tumbuh


% perkecambahan = x 100%
Jumlah benih yang ditanam

54
= 121 × 100%

= 44,62%

Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan dari tinggi tanaman pada 8 minggu setelah

tanam dapat dilihat pada table 1. Pengukuran pada tanaman padi

gogo (Oryza sativa L.) dimulai 2 minggu setelah tanam (MST).

Tabel 1. Data Tinggi Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)


MST
Sampel
2 3 4 5 6 7 8
1 16 22.6 25.7 28.5 33 35.5 36
2 12.5 14.8 20.9 23 26 30.7 32.5
3 11.5 15.2 19.5 24.5 27 29.5 31
4 17 18.3 20 23.7 25.5 27.8 28.5
5 13 14.5 19 22.8 26.5 29.7 30
6 17.5 19.2 22 25.6 27.8 29.5 30
7 13 15.3 19 22.7 25.9 28 30.5
8 15.5 18.4 23.5 26.8 29.5 33 35
9 24.5 26.7 30.5 32.9 35 36 37.5
10 12 14.2 19 20 23.5 27 29.5
11 15 17 19.5 23 25 27.5 29
12 20 23.5 25 27 30.5 35.4 36
13 14 16.5 19.3 24 28.7 32.5 33
14 15.5 17 19.5 23 25 27.5 28
16

15 17 19 22.5 25 27 29.4 30.5


16 17 18.2 23 27.5 29.5 32.5 34.5
17 16 19 24 26 30 33.6 34
18 15 17 20.5 22.5 27.5 33 36.7
19 20 23 25 29 33 35.7 39
20 21.5 25 28 29 32 37.5 36
21 17 19.9 22 25.5 29 31 35.5
22 15.5 18 21.5 25 27.5 30 33
23 21.5 23 25.7 28.6 35.6 39 40
24 14.5 18.3 20.7 25 30.5 34 35
25 18 23 25 27.5 34.5 37 39
Rataan 16 20,1 22,5833 24,9167 29,2727 32,8 34

Grafik 1. Tinggi Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Tinggi Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)


45
40
35
30
Rataan

25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7
MST

Kompos Pupuk Kandang

Dari tabel di atas di dapatkan bahwa data tertinggi parameter tinggi tanaman

yaitu pada kelompok 2 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang adalah pada

MST ke-7 dengan nilai rerata sample setinggi 41,544 cm dan data terendah pada

kelompok 1 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang adalah pada MST ke-7

dengan nilai rerata sample setinggi 34 cm.


17

Jumlah Anakan

Data hasil pengamatan dari jumlah anakan pada 8 minggu setelah

tanam dapat dilihat pada table 2. Pengukuran pada tanaman padi

gogo (Oryza sativa L.) dimulai 2 minggu setelah tanam (MST).

Tabel 2. Data Jumlah Anakan Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Sampel MST
2 3 4 5 6 7 8
1 12 14 15 16 19 20 22
2 13 15 17 19 20 21 23
3 12 13 14 15 18 21 23
4 12 15 16 17 19 22 23
5 14 16 17 19 21 22 25
6 15 17 18 19 21 23 25
7 16 19 20 21 23 24 25
8 16 18 20 22 23 24 26
9 12 15 16 18 20 22 23
10 10 13 15 17 19 22 24
11 9 12 14 15 17 18 20
12 14 16 18 19 20 21 22
13 14 15 17 19 21 22 24
14 15 18 19 20 22 24 26
15 10 12 13 14 16 18 20
16 11 14 15 17 18 20 21
17 12 13 15 17 19 20 21
18 12 14 15 16 18 21 23
19 13 15 16 17 18 20 22
20 15 16 18 20 21 23 24
21 16 18 19 21 22 23 25
22 16 16 20 21 22 24 26
23 13 16 18 19 20 22 24
24 13 15 18 19 21 23 24
25 12 13 15 17 17 20 22
Rataan 13,08 15,12 16,72 18,16 19,8 21,6 23,32
18

Grafik 2. Jumlah Anakan Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Jumlah Anakan Tanaman Padi Gogo (Oryza


sativa L.)
30
25
Jumlah anakan

20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7
MST

Kompos Pupuk Kandang

Dari tabel di atas di dapatkan bahwa data tertinggi parameter jumlah anakan

yaitu pada kelompok 2 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang adalah pada

MST ke-7 dengan nilai rerata sample sebanyak 28,48 anakan dan data terendah

pada kelompok 1 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang adalah pada MST

ke-7 dengan nilai rerata sample sebanyak 23,32 anakan.

Panjang Malai

Data hasil pengamatan dari panjang malai setelah dipanen dapat dilihat pada

table 3. Pengukuran pada tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) dilakukan setelah

panen.

Tabel 3. Data Panjang Malai Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Sampel Panjang Malai (cm)


1 20
2 28
3 22
4 22
5 21
6 18
7 16
8 20
19

9 20
10 18
11 20
12 22
13 16
14 20
15 23
16 18
17 20
18 19
19 18
20 21
21 23
22 25
23 22
24 20
25 21
Rataan 20,52

Dari tabel di atas didapatkan bahwa data tertinggi parameter panjang malai

yaitu pada sample ke-2 yaitu sepanjang 28cm dan data terendah pada sample ke-7

dan data ke-13 yaitu sepanjang 16cm.

Umur Berbunga

Data hasil pengamatan dari umur berbunga tanaman Tanaman Padi Gogo

dapat dilihat pada table 4. Pengamatan pada tanaman padi gogo (Oryza sativa L.)

dilakukan setelah tanaman memasuki fase generative yang ditandai dengan

munculnya bunga.

Tabel 4. Data Umur Berbunga Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Sample Tanggal Berbunga Umur Berbunga (HST)


1 27/05/2019 81
2 26/05/2019 80
3 28/05/2019 82
4 27/05/2019 81
5 27/05/2019 81
6 28/05/2019 82
7 28/05/2019 82
20

8 27/05/2019 82
9 27/05/2019 81
10 28/05/2019 82
11 27/05/2019 81
12 27/05/2019 81
13 27/05/2019 81
14 27/05/2019 81
15 27/05/2019 81
16 28/05/2019 82
17 27/05/2019 81
18 28/05/2019 82
19 28/05/2019 82
20 27/05/2019 81
21 27/05/2019 81
22 26/05/2019 80
23 26/05/2019 80
24 27/05/2019 81
25 27/05/2019 81
Rataan 81,2

Dari table di atas didapatkan bahwa rata-rata tanaman paling cepat berbunga

setelah memasuki usia 80 HST dan yang rata-rata tanaman paling lama berbunga

setelah memasuki usia 82 HST.

Umur Panen

Data hasil pengamatan dari umur panen tanaman Tanaman Padi Gogo dapat

dilihat pada table 5. Pengamatan pada tanaman padi gogo (Oryza sativa L.)

dilakukan setelah tanaman memasuki akhir fase generative yang ditandai dengan

perubahan warna pada keseluruhan tanaman menjadi kekuningan.

Tabel 5. Data Umur Panen Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Sample Tanggal Panen Umur Panen (HST)


1 14/06/2019 98
2 14/06/2019 98
3 14/06/2019 98
4 14/06/2019 98
5 14/06/2019 98
6 14/06/2019 98
21

7 14/06/2019 98
8 14/06/2019 98
9 14/06/2019 98
10 14/06/2019 98
11 14/06/2019 98
12 14/06/2019 98
13 14/06/2019 98
14 14/06/2019 98
15 14/06/2019 98
16 14/06/2019 98
17 14/06/2019 98
18 14/06/2019 98
19 14/06/2019 98
20 14/06/2019 98
21 14/06/2019 98
22 14/06/2019 98
23 14/06/2019 98
24 14/06/2019 98
25 14/06/2019 98
Rataan 98

Dari table di atas didapatkan bahwa seluruh tanaman telah dipanen setelah

memasuki usia 98 HST. Cara pemanenan dilakukan dengan mencabut keseluruhan

tanaman.

Pembahasan

Dari hasil praktikum di dapatkan bahwa data tertinggi parameter tinggi

tanaman yaitu pada kelompok 2 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang

adalah pada MST ke-7 dengan nilai rerata sample setinggi 41,544 cm dan data

terendah pada kelompok 1 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang adalah

pada MST ke-7 dengan nilai rerata sample setinggi 34 cm. Hal ini sesuai dengan

literature (Pracaya, 2002) pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari

kotoran hewan yang digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman.

Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Kelebihan: Seperti kemampuannya untuk merangsang aktivitas biologi tanah dan


22

memperbaiki sifat fisik tanah. Kekurangan adalah bentuknya yang bulky dan tidak

steril, bisa mengandung biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit

tanaman.

Dari hasil praktikum di dapatkan bahwa data tertinggi parameter jumlah

anakan yaitu pada kelompok 2 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang adalah

pada MST ke-7 dengan nilai rerata sample sebanyak 28,48 anakan dan data

terendah pada kelompok 1 dengan perlakuan pemberian pupuk kandang adalah

pada MST ke-7 dengan nilai rerata sample sebanyak 23,32 anakan. Hal ini sesuai

dengan literature (Masdar, 2001) semakin renggang jarak tanam, semakin banyak

jumlah anakan produktif per rumpun. Jumlah anakan produktif paling banyak per

rumpun adalah pada jarak tanam 30 cm x 30 cm, yaitu berbeda nyata dengan jumlah

anakan pada jarak tanam 25 cm x 25 cm. sementara itu jumlah anakan paling sedikit

per rumpun adalah pada jarak tanam 20 cm x 20 cm, yang mana berbeda nyata

dengan jumlah anakan pada jarak tanam 25 cm x 25 cm.

Dari hasil praktikum didapatkan bahwa data tertinggi parameter panjang

malai yaitu pada sample ke-2 yaitu sepanjang 28cm dan data terendah pada sample

ke-7 dan data ke-13 yaitu sepanjang 16cm. Hal ini sesuai dengan literature

(Taufiq et al., 2007) peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

pemberian bahan organik. Salah satu sumber bahan organik yang banyak tersedia

di sekitar petani ialah pupuk kandang. Pemberian pupuk organik dapat mengurangi

dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia menyumbangkan unsur hara

bagi tanaman serta meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman.

Dari hasil praktikum didapatkan bahwa rata-rata tanaman paling cepat

berbunga setelah memasuki usia 80 HST dan yang rata-rata tanaman paling lama

berbunga setelah memasuki usia 82 HST. Hal ini sesuai dengan literature (Hanolo
23

1997) pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis

yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian menunjukkan

bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan

hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah.

Dari hasil praktikum didapatkan bahwa seluruh tanaman telah dipanen setelah

memasuki usia 98 HST. Cara pemanenan dilakukan dengan mencabut keseluruhan

tanaman. Pengamatan pada tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) dilakukan setelah

tanaman memasuki akhir fase generative yang ditandai dengan perubahan warna

pada keseluruhan tanaman menjadi kekuningan. Hal ini sesuai dengan literature

(Mangoendidojo, 2003) kompos adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan

organik yang merupakan sisa buangan makhluk hidup (tanaman dan hewan).

Sebagai pupuk alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk

memperbaiki kondisi fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara.

Keunggulan: Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara

makro maupun unsur hara mikro. Kekurangan: Kandungan unsur hara jumlahnya

kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan

dengan pupuk anorganik.


24

KESIMPULAN

1. Dari hasil praktikum di dapatkan bahwa data tertinggi parameter tinggi

tanaman yaitu setinggi 41,544 cm dan data terendah setinggi 34 cm.

2. Dari hasil praktikum di dapatkan bahwa data tertinggi parameter jumlah

anakan yaitu sebanyak 28,48 anakan dan data terendah sebanyak 23,32 anakan

3. Dari hasil praktikum didapatkan bahwa data tertinggi parameter panjang malai

yaitu sepanjang 28cm dan data terendah yaitu sepanjang 16cm.

4. Dari hasil praktikum didapatkan bahwa tanaman paling cepat berbunga setelah

memasuki usia 80 HST dan tanaman paling lama berbunga setelah memasuki

usia 82 HST.

5. Dari hasil praktikum didapatkan bahwa seluruh tanaman telah dipanen setelah

memasuki usia 98 HST.


25

DAFTAR PUSTAKA

Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Breeding. 1st ed. John Wiley and Son. New
York.

Evanita, E., Eko W., dan Y.B. S. Heddy.2014.Pengaruh Pupuk Kandang Sapi
Pada Pertumbuhan dan Hasi lTanaman Padi. Universitas
Brawijaya:Malang

Hadipoentyanti, Endang.1991. Analisis lintas karakter morfologi dengan hasil dan


kadar minyak menthe. Buletin Littro (6)1: 47-55.
Hal: 23-24.

Hardjowigeno, dan B.T Raye.2005. Thermal conversion of elephant grass


(Pennisetum purpureum Scum) to bio-gas, bio-oil and charcoal.
Bioresource Technology, J Agronomi 99 (2008) 8394-8399.

Hasyim, A. 2000. Diversifikasi produk ubi jalar sebagai bahan pangan subtitusi
beras.Badan litbang pertanian

Kambaren, Luther. 2011. Diversifikasi Pangan Konsumsi Beras Indonesia


Tertinggi. Jurnal Nasional 15p.

Kaya E. 2013. Pengaruh kompos jerami dan pupuk NPK terhadap N-tersedia
tanah, serapan-N, pertumbuhan, dan hasil padi sawah (Oryza sativa L).
Agrologia. 2(1):43-50.

Neltriana, N. 2015.Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kotoran Sapi Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar. Universitas Andala: Padang

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta;

Purnamaningsih, 2006.Budidaya Tanaman Padi. PT. Agromedia Pustaka:Jakarta

Ruskandar, Ade dan Sri wahyuni. 2009. Menumbuhkan penangkar benih padi untuk
percepatan adopsi varietas unggul baru. Tabloid Sinar Tani 7 : 51-54.

Sigh, R. K. dan B. D. Chaudhary. 1979. Biometrical Methods in Quantitative


Genetic Analysis. Kalyani Publihers. New Delhi.

Soeharno.2005. Kecukupan pakan ternak solusi menuju ketahanan pangan


nasional. Bahan Orasi Pengukuhan Peneliti Utama sebagai Profesor Riset
Bidang Nutrisi Ruminansia. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Jakarta.
26

Susanto, U., A.A. Daradjat, dan B, Suprihatno. 2003. Perkembangan pemuliaan


padi sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 22(3) : 125-131

Sutanto, R., 2002. Penetapan Pertanian Organik. Permasyarakatan dan


Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Tufaila, M., Yusrina, dan S. Alam.2014.Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi


Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Pada Ultisol Puosu Jaya
Kecamatan Konda, Konawe Selatan

Anda mungkin juga menyukai