Anda di halaman 1dari 19

PERKECAMBAHAN DAN PERBANYAKAN GENERATIF

(Laporan Praktikum Biologi Pertanian 3)

FEBRIANDI YUR ROHMAN


2010512210001
KELOMPOK 3

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................. i
DAFTAR TABEL.......................................................................... ii
PENDAHULUAN......................................................................... 1
Latar Belakang..................................................................... 1
Tujuan................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 3
BAHAN DAN METODE.............................................................. 6
Bahan dan Alat..................................................................... 6
Waktu dan Tempat............................................................... 7
Prosedur Kerja...................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 8
Hasil...................................................................................... 8
Pembahasan.......................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 13
Kesimpulan........................................................................... 13
Saran..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 14
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil pengamatan perkecambahan jagung

(Zea mays).......................................................................... 8

2. Hasil pengamatan perkecambahan kacang hijau

(Vigna radiata)................................................................... 9

3. Hasil pengamatan perkecambahan jeruk

(Citrus sp.)......................................................................... 10
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,


khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap embrio dalam biji yang semula berada
pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang
menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Proses pertumbuhan
embrio dan komponen-komponen dalam biji menjadi tumbuhan muda ini dikenal
sebagai perkecambahan (Henry, 2010).
Biji merupakan bagian sumber makanan yang penting bagi hewan dan
manusia. Biji juga merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi
tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama,
karena biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji berkembang dari
bakal biji. Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya.
Biji yang terlihat sempurna tentunya memiliki bagian-bagian tertentu. Namun,
dalam biji dikotil dan monokotil jumlah bagian-bagian tersebut tidak selalu sama.
Biji mempunyai bentuk yang bermacam-macam, misalnya ginjal, bulat,
memanjang, bulat telur dan lain-lain. Bentuk biji yang unik ditemui pada genjer
yang mempunyai biji yang seperti ladam dan senggani yang mempunyai bentuk
biji seperti rumah siput. Permukaan luar biji bermacam-macam, ada yang halus,
kasar, berkutil, berduri dan sebagainya. Ini dapat dijumpai pada tumbuh-
tumbuhan yang tergolong gulma (Tjitrosoepomo, 1985).
Fungsi biji dibidang pertanian yaitu dalam perbanyakan tanaman.
Perbanyakan tanaman dengan biji disebut dengan perbanyakan seksual atau
generatif. Biji adalah organ tanaman yang terbentuk setelah terjadi fertilisasi
(menyatunya/meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Keuntungan
perbanyakan seksual, yaitu sistem perakarannya kuat, tahan terhadap penyakit
yang disebabkan oleh tanah, masa produktif lebih lama, lebih mudah diperbanyak
dan memiliki keragaman genetik yang digunakan untuk memuliakan tanaman.
Sedangkan kekurangan dari perbanyakan ini adalah waktu berbunga lebih lama,
anakan berbeda dengan induknya dan tidak cocok untuk perbanyakan yang
membutuhkan keseragaman (Henry, 2010).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah Melakukan perbanyakan tanaman secara


generatif menggunakan benih dari beberapa jenis tanaman. Mengamati tipe
perkecabahan biji, proses perkecambahan dan mengetahui keadaan morfologi
kecambah dari berbagai jenis biji dan menggambarkan bagian-bagian dari
kecambah yang tumbuh.
TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangbiakan tanaman adalah suatu proses yang dihasilkan individu


generasi keturunan baru dari kedua atau suatu tetua dalam rangka untuk
mempertahankan dan pengembangan suatu jenis tanaman. Perkembangbiakan
tanaman biasanya mengikuti suatu pola yang teratur yang dikenal dengan siklus
atau daur hidup tanaman, yaitu suatu siklus dari biji sampai menghasilkan kembali
biji baru atau dari suatu bagian tanaman yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru
dan menghasilkan bagian tanaman baru yang dapat tumbuh berkembang menjadi
tanaman baru lagi untk meneruskan kehidupan dengan pola siklus yang teratur
(Kuswanto, 2010).
Cara perkembangbiakan tanaman pada dasarnya dapat dikelompokan
menjadi 2 (dua) yaitu secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan secara
generatif adalah perbanyakan tanaman tersebut melalui biji atau embrio yang
dihasilkan dari persatuan gamet jantan dan gamet betina melalui proses
penyerbukan dan pembuahan pada tanaman berbunga. Perkembangbiakan secara
vegetatif artinya tanaman atau individu tanaman baru berasal dari bagian vegetatif
tanaman induk. Bagian vegetatif berupa akar, batang, daun, umbi yang apabila
dilepas dan ditempatkan pada lingkungan yang sesuai dapat tumbuh menjadi
tanaman baru yang sempurna (Kuswanto, 2010).
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat dalam biji.
Ada dua tipe perkecambahan yaitu, tipe perkecambahan epigeal (perkecambahan
di permukaan tanah) dan tipe perkecambahan hipogeal (perkecambahan di dalam
tanah) (Salisbury, 1985).
Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi
serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai
sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan
(Purwanto,2008 dalam Wahyudin dkk, 2016). Jagung merupakan makanan pokok
kedua setelah padi di Indonesia. Jagung secara spesifik merupakan tanaman
pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusiaataupun hewan.
Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan
ketiga setelah gandum dan padi (Ikhwana dkk, 2015).
Penklasifikasian jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Kacang hijau (Vigna radiata) merupakan tanaman leguminosa yang cukup
penting di Indonesia. Tanaman ini berada di urutan ketiga setelah kacang kedelai
dan kacang tanah (Rikardo dkk, 2012). Kecambahnya dikenal sebagai tauge.
Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi,
belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A,
dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar
dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan (Atman, 2007
dalam Arhan, 2016). Kacang hijau berumur genjah (55-65 hari), tahan kekeringan,
variasi jenis penyakit relatif sedikit, dapat ditanam pada lahan kurang subur dan
harga jual relatif tinggi serta stabil (Desy dkk, 2017).

Penklasifikasian kacang hijau menurut (Mustika, 2018) adalah sebagai


berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata.
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang
lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang
mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali (Deptan, 2012
dalam Dedi dkk, 2013).
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berfungsi sebagai
sumber gizi, sumber pendapatan, dan sumber devisa negara. Besarnya kontribusi
agroindustri jeruk dalam meningkatkan pendapatan akan menumbuhkan sentra
pengembangan jeruk baru. Ketersediaan varietas unggul, baik mutu maupun
produktivitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen menjadi mutlak yang
harus dipenuhi dalam era pasar bebas. Untuk mencapai imbangan antara
permintaan dan penawaran, maka produksi jeruk nasional perlu terus ditingkatkan
(Karsinah, 2002 dalam Dedi dkk, 2013).
Indonesia merupakan negara tropis di mana berbagai jenis jeruk banyak
dijumpai dan dibudidayakan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi.
Bahkan beberapa jenis jeruk tersebut telah menjadi unggulan daerah maupun
nasional, salah satunya di Sumatera Utara yaitu jeruk siam madu (Martasari dan
Mulyanto, 2008 dalam Dedi dkk, 2013).
Klasifikasi tanaman jeruk sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:


Buku gambar. Digunakan untuk menggambar hasil penegamatan selama
praktikum.
Alat tulis. Digunakan untuk mencatat bagian bagian penting dalam proses
praktikum.
Cutter. Digunakan untuk melubangi bagian bawah dari gelas air mineral.
Gelas air mineral. Digunakan untuk wadah media perkecambahan.
Lembar laporan sementara. Digunakan untuk menulis hal-hal penting
dalam proses praktikum.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


Biji jagung (Zea mays). Digunakan sebagai bahan untuk perkecambahan
dalam perbanyakan tanaman secara generatif.
Biji kacang hijau (Vigna radiata). Digunakan sebagai bahan untuk
perkecambahan dalam perbanyakan tanaman secara generatif.
Biji jeruk (Citrus sp). Digunakan sebagai bahan untuk perkecambahan
dalam perbanyakan tanaman secara generatif.
Media : tanah, pupuk kandang dan sekam. Digunakan sebagai media
penanaman biji dalam proses perkecambahan.
ZPT : Golden Gibb atau sejenis. Digunakan sebagai perangsang agar biji
cepat tumbuh.
Air. Digunakan dalam proses penyiraman kecambah.
Waktu dan tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at, 06 November 2020 pada pukul


16.10 – 17.40 WITA. Melalui virtual meeting di aplikasi zoom dan google meet.

Prosedur kerja

Perkecambahan (dilakukan seminggu sebelumnya)


1. Masing-masing benih direndam selama 24 jam.
2. Menyiapkan media perkecambahan berupa campuran tanah, sekam, dan juga
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
3. Menyiapkan wadah tempat perkecambahan berupa gelas air mineral yang
bagian bawahnya dilubangi agar saat menyiramnya air tidak tertampung di
dalam gelas.
4. Mengecambahkan benih 3 jenis tanaman dalam wadah perkecambahan masing-
masing diberi 2 benih setiap wadahnya.
5. Menjaga kelembaban dan mengamati perkecambahan selama seminggu.
6. Benih yang telah berkecambah salah satunya diambil secara hati-hati dari
wadah dan kemudian dibersihkan dari media yang menempel.
7. Mengamati tipe perkecambahan dari masing-masing benih.
8. Memotretnya dan menentukan bagian-bagian kecambah (radikula, plumula,
hipokotil dan epikotil) dari masing-masing benih.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum yang dilakukan adalah berup data yang disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays).
Gambar

Keterangan
 Perkecambahan Hipogeal
 Biji berkeping satu (Monokoyil)
 Akar Serabut
 Bagian kecambah
1. Koleoptil
2. Radikula
3. Daun sejati
9

Tabel 2. Hsil Pengamatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau (Vigna radiata)


Gambar

Keterangan

 Perkecambahan epigeal
 Biji berkeping dua (Dikotil)
 Bagian kecambah
1.Radikula
2.Plumula
3.Hipokotil
4.Kotiledon
5.Epikotil
10

Tabel 3. Hasil Pengamatan Perkecambahan Biji Jeruk (Citus sp.)


Gambar

Keterangan

 Perkecambahan Hipogeal
 Biji berkeping dua (Dikotil)
 Akar Tunggang
 Bagian kecambah
1. Lembaga
2. koleoptil
11

Pembahasan

Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,


khususnya tumbuhanan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang
semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis
yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Proses pertumbuhan
embrio dan komponen-komponen dalam biji menjadi tumbuhan muda ini dikenal
sebagai perkecambahan. Setelah kecambah dihasilkan, selanjutnya kecambah
akan berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sudah mempunyai akar, batang
dan daun. Perkecambahan pada tumbuhan hanya terjadi apabila biji berada
dalam lingkungan yang sesuai. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup, suhu
yang optimum untuk kerja enzim, udara yang cukup, cahaya dan kelembapan
merupakan beberapa syarat penting terjadinya perkecambahan.
Tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah
yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena tumbuhan monokotil dan dikotil
memiliki struktur biji yang berbeda atau berdasarkan letak kotiledonnya, maka
perkecambahan dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu Epigeal. Pada perkecambahan
epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah. Hal itu terjadi karena adanya
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga (hipokotil) sehingga daun
lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hipogeal. Pada perkecambahan
hipogeal, kotiledon berada di bawah tanah. Hal itu terjadi karena adanya
pembentangan ruas batang di atas daun Lembaga (epikotil) sehingga daun
lembaga terangkat ke atas tanah tetapi kotiledonnya tetap berada di dalam tanah.
Kedua tipe perkecambahan di atas terjadi pada tipe proses perkecambahan yang
berlangsung melalui serangkaian proses biokimia. Perkecambahan merupakan
salah satu tahapan pertumbuhan yang terjadi pada perbanyakan generatif.
Jagung (Zea mays) termasuk tipe perkecambahan hipogeal yaitu kotiledon
tetap tumbuh didalam tanah. Tanaman ini termasuk tanaman monokotil karena
bijinya berkeping satu dan akarnya adalah akar serabut. Namun pada praktikum
ini jagung banyak mengalami kegagalan tumbuh dikarenakan kualitas biji yang
kurang terjamin, tanah yang kurang subur dan sehat serta perawatan dan
penjagaan yang kurang diperhatikan. Bagian-bagian perkecambahannya yaitu
12

akar, kotiledon, dan juga daun lembaga (daun yang pertama tumbuh setelah proses
perkecambahan).
Kacang hijau (Vigna radiata) termasuk perkecambahan epigeal karena
kotiledon terdapat di permukaan tanah. Biji kacang hijau termasuk biji berkeping
dua (Dikotil), dan mempunyai akar tunggang. Pada benih kacang hijau terlihat
jelas selaput benih, plumula yang menjadi bakal daun serta radikula yang menjadi
bakal akar, yang paling luas bentuknya adalah kotiledon. Sedangkan pada kacang
hijau yang telah dibelah terlihat jelas hipokotil, epikotil, selaput benih dan
kotiledon.
Jeruk (Citrus sp.) termasuk perkecambahan epigeal, yaitu kotiledon terdapat
dipermukaan tanah. Tanaman ini termasuk tanaman dikotil karena bijnya
berkeping dua dan memiliki akar tunggang.
13

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan
khususnya tumbuhan berbiji.
2. Perkembang biakan secara generatif artinya tanaman atau individu
tanaman baru berasal dari bagian vegetatif tanaman induk.
3. Radikula merupakan calon akar yang tumbuh membentuk akar dan akan
menembus biji kearah liang biji. Dan kotiledon merupakan calon daun
yang pertama yang tumbuh dalam proses perkecambahan.
4. Tanaman yang termasuk tipe perkecambahan hipogeal yaitu jagung (Zea
mays), dan sedangkan tanaman yang termasuk tipe perkecambahan epigeal
adalah kacang hijau (Vigna radiata) dan jeruk siam (Citrus nobilis).

Saran

Saran untuk praktikum yang telaph dilaksanakan adalah sebagai berikut:


Memastikan benih yang digunakan sebagai bahan parktikum adalah benih yang
kualitas tumbuh dan perkecambahannya sudah terjamin sehingga pada saat proses
perkecambahan biji atau benih tersebut sudah pasti bisa berkecamabah. Memberi
pupuk, menjaga, dan merawat benih bahan praktikum guna mendapatkan hasil
perkecambahan yang baik.
14

DAFTAR PUSTAKA

Henry. 2010. Perkecambahan Biji. Kanisus. Yogyakarta.


Wahyudin A, Ruminta, dan S. A. Nursaripah. 2016. Pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida akibat pemberian
berbagai dosis herbisida kalium glifosat. Jurnal Kultivasi Vol. 15(2)
Agustus 2016. Jawa Barat.
Kuswanto, H. 2010. Analisis Benih. Andi. Yogyakarta
Ikhwana Pasta, Andy Ette, Henry N. Barus, 2015. Tanggapan Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.Saccharata) Pada Aplikasi
Berbagai Pupuk Organik. e-J Agrotekbis 3 (2): 168-177, April 2015.
ISSN: 2338-3011. Palu.
Rikardo Halomoan Sihotang, Dwi Zulfita, Ahmad Mulyadi Surojul, 2012.
Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang
Hijau Pada Tanah. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian UNTAN, Vol 2 No
1. Pontianak.
Desy Putri Hastuti, Supriyono, Sri Hartati. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Kacang
Hijau (Vigna radiata, L.) pada Beberapa Dosis Pupuk Organik dan
Kerapatan Tanam. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture.
33(2), 89-95, 2018. Karanganyar.
Muhammad Arhan Rajab, 2017. Pengaruh Pertumbuhan Kacang Hijau (Vignia
radiatus) Dengan Perlakuan Pemberian Media Air Berbeda. Palopo.
Mustika Sri Lestari, 2018. Pemanfaatan Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiata)
Sebagai Bahan Dasar Yogurt Dengan Penambahan Sari Buah Naga
Merah (Hylocereus polurhizus). Yogyakarta.
Dedi M. A. L Tobing, Eva Sartini Bayu, Luthfi A. M Siregar, 2013. Identifikasi
Karakter Morfologi Dalam Pemyusun Deskipsi Jeruk Siam (Citrus
nobilis) Dibeberapa Daerah Kabupaten Karo. Jurnal Online
Agroekoteknologi ISSN No. 2337 – 6597. Vol. 2. No. 1: 72 – 85.
Desember 2013. Medan.

Anda mungkin juga menyukai