Anda di halaman 1dari 19

Bacillus thuringiensis (Bt)

Bt adalah bakteri fakultatif-anaerobik, membentuk spora.


 Terdapat di tanah secara alami.
 Kespesifikan bakteri ini adalah pembentukan protein
yang mengkristal (insecticidal crystal protein/ ICPs) yang
mengandung endotoksin insektisida khusus, disebut Cry
toxin atau Bt toxin.
 Kristal (cry) mempunyai berbagai bentuk (bipyramidal,
cuboidal, flat rhomboid, spherical atau komposisi dengan
2 jenis kristal), tergantung komposisi ICP.
 Klasifikasi gen ICP menurut (Höfte & Whiteley, 1989):
- Lepidoptera (cry I)
- Diptera dan Lepidoptera (cry II)
- Coleoptera (cry III)
- Diptera (cry IV)
- Coleoptera dan Lepidoptera (cry V)
Bacillus thuringiensis (Bt)

 Pertama sekali diisolasi pada tahun 1901 pada larva


Bombyx mori yang sudah mengering oleh Ishiwata
(Jepang).
 Tetapi dideskripsikan secara formal oleh Belrliner dari
Jerman pada tahun 1915 setelah mengisolasi Bt dari larva
Ephestia kuehniella pada tahun 1911 yang dijumpai
memiliki kemampuan untuk membunuh serangga tertentu.
 Bt alami bersifat sangat spesifik, beracun hanya untuk
beberapa spesies kelompok serangga: Lepidoptera (kupu-
kupu, ngengat), Coleoptera (kumbang), Diptera (lalat,
nyamuk), Hymenoptera (tawon, lebah, semut, dll).
Target insects for Bt toxin
Cry toxins have specific activities against insect species of the orders
Lepidoptera (moths and butterflies), Diptera (flies and mosquitoes), Coleoptera
(beetles), Hymenoptera (wasps, bees, ants and sawflies) and nematodes.
Bacillus thuringiensis (Bt)

 Sampai saat ini > 50 subspesies Bt telah ditemukan,


yang diisolasi dari berbagai jenis habitat (69 Bt subspesies
dan 82 Bt serovar).
 > 100 gen protein kristal telah di-sequensing.
 Toksisitas protein kristal ini terhadap serangga tertentu
yang menyebabkan pengembangan bio-insektisida.
 Sejak tahun 1930, Bt telah digunakan sebagai alternatif
insektisida DDT dan organophosphat.
Klasifikasi Bt
 Bt diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sel,
biokimia, dan genetikanya.
 Bt termasuk anggota kelompok Bacillus cereus (Bc),
termasuk B. cereus, B. mycoides dan B. anthracis.
 Bt dan Bc tidak dapat dibedakan oleh karakteristik
fenotip (morfologi dan penggunaan bahan organik),
karakteristik asam lemak, gula, elektroforesis enzim
multilokus, juga karakteristik genotip (analisa homologi
DNA, sekuensing 16S rDNA, dll).
Bt hanya dapat dibedakan dari Bc oleh produksi salah
satu badan inklusi selama proses sporulasi.
Cara kerja Bt pada serangga target
Kristal Endotoksin Bt
Habitat B. thuringiensis

Di dalam tubuh serangga inang

Beberapa jenis Bt telah diisolasi dalam tubuh


serangga, termasuk Coleoptera, Diptera, dan
Lepidoptera, dapat berkembang biak di dalam tubuh
serangga inangnya.
Bangkai serangga yang terinfeksi biasanya
mengandung spora dan kristal dalam jumlah besar,
yang kemudian dapat dilepaskan di lingkungan.
Di dalam tanah

Spora Bt dapat bertahan di dalam tanah dan


pertumbuhan vegetatif terjadi jika nutrisi telah tersedia.
Hasil penelitian di Amerika, 0,5 – 0,005% spesies Bt
diisolasi dari sampel tanah (DeLucca et al.1981).

Di atas permukaan tanaman


 Sejumlah subspesies Bt dijumpai di permukaan
tanaman (phylloplane), seperti pohon coniferous, pohon
deciduous, sayur-sayuran, dan tanaman herbal (Smith
& Couche, 1991; Damgaard et al., 1997)
 Bt juga diisolasi dari produk biji-bijan yang disimpan
(Meadows et al., 1992).
 Bt toxin dari B. thuringiensis subsp. kurstaki
dikenal dengan nama dagang: Dipel, Sok-Bt,
Thuricide, Certan, dan Bactospeine.
 Bt toxin dari B. thuringiensis subsp.
israelensis (Bti) dikenal dengan nama dagang:
Bactimos, Bacticide, BMC, Teknar, dan
Vektobak.
Pengaruh Bt terhadap organisme non-target
dan manusia

 Hasil penelitian Bt tidak memiliki dampak terhadap


beberapa mamalia, burung, ikan dan beberapa vertebrata
air di laboratorium.
Aplikasi Bt juga tidak dijumpai membahayakan
manusia/pekerja.
Lysinibacillus sphaericus

 Bakteri ini membentuk protein kristal selama proses


sporulasi.
 Toksin L. sphaericus, yang disebut : Potent Binary
Protein Toxins (Bin), secara spesifik dapat membunuh
larva nyamuk, terutama yang berada di dalam air,
sehingga dapat digunakan sebagai bio-insektisida.
 Sel vegetatif strain bakteri tertentu menghasilkan
mosquitocidal toxins (Mtx proteins)
 Cara kerja insektisida: merusak sel epitel mikrovillar
di dalam usus.
 Toksin L. sphaericus dikenal dengan nama dagang:
Spic Biomass.
 Target utama formulasi komersil L. sphaericus:
nyamuk dan lalat hitam.
 Tidak berbahaya bagi organisme non-target,
seperti binatang piaraan, burung, ikan, juga
manusia.
Lysinibacillus sphaericus

Bentuk vegetatif bakteri L. sphaericus SEM bakteri L. sphaericus

Anda mungkin juga menyukai