0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
78 tayangan19 halaman
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri yang membentuk protein kristal beracun bagi serangga tertentu. Protein kristal ini disebut Cry toxin atau Bt toxin yang spesifik terhadap serangga seperti kupu-kupu, ngengat, kumbang, dan lainnya. Bt alami bersifat sangat selektif dan telah digunakan sebagai bioinsektisida sejak 1930-an.
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri yang membentuk protein kristal beracun bagi serangga tertentu. Protein kristal ini disebut Cry toxin atau Bt toxin yang spesifik terhadap serangga seperti kupu-kupu, ngengat, kumbang, dan lainnya. Bt alami bersifat sangat selektif dan telah digunakan sebagai bioinsektisida sejak 1930-an.
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri yang membentuk protein kristal beracun bagi serangga tertentu. Protein kristal ini disebut Cry toxin atau Bt toxin yang spesifik terhadap serangga seperti kupu-kupu, ngengat, kumbang, dan lainnya. Bt alami bersifat sangat selektif dan telah digunakan sebagai bioinsektisida sejak 1930-an.
Bt adalah bakteri fakultatif-anaerobik, membentuk spora.
Terdapat di tanah secara alami. Kespesifikan bakteri ini adalah pembentukan protein yang mengkristal (insecticidal crystal protein/ ICPs) yang mengandung endotoksin insektisida khusus, disebut Cry toxin atau Bt toxin. Kristal (cry) mempunyai berbagai bentuk (bipyramidal, cuboidal, flat rhomboid, spherical atau komposisi dengan 2 jenis kristal), tergantung komposisi ICP. Klasifikasi gen ICP menurut (Höfte & Whiteley, 1989): - Lepidoptera (cry I) - Diptera dan Lepidoptera (cry II) - Coleoptera (cry III) - Diptera (cry IV) - Coleoptera dan Lepidoptera (cry V) Bacillus thuringiensis (Bt)
Pertama sekali diisolasi pada tahun 1901 pada larva
Bombyx mori yang sudah mengering oleh Ishiwata (Jepang). Tetapi dideskripsikan secara formal oleh Belrliner dari Jerman pada tahun 1915 setelah mengisolasi Bt dari larva Ephestia kuehniella pada tahun 1911 yang dijumpai memiliki kemampuan untuk membunuh serangga tertentu. Bt alami bersifat sangat spesifik, beracun hanya untuk beberapa spesies kelompok serangga: Lepidoptera (kupu- kupu, ngengat), Coleoptera (kumbang), Diptera (lalat, nyamuk), Hymenoptera (tawon, lebah, semut, dll). Target insects for Bt toxin Cry toxins have specific activities against insect species of the orders Lepidoptera (moths and butterflies), Diptera (flies and mosquitoes), Coleoptera (beetles), Hymenoptera (wasps, bees, ants and sawflies) and nematodes. Bacillus thuringiensis (Bt)
Sampai saat ini > 50 subspesies Bt telah ditemukan,
yang diisolasi dari berbagai jenis habitat (69 Bt subspesies dan 82 Bt serovar). > 100 gen protein kristal telah di-sequensing. Toksisitas protein kristal ini terhadap serangga tertentu yang menyebabkan pengembangan bio-insektisida. Sejak tahun 1930, Bt telah digunakan sebagai alternatif insektisida DDT dan organophosphat. Klasifikasi Bt Bt diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sel, biokimia, dan genetikanya. Bt termasuk anggota kelompok Bacillus cereus (Bc), termasuk B. cereus, B. mycoides dan B. anthracis. Bt dan Bc tidak dapat dibedakan oleh karakteristik fenotip (morfologi dan penggunaan bahan organik), karakteristik asam lemak, gula, elektroforesis enzim multilokus, juga karakteristik genotip (analisa homologi DNA, sekuensing 16S rDNA, dll). Bt hanya dapat dibedakan dari Bc oleh produksi salah satu badan inklusi selama proses sporulasi. Cara kerja Bt pada serangga target Kristal Endotoksin Bt Habitat B. thuringiensis
Di dalam tubuh serangga inang
Beberapa jenis Bt telah diisolasi dalam tubuh
serangga, termasuk Coleoptera, Diptera, dan Lepidoptera, dapat berkembang biak di dalam tubuh serangga inangnya. Bangkai serangga yang terinfeksi biasanya mengandung spora dan kristal dalam jumlah besar, yang kemudian dapat dilepaskan di lingkungan. Di dalam tanah
Spora Bt dapat bertahan di dalam tanah dan
pertumbuhan vegetatif terjadi jika nutrisi telah tersedia. Hasil penelitian di Amerika, 0,5 – 0,005% spesies Bt diisolasi dari sampel tanah (DeLucca et al.1981).
Di atas permukaan tanaman
Sejumlah subspesies Bt dijumpai di permukaan tanaman (phylloplane), seperti pohon coniferous, pohon deciduous, sayur-sayuran, dan tanaman herbal (Smith & Couche, 1991; Damgaard et al., 1997) Bt juga diisolasi dari produk biji-bijan yang disimpan (Meadows et al., 1992). Bt toxin dari B. thuringiensis subsp. kurstaki dikenal dengan nama dagang: Dipel, Sok-Bt, Thuricide, Certan, dan Bactospeine. Bt toxin dari B. thuringiensis subsp. israelensis (Bti) dikenal dengan nama dagang: Bactimos, Bacticide, BMC, Teknar, dan Vektobak. Pengaruh Bt terhadap organisme non-target dan manusia
Hasil penelitian Bt tidak memiliki dampak terhadap
beberapa mamalia, burung, ikan dan beberapa vertebrata air di laboratorium. Aplikasi Bt juga tidak dijumpai membahayakan manusia/pekerja. Lysinibacillus sphaericus
Bakteri ini membentuk protein kristal selama proses
sporulasi. Toksin L. sphaericus, yang disebut : Potent Binary Protein Toxins (Bin), secara spesifik dapat membunuh larva nyamuk, terutama yang berada di dalam air, sehingga dapat digunakan sebagai bio-insektisida. Sel vegetatif strain bakteri tertentu menghasilkan mosquitocidal toxins (Mtx proteins) Cara kerja insektisida: merusak sel epitel mikrovillar di dalam usus. Toksin L. sphaericus dikenal dengan nama dagang: Spic Biomass. Target utama formulasi komersil L. sphaericus: nyamuk dan lalat hitam. Tidak berbahaya bagi organisme non-target, seperti binatang piaraan, burung, ikan, juga manusia. Lysinibacillus sphaericus
Bentuk vegetatif bakteri L. sphaericus SEM bakteri L. sphaericus