TANAMAN PADI
.
TANAMAN JAGUNG
TANAMAN KEDELAI
Kepik Pengisap Polong Kedelai Riptoruslinearis(Fabricius)(Hemiptera:
Alydidae)
Riptortus linearis merupakan salah satu hama pengisap polong kedelai yang dapat
menyebabkan kehilangan hasil hingga 79%.
Hama N. viridula tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, selain
menyerang tanaman kedelai, serangga ini juga menyerang tanaman padi, jagung, tembakau,
kentang, cabai, kapas dan berbagai jenis tanaman berpolong.
Siklus Hidup N. viridula
Siklus hidup hama ini terdiria atas telur, nimfa sebanyak 5 instar, kemudian menjadi
kepik dewasa. Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna
hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning kehijauan dengan
tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90
butir/kelompok) pada permukaan bawah daun. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup
bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Periode telur 4-6 hari.Perkembangan
dari telur sampai menjadi serangga dewasa kurang lebih selama 4-8 minggu.
Gejala Serangan
Nimfa dan serangga dewasa merusak tanaman dengan cara mengisap polong kedelai.
Pada polong yang masih muda dan terserang kepik hijau menyebabkan polong tersebut
menjadi kosong (hampa) dan kempis karena biji tidak terbentuk dan polong gugur. Pada
polong tua menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik hitam yang pada akhirnya biji
menjadi busuk. Pucuk dan daun yang diisap oleh kepik hijau N. viridula menjadi layu dan
kering.
Pengendalian N. viridula
Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10 hari, pergiliran tanaman, tanam tanaman
perangkap Sesbania rostrata.
Pergiliran tanaman bukan inang.
Pengumpulan kepik dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan.
Menjaga kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.
Sampai saat ini telah ditemukan delapan jenis parasitoid telur, yaitu
Anastatus sp., Ooencyrtus sp., Telenomus sp., T. basalis, dan
empat jenis Gryonspp. Jenis parasitoid imago yang diketahui adalah Conopid sp.
Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas ambang kendali.
Tanaman inang dari hama E. zinkenella ialah Crotalaria striata, C. juncea kacang
tunggak (Vigna sinensis), kacang kratak (Phaseolus lunatus), dan Teprosia candida.
Siklus Hidup E. zinkenella
Ngengat berwarna kuning keabu-abuan, sayap belakang ditutup sisik-sisik jarang
berewarna agak cerah. Ukuran tubuh ngengat bervariasi antara 1,7-2,5 cm, aktif pada malam
hari serangga betina dapat bertelur antara 73-300 butir yang diletakkan pada bagian bawah
kelopak bunga dan polong kedelai.
Telur berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 0,6 mm. Telur muda berwarna putih-
mengkilap dan setelah cukup umur menjadi kemerah-merahan sampai jingga.
Larva (ulat) muda yang baru menetas bergerak menuju polong, kemudian
bersembunyi diliputi benang pintal putih. Setelah menggerek polong, ulat-ulat ini akan
memangsa biji kedelai. Ulat ini biasanya berukuran panjang antara 15-18 cm dan berwarna
hijau kekuning-kuningan sampai merah-muda dengan bagian punggung bergaris
hitam.Berkepompong dalam tanah pada kedalaman 2-3 cm. Kepompong tersebut berwarna
coklat, berukuran panjang 15 mm dan bentuknya bulat lonjong.
Daur hidup hama ini berkisar antara 18-41 hari.
Gejala Serangan E. zinkenella
Fase hama yang merusak tanaman kedelai adalah larva. Larva ini menggerek polong
kemudian tinggal hidup dan memangsa biji kedelai yang sehat. Akibat serangan
menyebabkan kerusakan pada polong muda maupun polong tua. Bahkan sering merusak
bunga.
Kerusakan pada bungamenyebabkan kegagalan pembentukan buah (polong).
Kerusakan pada polong muda akan mengakibatkan biji kedelai tidak berkembang dan polong
akan berguguran (rontok). Pada tingkat serangan yang berat, kerugian hasil dapat mencapai
90% atau lebih.
Pengendalian
Pengendalian non-kimiawi antara lain dengan menerapkan pergiliran tanaman,
mengatur waktu tanam secara serempak, dan sanitasi kebun dari gulma untuk menghilangkan
sumber serangan.
Beberapa jenis parasitoid yang telah diketahui memarsiti hama E. zinkenella antara
lain adalah Tichogramma spp., Agathis sp., Bracon spp.,Microbracon sp., Phanerotoma sp.,
Pristmeurus naitoi, Temelucha spp., Trathala sp.,Antrocephlus sp., dan Aphanteles sp.