Anda di halaman 1dari 21

FITRIYANDA SALFAMAS

08041381419045
E2
ID
SL

Rida Iswati dan Fauzan Zakaria


,

Serangan Hama Kutu Daun Aphis Pada Dua


Varietas
Tanaman Cabai.

Dahlia Simanjuntak

PENGENDALIAN HAYATI AFID PADA TANAMAN CABAI

int
MERAH DENGAN Menochilus Sexmaculatus

Po
er
w
Po
of
w er
Po
e
Th
Cabai (Capsicum anum) merupakan komoditas sayuran yang banyak
di gunakan dalam bentuk segar maupun olahan untuk konsumsi
rumah tangga, rumah makan dll

Pada tanaman cabai rawit, seringkali ditemukan buah yang rontok


dan membusuk, baik sebelum masak maupun yang sudah masak,
kadang kala buah berwarna cokelat kehitaman atau agak menguning
dan pada bagian tertentu dari kulit buah cabai ditemukan bintik
hitam yang berukuran sangat kecil. Hal ini menandakan bahwa buah
cabai tersebut telah terserang oleh hama
Rendahnya produksi cabai di
Indonesia antara lain
disebabkan oleh organisme
penggangu tumbuhan (OPT)
baik berupa hama, penyakit
maupun gulma yang menjadi
faktor pembatas karena
dapat menurunkan kualitas
dan kuantitas hasil produksi.
Salah satu hama penting
yang sering menimbulkan
kerusakan pada tanaman
cabai adalah hama kutu daun
Aphis.
Kutu daun (Aphis)

Kutu daun (Aphis) merupakan serangga hama yang merusak


perkembangan tanaman cabe. Serangannya hampir sama dengan
tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya
menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang
hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan.
Kutu Aphis ini memiliki
kemampuan
berkembang biak
dengan cepat karena
selain bisa
memperbanyak dari
perkawinan biasa, dia
juga mampu bertelur
tanpa
pembuahan
Serangan Hama Kutu Daun Aphis

Pada Dua Varietas

Tanaman Cabai.

Rida Iswati dan Fauzan Zakaria,


Tujuan dan METODE

Penelitian ini bertujuan menggunakan metode


untuk mengetahui eksperimental dilapangan
dengan menggunakan
intensitas serangan
varietas
hama kutu daun Aphis,
cabai Maliata FM dan Sirup
perkembangan populasi Samia. Teknik pengambilan
hama Aphis dan produksi sampel mengunakan pola
buah pada tanaman sistematis.
cabai varietas Malita FM Parameter yang di amati
dan varietas Sirup Samia adalah intensitas serangan,
populasi dan produksi
Add Image
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan intensitas serangan hama kutu daun Aphis
pada kedua varietas, puncak tertinggi serangan pada varietass Malita
FM adalah 61,13% dan Varietas Samia adalah 70,14%.
2. Terdapat perbedaan populasi hama kutu daun aphis pada kedua
variatas dimana populsi tertinggi hama Aphis pada varietas Malita FM
adalah varietas Malita FM adalah 180 ekor per tanaman, dan pada
tanaman cabai varietas Samia pertumbuhan populasi hama Aphis
mencapai 158 per tanaman.
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 17, No. 2, 2011: 7781

PENGENDALIAN HAYATI AFID PADA TANAMAN CABAI MERAH


DENGAN Menochilus sexmaculatus

Dahlia Simanjuntak1), F.X. Wagiman2)*, dan Laksminiwati


Prabaningrum3)
1)Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Jln. Setia Budi,
Tanjung Sari, Medan 20132
2)Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1 Bulaksumur,
Yogyakarta 55281
3)Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jln. Tangkuban Perahu 517, Lembang
40391
*Penulis untuk korespondensi. E-mail: wagimanfx@ugm.ac.id
Kajian dilakukan di dua tempat, yaitu di Gamping
dan Plumbon, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
pada musim tanam untuk mengkonfirmasikan
konsistensi hasil, terutama terhadap variasi lokasi
(spasial). Pertanaman cabai merah monokultur
berumur 30 hst seluas 200 m2 dipakai sebagai arena
kajian. Cabai ditanam berbaris dengan jarak 50 cm
150 cm pada bedengan yang ditutup mulsa
plastik.
Percobaan pertama, perlakuan predator dan perlakuan insektisida
masing-masing menggunakan 21 tanaman sebagai ulangan

Percobaan kedua, perlakuan predator dan perlakuan insektisida


masing-masing menggunakan 30 tanaman sebagai ulangan. Setiap
tanaman sebagai unit percobaan dipastikan terserang afid dengan
populasi minimal 250 ekor/tanaman
Predator

Penelitian ini Larva diperoleh dari


menggunakan larva hasil pembiakan
M. Sexmaculatus massal di
instar II umur 2 hari. Laboratorium
Pengendalian Hayati,
Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Teknik aplikasi predator adalah sebagai berikut :

Jumlah predator yang dilepas sebanyak 1 ekor/250 afid/tanaman.

Populasi afid bervariasi pada setiap tanaman. Dengan demikian

untuk tanaman cabai dengan populasi afid tinggi jumlah predator

yang dilepas ditambah, misalnya 2 ekor/500 afid/tanaman.


Pengaruh perlakuan predator Menochilus sexmaculatus dan insektisida Sihalotrin 25 g/l terhadap
keefektifan pengendalian afid pada tanaman cabai merah di daerah Gamping, Sleman
Pengaruh perlakuan predator Menochilus sexmaculatus dan insektisida Sihalotrin 25 g/l terhadap
keefektifan pengendalian hama Aphis spp. pada tanaman cabai merah di daerah Plumbon, Sleman
Kesimpulan

Pengendalian hayati afid pada


tanaman cabai merah dengan
melepas predator M. Sexmaculatus
instar 2 sebanyak 1 ekor/tanaman
dengan koloni afid sekitar 250 ekor
efektif dan setara dengan aplikasi
insektisida berbahan aktif Sihalotrin
25 g/l.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai