Anda di halaman 1dari 3

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENDUGAAN POPULASI HARIMAU SUMATERA


Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929 MENGGUNAKAN
METODE KAMERA JEBAKAN DI TAMAN NASIONAL
KERINCI SEBLAT WILAYAH KERINCI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Mendapatkan
Gelar Sarjana Sains Biologi Pada Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya

OLEH
INTAN QAANITAH
08041281419041

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara kepualaun beriklim tropis, Indonesia memilika kekayaan
sumberdaya alam hayati yangn sanat tinggi. Tidak kurang dari 515 spesies dari
4170 spesies mamalia dunia terdapat di Indonesia. Dari spesies yang ada sebanyak
146 spesies dilindungi serta 51% dari jumlah tersebut atau 88 spesies meruakan
endemic (PHPA, 2004; IUCN, 2004). Namun, tingginya tingkat keanekaragan
spesies yang ada, diikuti juga dengan tingginya laju kepunhan spesies di
Indonesia. Di satu sisi, spesies tersebut masing masing memiliki peran penting
dalam kelangsungan keseimbangan ekosistem. Salah satu spesies paying atau
spesies yang memerlukan kawasan luas atau bermacam habitat sehingga
memenuhi kebutuhan bentuk kehidupan lain beserta ekosistem lainnya memiliki
peran sebagai penyeimbang ekosistem.
Harimau Sumatera merupakan hewan karnivora asli Indonesia yang memiliki
habitat di pulau Sumatera. Harimau Sumatera merupakan satu dari sembilan
subspesies Panthera tigris (Linnaeus 1758) yang ada di dunia. Harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) merupakan subspesies yang ditemukan
di pulau Sumatera yang keberadaannya saat ini diperkirakan tinggal 400-500 ekor
di habitatnya. Harimau Sumatera hidup di daerah dataran rendah dan hutan
pegunungan (Krech et al 2004). Selain itu, harimau Sumatera juga ditemukan di
daerah rerumputan alang-alang tinggi dan juga rawa-rawa air tawar. Harimau
Sumatera mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih kecil daripada jenis harimau
lainnya.
Sumatera diperkirakan masih menyisakan areal seluas 130.000 km2 sebagai
habitat harimau sumatera (Wikramanayake et al. 1998). Populasi harimau
sumatera menempati kawasan konservasi dan perbukitan hutan, serta areal-areal
di luar kawasan konservasi seperti hutan produksi. Populasi harimau sumatera di
luar kawasan konservasi diduga relatif tinggi. Hal ini mengakibatkan tingginya
ancaman terhadap populasi harimau sumatera oleh perburuan liar dan perusakan
habitat. Kelangkaan populasi harimau sumatera juga dipicu akibat semakin
berkurangnya populasi satwa mangsa di alam.
Sebagian besar teknik pengamatan populasi harimau sumatera yang dilakukan
hingga saat ini menekankan pada perjumpaan tidak langsung yaitu melalui jejak
tapak kaki, kotoran, atau cakaran, baik di tanah maupun di pohon (scratch dan
scrape). Metode ini termasuk konvensional dan telah banyak diterapkan karena
relatif murah, sederhana, dan tidak membahayakan pengamat.
Namun demikian dugaan populasi yang dihasilkan seringkali menimbulkan
kerancuan dan bias yang tinggi, terutama akibat sulitnya menemukan jejak tapak
kaki pada tanah kering, permukaan tanah ditutupi serasah, atau tanah terlalu
lembek. Kelemahan teknik tersebut terus diupayakan perbaikannya dan sekarang
ini telah dikembangkan metode pengamatan melalui kamera jebakan (camera
trap). Prinsip dasar yang diterapkan dalam pendugaan populasi melalui kamera
jebakan adalah teknik tangkaptangkap kembali (capturerecapture). Penggunaan
kamera jebakan dalam pengembangan model capture-recapture telah
meningkatkan efektivitas metode survei dan pemantauan sebagian besar satwa
terestrial dan beberapa mamalia arboreal (Karanth & Nichols 2002). Penerapan
metode ini juga telah banyak dilakukan pada satwa yang memiliki perilaku
menghindar (elusive) dari manusia dan menyamar (cryptic) seperti harimau
sumatera.
1.2 Manfaat Penelititan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
Menyediakan informasi tentang prosedur pemasangan kamera jebakan untuk
pendugaan populasi harimau sumatera.
Sebagai sumber data dan informasi terbaru mengenai populasi harimau
sumatera di Taman Nasional Kerinci Seblat.
Sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan tindakan dan upaya pelestarian
populasi harimau sumatera.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menduga populasi harimau
sumatera di Taman Nasional Kerinci Seblat menggunakan kamera jebakan dan
mengidentifikasi jenis satwa potensi mangsa harimau sumatera.

Anda mungkin juga menyukai