Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN I
ENZIM DAN KERJA ENZIM

OLEH :

NAMA : DENY NOBERIO


NIM : 08111004028
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : SITI SADIAH

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel
enzim ini diproduksi oleh organel badan mikro peroksisom. Kegunaan enzim katalase
adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam
tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan
rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818.
Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan
bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi
penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian
peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung (Pratiwi 2007: 57).
Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim
meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk reaksi). Penurunan energi aktivasi dilakukan dengan membentuk
kompleks dengan substrat. Setelah produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan.
Enzim bebas untuk membentuk kompleks baru dengan substrat yang lain. Enzim
memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini,
terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat
mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga
diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang
dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus
saling komplementer (Pratiwi 2007: 56).
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis.
Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik
sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik
sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu
yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus
saling komplementer (Srikini 2008: 87).
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan
anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi. Teori gembok dan anak kunci
(Lock and key theory), Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks,
seperti kunci yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi
dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan
produk serta membebaskan enzim. Teori kecocokan yang terinduksi
(Induced fit theory), menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim
merupakan bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk
sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks (Wahyu 2010: 23).
Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut yaitu Suhu,
enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental
atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Derajat keasaman (pH),
enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit
sempit (pH= 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan
penurunan aktivitas enzim dengan cepat (Srikini 2008: 88).
Selain faktor diatas ada juga yang sangan berpengaruh terhadap kerja enzim
yaitu konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor. Jika pH dan suhu suatu sistem enzim
dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding
dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan
konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada.
(Wahyu 2010: 22).

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk melihat adanya amilum yang terdapat dalam
saluran air ludah serta pengaruh suhu terhadap enzim.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim merupakan komponen yang penting di dalam tubuh organisme.


Keberadaannya mampu membantu tubuh menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Pada dasarnya ada beragam jenis-jenis enzim, dan masing-masing memiliki peranan yang
spesifik. Akan tetapi jika ditarik dalam garis yang umum, enzim berperan dalam
mempercepat dan mengoptimalkan suatu reaksi di dalam tubuh. Enzim akan mengurai
molekul susbtrat menjadi molekul produk. Dalam menjalankan peranannya ini, enzim
menjalankan metode kerjanya sendiri (Nengsih 2008: 45).
Termolabil artinya aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja
enzim akan lambat. Semakin tinggi suhu, reaksi kimia yang dipengaruhi enzim semakin
cepat. Namun, jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi. Kerja enzim
bersifat bolak-balik, artinya enzim tidak dapat menentukan arah reksi, tetapi hanya
mempercepat laju reaksi hingga mencapai keseimbangan. Ada dua macam inhibitor enzim,
yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif. Inhibitor kompetitif adalah molekul
penghambat yang cara kerjanya bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif
enzim. Sementara itu, inhibitor non kompetitif adalah molekul penghambat enzim yang
bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif, sehingga bentuk enzim berubah
dan sisi aktif tidak dapat berfungsi (Wahyu 2010: 23).
Pada teori gembok dan kunci menyatakan bahwa enzim dan substrat akan
bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk ke dalam gembok. Di
dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah
bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim. Sisi aktif
enzim bersifat fleksibel sehingga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat.
Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisiaktif termodifikasi melingkupinya
membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks, enzim kembali tidak
aktif menjadi bentuk yang lepas, hingga substrat yang lain dapat bereaksi dengan enzim
tersebut (Srikini 2008: 89).
Mekanisme reaksi enzimatis dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi suhu, pH,
konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, zat-zat pengikat (aktivator), dan zat-zat
penghambat (inhibitor). Enzim hanya dapat bekerja maksimum pada kisaran suhu 38oC
sampai dengan suhu 40oC dan pH antara 6 sampai 8. Selain itu, penambahan konsentrasi
enzim dan konsentrasi substrat mengakibatkan kecepatan reaksi meningkat hingga dicapai
kecepatan konstan. Adanya zat kimia tertentu juga dapat meningkatkan aktivitas kerja
enzim. Sementara itu, dengan adanya inhibitor, enzim tidak dapat berikatan dengan substrat
sehingga tidak dapat menghasilkan suatu produk (Pratiwi 2007: 59).
Enzim adalah senyawa protein yang bertindak sebagai biokatalisator, artinya
senyawa tersebut mampu mempercepat reaksi kimia, tetapi zat itu sendiri tidak ikut
bereaksi. Pada umumya enzim tersusun atas dua bagian yaitu: apoenzim yang mengandung
protein, dan koenzim yang tidak mengandung protein. Enzim juga memiliki ciri-ciri lain
seperti berikut, enzim bekerja spesifik, artinya enzim tidak dapat bekerja pada semua
substrat, tetapi hanya bekerjaa pada substrattertentu saja. Enzim berupa koloid, artinya
dalam larutan enzim membentuk suatu koloid sehingga aktivitasnya lebih besar. Enzim
dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa. Dengan arti, sisi aktif enzim mempunyai
gugus R residu asam amino spesifik (Pratiwi 2007: 57).
Enzim sangat berperan penting dalam tubuh, seperti halnya dengan enzim katalase.
Enzim ini merupakan enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang, membran
mukosa, ginjal dan hati. Enzim ini bekerja secara aktif dalam tubuh dan aktifitas kerjanya
dapat ditemukan pada mitokondria, sitoplasma serta peroksosom. Enzim yang mengandung
empat gugus ini juga memiliki empat rantai polipeptida yang masing-masing bagian terdiri
atas 500 lebih senyawa asam amino. Heme yang terdapat pada enzim katalase juga
terbentuk dari sebuah cincin protoporphyrin dan mengandung atom besi tunggal. Adapun
berat molekul yang terdapat pada enzim ini adalah 118.054,25 gram/mol
(Nengsih 2008: 45).
Enzim katalase bekerja dengan rangkaian beberapa molekul sehingga keempat
gugus tadi akan membantu penyerapan. Adapun didalam tubuh memiliki kandungan
hidrogen peroksida atau H2O2 yang merupakan hasil dari respirasi dan dibuat untuk seluruh
sel-sel yang hidup. Kandungan H2O2 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi tubuh untuk itu
enzim katalase berfungsi untuk mengkatalis kandungan H2O2 tersebut. Peran enzim ini juga
sebagai peroksidasi yang khusus untuk mereaksi dekomposisi hidrogen peroksida sehingga
pada nantinya dapat berubah menjadi oksigen serta air. Untuk satu molekul hidrogen
peroksida, enzim ini mampu mengoksidasinya hingga menjadi oksigen. Lalu proses
peredoksidasian yang kedua akan menjadi air. Hidrogen yang berupa ion sebagai
penyeimbang terhadap reaksi yang tengah berjalan (Wahyu 2010: 26).
Namun sejauh ini, peran dari enzim katalase memang masih kecil dalam
mengkatalis senyawa H2O2 jika dibandingkan dengan proses kecepatan pembentukannya.
Didalam sel-sel tubuh terdapat katalase namun berjumlah sangat sedikit serta sangat rentan
dengan adanya peroksida. Untuk itulah dengan kapasitasnya yang kecil, enzim ini akan
bekerja lebih cepat untuk menekan terhadap serangan oksidator hidrogen peroksida. Enzim
ini banyak terdapat dalam sel-sel pada hati. Adakalanya jumlah enzim ini lebih meningkat
dari semula. Dengan begitu reaksinya akan lebih cepat. Untuk itu kita perlu mengkonsumsi
bahan makanan seperti hati dengan porsi yang lebih banyak sehingga proses oksidasi yang
dilakukan oleh enzim katalase tidak mengecil (Srikini 2008: 88).
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut
dengan enzim. Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan
menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk
melakukan suatu reaksi kimia didalam tubuh. Jika tidak terdapat katalisator dalam
metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk
hidup (Wahyu 2010: 27).
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan
energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau
mengeluarkn zat-zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur sel
yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang. Tentunya dalam suatu reaksi
kimia terdapat zat-zat atau senyawa-senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor),
atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa-senyawa yang mempercepat suatu reaksi
dikenal dengan sebutan katalisator (Pratiwi 2007: 59).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 21 November 2013, pukul
10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunsen, gelas beker, pipet
tetes, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah larutan lugol dan
saliva atau ludah.
3.3. Cara Kerja

Sebelum dikumpulkan air liur, berkumurlah dengan air bersih, kemudian air
ludah dicampur dengan kurang lebih 15 ml aquades dengan jalan dihisap ke dalam
mulut dan diaduk dengan bantuan lidah dan pipi selama 5 menit. Selanjutnya,
dituangkan ke dalam gelas beker. Lalu, dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi.
Diteteskan larutan lugol, diamati perubahan warna. Kemudian, dapat dipanaskan untuk
melihat perubahan warna yang terjadi, dicatat hasil di lembar hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan tabel hasil uji enzim
sebagai berikut :
Kelompok Hasil Keterangan
Sebelum Sesudah
1 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
2 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
3 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
4 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
5 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
6 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
7 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
8 Putih Kuning Kecoklatan Tidak Berhasil
9 Putih Putih Tidak Berhasil
10 Putih Putih Kekuningan Tidak Berhasil

4.2 Pembahasan
Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida bila tidak segera
diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Enzim merupakan
senyawa yang dibentuk oleh organisme. Menurut Anonim (2013: 1) menyatakan bahwa,
Cara kerja yang dilakukan enzim adalah sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan
saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul
enzim yang tepat makaakan menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat
tersebut disebut dengan sisi aktif.
Pada dasarnya enzim tersusun atas dua bagian. Kedua bagian enzim tersebut yaitu
apoenzim dan koenzim. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim
tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim.
Menurut Utami (2010: 220) menyatakan bahwa, apoenzim adalah bagian protein dari
enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim.
Contoh, dari substrat yang sama dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari
enzimnya. Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim.
Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Koenzim
bersifat termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya menentukan
sifat dari reaksinya.
Enzim merupakan katalisator dalam sistem biologi, enzim sering disebut
biokatalisator. Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator
reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologi (makhluk hidup). Katalisator adalah
suatu zat yang mempercepat reaksi kimia, tetapi tidak mengubah kesetimbangan reaksi atau
tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi. Zat itu sendiri (enzim) tidak ikut dalam reaksi
sehingga bentuknya tetap atau tidak berubah. Tanpa adanya enzim, reaksi-reaksi kimia
dalam tubuh akan berjalan lambat. Menurut Pratiwi (2007: 33) menyatakan bahwa, sifat
sifat enzim sebagai berikut yaitu enzim mengalami denaturasi/kerusakan pada temperatur
tinggi, efektif dalam jumlah kecil, tidak berubah pada waktu reaksi berlangsung, tidak
memengaruhi keseimbangan, tetapi hanya mempercepat reaksi, spesifik untuk reaksi.
Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak.
Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas menurun dan enzim menjadi rusak. Faktor-faktor
yang memengaruhi enzim dan aktivitas enzim sebagai berikut. Yaitu temperatur atau suhu,
air, PH, hasil akhir, substrat, dan zat-zat penghambat. Umumnya enzim bekerja pada suhu
yang optimum. Menurut Utami (2010: 49) menyatakan bahwa, air berperan dalam
memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim
tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mulailah biji berkecambah.
Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali
menjadi substrat. Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal,
kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi.
Enzim bekerja pada subtract-subtrat tertentu. Enzim memiliki banyak macam-
macamnya, diantaranya adalah enzim katalase, enzim oksidase, enzim hidrase, enzim
dehidrogenase, enzim karboksilase dan enzim transphosforilase. Menurut Anonim (2013: 3)
menyatakan bahwa, enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen. Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O 2 dengan
suatu substrat yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.
Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa
menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase,
akonitase. Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat
yang lain. Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H 3PO4 dari molekul satu ke
molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.
Enzim bekerja secara spesifik. Artinya, enzim hanya dapat bekerja pada substrat
tertentu. Ada beberapa teori menjelaskan tentang cara kerja enzim yaitu lock and key
theory (teori gembok dan kunci) dan induced fit theory. Menurut Utami (2010: 57)
menyatakan bahwa, Lock and Key Theory teori ini dikemukakan oleh Fischer (1898).
Enzim diumpamakan sebagai gembok yang mempunyai bagian kecil dan dapat mengikat
substrat. Bagian enzim yang dapat berikatan dengan substrat disebut sisi aktif. Substrat
diumpamakan kunci yang dapat berikatan dengan sisi aktif enzim dan Induced Fit Theory
(Teori Ketepatan Induksi) bahwa teori Induced Fit (ketepatan induksi). Sisi aktif enzim
bersifat fleksibel sehingga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dapat kami simpulkan sebagai
berikut yaitu :
1. Enzim bekerja pada substrat-substrat tertentu.
2. Enzim mengalami nonaktif pada suhu rendah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim dan aktivitas enzim yaitu temperatur, air,
PH, hasil akhir, substrat, dan zat-zat penghambat.
4. Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia
dalam sistem biologi (makhluk hidup).
5. Pada temperatur yang tinggi enzim terdenaturasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2013.Cara Kerja Enzim. http: www. nhawheku.blogspot.com. Diakses pada


tanggal 31 November 2013. Pukul 12.23 WIB.

Nengsih. 2008. Pengantar Ilmu Praktikum Fisiologi Hewan Universitas Terbuka.


Universitas Terbuka Press: Jakarta.

Pratiwi. 2007. Biologi Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.

Srikini. 2008. Biologi Eksperimental dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.


PT media network: Jakarta.

Utami. 2010. Bank Soal Biologi Universitas Terbuka. Ywira media: Bandung.

Wahyu. 2010. Manfaat Uji Nutrisi Makanan Bagi Kesehatan. Yudhistira: Jakarta.
LAMPIRAN

Air ludah yang ditetesi betadine Air ludah yang telah dipanasi
ABSTRAK

Praktikum yang berjudul Enzim dan Kerja Enzim bertujuan untuk melihat adanya
amilum yang terdapat didalam saluran air ludah serta pengaruh suhu terhadap kerja enzim.
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2013, pukul 13.00 WIB sampai
dengan 15.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah bunsen, gelas beker, pipet tetes, dan tabung reaksi.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah larutan lugol dan saliva atau ludah. Hasil yang
didapat dari praktikum ini adalah Tabel hasil angkatan tentang perubahan warna yang
terjadi pada air ludah yang diberi betadine yang selanjutnya dipanaskan dan hasilnya semua
kelompok gagal, seharusnya air ludah berubah warna ungu, namun semua kelompok
berwarna putih. Kesimplan yang didapat adalah Temperatur suhu yang panas dapat
mendenaturasi protein-protein yang tterdapat pada enzim, sehingga sistem kerja enzim
menjadi rusak dan mati.

Anda mungkin juga menyukai