Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Pengelolaan Gulma

IDENTIFIKASI GULMA PEKARANGAN

Oleh :

 Afni Berutu (2005150010010)


 Hanifah Luthfiyah M (2005150010006)
 Dewi Sekar Sari (20051500100
 Indri Aulia Vitaloka (20051500
 Suseno Anggi Saputri (2005150010011)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI PSDKU


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada umumnya dipandang dari manfaat yang didapat, tumbuhan dibagi menjadi dua
yaitu, tanaman yaitu tumbuhan yang menguntungkan dan dibudidayakan dan tumbuhan
yang merugikan. Tumbuhan yang menguntungkan disebut tanaman yaitu tumbuhan yang
dibudidayakan oleh manusia atau sengaja untuk ditanam karena mempunyai nilai
ekonomis yang menjanjikan. Sedangkan tumbuhan yang merugikan adalah tumbuhan yang
tidak dikehendaki keberadaannya dalam kegiatan budidaya atau dalam ilmu pertanian,
karena dapat merugikan dalam hal menurunkan hasil produksi yang bisa dicapai oleh
tanaman budidaya disebut gulma.
Gulma merupakan tumbuhan yang berasal dari spesies liar yang telah lama
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, atau spesies baru yang telah berkembang
sejak timbulnya pertanian. Setiap kali manusia berusaha mengubah salah satu atau seluruh
faktor lingkungan alami, seperti pembukaan hutan, pengolahan tanah, pengairan dan
sebagainya, maka selalu akan berhadapan dengan masalah baru karena tumbuhnya
tumbuhan yang tidak diinginkan yang merupakan salah satu akibat dari perubahan tersebut.
Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada lahan pertanian
dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok
(tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya,
penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori kualitas produksi pertanian, misalnya
pengotoran benih oleh biji-biji gulma, dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat
toksin (racun) serta sebagai tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan
kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang
biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau
sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan biaya-biaya usaha
pertanian dan menurunkan produktivitas.
Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada
kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh karena itu, untuk menangani masalah gulma,
maka perlu dilakukan identifikasi gulma yang dimaksudkan untuk membantu para petani
dalam usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi
dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Adapun pengendalian gulma dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara mekanis, biologi, kultur jaringan,
kimia dan terpadu.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis
gulma yang terdapat pada suatu tempat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bioekologi Gulma (Imperata cylindrica)


2.1.1. Klasifikasi Imperata cylindrica (Alang-alang)
Kingdom               : Plantae
Subkingdom          : Tracheobionta
Super Divisi          : Spermatophyta
Divisi                     : Magnoliophyta
Kelas                     : Liliopsida 
Sub Kelas              : Commelinidae
Ordo                      : Poales
Famili                    : Poaceae
Genus                    : Imperata
Spesies                  : Imperata cylindrica (L.) Beauv

2.1.2. Morfologi Imperata cylindrica (Alang-alang)


Tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 30 – 180 cm. Alang-alang memiliki
batang berbentuk silindir dengan diameter 2-3 mm dan memiliki ruas ruas. Memiliki daun
berbentuk pita dengan panjang yang dapat mencapai 12-18 cm dan lebar 2-5 cm. Alang-
alang memiliki bunga berbentuk majemuk berbentuk bulir (spica) dan bertangkai panjang.
Buah pada alang-alang berbentuk biji yang memiliki pajang ±1 mm dan berwarna cokelat
tua. Alang-alang dapat memperbanyak diri secara vegetatif melalui rhizoma dan secara
generatif melalui pembungaan dan biji (Sembodo, 2010)

2.1.3. Habitat Imperata cylindrica (Alang-alang)


Alang-alang senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari
sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau
terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini
dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak, bekas ladang, sawah yang
mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat
tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas (Moenandir, 1993).
2.2. Bioekologi Gulma (Cyperus rotundus L.)
2.2.1. Klasifikasi Cyperus rotundus (Teki Ladang)
Kingdom : Plantae
Ordo : Poales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus (L.)

2.2.2. Morfologi Cyperus rotundus (Teki Ladang)


Memiliki akar serabut yang tumbuh menyamping dengan membentuk umbi yang
banyak. Batang tumbuh dengan tegak dan berbentuk tumpul atau segitiga. Memiliki daun
menyirip dan berbentuk pita dengan pertulangan daun sejajar tidak mempunyai ligula atau
aurikula. Teki ladang memilki bunga tunggal dan biji yang berbentuk bulat (Johnny, 2006).

2.2.3. Habitat Cyperus rotundus (Teki Ladang)


Di darat dan gulma ini hampir selalu ada di sekitar tanaman budidaya karena dapat
berkembangbiak melalui biji (Sasfroutomo, 1990).

2.3. Bioekologi Gulma (Eclipta prostrata)


2.3.1. Klasifikasi Eclipta prostrata (Urang Aring)
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Eclipta

Spesies : Eclipta alba L.Hassk


(Tjitrosoepomo, 2005).
2.3.2. Morfologi Eclipta prostrata (Urang aring)
Ciri-ciri tanaman urang-aring adalah memiliki tinggi 10 hingga 80 cm. Berbatang
bulat, berwarna hijau kecokelatan, berambut putih yang agak kasar. Daunnya termasuk
daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang.
Pangkalnya meruncing dan tepinya bergerigi dengan panjang 2 – 3,5 cm, lebar 5 – 10 cm,
pertulangannya menyirip, serta permukaannya berambut serta berwarna hijau. Tumbuhan
ini berbunga majemuk, berbentuk bonggol, yang terdiri atas kelopak berbentuk corong,
ujung bertoreh enam, dan berwarna hijau. Bunga pada tumbuhan ini memiliki lima daun
mahkota, kepala benang sari berwarna kuning, dan putih berwarna putih kuning.
Tanamanan ini buahnya memanjang, pipih, keras, dan berambut. Berdiameter ±1 mm
berambut, berwarna hitam, dan bijinya berbentuk seperti jarum (Pratiwi, 2010).

2.3.3. Habitat Eclipta prostrata (Urang aring)


Tanaman ini banyak tumbuh di berbagai Negara terutama di daerah tropis dan
subtropis. Pada umumnya tanaman ini tumbuh di Indonesia sebagai tanaman liar. Urang
aring merupakan tanaman liar bertangkai banyak. Tumbuh di tempat terbuka seperti di
pinggir jalan, tanah lapang, dan pinggir selokan. Tanaman ini dapat tumbuh dari tepi pantai
sampai ketinggian 1.500 m dpl.

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilakukan di rumah masing-masing. Pada hari Jum’at, pukul 16.00-
17.40 WIB.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah
1. Peralatan tulis
2. Kertas A4
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan saat praktikum adalah
1. Gulma rerumputan
2. Gulma teki-tekian
3. Gulma berdaun lebar

3.3. Cara Kerja


1. Dicari tumbuhan gulma rerumputan, teki-tekian, dan berdaun lebar di sekitar rumah.
2. Lalu diidentifikasikan tumbuhan gulma tersebut .
3. Kemudian cari identifikasi gulma dengan searching di google.
4. Dan terakhir digambar tumbuhan gulma tersebut di kertas A4 dan ditulis klasifikasi
dari tumbuhan gulma tersebut.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :
1. Tumbuhan gulma hampir semua jenisnya memiliki kemiripan yang sulit untuk
dibedakan.
2. Pada tumbuhan gulma kelompok rerumputan yang ditemukan, yaitu alang-alang
(Imperata cylindrica)
3. Pada kelompok teki-tekian, yaitu teki ladang (Cyperus rotundus)
4. Pada kelompok daun lebar, yaitu urang aring (Eclipta prostrata)

4.2. Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya, mungkin buku-buku dipraktikum tentang
tumbuhan gulma dapat diperbanyak lagi.

V. DAFTAR PUSTAKA

Johnny, Martin. 2006. Dasar-dasar Mata Kuliah Gulma di Jurusan Biologi.

Universitas Udayana. Bali.

Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jilid 10. Rajawali
Press. Jakarta.
Pratiwi, Agness, Lufi Prasetyo Ningrum, Robi Sambastian, Sely Desilia. 2010.
Daun Urang Aring (Eclipta Alba) Sebagai Obat Alternatif Penyembuh Luka Alam
Pada Kelinci Karya ilmiah Remaja Tingkat Provinsi Yayasan Prisma Sanjaya.
Serang
Sasfroutomo, s.s. 1990. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Sembodo, D. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.


Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM-Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai