Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRATIKUM

KOMPETISI INTRA DAN


EKSTRA SPESIES
Afni Berutu 2005150010010
AGROTEKNOLOGI PSDKU GAYO LUES
FAKULTAS PERTANIAN
TP. 2020/2021

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hadiahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Pratikum Agroekologi Kompetisi Intra dan Ekstra Spesies” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Agroekologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang kompetisi intra dan ekstra spesies bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibuk Ir. Jumini, selaku Dosen
Pembimbing Agroekologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang saya
tekuni saat ini.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini. Saya menyadari tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik da saran yang membangun saya butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Gayo Lues, 23 Desember 2020

Afni Berutu
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Individu tanaman dalam satu komunitas saling berinteraksi, baik interaksi
tumbuhan sejenis (intra spesies) maupun interaksi dengan jenis lain (ekstra spesies).
Interaksi tersebut dapat saling menguntungkan atau merugikan salah satu dari pada-
Nya. Dengan kata lain interaksi tersebut dapat bersifat mutualistic atau kompotitif.
Individu tanaman akan berkompetisi satu dengan yang lain dalam memanfaatkan
sumber daya seperti unsur hara, air, udara, cahaya, ruangan dan sebagainya.
Umumnya persaingan antara tumbuhan sejenis lebih ketat daripada
persaingan tumbuhan yang berlawanan jenis. Hal tersebut disebabkan oleh karena
kebutuhan terhadap sumber daya yang relative sama dengan jumlah maupun
jenisnya. Maka satu jenis dengan jenis lainnya bila tumbuh berdekatan akan saling
menguntungkan, sehingga tidak saling terjadi penekanan.
Pengaturan populasi tanaman pada hakikatnya adalah pengaturan jarak
tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara,
air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik, hasil tanaman
akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu
kompetisi baik inter maupun intra spesies. Penelitian tentang jarak tanam
menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman
tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas
permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat pentingnya mengetahui
jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka dilakukan penelitian
tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun berbeda spesies.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang
berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin
akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja merupakan kompetisi
dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tanpa tumbuh, tetapi juga saling
merebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini
berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung.
Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan jagung akan
mempengaruhi pertumbuhannya dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah
percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhdapa
pertumbuhan kacang hijau dan jagung.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum ini adalah agar mahasiswa/i mampu mengevaluasi
sejauh terjadi persaingan antara beberapa tanaman pertanian yang ditanam
berdekatan dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Faktor – faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.


Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan
tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat
bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula
biasanya vegetasi yang tumbuh disekitaran ekosistem tersebut juga spesifik atau
tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup
berdampingan. Tumubuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan
yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat
bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan alelopati ( Irwan, 2007 ).
Kompetisi adalah interaksi antara individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan pertahanan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing,
sedangkan kompetisi didefenisikan sebagai interaksi antara individu yang berakibat
pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antara
individu (intra spesifik) dan antara individu pada suatu spesies yang sama atau intra
spesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas
pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap tumbuhan
dan hasil salah satunya jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut,
contohnya air, hara, cahaya, CO2 dan ruang tumbuh ( Kastono, 2005 ).
Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies,
maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
bermacam-macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas
ditunjukkan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu
yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antara dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara
merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut dikenal sebagai azas pengecualian kompetitif (
kompetitive exclusion principles ). Kompetitif dalam suatu komunitas dibagi
menjadi dua yaitu kompetisi sumber daya ( resources competition atau scramble
atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara
bersama-sama sumber daya yang terbatas inverensi ( inverensi competition atau
konteks competition ), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan
kerugian pada individu lainnya, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara
tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringi dengan pengeluaran senyawa kimia (
allelochemical ) yangberpengaruh nrgatif pada individu lain ( Noughton, 1990 ).
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pratikum penelitian ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Oktober – Desember 2020
Waktu : Setiap hari (sesuai tanggal/jadwal diatas)
Tempat : Di rumah
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang harus disediakan oleh mahasiswa/i :
Polibag 3 buah
Penggaris 1 buah
Alat Tulis 1 buah
Wadah Kecil 2 buah
Timbangan/Alat Ukur Berat 1 buah
2. Bahan yang harus disediakan oleh mahasiswa/i :
Jagung 3 buah masing-masing polibag
Kacang hijau 3 buah masing-masing polibag
Air Secukupnya
Tanah Secukupnya
Pupuk Kandang Sekucupnya
Sekam Secukupnya
Pupuk Npk Secukupnya
C. Prosedur Kerja
1.1 Setiap kelompok yang beranggotakan 5 orang, menyiapkan 3 polibag besar
1.2 Polibag besar tersebut diisi media tanam campuran tanah, pupuk kandang, dan
sekam dengan perbandingan 1:1:1
1.3 Gamburkan tanah yang telah dicampur tersebut
1.4 Tanamlah pot-pot yang telah disediakan tersebut
1.5 Pot 1, tanam benih jagung dan beri label (JG) pada polibag, masing-masing
tanam benih jagung 3 benih per lubang
1.6 Pot 2, tanam benih kacang hijau dan beri label (KH) pada polibag, masing-
masing tanam 3 benih kacang hijau per lubang
1.7 Pot 3, tanam benih jagung dan benih kacang hijau lalu beri label (JG + KH),
masing-masing tanam 3 benih per lubang
1.8 Tempatkan polibag yang sudah ditanam ditempat yang tidak ternaungi atau
terkena cahaya matahari penuh
1.9 Penyulaman, sulam tanaman yang tidak tumbuh dengan benih lain paling lama
2 minggu dari penanaman pertama
1.10 Pemeliharaan/Penyiraman, lakukan perawatan dan pemeliharaan tumbuhan
dengan cara penyiraman yang dilakukan pagi dan sore hari kecuali hari hujan, siram
sampai kapasitas lapang, bukan asal siram.
2.1 Pengamatan ( Jagung )
2.2 Amatilah tinggi tanaman pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam (MST)
dengan cara mengukur mulai dari atas tanah sampai ujung daun yang paling
panjang dengan menguncupkan daun dan terlihat daun yang paling panjang.
2.3 Amati jumlah daun pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam (MST),
dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah nampak jelas, daun yang
tersembunyi didalam daun terakhir tidak usah dihitung.
2.4 Berat tongkol jagung berkelobot dan tanpa kelobot per tanaman serta panjang
tongkol jagung tanpa kelobot, diukur pada saat panen.
3.1 Pengamatan ( Kacang Hijau )
3.2 Amati tinggi tanaman pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam (MST),
dengan cara mengukur mulai dari atas tanah sampai pucuk terluar
3.3 Amati jumlah daun pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam (MST),
dengan cara menghitung jumlah daunyang terdapat pada tanaman (ingat jumlah
daun bukan anak daun karena kacang hijau termasuk jenis tanaman yang berdaun
majemuk)
3.4 Amati jumlah cabang tanaman kacang hijau dihitung pada umur 2, 4, 6, dan 8
minggu setelah tanam (MST)
3.5 Amati jumlah polong kacang hijau pertanaman dan berat polong pertanaman,
diamati pada saat panen.
4.1 Pengamatan ( Jagung dan Kacang Hijau )
4.2 Lakukan hal yang sama seperti kegiatan 2.1 dan 3.1 diatas
4.3 Kemudian hitung nisbah kesetaraan lahan (NKL)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan 1. Tinggi Tanaman Jagung Pada Umur 2, 4, 6, dan 8 MST
Minggu ke- (cm)
Tanaman ke-
2 4 6 8
Jagung 8 cm 38 cm 84 cm 305 cm
Tabel Pengamatan 2. Tinggi Tanaman Kacang Hijau Pada Umur 2, 4, 6, dan 8 MST
Minggu ke- (cm)
Tanaman ke-
2 4 6 8
Kacang Hijau 6 cm 10 cm 40 cm 250 cm
Tabel Pengamatan 3. Tinggi Tanaman Jagung dan Kacang Hijau Pada Umur 2, 4,
6, dan 8 MST
Minggu ke- (cm)
Tanaman ke-
2 6 6 8
Jagung 8 cm 38 cm 66 cm 109 cm
Kacang Hijau 6 cm 15 cm 20 cm 13 cm
Tabel Pengamatan 4. Jumlah Daun Tanaman Jagung Pada Umur 2, 4, 6, dan 8 MST
Minggu ke- (cm)
Tanaman ke
2 4 6 8
Jagung 4 daun 12 daun 20 daun 38 daun
Tabel Pengamatan 5. Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Pada Umur 2, 4, 6, dan
8 MST
Minggu ke- (cm)
Tanaman ke-
2 4 6 8
Kacang Hijau 2 daun 5 daun 8 daun 11 daun
Tabel Pengamatan 6. Jumlah Daun Tanaman Jagung dan Kacang Hijau Pada Umur
2, 4, 6, dan 8 MST
Tanaman ke- Minggu ke- (cm)
2 4 6 8
Jagung 4 daun 5 daun 12 daun 20 daun
Kacang Hijau 2 daun 4 daun 7 daun 8 daun
Tabel Pengamatan 7. Jumlah Cabang Tanaman Kacang Hijau Pada Umur 2, 4, 6,
dan 8 MST
Minggu ke- (cm)
Tanaman ke-
2 4 6 8
Kacang Hijau 2 cabang 4 cabang 6 cabang 9 cabang
Tabel Pengamatan 8. Berat Tongkol Tanaman Jagung Berkelobot, Tanpa Kelobot
Serta Panjang Tongkol
Berat Tongkol Berat Tongkol Panjang Tongkol Tanpa
Tanaman ke-
Berkelobot (g) Tanpa Kelobot (g) Kelobot (cm)
Jagung 1 450 gram 350 gram 30 cm
Jagung 2 350 gram 250 gram 25 cm
Tabel Pengamatan 9. Jumlah Polong Kacang Hijau Per Tanaman dan Berat Polong
Per Tanaman
Jumlah Polong Kacang Berat Polong atau Tanaman
Tanaman ke-
Hijau/Tanaman
Kacang Hijau 1 15 polong 20 gram
Kacang Hijau 2 12 polong 13 gram

B. Pembahasan
Faktor – faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau
tumbuhan tersebut untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain.
Faktor eksternal yang menjadi perebutan antar tanaman diantaranya intensitas
cahaya, unsur hara, suhu, air, oksigen, dan karbondioksida. Selain faktor yang
menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan fisiologis
pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, udara, angin, dan gangguan dari
spesies-spesies tertentu disuatu habitat juga dapat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat
faktor-faktor yang mendukung pemutusan dormansi. Beberapa hal yang
berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri,
sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban
tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
Ruang merupakan faktor yang penting dalam persaingan antar spesies
karena ruang sebagai tempat hidup dan sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang
besar dapat menyebabkan tingginya tingkat persaingan. Faktor utama yang
mempengaruhi persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya adalah
kerapatan. Pengaruh kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman yaitu
semakin besar kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan tinggi tanaman
dan semakin kecil kerapatan tanaman maka semakin besar diameter dan tinggi
tanaman yang ada. Hal ini disebabkan karena kerapatan yang besar berarti jumlah
tanaman sejenis banyak tumbuh diruang sempit, saling berkompetisi untuk
mendapatkan air dan nutrisi yang jumlahnya terbatas.
Kompetisi internal adalah persaingan yang terjadi pada tanaman yang
ditanam pada tempat yang sama. Kompetisi dapat terjadi karena tumbuhan tersebut
saling memperebutkan unsur hara yang terdapat dalam tanah dimana keduanya
tanaman tersebut ditanam. Terjadinya kompetisi antara tanaman sejenis tersebut
mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu
dengan individu yang lain adalah bersifat persaingan (kompetisi) persaingan terjadi
bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama
sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang
cukup. Faktor – faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan
interspesifik adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman,
dan waktu lamanya tanaman hidup. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka
pertmbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumber
daya atau unsur hara dari tanah semakin ketat. Cepat atau lambatnya
perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu
tanaman dalam berkompetisi. Terjadinya kompetisi antara tanaman dapat
menyebabkan tanaman mati.

B. Saran
Pratikum sebaiknya sungguh – sungguh diikuti dan harus memahami materi
dengan baik serta menjaga ketertiban agar pratikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Kastono.2005.Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta


Soemarwoto.1983.Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit
Djambatan.Jakarta
Irwan.2007.Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Noughton.1990.Ekologi Umum edisi ke 2.UGM Press Yogyakarta
Fadlah,S.2011.Laporan Pratikum Biologi (http://syara-
fadlah.blogspot.kom/2011/11/laporan-pratikum-ekologi-kompetisi.html)
LAMPIRAN

1. Masa Pertumbuhan Jagung dan Kacang Hijau dari Hari ke Hari


2. Pertumbuhan Jagung dan Kacang Hijau Siap Panen
3. Pasca Panen
4. Penimbangan

Anda mungkin juga menyukai