PENDAHULUAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai
berikut:Hasil Rata-Rata Parameter Pengamatan Kompetisi Intraspesifik
Tanaman Jagung
Jumlah Berat
Tinggi daun kering Biomassa (g/m2)
Perlakuan tanaman (helai) (gram)
(cm)
A1 5,8 4 2 15,92
A2 5,3 4 2 15,92
A3 5 4 1 7,96
Total 16,1 12 5 39,8
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 8. Hasil Pengamatan Komptetisi Interspesifik Tanaman Jagung dan Bayam
Tinggi Jumlah Berat
Tanaman Daun Kering Biomassa (g/m2)
Perlakuan (cm) (helai) (gram)
J B J B J B J B
B1 5,4 1,5 4 4 2 0,1 15,92 0,79
B2 4,3 1 4 3 1 0,1 7,96 0,79
B3 3,2 - 3 - 1 - 7,96 0
Rata-rata 4,3 0,8 3,6 2,3 1,3 0,06 10,6 0,52
Sumber: Data Primer, 2019.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan untuk mengamati kompetisi-kompetisi yang
terjadi pada tanaman baik kompetisi yang tejadi secara intraspesifik maupun
kompetisi yang terjadi secara interspesifik. Pada tabel diatas diketahui bahwa tiap
perlakuan memiliki hasil yang berbeda.
Perbedaan yang terjadi antara tanaman-tanaman di atas terjadi karena faktor
tumbuh yang terbatas, dalam praktikum ini faktor yang dikompetisikan antara lain
adalah hara, cahaya CO2 dan ruang tumbuh. Persaingan ini terjadi dikarenakan
individu-individu termasuk mempunyai kebutuhan yang sama tetapi faktor-faktor
tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam lingkungannya.
Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju
pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang dihasilkannya. Hal ini
sesuai pernyataan Rahayu (2008) yang menyatakan bahwa perlakuan jumlah
populasi perlubang memberikan pengaruh nyata terhadap parameter jumlah
cabang, jumlah daun, jumlah polong, berat segar tanaman dan berat kering
tanaman. Hal ini dimungkinkan bahwa tingkat kebutuhan tanaman dapat terpenuhi
dan dapat dimanfaatkan tanaman secara optimal untuk pembentukkan jumlah
cabang yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
polong, berat segar tanaman dan berat kering tanaman.
Pada kompetisi intraspesifik didapatkan bahwa pada perlakuan A1 dan A2
yang ditanami 3 dan 5 buah biji jagung diperoleh bahwa tanamannya lebih tinggi
dibandingkan pada perlakuan A3 yang ditanami 7 buah biji jagung. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah tanaman jagung pada plot, maka
tingkat kesuburan dan biomassa tanaman akan semakin rendah. begitu pula pada
kompetisi interspesifik antara tanaman jagung dan bayam Kompetisi interpesifik
terjadi pada tanaman jagung dan bayam didapatkan perbedaan biomassa
disebabkan karena masing-masing membutuhkan unsur hara dan nutrisi dari tanah
yang berbeda-beda. Hal ini sesuai pendapat Trianto (2015), yang menyatakan
bahwa perbedaan spesies menyebabkan jumlah kebutuhan akan nutrisi berbeda,
sehingga biomassa atau laju penyimpanan karbonnya berbeda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
1. Pengaruh kompetisi intraspesifik lebih besar dibandingkan kompetisi inter-
spesifik sebab tanaman menggunakan sumber daya yang sama sehingga kompetisi
yang terjadi lebih besar dimana salah satu individu dapat tumbuh dengan pesat
dan individu lain terhambat pertumbuhannya.
2. Perbedaan Pertambahan ukuran tumbuhan pada bayam dan jagung,
memberikan biomassa yang berbeda. Semakin cepat pertumbuhan tanaman maka
semakin besar biomassanya.
3. Pertumbuhan tanaman jagung lebih cepat daripada tanaman lainnya, maka
jagung adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik.
4. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin
terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari tanah
semakin ketat.
5. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh
terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi. Sehingga, terjadinya
kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman yang lain akan mati
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik
adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu
lamanya tanaman hidup.
5.2 Saran
Sebaiknya seluruh praktikan dapat ikut serta aktif dalam seluruh proses atau
tahapan dalam praktikum sehingga dapat memahami sepenuhnya tentang
praktikum yang dilaksanakan.
LAMPIRAN
A1 B1
A2 B2
A3 B3