Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT TANAMAN

KUBIS-KUBISAN

Disusun:
Nur Hamidah CAA 115 006
Sensie CAA 115 004
Siti Aisyah CAA 115 016

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
1. Penyakit White Mould/ Sclerotinia (Bunga Kol)

Gambar 1. Penyakit White Mould Gambar 2. Pembanding


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Grigg, 2014)

Nama patogen : Jamur Sclerotinia spp.


Gejala dan tanda : Gejala pertama yang timbul yaitu cenderung muncul pada batang dan daun itu
bersentuhan dengan tanah. Gejala terdiri dari batang daun akan layu dan muncul
miselium seperti kapas putih yang berasal dari patogen yang tumbuh di permukaan
daun. Hifa menghasilkan enzim dan asam oksalat, menimbulkan lendir yang melapisi
beberapa daun atau seluruh bagian tanaman. Miselia tumbuh dan menyebar ke
jaringan tumbuhan lain. Infeksi akar dapat menyebabkan kerusakan batang, dan jika
kondisi yang menguntungkan bertahan tanaman akan layu, roboh, dan akhirnya
mati.
1. Penyakit White Mould/ Sclerotinia (Bunga kol)

Cara Penyebaran : Jamur ini menghasilkan sclerotia yang dapat berkecambah secara
langsung atau menghasilkan apothecia yang mengandung ascospores
melalui ASCI (seksual reproduksi). Sclerotinia sclerotiorum tidak
menghasilkan spora aseksual. Sclerotia bisa bertahan hidup di tanah
selama bertahun-tahun. Sclerotinia spp. memiliki kisaran inang yang luas,
termasuk banyak tanaman yang dibudidayakan dan gulma berdaun lebar.

Cara Pengendalian : Pengendalian dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa cara yang
dapat membantu petani mengelola penyakit white mould. Perhatikan
sejarah lahan yang akan ditanami, memilih varietas dengan tingkat
toleransi yang baik. Menghindari kanopi yang padat pada tanaman,
mengurangi populasi tanaman dan menaambah lebar baris tanaman,
melakukan rotasi tanaman
2. Penyakit Bercak Daun Phoma (Bunga Kol)

Gambar 3. Bercak Daun Phoma Gambar 4. Pembanding


(Sumber : Dokumentasi Pribadi ) (Sumber : Grigg, 2014)

Nama patogen : Jamur Leptosphaeria maculans

Gejala dan tanda : Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya lingkaran pada daun dengan
diameter 0,5-3 cm dan berwarna kuning. Lama-kelamaan bercak daun akan
berubah menjadi warna cokelat pucat, dengan ditemukannya spora-spora
jamur di bagian bercak. Bintik hitam kecil (spora) tersebar di seluruh titik
daun tetapi lebih menonjol di bagian tengah. Patogen menyebar melalui
penetrasi melalui jaringan daun ke tangkai daun dan akhirnya memasuki
batang utama.
2. Penyakit Bercak Daun Phoma (Bunga Kol)

Cara Penyebaran : Patogen ini menyebar oleh spora aseksual (konidia) yang terbawa hujan.
Perkembangan optimal pada kelembaban dan suhu relatif sekitar 15-20oC,
permukaan daun yang basah memudahkan jamur ini untuk menginfeksi.
Spora dapat disebarkan oleh angin, hujan, sisa-sisa tanaman yang
terserang, air irigasi, dan serangga juga berpotensi untuk menyebarkan
patogen ini

Cara Pengendalian : Cara pengendalian dapat dilakukan dengan menanam benih bersertifikasi
agar bebas dari patogen. Menghindari penanaman berdekatan dengan
tempat di mana penyakit telah terjadi dalam 3 sampai 4 tahun terakhir.
Menjaga kebersihan lingkungan pertanaman atau membuang sisa-sisa
tanaman. Benih yang terinfeksi dapat terjadi dalam banyak benih,
perawatan benih secara kimia atau air panas akan membantu
mengendalikan patogen yang menginfeksi benih.
3. Bercak Daun Alternaria (Bunga Kol)

Gambar 5. Bercak Daun Altenaria Gambar 6. Pembanding


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Grigg, 2014)

Nama patogen : Jamur jamur Alternaria spp.

Gejala dan tanda : Gejala yang ditimbulkan sering terjadi pada daun yang lebih tua, karena
mereka lebih dekat dengan tanah dan lebih mudah terinfeksi sebagai akibat
dari percikan hujan. Umumnya serangan dimulai dengan adanya bercak
kecil pada daun yang membesar hingga kurang lebih berdiamter 1,5 cm dan
berwarna gelap dengan lingkaran konsentris. Gejala ini sering disebut
dengan browning. Spora berkembang di pusan bercak. Lama-kelamaan
bercak akan kering dan dibagian bercak menimbulkan lubang.
3. Bercak Daun Alternaria (Bunga Kol)

Cara Penyebaran : Alternaria spp. penyebab bercak daun pada kubis-kubisan ini dapat
menyebar cepat dengan bantuan angin. Serangan semakin parah bila
cuaca lembap dan suhu antara 25 – 30oC. Temperatur optimum adalah
antara 16 dan 24 oC dimana waktu sporulasi hanya berkisar antara 12
sampai 14 jam. Kelembaban pada kondisi hujan, embun, atau kelembaban
yang tinggi sangat penting untuk infeksi. Hanya dengan waktu minimum 9-
18 jam infeksi pada tanaman oleh Alternaria spp.

Cara Pengendalian : Pengendalian terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan perlakuan
kultur teknis dan bercocok tanam. Pengendalian dengan kultur teknis
diantaranya dengan air panas. Perawatan benih dengan air panas adalah
salah satu cara mengendalikan spora pada kulit biji. Rotasi tanaman, rotasi
dengan tanaman bukan kubis dan pemberantasan gulma silangan dapat
membantu mengendalikan patogen. Spora dapat bertahan pada jaringan
daun selama 8 sampai 12 minggu dan batang jaringan sampai 23 minggu.
4. Penyakit Busuk Hitam Bakteri / Bercak Daun Bakteri Xanthomonas
campestris pv. campestris

Gambar 7. Busuk Hitam Bakteri Gambar 8. Pembanding


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Grigg, 2014)

Nama patogen : Bakteri Xanthomonas campestris pv. campestris

Gejala dan tanda : Gejala khas penyakit ini pada tanaman kubis dewasa yaitu adanya
bercak kuning yang berbentuk huruf V di sepanjang pinggir daun
mengarah ke tengah daun. Penyaluran air yang melewati bagian yang
bergejala terhambat sehingga tulang daun menjadi busuk dan berwarna
hitam. Pada serangan berat seluruh daun menguning dan rontok sebelum
waktunya
4. Penyakit Busuk Hitam Bakteri / Bercak Daun Bakteri Xanthomonas
campestris pv. campestris

Cara Penyebaran : Bakteri busuk hitam dapat menyebar melalui benih, tanah yang terpecik
air hujan, melalui penyiraman atau melalui angin. Bakteri tersebut
menginfeksi daun melalui pori-pori air (hidatoda) atau melalui luka

Cara Pengendalian : Pengendalian yang dapat dilakukan untuh penyakit ini yaitu secara
bercocok tanam antara lain meliputi pola tanam, waktu tanaman,
penggunaan bibit sehat, dan pengelolaan air. Perlakuan benih dengan cara
merendam benih dalam air hangat bersuhu 52oC selama 20 menit atau 50
oC selama 30 menit. Eradikasi selektif terhadap tanaman terserang

kemudian memusnahkannya, serta dalam pemanenan kubis diikutsertakan


daun hijau untuk melindungi krop.
Keadaan lingkungan sekitar pertanaman bunga kol yang ditemukan gejala
penyakit

Lokasi : Kalampangan
Lokasi : Jl. Betutu

Anda mungkin juga menyukai