Anda di halaman 1dari 7

Kebun Cabai yang kami amati terletak di daerah Dusun Bojongseungit Kecamatan Tanjungsari ( Kebun Praktek SMK-SPP Tanjungsari

) pada Hari Senin 21 Mei 2012 , penelitian dimulai pada pukul 13.00 WIB. Luas kebun cabai yang diamati sekitar 2500 m2. Pengambilan sampling yang kami gunakan yaitu secara diagonal , dimana kami mengambil lima titik yang meliputi empat titik di setiap ujung dan satu titik di tengah. 3.1 Hama Penting Tanaman Cabai a. Thrips Hama thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing lagi bagi para petani cabai.Hama thrips tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi serangan bukan hanya pada tanaman cabai saja. Panjang tubuh sekitas + 1mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bias dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun dan berwarna keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan hama thrips. Kemudian noda tersebut akan berubah warna menjadi coklat muda. Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain sebagai hama perusak juga sebagi carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) pada tanaman cabai. Untuk itu, bila mengendalaikan hama thrips, tidak hanya memberantas serangan hama namun juga bias mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya.

b. Tungau (Mite)

Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang tanaman cabai.Tungau bersifat parasite yang merusak daun, batang maupun buah sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabai tungai menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berearna kuning kemerahan, daun akan menggulung kebawah dan akibatnya pucuk mongering yang akhirnya menyebabkan daun rontok. Tungau berukuran sangan kecil dengan panjang 0,5 mm, berkulit lunak dengan

kerangka chitin. Seperti halnya thrips, hama ini juga berpotensi sebagai pembawa virus.

c. Kutu (Myzuspersicae)

Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangan hamper sama dengan tungau namuk akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belangbelang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan, tidak seperti mite, kutu ini memiliki kemampuan berkembang biakdengan cepat karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu berletur tanpa pembuahan.

d. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

Kehadiran lalat buah ini, dapat menjadi hama perusak tanaman cabai. Buah cabai yang menunggu oanen bias menjadi santapannya dalam sekejap dengan cara menusukkan ovipositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas menjadi larva yang kemudian merusak buah cabai dari dalam. (Bactrocera dorsalis)

e. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ulat ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat rakus.Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bias rusak. Ulat setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngenat akan memakan daun daunan pada masa larva untuk menunjang perkembangan metamorfosisnya.

Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Hama

Ada dua factor yang mempengaruhi penyebaran hama, yaitu factor dalam dan factor luar. Yaitu: a. Faktor dalam adalah faktor yang berada dalam tubuh orgnisme seperti organ tubuh dan keadaan fisiologisnya. b. Faktor luar adalah faktor yang berada di luar tubuh organisme yang mempengaruhinya langsung dan tidak langsung yaitu faktor fisik, biotik dan makanan. Kedua kelompok tersebut bekerjasama membentuk corak lingkungan hidup yang berbeda yang bersifat menekan atau merangsang perkembangan OPT. kelompok factor luar dapat dibedakan lagi menjadi factor fisik, biotic dan factor makanan. Faktor fisik dapat dibedakan menjadi unsur cuaca dan topografi suatu daerah merupakan faktor penghambat atau sekurang-kurangnya mempengaruhi penyebaran OPT. Hal ini disebabkan oleh perbedaan topografi yang menyebabkan terjadinya perbedaan faktor iklim dan secara tidak langsung menimbulkan perbedaan tumbuhan yang tumbuh. (Pusat Data Pertanian, 2001) Faktor biotik adalah semua faktor yang pada dasarnya bersifat hidup dan berperan dalam keseimbangan populasi OPT. Termasuk dalam faktor biotik adalah parasit, predator, kompetisi dan resistensi tanaman.Faktor makanan adalah unsur utama yang menentukan perkembangan OPT. tersedianya inang(tanaman dan hewan) yang menjadi sumber makanan merupakan factor pembatas dalam menentukan taraf kejenuhan populasi (carryng Capacity) lingkungan atas OPT. Faktor cuaca mempunyai peranan penting dalam siklus kehidupan serangga. Dalam batas yang luas, cuaca mempengaruhi penyebarannya, kelimpahanya, dan sebagai salah satu faktor utama penyebab timbulnya serangan hama. Kelimpahan serangga berhubungan erat dengan perbandingan antara kelahiran dan kematian pada suatu waktu tertentu. Kelahiran dipengaruhi

antara lain oleh cuaca, makanan dan taraf kepadatannya. Kematian terutama dipengaruhi oleh cuaca dan musuh alami.Kepadatan dapat mengakibatkan emigrasi yang dapat berarti sebagai kurangnya individu di suatu lokasi yang dianggap suatu kematian. Cuaca berpengaruh langsung terhadap tingkat kelahiran dan kematian, secara tidak langsung cuaca mempengaruhi hama melalui pengaruhnya terhadap kelimpahan organisme lain termasuk musuh alaminya.. Faktor cuaca dapat mempengaruhi segala sesuatu dalam sistem komunitas serangga anatara lain fisiologi, perilaku, dan ciri-ciri biologis lainnya baik langsung maupun tidak langsung. Faktor cuaca dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur cuaca: suhu, kelembaban, cahaya dan pergerakan udara/angin. (Chemblink, 2008)

2.2 Scoring pada tanaman Cabai

Intensitas serangan bertingkat (Kerusakan tidak mutlak) Itensitas serangan =

x 100%

Keterangan : n= Jumlah sampel yang mempunyai nilai skor sama z = Nilai skor N = jumlah total sampel yang diamati Z = Nilai skor tertinggi Pada Titik A jumlah daun pada satu tanaman adalah 196 daun Skoring kerusakan pada titik A tanaman cabai 1 = 63 daun 2 = 23 daun 3 = 6 daun 4 = 2 daun

Itensitas serangan

= = =

) (

) (

) (

x 100%

) (

) (

) ( )

x 100%

x 100%

= 0.1377 x 100% = 13,77 %

Pada Titik B jumlah daun pada satu tanaman adalah 198 daun Skoring kerusakan pada titik B tanaman cabai 1 = 60 daun 2 = 18 daun 3 = 17 daun 4 = 3 daun Itensitas serangan = = =
( ) ( ) ( ) ( )

x 100%

) (

) (

) (

x 100%

x 100%

= 0.1606 x 100% = 16,06 %

Pada Titik C jumlah daun pada satu tanaman adalah 170 daun Skoring kerusakan pada titik C tanaman cabai 1 = 59 daun 2 = 12 daun 3 = 4 daun 4 = 1 daun Itensitas serangan =
( ) ( ) ( ) ( )

x 100%

= =

) (

) (

) ( )

x 100%

x 100%

= 0.116 x 100% = 11,6 %

Pada Titik D jumlah daun pada satu tanaman adalah 173 daun Skoring kerusakan pada titik D tanaman cabai 1 = 65 daun 2 = 14 daun 3 = 4 daun Itensitas serangan = = =
( ) ( ) ( )

x 100%

) (

) (

x 100%

x 100%

= 0.1213 x 100% = 12,13 %

Pada Titik E jumlah daun pada satu tanaman adalah 177 daun Skoring kerusakan pada titik E tanaman cabai 1 = 57 daun 2 = 16 daun 3 = 5 daun Itensitas serangan = = =
( ) ( ) ( )

x 100%

) (

) (

x 100%

x 100%

= 0.1776 x 100% = 17,76 %

Jadi Intensitas kerusakan pada daun tanaman cabai yang kita amati adalah sebagai berikut : =
( )

= 13, 064 %

Anda mungkin juga menyukai