Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dang Aditya Natawisastra

NPM : 150510200257

Kelas/Mata Kuliah : H/Organisme Pengganggu Tanaman

Deskripsi : Identifikasi Hama Berdasarkan Morfologi

TUGAS INDIVIDU 1A GUIDING QUESTION

1. Jelaskan apa pengertian Hama Tanaman?


Jawaban :
Pengertian hama tanaman berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman, di mana semua
hewan yang merusak tanaman dengan aktivitas hidupnya dapat mengakibatkan kerugian
secara ekonomis yang berdampak pada produktivitas atau hasil. Jikalau suatu hewan
dalam pertanaman belum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam
pengertiannya belum termasuk hama tanaman. Namun, potensi mereka sebagai hama
perlu diawasi dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan. Secara garis besar hewan
yang dapat menjadi hama umumnya dari jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung,
atau mamalia besar (Dadang, 2006).
2. Apa saja yang termasuk hama tanaman menurut saudara?
Jawaban :
Menurut saya, yang termasuk hama tanaman adalah serangga (umumnya paling
banyak), tungau, burung, tikus, kelelawar, tupai, babi, keong, gajah, mites dsb.
3. Jelaskan kenapa pentingnya identifikasi hama tanaman yang tepat?
Jawaban :
Identifikasi hama tanaman yang tepat penting untuk dilakukan sebab pengidentifikasian
ini akan mempengaruhi titik penting dalam ketahanan pangan, kualitas hidup, dan
kestabilan ekonomi di bidang pertanian (Fina faithpraise et al., 2013) dan
pengidentifikasian dan klasifikasi hama pada tanaman pertanian memainkan peran
penting untuk memastikan produktivitas yang baik. Produktivitas pertanian menurun
disebabkannya juga karena adanya hama dan penyakit (Pattnaik et al., 2020).
4. Apa pentingnya mengetahui nama spesies hama tanaman?
Jawaban :
Identifikasi yang benar dari nama spesies hama tanaman adalah langkah penting
pertama dalam pengendalian hama ilmiah. Ini memberikan kunci untuk informasi yang
dipublikasikan tentang siklus, perilaku, ekologi, dan data lain yang penting dalam upaya
tindakan pengendalian (National Research Council, 1969).

5. Apa yang akan terjadi apabila salah melakukan identifikasi terhadap hama?
Jawaban :
Kesalahan yang umumnya terjadi apabila identifikasi hama tidak dilakukan secara benar
dalam pandangan sekilas sulit mengetahui apakah hama itu masih hidup atau sudah
mati. Seringkali di tempat pembibitan, tawon parasit kecil akan muncul dan menjadi
parasit dan meninggalkan lubang kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, Dengan resistensi pestisida yang semakin menjadi perhatian setiap hari.
Pengidentifikasian diperlukan dalam melakukan penyemprotan menggunakan pestisida,
apabila terjadi kesalahan maka bisa upaya pengontrolan hama menjadi tidak tepat
sasaran dan menimbulkan kerugian khususnya dalam segi ekonomi dan waktu
(Wainright suzzane et al., 2010).
6. Apa pentingnya penamaan yg disepakati secara internasional?
Jawaban :
Nama ilmiah digunakan untuk menggambarkan berbagai spesies organisme dengan cara
yang universal sehingga para ilmuwan di seluruh dunia dapat dengan mudah
mengidentifikasi hewan yang sama. Ini disebut nomenklatur binomial, dan banyak
nama ilmiah berasal dari nama latin organisme. Nama ilmiah dipecah menjadi nama
genus, yang muncul lebih dulu, diikuti dengan nama spesies tertentu. Penggunaan nama
ilmiah menghilangkan kebingungan antara nama asal negara masing - masing yang
mungkin memiliki nama umum yang berbeda. Ilmuwan dari satu negara dapat
berkomunikasi dengan ilmuwan dari negara lain tentang organisme tertentu dengan
bantuan nama ilmiah, menghindari kebingungan yang mungkin timbul dari nama umum
yang berbeda (Shields Brenton, 2018). Penggunaan nama internasional untuk hama
diatur dalam The International Code of Zoological Nomenclatur dan berbahasa Latin
atau Yunani yang menjuk kepada ciri-ciri hewan tersebut, terdiri dari 2 kata (nama
genus dan nama spesies).
7. Bagaimana teknik identifikasi hama?
Jawaban :
Hama harus diidentifikasi hingga ke tingkat spesies. Sebab sering terjadi bahwa spesies
dalam famili dan bahkan genera yang sama akan menunjukkan perilaku yang sangat
berbeda dan bahkan mungkin memiliki tanaman inang dan kompleks musuh alami yang
berbeda. Teknik Identifikasi spesies akan memungkinkan pengumpulan semua
informasi terkait tentang spesies yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi
pengelolaan yang efektif. Banyak karakteristik serangga yang berbeda digunakan oleh
ahli taksonomi untuk melakukan Teknik dalam mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan serangga secara sistematis yaitu jumlah sayap, bentuk sayap dan
venasi, struktur antena, kaki atau tarsi, mulut, dan struktur internal seperti alat kelamin,
maupun non-sistematis tidak dilakukan secara runtut namun, langsung kepada ciri khas
hama tersebut (Zehnder Geoff).
8. Apa perbedaan serangga dan tungau?
Jawaban :
Serangga Tungau
Jumlah kaki 3 pasang Jumlah kaki 4 pasang
Ukurannya relatif besar Ukurannya relatif kecil
Terdapat antena Tidak terdapat antena
Sebagian serangga memiliki sayap dan Tidak memiliki sayap
ada juga yang tidak memiliki sayap
Bagian tubuh kepala, thorax, dan Bagian tubuh Gnathosoma, idiosoma
abdomen
(Ekawati, 2017).
9. Karakter morfologi apa saja yang digunakan untuk mengidentifikasi serangga?
Jawaban :
Karakter morfologi yang dimiliki serangga terdiri atas mulut, antena yang jumlahnya
sepasang, memiliki tiga pasang tungkai dan sayap pada thoraks, berkaki enam
(hexapoda), sesungguhnya serangga terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam
ruas membentuk kepala, tiga ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas membentuk
abdomen. Serangga terdiri atas tiga bagian yaitu caput adalah kepala, thoraks adalah
dada, dan abdomen adalah perut (Hadi, 2009).
10. Karakter morfologi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tikus?
Jawaban :
Karakter morfologi tikus adalah memiliki kepala, badan, dan ekor yang
dapat dibedakan. Tubuh ditutupi rambut, kecuali ekor yang bersisik dan kadang terlihat
sedikit rambut. Tikus memiliki mata, sepasang daun telinga dan bibir kecil yang lentur.
Di sekitar hidung atau moncong terdapat misai, yang bentuknya menyerupai kumis.
Tikus umumnya memiliki badan berukuran ±500 mm, sehingga tikus disebut sebagai
mamalia kecil. Tikus betina memiliki kelenjar susu atau kelenjar mammae yang tumbuh
dengan baik berjumlah 4-6 pasang dengan puting-puting yang tampak jelas
(Dewi, 2015).
11. Karakter non morfologi apa yang digunakan untuk mengidentifikasi tikus?
Jawaban :
Karakter non morfologis dalam mengidentifikasi tikus contohnya meliputi habitat.
Habitat tikus ini sangat beragam. Berdasarkan Hasil penelitian Ristiyanto
mengungkapkan bahwa tikus mempunyai adaptasi dalam berkembang biak berkaitan
dengan ketersediaan pangan di lingkungan (Ristiyanto, et al., 2014). Hasil penelitian
Sudarmaji menyatakan bahwa tikus mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkungan secara cepat (Sudarmaji, et al., 2007). Kemampuan tersebut adalah
kemampuan dalam daya kembang biak yang berhubungan dengan kondisi ketersediaan
pangan bagi tikus. Contoh pengidentifikasian tikus melalui habitat adalah tikus sawah,
tikus rumah, tikus ladang.
12. Mengapa tikus disebut hama?
Jawaban :
Tikus merupakan salah satu hama karena menyebabkan kerusakan yang menimbulkan
kerugian yang sangat besar bagi petani, di Indonesia umumnya tikus menyerang
tanaman padi. Tikus menyerang tanaman padi pada seluruh fase pertumbuhan tanaman
padi bahkan pada fase penyimpanan. Kerusakan terparah terjadi pada fase generatif,
karena tanaman padi sudah tidak mampu lagi membentuk anakan baru. Pada umumnya
tikus menyerang pada malam hari sedangkan pada siang hari tikus bersembunyi, pada
periode bera, sebagian besar tikus bermigrasi dan kembali lagi menjelang fase generatif.
(Ikayanti Fitri, 2019).
13. Bagaimana menggunakan kunci identifikasi dikotomus (dichotomous) vs multiakses
(Polyclades)?
Jawaban : Kunci dikotomus merupakan cara yang digunakan untuk mengidentifikasi
organisme dengan melihat karakteristiknya. Cara menggunakannya yaitu dengan
membandingkan ciri dari setiap spesies yang diamati, setiap mendapat satu karakteristik
yang sesuai, dilanjutkan dengan karakteristik yang sesuai dengan petunjuk yang ada
dalam kunci determinasi. Tahapan menggunakan kunci dikotomus yaitu
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang organisme yang diamati, baca
kunci determinasi mulai dari awal, sesuaikan ciri makhluk hidup yang diamati dengan
ciri yang ada pada kunci determinasi, jika tidak ada karakter yang sesuai beralih pada
ciri di bawahnya, jika ada karakter yang sesuai catat nomornya, jika terdapat salah satu
pernyatan yang sesuai dengan makhluk hidup yang diobsevasi, alternatif lainnya gugur,
langkahnya terus berulang hingga ditemukan famili, ordo, kelas, dan seterusnya. Lalu,
Multiakses adalah kunci identifikasi yang dipilih secara bebas, identifikasi dapat
dimulai dari titik dan dengan mengikuti urutan mana saja yang pilihannya paling mudah
ditentukan. Muliakses tujuannya hampir sama dengan kunci dikotimus, namun
memiliki banyak keuntungan dalam digital. Multiakses dapat digunakan dengan
aplikasi LUCID yang sebelumnya berintegrasi dengan aplikasi JAVA dan hasilnya
dapat berupa istilah morfologi dan foto (Biologydictionary.net editors, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Pattnaik, Gayatri & Parvathi, K.. (2020). A Review on Advanced Techniques on Plant Pest
Detection and Classification. 10.1007/978-981-13-9282-5_63.

International Journal of Advanced Biotechnology and Research ISSN 0976-2612, Online


ISSN 2278–599X, Vol 4, Issue 2, 2013, pp 189-199 http://www.bipublication.com

Hidayat, N., & Hidayat, I. P. (1994). Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Penerbit Trigenda
Karya. Jakarta.

National Research Council. 1969. Insect-Pest Management and Control. Washington, DC:
The National Academies Press. https://doi.org/10.17226/18674.

Wainright suzzane et al., 2010. Pest Identification. Nursery Management.


https://www.nurserymag.com/article/nmpro-0610-pest-identification-buglady/

Shields, Brenton. "The Importance of Scientific Names for Organisms" sciencing.com,


https://sciencing.com/importance-scientific-names-organisms-8518154.html. 7 September
2021.

Zehnder Geoff. Overview of Monitoring and Identification Techniques for Insect Pests.
eOrganic. Clemson University.

Ekawati, E. (2017). Modul Program Keahlian ganda Mata Pelajaran Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman Perkebunan.

AWALIYAH, S. F. (2019). IDENTIFIKASI SERANGGA HAMA PENYERANG BATANG


PADA TANAMAN TEMBAKAU (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

Rahmah, A. (2020). Variasi morfologi tikus sundamys (Ordo: Rodentia) asal populasi
Kalimantan dan Sumatera (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Ernawati, D., & Priyanto, D. (2013). Pola sebaran spesies tikus habitat pasar berdasarkan
jenis komoditas di pasar kota Banjarnegara. BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN
PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA, 58-62.

Isnani, T. (2016). Perilaku Pengendalian Tikus Di Daerah Berisiko Penularan Leptospirosis.


Indonesian Journal of Health Ecology, 15(2), 107-114.

Ikayanti Fitri. (2019). Hama Tikus dan Teknik Pengendaliannya di Desa Nipah Kuning
Kecamatan Pontianak Barat. Dinas pangan, pertanian, dan perikanan. Kota Pontianak
Editors, b. (2017). Dichotomous Key. Retrieved from
https://biologydictionary.net/dichotomous-key/

PLAGIARISME

Anda mungkin juga menyukai