Anda di halaman 1dari 21

Titin Setyorini

Metode Pemuliaan Tanaman


Menyerbuk Silang
Metode Pemuliaan Tanaman Memperbaiki populasi suatu tanaman
Menyerbuk Silang (intra population improvement)

Seleksi Massa Metode tanpa


(Mass Selection) uji keturunan

Seleksi Tongkol Baris


(Ear-to-row Selection) Metode dengan uji
(Half-sib Family keturunan
Selection)

Seleksi Saudara Kandung


(Full-sib Family Selection)

Seleksi Keturunan S-1


(S-1 Progeny Selection)
Seleksi Massa :
 Memilih individu dengan yang
sifat dikehendaki dari populasi dasar
 Seleksi didasarkan pada fenotipe
 Tidak ada kontrol persilangan
 Tidak ada uji keturunan
 Mendapatkan frekueni genotipe
superior terbesar dalam populasi
 Menghasilkan varietas bersari bebas (open
pollinated varieties)

Kelebihan Seleksi Massa : Kelemahan Seleksi Massa :


 Mudah dan murah Kurang efektif untuk memperbaiki sifat-
 Cepat (satu musim per siklus) sifat kuantitatif yang mempunyai
 Silang dalam kecil heritabilitas rendah
Prosedur Seleksi Massa :
 Tanam populasi dasar atau populasi campuran
 Biji dari tanaman terpilih dipanen
 Biji dari tanaman terpilih dengan jumlah yang sama dicampur
dan ditanam untuk siklus seleksi berikutnya
 Pengaruh lingkungan dapat dikurangi (ketelitian ditingkatkan)
dengan membagi petak seleksi menjadi blok-blok berukuran
kecil
 Setiap blok dipilih tanaman terbaik dengan jumlah sama

X X X
X XXX
X
XXXX
XXX X

XXXX
XXX X
Seleksi Tongkol Baris
(Ear-to-row Selection)
(Half-sib Family
Prosedur Seleksi Tongkol-Baris : Selection)
 Dipilih individu superior → 200-300
individu
 Tanpa/sebagian kontrol persilangan
 Tongkol dari individu terpilih Seleksi Tongkol-Baris :
dipanen  Perbaikan dari seleksi massa
 Sebagian benih dari tongkol terpilih  Seleksi individu tanaman
ditanam dalam baris, sisanya dengan sifat yang dihendaki
disimpan dan tidak dicampur  Didasarakan pada fenotipe
 Ditentukan baris-baris terbaik (uji  Tanpa atau sebagian kontrol
keturunan) silang
 Sisa benih dari baris-baris terbaik  Dilakukan uji keturunan
dicampur untuk ditanam pada siklus  Menghasilkan varietas
berikutnya bersari bebas
Seleksi Saudara Kandung
(Full-sib Family
Selection)
Tahapan dan cara seleksi saudara kandung hampir sama dengan seleksi saudara tiri (half-
sib family selection). Perbedaannya terletak pada macam struktur material seleksi. Pada
seleksi saudara tiri, tetua jantan tidak diketahui. Sedangkan pada seleksi saudara kandung,
tetua jantan diketahui.

Prosedur Seleksi Saudara Kandung :


 Tahun pertama, membuat sejumlah persilangan sepasang-sepasang pada populasi
dasar. Pada waktu panen, setiap tongkol hasil persilangan yang terpilih dipipil dan
masing-masing diberi nomor.
 Tahun kedua, sebagian biji hasil panen ditanam untuk dilakukan evaluasi terhadap
keturunan hasil persilangan. Sebagian biji disimpan. Tanaman F-1 tersebut kemudian
dievaluasi untuk mengetahui nomor-nomor terpilih.
 Tahun ketiga, menanam biji sisa yang disimpan yang merupakan nomor-nomor
terpilih agar terjadi rekombinasi secara random mating. Biji hasil rekombinasi ini
kemudian ditanam untuk siklus seleksi berikutnya.
A B

I C

D E

1/2 ABCDE

II
ABCDE

1/2 BDE

B Biji dipanen, kemudian ditanam


III Random mating sebagai populasi dasar siklus
D selanjutnya
Tahapan dan cara seleksi Prosedur Seleksi Keturunan S-1 :
keturunan S1 hampir sama
dengan seleksi saudara  Tahun pertama, pada populasi dasar dipilih
kandung. Perbedaannya tanaman yang memiliki sifat superior.
terletak pada macam Tanaman tersebut kemudian di-selfing.
Tongkol hasil persilangan dipipil dan masing-
struktur material seleksi masing diberi nomor.
yang digunakan yaitu  Tahun kedua, sebagian biji hasil panen
tanaman hasil penyerbukan ditanam untuk dilakukan evaluasi terhadap
sendiri (selfing) dari keturunan hasil persilangan. Sebagian biji
disimpan. Tanaman F-1 tersebut kemudian
tanaman terpilih. dievaluasi untuk mengetahui nomor-nomor
terpilih.
 Tahun ketiga, menanam biji sisa yang
disimpan yang merupakan nomor-nomor
terpilih agar terjadi rekombinasi secara
random mating. Biji hasil rekombinasi ini
kemudian ditanam untuk siklus seleksi
berikutnya.
Seleksi Keturunan S-1
(S-1 Progeny Selection)
A B

I C

D E

1/2 ABCDE

II
ABCDE

1/2 ABD

A Biji dipanen, kemudian ditanam


III Random mating sebagai populasi dasar siklus
B selanjutnya
Tanaman terpilih di-
Seleksi massa
random mating

Seleksi Keturunan terpilih di- Tujuan : mengetahui


keturuna random mating seleksi tanaman/tongkol
n seberapa jauh ditanam mampu
terpilih setelah
menunjukkan kelebihan-kelebihan
bila disilangkan dengan tanaman
lain (di-random mating).

Kemampuan untuk
kelebihan-kelebihan bila disilangkan
menunjukkan
disebut daya gabung (combining Tanaman atau populasi tanaman
ability) yang dapat bersifat umum dan yang digunakan untuk melihat atau
khusus. mengetahui kemampuan tersebut
disebut tanaman/populasi penguji
(tester).
Daya gabung umum (general combining ability) adalah rata-rata penampilan
keturunan tetua dari berbagai persilangan. Tester yang digunakan adalah
tanaman jantan dari suatu varietas yang sudah dikenal keunggulannya (good
variety) sebagai pollinator. Daya gabung khusus (specific combining ability)
merupakan besarnya penyimpangan penampilan suatu hasil persilangan dari
hasil rata-rata penampilannya (general combining ability). Memperkirakan daya
gabung khusus pada suatu tetua dilakukan dengan cara melihat hasil persilangan
tetua tersebut sebagai tanaman betina, bila disilangkan dengan tetua jantan dari
suatu galur murni (inbred line) sebagai pollinator.

Metode Pemuliaan Tanaman Memperbaiki antar-populasi tanaman


Menyerbuk Silang (inter population improvement)

Seleksi Berulang
(Recurrent Selection)
 Untuk mengumpulkan gen-gen karakter
Seleksi Berulang kuantitatif pada populai tanpa kehilangan
(Recurrent Selection) variabilitas genetik
 Meningkatkan frekuensi gen-gen yang
diinginkan dalam setiap siklus seleksi

Seleksi Berulang
Sederhana (Fenotipe)

 Disejajarkan dengan seleksi massa


 Seleksi didasarkan pada penampilan tetua jantan dan betina
 Tidak ada uji keturunan
 Terdapat kontrol persilangan
 Bertujuan meningkatkan genotipe superior dalam populasi
 Varietas yang dihasilkan adalah varietas bersari bebas
Prosedur Seleksi Berulang Sederhana / Fenotipe :

 Suatu populasi ditanam sedemikian rupa sehingga memungkinkan


untuk diadakan seleksi secara individu
 Dipilih individu-individu superior untuk sifat yang diinginkan, individu
lain dihilangkan atau diemaskulasi
 Diadakan persilangan di antara individu-individu terpilih
 Hasil silangan dipanen dan biji dicampur
 Biji hasil silangan → ditanam → diadakan pemilihan individu-individu supero
ir
kembali
 Demikian seterusnya, sampai diperoleh sifat yang diperbaiki sesuai dengan
kriteria seleksi
Seleksi Berulang untuk Daya Gabung Umum
(Recurrent Selection for General Combining Ability)

 Didasarkan pada penampilan fenotipe keturunan → evaluasi genotipe


 Terdapat kontrol persilangan
 Terdapat uji keturunan dimana tetua penguji memiliki keragaman genetik yang luas
(verietas bersari bebas)
 Penguji harus memiliki sifat yang tidak menonjol untuk karakter yang diperbaiki
 Hasil : varietas sintetis, galur-galur potensial
Prosedur Seleksi Berulang untuk Daya Gabung Umum :

 Pada generasi pertama (G1) menanam populasi dasar dan membuat sejumlah
penyerbukan sendiri sehingga dihasilkan sejumlah populasi S1
 Pada generasi kedua (G2), sebagian biji dari galur-galur S1 ditanam terpisah
dalam baris-baris dan sisa bijinya disimpan
 Di samping itu juga ditanam populasi tetua penguji
 Diadakan sejumlah persilangan antara galur-galur S1 tersebut dengan tetua
penguji
 Biji hasil persilangan pada generasi kedua ditanam dengan ulangan secukupnya
(untuk uji keturunan)
 Pada generasi ketiga (G3) diadakan pemilihan galur S1 berdasarkan
uji keturunannya
 Galur S1 yang menghasilkan keturunan yang baik dipilih untuk diteruskan pada
generasi berikutnya
 Pada generasi keempat (G4), sisa biji galur S1 terpilih dicampur dan ditanam.
Populasi ini dibiarkan kawin acak, sehingga terjadi rekombinasi.
 Biji hasil kawin acak ini dicampur untuk digunakan pada siklus berikutnya
Seleksi Berulang untuk Daya Gabung Khusus
(Recurrent Selection for Specific Combining Ability)

 Tujuan : mencari kombinasi yang khas dan memperlihatkan perbaikan terbesar dari
suatu populasi. Galur murni-galur murni yang lebih baik dapat diturunkan dari populasi
tersebut
 Prosedur seleksi sama dengan seleksi berulang untuk daya gabung umum, kecuali
berbeda pada varietas pengujinya
 Varietas penguji memiliki variabilitas genetik yang sempit → galur murni, hibrida silang
tunggal
 Varietas yang dihasilkan : hibrida tunggal, hibrida ganda

Cara dan tahapan yang dilakukan sama dengan seleksi berulang untuk daya gabung
umum,
hanya penguji (tester) yang digunakan adalah galur murni (inbred line).
Seleksi Berulang Timbal Balik
(Reciprocal Recurrent Selection)

- Seleksi berdasarkan uji keturunan untuk mengevaluasi kemampuan daya gabung


umum dan khusus
- Seleksi timbal balik untuk daya gabung umum memanfaatkan ragam aditif populasi,
seleksi timbal balik untuk daya gabung khusus memanfaatkan ragam dominan
- Metode ini sering digunakan pada tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit Tenera
merupakan persilangan antara Dura dengan Psifera. Seleksi dilakukan pada populasi
Dura dan psifera sekaligus.

Program seleksi berulang timbal balik menggunakan dua populasi heterogen dan
heterozigot., yang masing-masing digunakan baik sebagai populasi bahan seleksi
maupun penguji. Misalkan digunakan populasi A dan B. Apabila populasi A dijadikan
bahan seleksi maka populasi B sebagai penguji. Sebaliknya bila B sebagai bahan seleksi
maka A sebagai penguji. Proses seleksi untuk kedua populasi berjalan bersamaan
Ciri program ini adalah pada mulanya kedua populasi penguji bertindak untuk biji
keturunan bagi daya gabung umum. Namun, setelah seleksi berlangsung terjadi
pergeseran secara bertingkat bahwa kedua populasi tersebut diperuntukkan menguji
kombinasi gen dalam arti daya gabung khususnya. Sasaran akhir adalah persilangan dua
populasi untuk memperoleh penampilan hibrida secara maksimal

Anda mungkin juga menyukai