X X X
X XXX
X
XXXX
XXX X
XXXX
XXX X
Seleksi Tongkol Baris
(Ear-to-row Selection)
(Half-sib Family
Prosedur Seleksi Tongkol-Baris : Selection)
Dipilih individu superior → 200-300
individu
Tanpa/sebagian kontrol persilangan
Tongkol dari individu terpilih Seleksi Tongkol-Baris :
dipanen Perbaikan dari seleksi massa
Sebagian benih dari tongkol terpilih Seleksi individu tanaman
ditanam dalam baris, sisanya dengan sifat yang dihendaki
disimpan dan tidak dicampur Didasarakan pada fenotipe
Ditentukan baris-baris terbaik (uji Tanpa atau sebagian kontrol
keturunan) silang
Sisa benih dari baris-baris terbaik Dilakukan uji keturunan
dicampur untuk ditanam pada siklus Menghasilkan varietas
berikutnya bersari bebas
Seleksi Saudara Kandung
(Full-sib Family
Selection)
Tahapan dan cara seleksi saudara kandung hampir sama dengan seleksi saudara tiri (half-
sib family selection). Perbedaannya terletak pada macam struktur material seleksi. Pada
seleksi saudara tiri, tetua jantan tidak diketahui. Sedangkan pada seleksi saudara kandung,
tetua jantan diketahui.
I C
D E
1/2 ABCDE
II
ABCDE
1/2 BDE
I C
D E
1/2 ABCDE
II
ABCDE
1/2 ABD
Kemampuan untuk
kelebihan-kelebihan bila disilangkan
menunjukkan
disebut daya gabung (combining Tanaman atau populasi tanaman
ability) yang dapat bersifat umum dan yang digunakan untuk melihat atau
khusus. mengetahui kemampuan tersebut
disebut tanaman/populasi penguji
(tester).
Daya gabung umum (general combining ability) adalah rata-rata penampilan
keturunan tetua dari berbagai persilangan. Tester yang digunakan adalah
tanaman jantan dari suatu varietas yang sudah dikenal keunggulannya (good
variety) sebagai pollinator. Daya gabung khusus (specific combining ability)
merupakan besarnya penyimpangan penampilan suatu hasil persilangan dari
hasil rata-rata penampilannya (general combining ability). Memperkirakan daya
gabung khusus pada suatu tetua dilakukan dengan cara melihat hasil persilangan
tetua tersebut sebagai tanaman betina, bila disilangkan dengan tetua jantan dari
suatu galur murni (inbred line) sebagai pollinator.
Seleksi Berulang
(Recurrent Selection)
Untuk mengumpulkan gen-gen karakter
Seleksi Berulang kuantitatif pada populai tanpa kehilangan
(Recurrent Selection) variabilitas genetik
Meningkatkan frekuensi gen-gen yang
diinginkan dalam setiap siklus seleksi
Seleksi Berulang
Sederhana (Fenotipe)
Pada generasi pertama (G1) menanam populasi dasar dan membuat sejumlah
penyerbukan sendiri sehingga dihasilkan sejumlah populasi S1
Pada generasi kedua (G2), sebagian biji dari galur-galur S1 ditanam terpisah
dalam baris-baris dan sisa bijinya disimpan
Di samping itu juga ditanam populasi tetua penguji
Diadakan sejumlah persilangan antara galur-galur S1 tersebut dengan tetua
penguji
Biji hasil persilangan pada generasi kedua ditanam dengan ulangan secukupnya
(untuk uji keturunan)
Pada generasi ketiga (G3) diadakan pemilihan galur S1 berdasarkan
uji keturunannya
Galur S1 yang menghasilkan keturunan yang baik dipilih untuk diteruskan pada
generasi berikutnya
Pada generasi keempat (G4), sisa biji galur S1 terpilih dicampur dan ditanam.
Populasi ini dibiarkan kawin acak, sehingga terjadi rekombinasi.
Biji hasil kawin acak ini dicampur untuk digunakan pada siklus berikutnya
Seleksi Berulang untuk Daya Gabung Khusus
(Recurrent Selection for Specific Combining Ability)
Tujuan : mencari kombinasi yang khas dan memperlihatkan perbaikan terbesar dari
suatu populasi. Galur murni-galur murni yang lebih baik dapat diturunkan dari populasi
tersebut
Prosedur seleksi sama dengan seleksi berulang untuk daya gabung umum, kecuali
berbeda pada varietas pengujinya
Varietas penguji memiliki variabilitas genetik yang sempit → galur murni, hibrida silang
tunggal
Varietas yang dihasilkan : hibrida tunggal, hibrida ganda
Cara dan tahapan yang dilakukan sama dengan seleksi berulang untuk daya gabung
umum,
hanya penguji (tester) yang digunakan adalah galur murni (inbred line).
Seleksi Berulang Timbal Balik
(Reciprocal Recurrent Selection)
Program seleksi berulang timbal balik menggunakan dua populasi heterogen dan
heterozigot., yang masing-masing digunakan baik sebagai populasi bahan seleksi
maupun penguji. Misalkan digunakan populasi A dan B. Apabila populasi A dijadikan
bahan seleksi maka populasi B sebagai penguji. Sebaliknya bila B sebagai bahan seleksi
maka A sebagai penguji. Proses seleksi untuk kedua populasi berjalan bersamaan
Ciri program ini adalah pada mulanya kedua populasi penguji bertindak untuk biji
keturunan bagi daya gabung umum. Namun, setelah seleksi berlangsung terjadi
pergeseran secara bertingkat bahwa kedua populasi tersebut diperuntukkan menguji
kombinasi gen dalam arti daya gabung khususnya. Sasaran akhir adalah persilangan dua
populasi untuk memperoleh penampilan hibrida secara maksimal