Oleh:
Endah Kusumayuni
1824011012
MAGISTER AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN
faktor eksternal dan faktor internal dari tanaman itu sendiri. Faktor eksternal yang
kondisi kesuburan tanah, kondisi iklim dan kultur teknis, sedangkan faktor
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman adalah dengan
pemuliaan tanaman.
unggul. Varietas unggul adalah varietas tanaman yang memiliki sifat unggul
seperti nilai ekonomi tinggi, tahan terhadap cekaman lingkungan dan faktor
genetik tanaman.
peluang para pemulia untuk mengembangkan varietas baru dengan sifat unggul
yang diinginkan akan lebih mudah. Keragaman genetik juga dapat menentukan
sehingga peneliti dapat menggabungkan dua sifat unggul yang disukai petani dan
biji besar, tahan terhadap hama dan penyakit serta tahan terhadap cekaman
1.2 Tujuan
menjadi ciri pembeda antara spesies yang satu dengan spesies lainnya dalam suatu
genetik suatu populasi tanaman maka semakin besar kombinasi sifat yang dapat
merupakan varietas yang memang sudah ada pada suatu daerah dan telah
beradaptasi pada kondisi agroekosistem dan cekaman biotik dan abiotik di suatu
aplikasi penyakit pada tanaman tetapi pengujian ini membutuhkan waktu yang
lama dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya serta memiliki tingkat
karena stabil dan dapat dideteksi pada semua jaringan tanaman serta tidak
Menurut Hallauer dan Miranda (1995) dalam Hermanto dkk., (2017), pendugaan
ragam genetik (σ 2g) , ragam interaksi genetik dan lingkungan (σ 2gxe), ragam
lingkungan (σ 2e) dan ragam fenotif (σ 2p) serta koefisien keragaman genetik
Menurut Pinaria dkk., (1995) dalam Hermanto dkk., (2017), luas atau sempitnya
nilai keragaman genetik suatu karakter ditentukan berdasarkan ragam genetic dan
b. Alih fungsi lahan menjadi perkantoran, pemukiman, industry dan lain – lain.
Internasional Tbk yaitu 42D, 50D, 96D, 61I, 40D, 21D, 59I, 57D, 40I, 102D, 58I,
59D, 94D, 43D, 60I, 99D,100D, 98D dan 04I dan 1 genotif komersil bersari bebas
yaitu Tora yang telah dilepas oleh Tim Pemuliaan Tomat bagian Genetika dan
Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2015 di
menjadi varietas tomat dengan produktivitas tinggi adalah genotipe 42D dengan
bobot buah 48.16 g dan bobot buah per tanaman 2.35kg, genotipe 59D dengan
bobot buah 62.20 g dan bobot buah per tanaman 2.48 kg, genotipe Tora dengan
bobot buah 58.56 g dan bobot buah per tanaman 1.89 kg, genotipe 97D dengan
bobot buah 90.35 g dan bobot buah per tanaman 2.24 kg dan genotipe 94D dengan
bobot buah 88.34 g dan bobot buah per tanaman 2.67 kg.
variabilitas genetik dan variabilitas fenotipe yang sempit pada karakter umur
berbunga, umur panen, tinggi tanaman, bobot perbuah dan bobot buah total per
buah, tebal daging buah dan jumlah rongga buah memiliki karakter luas. Hal
Pemilihan genotipe yang baik dilakukan adalah pada keragaman genetik yang luas
karena dalam proses seleksi akan lebih efektif dibandingkan dengan karater yang
terbesar adalah Ipb T 13 x Ipb T 64, genotipe dengan panjang buah, diameter buah
dan tebal daging buah tertinggi adalah genotipe Ipb T 78 x Ipb T64 sedangkan
yang nyata untuk sifat umur berbunga, umur masak, berat 100 biji, dan hasil biji.
Dari hasil seleksi genotipe berdaya hasil tinggi menggunakan intensitas seleksi
30%, terpilih 14 genotipe kedelai berdaya hasil antara 2,63 - 2,96 t/ha, umur
masak genjah hingga sedang (kisaran 77 - 84 hari), dan ukuran biji sedang hingga
besar (13,71 - 16,75 g/100 biji); 4 genotipe kedelai berdaya hasil tinggi dan
berumur genjah (< 80 hari); dan 13 genotipe berdaya hasil tinggi dan berukuran
biji besar (>14 g/100 biji). Genotipe terpilih terpilih dapat digunakan sebagai
tetua persilangan (Sumber gen) atau digunakan sebagai bahan uji daya hasil dalam
berbunga, umur masak polong, tinggi tanaman, jumlah polongm jumlah cabang,
kultivar padi lokal yang berhasil diidentifikasi yang terdiri dari 39 kultivar padi
beras dan 5 kultivar padi ketan. Keragaman genetik padi lokal tersebut dibedakan
berdasarkan bentuk gabah (Bulat pendek dan ramping panjang) dan warna beras
penting untuk dipelajari karena dapat digunakan sebagai pengetahuan awal dalam
menciptakan varietas unggul baru yang sesuai dengan kebutuhan dimasa depan.
varietas padi lokal Bangladesh yang dibandingkan dengan 1 varietas padi hasil
Tabel 3. Nilai Rata – Rata 13 Karakter yang Berbeda dari 35 Genotipe Padi
Berdasarkan tabel diatas, kelompok III memiliki nilai rata – rata tertinggi pada
parameter panjang malai (LP : 29.92), jumlah cabang malai (NPBP : 11.57),
jumlah gabah kosong per malai (NUFGP : 37.09), bobot 1000 butir (1000GW :
23.73), panjang akar (RL : 11.23), jumlah rambut akar (NRH : 1361.28), dan hasil
gabah per hill (GYH : 26.90). Selanjutnya dilakukan analisis PCA 1 dan PCA 2
bahwa pada PCA 1 lebih unggul dari PCA 2 terhadap parameter jumlah anakan
efektif (0.134), hari berbunga (0.464), jumlah cabang utama malai (0.240), jumlah
cabang sekunder malai (0.447), bobot 1000 butir (0.118), jumlah rambut akar
(0.489), dan hasil gabah per hill (0.472). Berdasarkan uji – uji yang telah
dilakukan didapatkan bahwa varietas yang dapat dijadikan sebagi tetua varietas
unggul adalah G10 (Patnai), G13 (Hogla), G15 (Jota Balam), G18 (Malagoti) dan
suatu tanaman dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jenis spesies
tanaman. Karakter yang diamati adalah tipe pertumbuhan, posisi bunga, warna
mahkota, warna kotak sari, warna putik, posisi putik, warna buah mentah, warna
buah matang, bentuk ujung buah, dan bentuk buah. Dari semua karakter tersebut
menunjukkan bahwa hampir semua karakter kualitatif beragam yang dipengaruhi
oleh gen heterozigot dan diduga adanya penyerbukan silang alami. Hasil
Hariyono R., E. Zuhry, dan Deviona. 2015. Variasi Genetik Hasil Persilangan
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dan Resiprokalnya di Dataran
Rendah. Jom Faperta 2 (1). Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Riau. Riau.
Hermanto R., M. Syukur, dan Widodo. 2017. Pendugaan Ragam Genetik dan
Heritabilitas Karakter Hasil dan Komponen Hasil Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.) di Dua Lokasi. Jurnal Hort. Indonesia 8 (1) ; 31 - 38.