Oleh :
NAMA : HAMRIANI
NIM : D1B116084
KELAS : AGT-D
KELOMPOK : 7 (tujuh)
variabilitas tanaman merupakan hal yang penting dalam pemuliaan tanaman, jika
dalam dunia pemuliaan tanaman tidak ada keragaman, maka kegiatan pemuliaan
(seleksi) akan sulit dilakukan. Keragaman dapat disebabkan oleh pengaruh faktor
lingkungan, faktor genetik atau dari kedua faktor tersebut. Keragaman lingkungan
yaitu tidak dipengaruhi oleh faktor genetiknya sehingga keragaman karakternya tidak
dalam suatu tanaman yang disebabkan oleh faktor genetiknya, sehingga keragaman
pada karakter tersebut dapat diturunkan pada keturunan yang selanjutnya. Keragaman
genetik dapat diketahui dengan cara menanam genotip yang berbeda pada kondisi
lingkungan yang relatif sama. Selain dari faktor lingkungan dan genetik, keragaman
dapat disebabkan oleh kedua faktor tersebut secara bersamaan (genetik dan
lingkungan) atau disebut keragaman fenotip. Keragaman fenotip dapat dilihat pada
populasi yang memiliki genotip berbeda ditanam pada kondisi lingkungan yang
memiliki arti penting bagi pemuliaan dari ketiga jenis keragaman tersebut . Populasi
merupakan dasar yang memiliki keragaman genetik yang tinggi menjadi satu dari
beberapa syarat keberhasilan kegiatan pemuliaan tanaman. Maka dari itu, dapat
Keragaman pada suatu jenis tanaman dapat diketahui melalui kegiatan yang
mengenali seluruh karakter-karakter yang dimiliki oleh suatu jenis tanaman. Sehingga
melalui karakterisasi dapat diidentifikasi penciri dari suatu jenis tanaman. Oleh
karena itu, perlu dilakukan identifikasi terhadap keragaman pada beberapa tanaman
Tujuan praktikum ini yaitu untuk memahami konsep keragaman yang terjadi
pada populasi tanaman (penyebab, macam, arti penting bagi pemuliaan), untuk
mampu mengidentifikasi karakter yang dimiliki suatu tanaman berdasar pada standar
untuk mampu membedakan keragaman yang terjadi pada populasi tanaman dan untuk
lingkungan.
terjadi pada populasi tanaman (penyebab, macam, arti penting bagi pemuliaan),
dapat mampu mengidentifikasi karakter yang dimiliki suatu tanaman berdasar pada
standar karakterisasinya (terutama karakter yang berkaitan dengan kegiatan
antara satu dengan yang lain secara kualitatif dan masing-masing dapat
dikelompokkan dalam bentuk kategori. Karakter kualitatif biasanya dapat diamati dan
dibedakan dengan jelas secara visual, karena umumnya bersifat diskret. Biasanya
karakter ini dikendalikan oleh satu atau beberapa gen. Bila karakter ini dikendalikan
oleh satu gen, maka disebut dengan karakter monogenik, dan bila beberapa gen
disebut dengan oligogenik. Di samping itu karena besarnya peranan satu unit gen
dalam mengekspresikan fenotipenya, maka sering juga disebut dengan gen mayor.
ketahanan terhadap organisme pengganggu, kandungan protein dalam biji, dan lain-
hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berkaitan
langsung dengan karakter fisiologi dan morfologis. Diantara kedua karakter ini,
bijibijian meliputi jumlah tanaman per satuan luas, jumlah malai per tanaman, jumlah
bulir per malai, berat bulir, berat biji kering, dan lain-lain. Untuk ubi jalar, komponen
hasil meliputi jumlah dan ukuran umbi, ukuran dan efisiensi kanopi, rasio bagian atas
Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi.
Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman organisme dalam
satu spesies. Keanekaragaman dapat terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau
Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk
dengan memanfaatkan plasma nutfah yang tersedia di alam dan dapat pula dengan
melakukan persilangan. Sifat-sifat tertentu sering tidak ditemukan pada sumber gen
yang ada sehingga teknologi lainnya perlu diterapkan (Hutami et al., 2010).
mahluk hidup. Setiap organisme dikendalikan oleh sepasang factor keturuna (gen).
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengqan adanya variasi dalam satu
jenis. Variasi mahluk hidup dapat terjadi akibat perkawinan sehingga susunan gen
keturunannya berbeda dari susunan gen induknya . selain itu, variasi mahluk hidup
dapat pula terjadi karena interaksi gen dengan lingkungan. Contoh: keanekaragaman
warna pada bunga tanaman mawar. Tanaman ini memiliki warna bunga yang ber
keanekaragaman pada ayam, terdapat perbedaan bentuk dan ukuran tubuk, warna
bulu dan bentuk pial (jengger) antara ayam kampong, ayam cemani, ayam hutan,
yang masih dalam satu familia. Keanekaragaman hayati tingkat jenis (antar spesies)
dikatakan memiliki keanekaragaman jenis tinggi bila memiliki kekayaan jenis yang
merata, misalnya:satu tempat terdapat 3 jenis burung dan satu jenis ular, dianggap
jagung terhambat oleh produktivitas yang rendah. Hasil biji kering (kadar air 15%)
jagung pulut lokal (Takalar, Gorontalo) hanya 1,5 t/ha. Dibandingkan dengan varietas
lokal maka potensi hasil beberapa pasangan persilangan sudah dapat melampaui,
karena hasil bijinya lebih dari 2 t/ha. Heterosis dari persilangan mampu
meningkatkan ratarata hasil biji kering tetua 1,24 t/ha menjadi rata-rata hibrida 1,87
t/ha biji kering. Efek heterosis yang bervariasi dapat disebabkan oleh jarak genetik
yang dekat, karena tetua berasal dari seleksi varietas lokal Sulawesi Selatan, sehingga
Kenekaragaman dipengaruhi baik faktor dari dalam (gen) dan faktor luar
kelembapan, curah hujan, derajat keasaman tanam (pH) bersama faktor keturunan
(gen) sangat berpengaruh terhadap fenotip. Fenotip merupakan hasil interaksi antara
genotip dengan lingkungan. Setiap makhluk hidup, baik itu tumbuhan, hewan, dan
manusia memiliki persamaan dan perbedaan. Hal tersebut terjadi karena genotip yang
dimiliki individu berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif, adanya
sifat genetic sangat penting karena tanpa adanya variasi sifat makhluk hidup, ilmu
genetika tidak mungkin berkembang. Berbagai pola pewarisan sifat dapat ditemukan
dan diketahui karena adanya variasi sifat pada makhluk hidup (Mustofa et al., 2013)
Variasi somaklonal pada tanaman yang dihasilkan dari kultur jaringan dapat
digunakan untuk meregenerasikan kultivar baru. Dua tipe umum pada variasi ploidi,
yaitu poliploidi dan aneuploidi sering ditemukan pada kultur jaringan sel. Di antara
warna berasnya, dari hitam cerah sampai hitam pekat. Perbedaan warna beras terjadi
sebagai akibat adanya perbedaan kandungan antosianin. Dengan kajian warna beras
maka kemungkinan dengan mudah dapat dibedakan suatu indvidu dengan individu
Alavan, A., R. Hayati dan E. Hayati. 2015. Pengaruh pola kekerabatan terhadap
pertumbuhan beberapa varietas padi gogo (Oryza sativa L.). Jurnal
Floratek, 10: 61- 68
Askariyah, M., 2011. Variabilitas dan heritabilitas berbagai karakter tanaman jagung
(Zea mays L.) pada Generasi F3 Selfing. USU Press. Medan.
Center, B.M.. 2014. Keanekaragaman Hayati. Diunduh pada laman http://
www.biomediacenter.com/keanekaragaman/hayati/ pada tanggal 08 Mei
2008.
Fatimah, S. 2011. Analisa variansi genetic tanaman jagung (Zea mays L.) hasil
persilangan kultivar tambin dengan Srikandi Kuning. Jurnal Agrovigor,
4(2): 1979-5777.
Hutami, S., I. Mariska, dan Y. Supriati. 2010. Peningkatan keragaman genetik
tanaman melalui keragaman somaklonal. Jurnal AgroBiogen, 2(2): 81-88.
Mustofa, Z., I. M. Budiarsa dan G. B. N. Samdas. 2013. Variasi genetik jagung (Zea
mays L.) berdasarkan karakter fenotipik tongkol jagung yang dibudidaya
di Desa Jono Oge. Jurnal e-Jipbiol, 1:33-41.
Santoso, S.B., M.H.G. Yasin dan Faesal. 2014. Daya gabung inbred jagung pulut
untuk pembentukan varietas hibrida. Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan, 33(3).
Solouki, M.H., Mehdikhani, H. Zeinali dan A.A. Emamjomeh. 2008. Study of genetic
diversity in Chamomile (Matricaria chamomilla) based on morphological
traits and molecular markers. Sci. Hortic, 117: 281-287.
Sridianti. 2014. Biodiversity of Indonesia. Diunduh pada laman
http://sridianti.scribd.com/ pada tanggal 08 Mei 2018.
Subekti, A. 2008. Karakteristik dan pola kekerabatan plasma nutfah padi beras merah
di kalimantan barat. Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik
Pertanian. Pontianak.
Syahputra I., Lollie, A.P. Putri dan M. Basyuni. 2017. identifikasi keragaman
molekuler materialgenetik kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
berdasarkan marka ssr (Simple Sequence Repeats). Jurnal Pertanian
Tropik, 4(6): 57- 64.
4.2 Pembahasan
Setiap makhluk hidup memiliki ciri khas. Ciri khas tersebut ada yang sama
dan ada yang berbeda degan makhluk hidup lain. Berdasarkan persamaan dan
menjadi satu kelompok. Perbedaan atau variasi dan persamaan yang tampak di antara
makhluk hidup dalam kelompok itulah yang dijadikan dasar untuk pembagiannya
Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi,
dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman organisme dalam
satu spesies. Keanekaragaman dapat terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau
komunitas.
Kenekaragaman dipengaruhi baik faktor dari dalam (gen) dan faktor luar
kelembapan, curah hujan, derajat keasaman tanam (pH) bersama faktor keturunan
(gen) sangat berpengaruh terhadap fenotip. Fenotip merupakan hasil interaksi antara
genotip dengan lingkungan. Setiap makhluk hidup, baik itu tumbuhan, hewan, dan
manusia memiliki persamaan dan perbedaan. Hal tersebut terjadi karena genotip yang
dimiliki individu berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif, adanya
sifat genetic sangat penting karena tanpa adanya variasi sifat makhluk hidup, ilmu
genetika tidak mungkin berkembang. Berbagai pola pewarisan sifat dapat ditemukan
warna bunga, warna daun, bentuk biji, terdapatnya bulu pada batang. Namun ada juga
produksi, panjang malai, maka dari itu dapat diketahui bahwa keragaman tanaman
kuantitatif.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada praktikum kali ini, dimana
pengamatan pada dua jenis jagung yaitu, jagung kuning (varietas bonanza) dan
jagung putih (varietas pulut) dan diperoleh hasil pengamatan dengan persamaan-
persamaan karakter yang ada pada kedua jenis jagung tersebut, diantaranya pada
kedua daun jenis tanaman ini sama-sama memiliki permukaan yang berbulu dan
bentuk yang memanjang dengan bentuk tongkol silindris mengerucut, susunan biji
teratur, bentuk biji bundar, warna benang sari kuning serta tipe akar serabut, namun
diperoleh pula perbedaan-perbedaan pada kedua jenis jagung tersebut terdapat pada
warna daun, warna batang, warna biji dan warna putik. Keragaman antara jagung dan
jagung putih memiliki karakter kuantitatif yaitu lebar daun 10 dan 9 cm, jumlah daun
10 dan 5,9 cm, panjang daun 60,6 dan 58,1 cm, tinggi tanaman 190 dan 193 cm,
faktor genetik, namun tidak semua karakter kuantitatif tersebut dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan tidak selamanya pula karakter kualitatif dipengaruhi oleh
faktor genetik, ada pula yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut yang biasa
disebut keragaman fenotip contohnya tinggi tanaman dan warna daun. Karakter
kuantitatif seperti tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun dan panjang akar dapat
praktikum kali ini ada dua jenis padi yang diamati yaitu, padi sawah dan padi ketan.
Keragaman antara tanaman padi sawah dan padi ketan memiliki persamaan-
persamaan karakter yang ada pada kedua jenis padi tersebut, diantaranya pada kedua
daun jenis tanaman ini dengan warna daun yang sama, permukaan daun, warna
batang, ruas batang, tipe akar, warna putik dan warna benang sari, sedangkan
perbedaanya hanya terletak pada buah dimana padi ketan dngan warna merah dan
padi sawah dengan warna buah hijau. Karakter kuantitatif yaitu dimana padi ketan
memiliki lebar daun 1,2 cm, panjang daun, 38 cm, tinggi tanaman 103 cm, dan
panjang akar 20,5 cm. sedangkan pada padi sawah 1 cm 5,9 cm, 193 cm, 8,2 cm, 21,6
cm, 2,22 cm, ini disebabkan oleh faktor lingkungan. Perbedaan warna bulir pada
Pengamatan tanaman tomat telah di ketahui bahwa pada praktikum kali ini
ada dua jenis tomat yang diamati yaitu, tomat lokal dan tomat apel. Pengamatan kali
adapun persamaan yang terdapat pada kedua jenis tomat ini yaitu terdapat pada
karakter perukaan daun, warna batang, tipe akar dan kepala putik, sedangkan
perbedaan yang ada pada kedua jenis tanaman ini yaitu terdapat pada warna daun,
kepala putik dan benang sari, perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor genetika.
Memiliki karakter kuantitatif yaitu lebar daun 21,8 cm, dan 22 cm, panjang daun 30
dan 33 cm, tinggi tanaman 86 dan 92 cm, dan panjang akar 31 dan 12 cm, keragaman
ini disebabkan oleh faktor lingkungan. Keragaman ini tidak dipengaruhi oleh
keragaman lingkungan dapat diketahui dengan cara menanam genotip yang sama
Pengamatan pada tanaman kedelai kali ini ada dua jenis kedelai yang diamati
yaitu, kedelai bunga ungu (anjasmoro) dan kedelai bunga ungu (varietas agromulio).
Pengamatan kali ini terdapat persamaan-persamaan karakter yang ada pada kedua
jenis kedelai tersebut, diantaranya pada daun kedua jenis tanaman ini sama-sama
memiliki bentuk daun yang oval, warna daun yang hijau tua dan jumlah daun sama-
sama 3 helai. Pada batang tanaman kedua jenis kedelai ini juga memiliki keragaman
yang sama yaitu memiliki warna batang yang sama. Persamaan pada karakter bunga,
karakter yang ditampakkan sama, mulai dari warna bunga, warna putik dan warna
benang sari semuanya sama, pada buah terdapat pula karakteristik yang sama dimana
bentuk polong dan warna polongnya sama. Persamaan yang terlihat pada akar yaitu
terdapat pada tipe, dimana tipe kedua jenis kedelai ini sama-sama memiliki akar
tunggang. Adapun perbadaan yang tampak pada kedua jenis kedelai ini sangat
terlihat jelas. Pada karakteristik daun, terdapat perbedaan lebar daun, panjang daun
dan warna daun. Pada batang tanaman, warna dan tinggi batang memiliki karakter
yang berbeda. Perbedaan yang tampak pada karakteristik akar yaitu, pada tipe akar.
Adapun perbedaan-perbedaan karakter ini dipengaruhi oleh dua faktor, dimana faktor
tersebut yaitu faktor genetika dan faktor lingkungan, karena telah jelas terpaparkan
pada hasil bahwa tanaman tidak hanya memiliki satu atau dua perbedaan
Pengamatan keragaman tanaman (karakter kualitatif) kali ini ada dua jenis
kedelai yang diamati yaitu, kedelai bunga ungu (varietas devon 1) dan kedelai bunga
perbedaan pada keragaman tanaan tersebut. Adapun persamaan yang terdapat pada
tanaman ini yaitu terdapat pada warna putik dan benang sari, dimana putik berwarna
putih dan benang sari berwarna kuning. Perbedaan yang ada pada kedua jenis
tanaman ini yaitu terdapat pada warna daun, permukaan daun, warna batang,
oleh dua faktor, dimana faktor tersebut yaitu faktor genetika dan faktor lingkungan,
karena telah jelas terpaparkan pada hasil bahwa tanaman tidak hanya memiliki satu
perbedaan karakteristik.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi,
dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman organisme dalam
satu spesies. Keanekaragaman dapat terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau
warna bunga, warna daun, bentuk biji, terdapatnya bulu pada batang. Namun ada juga
produksi, panjang malai, maka dari itu dapat diketahui bahwa keragaman tanaman
kuantitatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka didapat pada saat pengamatan
5.2 Saran
Saran saya dalam praktikum ini yaitu lebih memperhatikan hal-hal yang harus
diamati khususnya pada karakter kualitatif dan kuantitatif, agar hasil dari pengamatan
bisa lengkap dan pengambilan gambar atau dokumentasi lebih fokus sehingga tertuju